Anda di halaman 1dari 11

JURNAL ISSN 2655-8823 (p)

VOLUME 4 NOMOR 1 HALAMAN 40-50


KOLABORASI RESOLUSI KONFLIK ISSN 2656-1786 (e)

KONFLIK BATAS WILAYAH DAERAH PEMEKARAN KEPULAUAN


SERIBU MENGANCAM KEAMANAN NASIONAL

Syifa Haerunisa1, Puguh Santoso2 & Achmed Sukendro3


1, 2, 3
Universitas Pertahanan
Email: syifa.hpm@gmail.com

ABSTRAK
Tulisan ini membahas konflik batas wilayah perairan pada daerah pemekaran Kepulauan Seribu. Konflik ini
sengketa antara Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan Provinsi Banten mengenai batas wilayah
lautnya, dimana diantara dua provinsi tersebut terdapat Kepulauan Seribu yang menjadi daerah pemekaran.
Setiap daerah memiliki kewenangan untuk mengelola wilayah laut yang berada di wilayahnya. Batas
pengelolaan wilayah di laut pun menjadi bernilai strategis sehingga penentuan dan penegasan batas pengelolaan
wilayah laut juga menjadi penting. Pengaturan tentang pengelolaan wilayah laut di Indonesia diperlukan karena
laut memiliki potensi sumber daya yang besar. Setiap daerah memiliki kewenangan untuk mengelola wilayah
laut yang berada di wilayahnya. Sengketa batas wilayah merupakan isu yang berkaitan dengan usaha dan
perbaikan perekonomian di daerah. Namun, sengketa ini juga bisa menyebabkan munculnya disintegrasi.
Bahkan, sebaliknya disintegrasi bangsa dapat memicu terjadinya konflik. Dengan pemahaman bahwa
disintegrasi merupakan suatu gejala sosial yang mengancam keamanan negara. Penulisan ini diolah serta
dianalisis secara mendalam dengan menggunakan teori konflik terhadap sengketa batas wilayah perairan di
Kepulauan Seribu.

Kata Kunci: Konflik, Batas wilayah, Keamanan Nasional.

PENDAHULUAN juta km2 wilayah Indonesia berupa laut


Indonesia terbentang dari Sabang yang mempengaruhi iklim dan cuaca
hingga Merauke mempunyai 17.499 pulau seluruh wilayah (BIG 2017). Secara
dengan luas total wilayah Indonesia sekitar ekologis, hal ini merupakan dasar ilmiah
7,81 juta km2. Dari total luas wilayah dan alami pula bagi konsep wawasan
tersebut, 3,25 juta km2 adalah lautan dan nusantara sebagai perwujudan kesatuan
2,55 juta km2 adalah Zona Ekonomi geografis, yang menjadi dasar kesatuan
Eksklusif. Hanya sekitar 2,01 juta km2 yang politis, ekonomi, budaya, pertahanan dan
berupa daratan (BPS 2020). Indonesia keamanan. Dengan melimpahnya sumber
merupakan salah satu negara kepulauan daya alam dan kekayaan yang tersebar di
terbesar dan memiliki garis pantai daratan dan lautan, maka perlu dilakukan
terpanjang ke dua di dunia, dengan panjang pengelolaan sumber daya alam dengan
garis pantai 99 .093 km. Indonesia terdiri mengamankan batas wilayah untuk
dari 34 provinsi, 416 kabupaten, bahkan 98 menentukan hak dan milik pemerintah
kota yang tersebar di seluruh Indonesia dan daerah beserta pengelolaannya. Dalam
kota (Kementerian Kelautan & Perikanan, perspektif geopolitik, bentangan posisi
2019). Laut Indonesia yang luasnya 2,5 kali geografis ini dan banyaknya daerah di
lipat dari wilayah daratan memiliki potensi Indonesia menjadikan Indonesia sebagai
yang sangat besar, dilihat dari kekayaan Negara yang memiliki tingkat keamanan
alam maupun lingkungan yang dapat dan pertahanan nasional yang tinggi, Hal
dimanfaatkan untuk mendukung ini berangkat dari pemikiran bahwa ruang
pembangunan ekonomi pada tingkat lokal, merupakan inti dari geopolitik karena
regional dan nasional. Indonesia disebut merupakan wadah dinamika politik dan
juga sebagai negara kepulauan, dengan militer. Penguasaan ruang secara de
bukti terdapat 16.056 pulau. Kurang lebih 6 facto dan de jure merupakan legitimasi dari

