Anda di halaman 1dari 15

1

MODUL PERKULIAHAN

ALJABAR LINIER
Aplikasi Aljabar Linier dalam Persamaan
Diferensial

Abstrak Sub-CPMK

Modul ini memberikan gambaran secara Mahasiswa dapat :


umum pembahasan dalam mengetahui Menggunakan Aljabar Linier dalam
aplikasi aljabar linear pada persamaan menyelesaikan persamaan
differensial. differensial.

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

W112100052 Hendy Yusman F, M.Pd


TEKNIK TEKNIK SIPIL
14
Persamaan Diferensial

2021 ALJABAR LINIER Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


2 Hendy Yusman F, M.Pd http://pbael.mercubuana.ac.id/
Persamaan diferensial telah dibahas pada mata kuliah Matematika 2. Di modul ini
akan dibahas bagaimana menyelesaikan Persamaan diferensial dengan
menggunakan aljabar linier. Pada umumnya dikenal dua jenis persamaan difrensial
yaitu Persamaan Difrensial Biasa PDB dan Persamaan Difrensial Parsial PDP.
Untuk mengetahui perbedaan kedua jenis persamaan difrensial itu dapat dilihat
dalam pengertian berikut.
Persamaan Difrensial adalah suatu persamaan yang meliputi turunan fungsi dari
satu atau lebih variabel terikat terhadap satu atau lebih variabel bebas disebut
Persamaan Difrensial. Selanjutnya jika turunan fungsi itu hanya tergantung pada
satu variabel bebas maka disebut Persamaan Difrensial Biasa (PDB) dan bila
tergantung pada lebih dari satu variabel bebas disebut Persamaan Difrensial
Parsial (PDP
Berdasarkan banyaknya variabel bebas, Persamaan Differensial dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu:
1. Persamaan Differensial Biasa, yaitu persamaan differensial yang mengandung
hanya satu variabel bebas

Contoh :

2. Persamaan Differensial Parsial, yaitu persamaan differensial yang mengandung


lebih dari satu variabel bebas.
Contoh :

2021 ALJABAR LINIER Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


3 Hendy Yusman F, M.Pd http://pbael.mercubuana.ac.id/
Definisi :
Tingkat (Ordo) suatu PD adalah tingkat turunan tertingi yang terlibat dalam PD
tersebut. Derajat (degree) suatu PD adalah pangkat dari turunan ordo tertinggi jika
PD tersebut ditulis sebagai polinomial dalam turunan.
Contoh :

1. 2x dx – 3 dy = 0 persamaan differensial tingkat satu derajat satu


(1-1)
dy
2. = 3 – 2x , persamaan tingkat satu derajat satu (1-1)
dx
d 2 y dy
3. - - 2y = 0, persamaan tingkat dua derajat satu (2-1)
dx 2 dx
d3y d2y dy
4. - 4 + 4y = 0, persamaan tingkat 3 derajat 1 (3-1)
dx 3 dx 2
dx
5. (y’’)2 + (y’)3 + 3y = x2, persamaan tingkat dua derajat dua (2-2)
6. y” = (y’)3 + y’, persamaan tingkat dua derajat satu (2-1)
z z
7. z+ x = 0, persamaan tingkat satu derajat satu (1-1)
x y

2z 2z
8. + = x2 + y, persamaan tingkat dua derajat satu (2-1)
x 2 y 2
z z
9. x +y = z, persamaan tingkat satu derajat satu (1-1)
x y
Definisi :
Suatu persamaan yang tidak lagi memuat turunan dan memenuhi satu persamaan
differesial disebut penyelesaian persamaan differensial.
Contoh :
Misalkan diberikan persamaan diferensial y’’ – 4y’ + 4y = 0
selidikilah apakah y = e2x, merupakan penyelesaian bagi persamaan di atas?
Jawab :
turunkan y = e2x
y’ = 2e2x
y’’ = 4e2x
turunan ini disubstitukan pada ruas kiri persamaan diferensial semula, maka :

2021 ALJABAR LINIER Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


4 Hendy Yusman F, M.Pd http://pbael.mercubuana.ac.id/
4e2x – 4(2e2x) + 4(e2x) = 0
0 =0

Penyelesaian suatu persamaan diferensial dibedakan menjadi 2 yaitu :

a. Penyelesaian/Solusi Umum Persamaan Differensial (SU), adalah selesaian PD


yang masih memuat memuat konstanta penting (konstanta sebarang).