40
JURNAL ISSN 2655-8823 (p)
VOLUME 4 NOMOR 1 HALAMAN 40-50
KOLABORASI RESOLUSI KONFLIK ISSN 2656-1786 (e)

kekuasaan politik (Kementerian pandangan terhadap batas wilayah,


Pertahanan, 2017). Dalam hal keruangan akibatnya sengketa memperebutkan daerah
setiap daerah tentunya memiliki batas perbatasan tidak dapat dielakan. Salah satu
wilayah terhadap daerahnya masing- daerah di Indonesia yang terjadi sengketa
masing, baik batas daerah di darat maupun batas wilayah perairan adalah DKI Jakarta.
batas daerah perairan atau laut. Provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi
Penegasan batas wilayah pengelolaan yang memiliki banyak pulau yang tersebar
daerah tertuang dalam Peraturan Menteri di wilayah bagian utara. Hal tersebut
Dalam Negeri. (Permendagri) Nomor 141 menjadikan luas wilayah lautnya lebih
Tahun 2017, pada batas wilayah laut besar daripada luas daratannya, sehingga
peraturan tersebut memuat penentuan garis Provinsi DKI Jakarta termasuk ke dalam
batas yang dibangun dari titik-titik dasar provinsi atau daerah yang berciri
dari garis pantai. Dimana prinsip penarikan kepulauan. Namun, pada daerah berciri
garis dasar atau pangkal dalam penentuan kepulauan ini sering terjasi konflik antar
luas pengelolaan wilayah laut pada daerah batas wilayah perairan. Sengketa ini antara
kepulauannya menganut ketentuan dari Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
UNCLOS 1982. Undang-Undang No.23 dengan Provinsi Banten mengenai batas
Tahun 2014 menyatakan bahwa setiap wilayah lautnya, dimana diantara dua
daerah memiliki kewenangan dalam provinsi tersebut terdapat Kepulauan
mengelola laut yang berada di wilayahnya. Seribu. Sejak Banten terpisah dari Provinsi
Dengan berlakunya undang-undang Jawa Barat pada Oktober tahun 2000.
tersebut, setiap daerah di Indonesia Tidak jarang daerah yang telah dimekarkan
memiliki kewenangan dalam mengelola didera konflik yang berkepanjangan.
sumber daya alam dan ruang yang berada Masalah-masalah yang dialami daerah
di wilayah lautnya. Batas pengelolaan pemekaran pada umumnya berupa konflik
wilayah di laut pun menjadi bernilai perbatasan, konflik ibukota, masalah utang-
strategis sehingga penentuan dan penegasan piutang dan serah terima aset-aset daerah
batas pengelolaan wilayah laut juga (Tri Ratnawati, 2010). Provinsi banten
menjadi penting. Pengaturan tentang membuat tuntutan kepada Provinsi DKI
pengelolaan wilayah laut di Indonesia Jakarta mengenai kepemilikan dua puluh
diperlukan karena laut memiliki potensi dua pulau di Kepulauan Seribu semakin
sumber daya yang besar. Setiap daerah menguat dengan adanya rencana konsep
memiliki kewenangan untuk mengelola megapolitan yang akan dimasukkan dalam
wilayah laut yang berada di wilayahnya. revisi Undang - Undang Nomor 34 Tahun
Posisi batas wilayah laut antar wilayah 1999 tentang Pemerintahan Provinsi
strategis tersebut berpotensi besar terhadap Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.
perkembangan lingkungan strategis dan Yang mendasari daerah-daerah
dinamika konstelasi antar daerah dengan memperebutkan satu kawasan diperbatasan,
kepentingannya masing-masing. Hal ini karena batas daerah berkorelasi dengan luas
menuntut Indonesia untuk membangun tata wilayah khususnya dalam penentuan dana
ruang pertahanan dan arsitektur keamanan alokasi umum, serta perebutan sumber daya
yang mampu menghadapi ancaman, alam dan sumber daya manusia yang
tantangan, hambatan, serta gangguan yang berkorelasi dengan peningkatan pendapatan
muncul dari dinamika konstelasi politik- asli daerah. Ketidaktegasan batas daerah
keamanan di kawasan. memiliki implikasi luas termasuk sengketa
Berlakunya undang-undang ini dapat yuridis dan sosiologis antardaerah. Hal ini
menjadi sebuah acuan dan pedoman setiap menunjukkan bahwa konflik batas wilayah
daerah dalam mengelola daerah lautnya, sangat relevan untuk menjadi bahan kajian
namun sering terjadi konflik batas daerah bersama terkait dengan pelaksanaan
perairan antar daerah karena perbedaan otonomi daerah, karena konflik batas

41
JURNAL ISSN 2655-8823 (p)
VOLUME 4 NOMOR 1 HALAMAN 40-50
KOLABORASI RESOLUSI KONFLIK ISSN 2656-1786 (e)

wilayah yang banyak terjadi di daerah masyarakat yang menjadi tujuan utama
sangat rentan dan mengancam pertahanan dalam prinsip otonomi daerah. Pengelolaan
dan keamanan internal bangsa yang sangat kekayaan indonesia yang berlimpah
berpotensi menimbulkan perpecahan dan diperlukan sinergitas pemerintah pusat dan
mengancam keutuhan bangsa. pemerintah daerah yang berkualitas. Dalam
Dalam pengamatan penulis, hingga saat penulisan ini digunakan teori Louis R.
ini belum ada kajian atas permasalahan Pondy (dalam George & Jones, 1999:660)
pemekaran daerah khususnya Kepulauan merumuskan lima tahapan konflik yang
Seribu dari perspektif ancaman keamanan disebut "Pondys Model of Organizational
nasional. Sehubungan dengan hal tersebut, Conflict". Menurutnya, konflik berkembang
penulis ingin menganalisis dan menemukan melalui lima fase secara beruntun, yaitu:
solusi atas permasalahan yang timbul latent conflict, perceived conflict, felt
sebagai implikasi pemekaran Kepulauan conflict, manifest conflict and conflict
Seribu demi terwujudnya keamanan aftermath.
nasional. Teknik pengumpulan data
sepenuhnya dilakukan dengan cara telaah Sengketa Batas Wilayah Perairan Pada
dokumen dari peraturan perundang- Daerah Pemekaran Kepulauan Seribu
undangan maupun studi literatur dan Ketentuan batas daerah telah diatur
sumber sekunder lainnya. Dari hasil studi dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri
kepustakaan ini kemudian diolah serta (Permendagri) Nomor 76 Tahun 2012 yang
dianalisis. Oleh karena itu, penulis direvisi dalam Permendagri Nomor 141
melakukan peneltian yang hasilnya Tahun 2017 tentang pengukuran batas
kemudian dituangkan dalam tulisan ini daerah. Dalam peraturan tersebut terdapat
yang berjudul “Konflik Batas Wilayah delapan ketentuan pengukuran batas di laut
Daerah Pemekaran Kepulauan Seribu dengan kondisi karakteristik wilayah yang
Mengancam Keamanan Nasional” berbeda, yaitu pantai yang berhadapan
dengan laut lepas dan/atau perairan
HASIL DAN PEMBAHASAN kepulauan lebih dari 12 mil laut dari garis
Desentralisasi dan otonomi daerah pantai; pantai yang saling berhadapan
dibentuk untuk memberikan kewenangan dengan pantai daerah lain; dan pantai saling
kepada pemerintah daerah untuk mengurus berdampingan dengan pantai daerah lain.
dan mengatur rumah tangga daerahnya Letak Provinsi Daerah Khusus Ibukota
sendiri dengan bertanggung jawab dan (DKI) Jakarta secara geografis berbatasan
diharapkan tingkat transparansi langsung dengan Provinsi Banten di
pemerintahan yang tinggi. Hal ini sebelah barat, Provinsi Jawa Barat di
dilakukan untuk meningkatkan pelayanan sebelah timur dan selatan, serta Laut Jawa
kepada masyarakat dan dapat di bagian utara. Provinsi DKI Jakarta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. memiliki wilayah laut dan kabupaten
Namun, dengan diberlakukannya administrasi yang berbentuk kepulauan di
pelaksanaan pengelolaan pemerintah bagian utara wilayahnya. Jumlah pulau
daerah dengan prinsip otonomi daerah yang terdapat di Kabupaten Administrasi
bukan berarti tidak menimbulkan pertikaian Kepulauan Seribu adalah sebanyak 218
dan konflik dalam pelaksanaannya. pulau (BPS Provinsi DKI Jakarta, 2018).
Banyaknya pembentukan daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
pemekaran wilayah baru atau Daerah dengan kondisi wilayah lautan lebih luas
Otonomi Baru (DOB) otomatis juga akan dari wilayah daratan memiliki potensi
memberikan beban terhadap Anggaran sumber daya laut yang cukup besar, yaitu
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berupa sumber daya mineral dan hasil laut.
dan ditambah terdapat kewajiban terhadap Sumber daya laut yang melimpah dapat
peningkatan kualitas pelayanan terhadap dimanfaatkan untuk berbagai hal yang