b. Penyelesaian/Solusi Partikulir/Khusus Persamaan Differensial (SK), adalah


selesaian PD yang diperoleh dari PUPD dengan mengganti konstanta penting
dengan konstanta yang memenuhi syarat awal atau syarat batas

Konsep Pendukung
Sebagai gambaran awal perhatikan persamaan diferensial sederhana berikut :

y’ = ay

dimana y = f(x) adalah sebuah fungsi tak diketahui yang akan ditentukan, y’ = dy/dx
adalah turunannya, sedangkan a adalah sebuah konstanta. Seperti kebanyakan
persamaan diferensial, mempunyai takhingga banyak penyelesaian, pemecahan-
pemecahan tersebut adalah fungsi-fungsi yang berbentuk

y = Ceax

dimana C adalah sebarang konstanta. Masing-masing fungsi berbentuk seperti ini


menyajikan pemecahan dari y’ = ay karena y’ = Caeax = ay

sebaliknya setiap pemecahan y’ = ay haruslah merupakan sebuah fungsi


berbentuk

Caeax, sehingga menjelaskan semua pemecahan y’ = ay, kita namakan sebagai


solusi

Umum ( general solution) dari y’ = ay, adakalanya kita harus menentukan solusi
khusus

(particular solution) dari pemecahan umum tersebut. Misalnya mengharuskan

pemecahan y’ = ay memenuhi kondisi tambahanseperti y(3) = 6, yakni y = 6 jika x =


3,

maka solusi umum y’ = Caeax kita dapatkan nilai untuk c, yaitu :

6 = ce0 = c, jadi y = 6eax adalah pemecahan satu-satunya dari y’ = ay yang


memenuhi

2021 ALJABAR LINIER Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


5 Hendy Yusman F, M.Pd http://pbael.mercubuana.ac.id/
kondisi y(3) = 6

Pemecahan sistem persamaan diferensial


Pada bagian ini kita akan coba telaah bagaimana memecahkan sistem
persamaan

diferesial yang berbentuk:

Dimana :

y1 = f1(x), y2 = f2(x), ...,yn= fn (x)

adalah fungsi-fungsi yang akan ditentukan, dan aij adalah konstanta – konstata. Hal

tersebut dapat dibuat dalam bentuk matrik, sebagai berikut:

Secara lebih singkat dapat kita tulis :


Y’ = AY utuk memecahkan sistem persamaan tersebut, dapat dilakukan beberapa
langkah sebagai berikut:
1. Carilah matrik P yang mendiagonalisasi A

2021 ALJABAR LINIER Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


6 Hendy Yusman F, M.Pd http://pbael.mercubuana.ac.id/
2. Buatlah subtitusi Y = PU dan Y’ = Pu’ untuk mendapatkan “sistem
diagonalisasi” yang baru U’ = DU, dimana D = P-1AP
3. Pecahkanlah U’=DU
4. Tentukanlah Y dari persamaan Y = PU.
Definisi
Jika A adalah matrik n x n, maka vektor taknol x di dalam R n dinamakan vektor
eigen dari A jika Ax adalah kelipatan skalar dari x; yakni, Ax = x untuk suatu skalar
. skalar  dinamakan nilai eigen atau nilai karakteristik dari A dan x dikatakan
vektor eigen yang besesuaian dengan .

Persamaan karakteristik
untuk mencari nilai eigen matrik A yang berukuran n x n maka kita menuliskan
kembali

Ax = x sebagai Ax = Ix atau ekuivalen (I – A)x = 0 supaya  menjadi nilai eigen,

maka harus ada pemecahan taknol dari persamaan ini atau seperti yang telah kita

bahas dahulu, persamaan tersebut akan mempunyai pemecahan taknol jika dan
hanya

jika det (I – A) = 0, ini dinamakan persamaan karakteristik A; skalar yang


memenuhi

persamaan ini adalah nilai eigen dari A. Bila diperluas, maka determinan det (I –
A)

adalah polinom  yang kita namakan polinom karakteristik dari A.

Lebih lanjut menurut Finizio dan Ladas (1988:79) mendefiniskan bahwa persamaan
polinom;
f() = ann + an -1 n –1 + a1 + a0
disebut polinom karakteristik untuk persamaan diferensial homogen dengan
koefisien konstanta, berbentuk :
an yn + an -1 yn-1 + a1 y’ + a0 y = 0

2021 ALJABAR LINIER Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


7 Hendy Yusman F, M.Pd http://pbael.mercubuana.ac.id/
dan persamaan f () = 0 disebut persamaan karakteristik untuk persamaan
diferensial homogen tersebut, akar-akar persamaan karakteristik itu disebut akar-
akar karakteristik.