42
JURNAL ISSN 2655-8823 (p)
VOLUME 4 NOMOR 1 HALAMAN 40-50
KOLABORASI RESOLUSI KONFLIK ISSN 2656-1786 (e)

dapat menunjang kemajuan wilayah DKI oleh pihak pemerintah Provinsi Banten
Jakarta. Melihat besarnya potensi sumber sebab jika Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
daya laut yang dimiliki, maka peranan ingin menggunakan Undang-Undang
batas pengelolaan wilayah laut Provinsi Nomor 22 Tahun 1999 yang digantikan
Daerah Khusus Ibukota Jakarta pun Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
menjadi sangat penting agar pemerintah sebagai landasan hukum dalam menentukan
dapat mengelola dan memanfaatkan sumber wilayah administratif daerahnya.
daya laut yang ada secara optimal. DKI Tahap kedua, konflik yang terpersepsi
Jakarta sebagai ibukota Negara memiliki (perceived conflict). Fase ini dimulai ketika
wilayah laut dan kabupaten administrasi para pelaku yang terlibat mulai
yang berbentuk kepulauan di bagian utara mengkonsepsi situasi-situasi konflik
Jakarta. Setiap tahunnya abrasi terjadi di termasuk cara mereka memandang,
bagian pantai utara Jakarta. Kepulauan menentukan pentingnya isu-isu, membuat
Seribu yang terletak di Laut Jawa dan asumsi-asumsi terhadap motif-motif dan
Teluk Jakarta merupakan wilayah dengan posisi kelompok lawan. Pada tahapan ini
karakteristik dan potensi alam yang Provinsi banten membuat tuntutan kepada
berbeda dengan wilayah DKI Jakarta Provinsi DKI Jakarta mengenai
lainnya, sebab wilayah ini merupakan kepemilikan dua puluh dua pulau di
gugusan pulau-pulau terumbu karang yang Kepulauan Seribu semakin menguat dengan
terbentuk oleh biota koral dan biota adanya rencana konsep megapolitan yang
asosiasinya dengan bantuan bantuan proses akan dimasukkan dalam revisi Undang -
dinamika alam. Undang Nomor 34 Tahun 1999 tentang
Tahap pertama, konflik terpendam atau Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibu
laten (latent conflict). Konflik ini Kota Jakarta. Konsep megapolitan ini
merupakan bibit konflik yang bisa terjadi dijadikan Provinsi Banten sebagai
dalam interaksi individu maupun kelompok bargaining positioning atau tawar menawar
dalam sebuah organisasi, terjadi perbedaan mengenai status kepemilikan 22 pulau di
konsepsi, namun masih dibawah Kepulauan Seribu yang terdiri dari Pulau
permukaan. Konflik ini berpotensi Laki, Pulau Unrung Jawa, Pulau Rambut,
sewaktu-waktu dapat muncul secara tiba- Pulau Bokor, Pulau Anyer, Pulau Lancang
tiba ke permukaan. Bibit konflik ini diawali Kecil, Pulau Lancang Besar, Pulau Gosong
atas Tuntutan Provinsi Banten terhadap Lancang, Pulau Pari, Pulau Tikus, Pulau
batas wilayah dengan kepulauan seribu Kongsi, Pulau Burung, Pulau Payung Kecil,
Provinsi DKI Jakarta ini dilandasi oleh Pulau Payung Besar, Pulau Tidung Kecil,
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Pulau Tidung Besar, Pulau Cipir, Pulau
yang kemudian diganti oleh Undang- Bidadari, Pulau Kapal, Pulau Kelor, Pulau
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Ubi Besar, Tuntutan tersebut sangat
Pemerintahan Daerah, dimana pada pasal beralasan, karena secara geografis
18 ayat 4 disebutkan kewenangan daerah Kepulauan Seribu lebih dekat dengan
untuk mengelola sumber daya laut paling Provinsi Banten (Heryawan, 2018).
jauh 12 mil laut dari garis pantai ke arah Tahap ketiga, konflik yang terasa (felt
laut lepas dan/atau ke arah perairan conflict). Fase ini dimulai ketika para
kepulauan untuk provinsi dan 1/3 dari individu atau kelompok yang terlibat
wilayah kewenangan provinsi untuk menyadari konflik dan merasakan
kabupaten atau kota. Permasalahan ini pengalaman-pengalaman yang bersifat
semakin mencuat dengan diberlakukannya emosi, seperti kemarahan, frustasi,
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun ketakutan, dan kegelisahan yang melukai
2001 yang mengukuhkan Kepulauan Seribu perasaan. Persoalan batas wilayah ini sudah
sebagai kabupaten administratif di bawah pernah dibahas, namun hingga saat ini
Provinsi DKI Jakarta. Hal ini disayangkan belum ada tindak lanjutnya. Kondisi ini

43
JURNAL ISSN 2655-8823 (p)
VOLUME 4 NOMOR 1 HALAMAN 40-50
KOLABORASI RESOLUSI KONFLIK ISSN 2656-1786 (e)

menuntut agar segera ditetapkan batas penting dalam melakukan penetapan dan
wilayah khususnya wilayah perairan antar penegasan batas pengelolaan wilayah laut.
daerah Guna mencegah atau Namun, garis pantai suatu wilayah dapat
menanggulangi konflik dalam rangka mengalami perubahan karena dinamika
keutuhan wilayah Negara Kesatuan pantai yang berubah-ubah. Perubahan garis
Republik Indonesia. Dalam penentuan pantai dapat terjadi karena proses alamiah
batas daerah dalam banyak hal ditentukan seperti abrasi dan sedimentasi, serta proses
oleh proses historis, politik, hukum dan non-alamiah seperti penambangan pasir,
budaya, sehingga keterangan penduduk asli reklamasi, dan lainnya. Pengaturan
yang tinggal di daerah perbatasan yang mengenai pengelolaan wilayah laut di
dipersengketakan akan sangat membantu. Indonesia sangat diperlukan karena laut
Selama ini dalam menyelesaikan sengketa memiliki potensi sumber daya yang besar.
batas wilayah, pemerintah daerah jarang Setiap daerah memiliki kewenangan untuk
sekali melibatkan masyarakat yang berada mengelola wilayah laut yang berada di
di daerah yang dipersengketakan untuk wilayahnya. Dalam UU No.32 tahun 2004
membantu menyelesaikan persoalan yang tentang Pemerintahan Daerah dan UU
timbul, sehingga persolan batas wilayah di No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan
kepulauan seribu menjadi berlarut-larut dan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
memakan banyak waktu dan biaya. Pemerintahan Daerah, menegaskan dalam
Ketidaktegasan batas daerah memiliki pelaksanaan otonomi daerah memiliki
implikasi luas termasuk sengketa yuridis peluang dalam mengelola daerahnya secara
dan sosiologis antar daerah. Hal ini mandiri daerah mempunyai peluang yang
menunjukkan bahwa konflik batas wilayah lebih mandiri. Otonomi daerah sebagai
sangat relevan untuk menjadi bahan kajian suatu perubahan dari sentralisasi ke
bersama terkait dengan pelaksanaan desentralisasi. Salah satu permasalahan
otonomi daerah pada daerah pemekaran, yang muncul adalah menganggap otonomi
karena koflik batas wilayah yang banyak daerah berarti kewenangan dalam teritorial
terjadi sangat rentan dan mengancam tertentu. Akibatnya sengketa
keamanan. memperebutkan daerah perbatasan tidak
Pada Konflik batas wilayah pada daerah dapat dielakan. Secara geospasial terdapat
pemekaran Kepulauan Seribu ini belum 16 provinsi di Indonesia yang memenuhi
mencapai pada tahapan keempat yaitu kriteria definisi provinsi kepulauan yang
konflik yang termanifestasi (manifest sesuai dengan pasal 1 butir 19 UU No. 23
conflict) karena pada fase ini salah satu Tahun 2014.
pihak memutuskan bereaksi menghadapi Tahap kelima, konflik sesudah
kelompok dan sama-sama mencoba saling penyelesaian (conflict aftermath). Fase ini
menyakiti dan menggagalkan tujuan lawan. adalah fase sesudah konflik diolah. Bila
Misalnya agresi terbuka, demonstrasi, konflik dapat diselesaikan dengan baik
sabotase, pemecatan, pemogokan dan hasilnya berpengaruh baik pada organisasi
sebagainya. Kedua pihak yaitu kepulauan (fungsional) atau sebaliknya
seribu dan Provinsi Banten belum (disfungsional), Namun sengketa ini belum
melakukan aksi yang mencoba sama-sama sepenuhnya terjadi penyelesaian atau jalan
saling menyakiti pihak lawan karena damai untuk kedua belah pihak, karena 22
ketentuan tentang penegasan batas pulau yang masih menjadi sengketa di
pengelolaan wilayah laut daerah telah perbatasan daerah pemekaran harus
diatur dalam Permendagri No.141 Tahun menyesuaikan kembali dengan Ketentuan
2017 tentang Penegasan Batas Daerah. batas daerah telah diatur dalam Peraturan
Garis batas di laut ini ditentukan dari titik- Menteri Dalam Negeri (Permendagri)
titik dasar yang diukur dari garis pantai. Nomor 76 Tahun 2012 yang direvisi dalam
Maka dari itu, garis pantai menjadi peranan