Aplikasi
Contoh 1:

Selesaikan persamaan diferensial homogen y” = 0 yang memenuhi syarat awal y


(1) = 1 dan y’ (1) = 2.

Penyelesaian:

Untuk meyelesaikan persamaan Diferensial diatas kita dapat langsung


mengintegralkannya:

(1) y'   0dx  c1

kemudian kita integralan lagi sehingga didapat :

(2) y'   c1dx  c1 x  c2

dengan syarat awal y (1) = 1 dan y’ (1) = 2, maka kita subtitusikan ke persamaan
(1) dan persamaan (2), diperoleh : c1 + c2 = 1 c = 2 didapat matrik yang diperbesar
sebagai berikut: dengan menggunakan OBE kita dapat menemukan nilai c1 dan c2,
sebagaimana berikut:
dengan syarat awal y (1) = 1 dan y’ (1) = 2, maka kita subtitusikan ke persamaan (1) dan persamaan
(2), diperoleh : c1 + c2 = 1 dan c = 2, didapat matrik yang diperbesar sebagai berikut:

1 1 1
1 0 2
 
dengan menggunakan OBE kita dapat menemukan nilai c1 dan c2, sebagaimana berikut:

1 1 1 H 12 1 0 2 H 21( 1) 1 0 2 
1 0 2 
     
  1 1 1 0 1  1
sehingga didapat c1 = 2 dan c2 = -1.
maka penyelesaian khusus (particular solution) dari persamaan diferensial diatas
adalah
y = 2x -1
Contoh 2:

Selesaikan sistem persamaan diferensial

2021 ALJABAR LINIER Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


8 Hendy Yusman F, M.Pd http://pbael.mercubuana.ac.id/
y’1 = -2y1 + y2

y’2 = 4y1 + y2

Kemudian carilah solusi khusus yang memenuhi kondisi-kondisi awal y1(0) = 1, y2


(0) = 6

Penyelesian:
(a) Matriks koefisien untuk persamaan tersebut adalah
 2 1
A 
 4 1
untuk mencari matrik P yang mendiagonalisasi A, maka kita cari vektor-
vektor eigen dari A yang bebas linear.
1 0  2 1  0   2 1   2  1 
I  A        
0 1  4 1  0    4 1   4   1
Maka polinom karakteristiknya
2 1
Det(I  A)   2    6
4  1
Dan persamaan karakteristikya
2    6  0

Maka nilai-nilai Eigennya adalah :


x 
 = 2 dan  = -3. menurut definisi, x   1 
 x2 
adalah vektor eigen A yang bersesuaian dengan , jika dan hanya jika x adalah
pemecahan taktrivial dari (I – A) = 0, yakni dari
2  1  x1  0

4   1  x2  0

Jika  = 2,

4  1  x1  0

 4 1  x2  0

maka dengan OBE kita peroleh

2021 ALJABAR LINIER Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


9 Hendy Yusman F, M.Pd http://pbael.mercubuana.ac.id/
4  1  x1  0 H 21(1) 4  1  x1  0
  
 4 1  x2  0 0 0  x2  0

diperoleh persamaan baru 4x1 – x2 = 0


misal x1 = t maka x2 = 4t. Sehingga

 x1   t  1
 x   4t   t 4
 2    

jadi,

1 
P1   
 4

adalah sebuah basis untuk ruang eigen yang bersesuaian dengan  = 2.

Jika  = -3, maka

1  1  x1  0

 4  4  x 2  0

dengan OBE kita peroleh

1  1  x1  0 H 21( 4)  1  1  x1  0


 
 
 4  4  x2  0 0 0  x2  0

diperoleh persamaan baru –x1 – x2 = 0


misal x1 = t maka x2 = -t. sehingga

 x1   t   1 
 x    t   t  1
 2    

jadi,

1
P1   
 1

adalah sebuah basis untuk ruang eigen yang bersesuaian dengan  = -3.