44
JURNAL ISSN 2655-8823 (p)
VOLUME 4 NOMOR 1 HALAMAN 40-50
KOLABORASI RESOLUSI KONFLIK ISSN 2656-1786 (e)

Permendagri Nomor 141 Tahun 2017 Pemerintah Nomor 55 Tahun 2001 tentang
tentang pengukuran batas daerah. Pembentukan Kabupaten Administrasi
Keputusan penegasan batas daerah Kepulauan Seribu, Peraturan pemerintah
menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri tersebut merupakan pelaksana dari Undang-
Nomor 1 Tahun 2006 Pasal 19 menyatakan Undang Nomor Nomor 34 Tahun 1999
“Keputusan penegasan batas daerah tentang Pemerintahan Propinsi Daerah
ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri”. Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia
Wilayah perbatasan mempunyai nilai Jakarta. Dengan dibentuknya Kabupaten
strategis dalam mendukung keberhasilan Administrasi Kepulauan Seribu, masuk
pembangunan nasional yang antara lain sebagai salah satu bagian dari Provinsi
ditunjukkan oleh karakteristik kegiatan Khusus Ibukota, maka wilayah Kotamadya
yang ada didalamnya yaitu diperlukan Jakarta Utara dikurangi dengan wilayah
adanya keseimbangan antara faktor Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu
peningkatan kesejahteraan (prosperity (PP NO 5 TH 2001).
factor) dan faktor keamanan (security Kerentanan dan konsekuensi dari
factor). konflik ini dapat mengganggu stabilitas.
Permasalahan penegasan batas dan
Sengketa Kepulauan Seribu Mengancam pengelolaan kawasan batas daerah
Keamanan Nasional merupakan masalah multidimensi karena
Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 78 menyangkut pembinaan garis batas dan
Tahun 2007 tentang tata cara pembentukan pembinaan masyarakat yang berbatasan.
penghapusan dan penggabungan daerah, Berkenaan dengan hal tersebut Pemerintah
dinyatakan bahwa syarat tehnis telah menerbitkan beberapa regulasi yang
pembentukan suatu daerah otonom baru diharapkan dapat dijadikan acuan dalam
meliputi faktor kemampuan ekonomi, mengelola dan menentukan Batas Daerah
potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, dan Wilayah perbatasan. Sengketa batas
kependudukan, luas daerah, pertahanan, wilayah merupakan isu yang berkaitan
keamanan, kemampuan keuangan, tingkat dengan usaha dan perbaikan perekonomian
kesejahteraan masyarakat, dan rentang di daerah. Namun, sengketa ini juga bisa
kendali penyelenggaraan pemerintahan menyebabkan munculnya disintegrasi.
daerah. Dengan pembentukan Daerah Bahkan, sebaliknya disintegrasi bangsa
Otonomi Baru disatu sisi dapat dapat memicu terjadinya konflik. Dengan
menyelesaikan sejumlah persoalan didaerah pemahaman bahwa disintegrasi merupakan
khususnya persoalan ekonomi dan suatu gejala sosial yang mengancam
pemerataan pembangunan serta kesempatan keamanan negara. Berbagai tantangan
dan peluang yang sama kepada sumber bermunculan dalam perencanaan
daya lokal didaerah. Dalam Peraturan pembangunan pemerintah daerah di tengah
Pemerintah Republik Indonesia No 55 kehadiran otoritas pemerintah nasional.
tahun 2001 tentang pembentukan Peran dan tantangan pemerintah daerah
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, dalam memberikan pelayanan dan
Provinsi DKI Jakarta membentuk daerah kebutuhan dasar masyarakat yang tinggal di
pemekaran untuk meningkatkan pelayanan daerah sengketa adalah mengatasi
dan kesejahteraan masyarakat serta permasalahan kerawanan sosial, kerentanan
pengendalian fungsi kawasan Kepulauan dan konsekuensi yang berbeda karena dapat
Seribu, hal ini dipandang perlu untuk mengganggu stabilitas negara. Salah satu
meningkatkan status Kecamatan Kepulauan fungsi hukum adalah alat penyelesaian
Seribu menjadi Kabupaten Administrasi sengketa atau konflik, disamping fungsi
Kepulauan Seribu. Landasan yuridis yang lain sebagai alat pengendalian sosial
pembentukan Kabupaten Administrasi dan alat rekayasa sosial.
Kepulauan Seribu adalah Peraturan

45
JURNAL ISSN 2655-8823 (p)
VOLUME 4 NOMOR 1 HALAMAN 40-50
KOLABORASI RESOLUSI KONFLIK ISSN 2656-1786 (e)

Pada sengketa batas wilayah ini, aturan keputusan untuk menetapkan tujuan,
mengenai batas daerah diatur oleh Undang- membuat kebijakan dan mengalokasikan
Undang (UU) Nomor 32 Tahun 2004 dan sumber daya yang dimiliki sehingga
kemudian digantikan dengan Undang- strategi yang sudah diformulasikan dapat
Undang (UU) Nomor 23 Tahun 2014 dilaksanakan. Pengimplementasian strategi
karena sudah tidak relevan dengan memiliki maksud memobilisasi stakeholder
kebijakan dan penyelenggaraan pemerintah daerah pemekaran yaitu pemerintah DKI
saat ini. Perbedaan kedua undang-undang Jakarta dan Provinsi Banten dan
tersebut salah satunya mengatur mengenai pemerintah pusat yaitu Kementerian dalam
garis pantai yang digunakan sebagai acuan negeri untuk menterjemahkan strategi yang
penarikan garis batas. Pada undang-undang sudah diformulasikan menjadi aksi.
yang lama, acuan penarikan garis batas Mengimplementasikan tujuan
berdasarkan air surut terendah (Low pembentukan Daerah Administratif
Water), sedangkan pada aturan perundang- Kepulauan Seribu terhadap batas daerah
undangan yang baru mengacu pada batas salahsatunya merupakan memberikan
pasang air laut tertinggi (High Water). Dari kewenangan pengelolaan sumberdaya di
perubahan kebijakan tersebut maka terjadi laut untuk Kepulauan Seribu, batas daerah
perbedaan garis dasar yang berdampak dilakukan pada rangkaian titik-titik
pada tata cara penarikan garis pantai koordinat yang diukur dari garis pantai.
dimana jarak antara dua garis tersebut Garis pantai dan rangkaian titik-titik
dipengaruhi oleh selisih air terendah koordinat ini selanjutnya dituangkan ke
dengan tertinggi yang berdampak pada luas dalam peta batas kewenangan pengelolaan
wilayah pengelolaan laut (Luhur, Sumaryo. wilayah laut daerah (Peraturan Mendagri
2021.). Tujuan pemekaran daerah itu No 141 Th 2017). Penegasan batas daerah
sendiri pada dasarnya untuk mewujudkan telah diatur dalam Peraturan Menteri
roda penyelenggaraan pemerintahan, Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 76
kesejahteraan masyarakat, meningkatkan Tahun 2012 yang direvisi dalam
pelayanan publik serta meningkatkan daya Permendagri Nomor 141 Tahun 2017.
saing daerah. Sejatinya, tujuan utama Penetapan garis batas antar dua daerah
pemekaran daerah adalah untuk mendorong otonom memerlukan pertimbangan
penyelesaikan masalah kesejahteraan berbagai aspek agar tujuan desentralisasi
masyarakat dan aspek pelayanan publik. dan otonomi daerah dapat tercapai.
Penegasan batas daerah di laut Salah satu aspek adalah konflik
sebagaimana dimaksud merupakan keruangan. Dalam tataran Negara, batas
penentuan titik-titik batas kewenangan wilayah territorial Negara mencerminkan
pengelolaan sumber daya di laut untuk wilayah kedaulatan dan hak berdaulat di
daerah provinsi dan kabupaten/kota sesuai atasnya. Dengan mengacu prinsip tersebut
dengan perundang-undangan. Pentingnya maka garis batas wilayah menjadi faktor
penegasan batas wilayah untuk otonomi penting dalam pemekaran daerah. Garis
daerah karena pengelolaan aset wilayah batas menunjukkan kedaulatan dan hak
DKI Jakarta dan Provinsi Bnaten dalam berdaulat dalam lingkup tugas dan
konteks menentukan kewenangan suatu kewajiban yang diatur dalam undang
daerah sebagai dasar pembentuk daerah, undang. Tuntutan ini sejalan dengan posisi
sehingga tidak akan terjadi ketidakjelasan sentral negara sebagai penyedia keamanan,
garis batas yang dapat memicu adanya makna keamanan tidak lagi hanya berkutat
konflik antar daerah sehingga dapat pada ancaman militer saja, namun juga
mengancam keamanan negara. sudah mengarah pada ancaman dan
Untuk mencari solusi terhadap konflik kerawanan karena konflik yang timbul di
ini diperlukan suatu keputusan dari pihak daerah. Dengan adanya konflik antar
yang berwenang dalam mengambil daerah karena batas wilayah yang

46
JURNAL ISSN 2655-8823 (p)
VOLUME 4 NOMOR 1 HALAMAN 40-50
KOLABORASI RESOLUSI KONFLIK ISSN 2656-1786 (e)

berkembang menjadi konflik sosial dan dalam konflik ini adalah Kepulauan Seribu
mengancam kesatuan dan persatuan dan Provinsi Banten, jika sudah
bangsa, sistem keamanan nasional dikeluarkan regulasi oleh Menteri Dalam
Indonesia terancam dengan kemungkinan Negeri dianggap sudah final dan
terjadinya disintegrasi bangsa. berketetapan hukum yang pasti. Jika
Sebagai bentuk respon terhadap potensi masalah konflik batas wilayah perairan
terjadinya sengketa batas antara daerah tersebut tidak diselesaikan secara prosedur-
provinsi, kabupaten/kota, Undang-undang prosedur yang sudah ditentukan,
Nomor 23 Tahun 2014 mengatur tentang dikhawatirkan berpotensi untuk terjadinya
mekanisme penyelesain melalui Gubernur suatu konflik tapal batas yang
dan Menteri dalam Negeri. Berdasarkan berkepanjangan.
pasal 370 ayat (1) jika terjadi sengketa Pemerintah perlu mengevaluasi
perbatasan daerah otonom di dalam satu penentuan batas wilayah daerah pemekaran
provinsi maka penyelsaiainnya di fasilitasi agar tidak terjadi konflik yang mengancam
oleh gubernur. Sedangkan jika keamanan nasional. Evaluasi memiliki tiga
perselisiahan antara pemerintahan provinsi aktifitas yang fundamental, yaitu mereview
dengan provinsi, dan provinsi dengan faktor-faktor internal dan eksternal yang
daerah, maka penyelesaiannya dilakukan menjadi dasar untuk strategi yang
oleh Menteri dalam Negeri dan dilakukan saat ini, mengukur performa dan
keputusannya bersifat final. Seperti konflik mengambil langkah korektif. Para
perbatasan dalam negeri lainnya, kasus pemangku kebijakan sangat penting
Kepulauan Seribu ini juga karena alasan mengetahui ketika ada strategi yang sudah
ekonomi dimana kepulauan tersebut dapat diformulasikan tidak berjalan dengan baik.
dieksploitasi untuk kepentingan dunia Adanya kejelasan dan kepastian hukum
usaha yang tentunya diharapkan akan terhadap batas wilayah di suatu daerah dari
meningkatkan pendapatan asli daerah. hasil penegasan batas yang ditetapkan
Pentingnya garis batas wilayah yang jelas Menteri Dalam Negeri dengan produk
dari segi hukum dan teknis, sebagai batas Peraturan Menteri Dalam Negeri. Hal inilah
sistem wilayah pembangunan, disamping yang kemudian harus dimuat di dalam
dapat mengurangi potensi konflik juga suatu peta sebagai suatu titik koordinat
dapat digunakan sebagai alat ukur kinerja batas daerah. Peta batas daerah kemudian
kepala daerah dalam mengembangkan dilanjutkan sebagai titik koordinat yang
daerahnya. Penilaian keberhasilan kepala tercantum dalam lampiran undang-undang.
daerah dapat dilakukan antara lain dengan Penentuan titik koordinat merupakan salah
memperhatikan indikator kualitas satu syarat penentuan segmen batas daerah
lingkungan, penggunaan tanah, yang mencakup batas wilayah darat dan
ketersediaan data dasar yang lengkap, baik laut serta batas antarnegara.
data spasial maupun data non-spasial Kementerian Dalam Negeri
maupun pencapaian peningkatan indikator mempercepat penyelesaian masalah batas
ekonomi, sosial budaya, politik dan antardaerah dengan memberikan kewajiban
keamanan. Ancaman karena sengketa kepada Gubernur daerah konflik. Hal ini
daerah pada keamanan nasional adalah dikarenakan dampak sengketa batas daerah
kemampuan pemerintah untuk bukan saja menghambat penyelenggaraan
mengeksploitasi hubungan antara pemerintahan dan pemanfaatan sumber
keamanan pemerintah dan negara yang daya alam, melainkan juga menimbulkan
dapat dilakukan sebagai upaya konflik sosial di daerah perbatasan. Oleh
meningkatkan posisi di tataran karena wewenang tersebut merupakan
pemerintahan dalam negeri. wewenang Pemerintah Pusat, maka
Penentuan segmen batas ini jika sudah implikasinya adalah Pemerintah Pusat
disetujui oleh kedua belah pihak atau lebih memberikan pendanaan kepada pihak-

47
JURNAL ISSN 2