jadi,

1 1 
P 
4  1

mendiagonalisasi A, dan

2021 ALJABAR LINIER Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


10 Hendy Yusman F, M.Pd http://pbael.mercubuana.ac.id/
D  P 1 AP
1   1 1   2 1 1 1  2 0 
D 
 5  4  1  4 1 4  1 0  3

kita pecahkan U’ = DU,

 u1'  2 0   u1 
 '  
u 2  0  3 u 2 

Atau u1’ = 2u1 dan u2’ = -3u2

didapat pemecahannya adalah

u1  c1e 2 x
u 2  c 2 e 3 x

Atau

 c e2x 
U   1 3 x 
c2 e 

sehingga persamaan Y = PU menghasilkan Y sebagai pemecahan baru

Y = PU

 y1  1 1   c1e 2 x   c1e 2 x  c2 e 3 x 
 y   4  1  3 x    3 x 
 c2 e  4c2 e  c2 e 
2x
 2 

Atau

y1  c1e 2 x  c 2 e 3 x
y 2  c 2 e 2 x  c 2 e 3 x
(b) Jika kita mensubtitusikan kondisi- kondisi awal yang diberikan ke dalam
pemecahan umum (general solution) tersebut, kita dapatkan;
y1 (0) = 1, maka c1 + c2 = 1
y2 (0) = 6, maka 4c1- c1 = 6
dengan OBE, kita dapat ,mencari nilai c1 dan c2

1 2 1 H 21( 4) 1 2 1 H 2(  19 ) 1 2 1  H 12( 2) 1 0 13 


4  1 6  
  0 1  2     9
  
9 
2
  0 9 2   9  
0 1

Dengan demikian

2021 ALJABAR LINIER Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


11 Hendy Yusman F, M.Pd http://pbael.mercubuana.ac.id/
C1 = 13/9
Dan
C2 = -2/9
sehingga dengan kondisi-kondisi awal diberikan penyelesaian kuhususnya atau
particular solution adalah
13 2 x 2 3 x
y1  e  e
9 9
52 2 x 2
y2  c1e  c 2 e 3 x
9 9

Contoh 3 :

Selesaikan persamaan diferensial y” – y’ – 6y = 0.

Penyelesaian:

Persamaan diferensial ini mempunyai persamaan karakteristik

2 -  - 6 = 0

( - 3) ( + 2) = 0

sehingga nilai karakteristiknya adalah  = 3 dan  = -2

jadi penyelesaian umumnya adalah y  c1e 3 x  c 2 e 2 x

atau anda bisa dengan memisalkan y1 = y, dan y2 = y’ sehingga didapat sistem


persamaan diferensial; y’1 = y2 y’2 = 6y1 + y2 (Silahkan anda coba!)

KESIMPULAN
Sebagaimana diketahui, suatu metode atau langkah yang ditemukan tidak luput dari
kelebihan dan kelemahan dalam penggunaannya dan tidak terkecuali dalam langkah-
langkah menentukan solusi partikulir Persamaan Diferesial Linear tersebut. Akan tetapi kita
sudah dapat melukiskan bahwa aljabar linear dapat diterapkan untuk memecahkan sistem
persamaan diferensial tertentu, yang sangat berperan ddan begitu mendalam.

2021 ALJABAR LINIER Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


12 Hendy Yusman F, M.Pd http://pbael.mercubuana.ac.id/
Latihan soal

I. Selesaikan sistem persamaan diferensial berikut;

y1'  y1  y 2
1.
y 2  3 y1  y 2

y1'   y 2
2.
y 2   y1

y1'  14 y1  10 y 2
3.
y 2  5 y1  y 2

II. Selesaikan masalah nilai awal persamaan diferensial berikut

y1'  5 y1  8 y 2  1
1.
y 2  6 y1  9 y 2  t

dan kondisi awal y1(0) = 4, y2(0) = -3

y1'  4 y1  2 y 2
2.
y 2  y1  y 2

Dan kondisi awal y1(0) = 3, y2(0) = 2

2021 ALJABAR LINIER Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


13 Hendy Yusman F, M.Pd http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka:
1. Anton, Howard, Chris Rerres .,Elementery Linear Algebra,John Wiley & Sons, 2005.

2. Kreyzig, Erwin. (2003). Matematika Teknik Lanjutan. Edisi ke-6, Jakarta: Erlangga

3. Purcell,Edwin J., Kalkulus dan Geometri Analitik II, Erlangga, Jakarta, 2003

4. Yusuf Yahya, D.Suryadi H.S., Agus Sumin, Matematika dasar Untuk Perguruan Tinggi,

Ghalia Indonesia, 2004

2021 ALJABAR LINIER Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


14 Hendy Yusman F, M.Pd http://pbael.mercubuana.ac.id/
2021 ALJABAR LINIER Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
15 Hendy Yusman F, M.Pd http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai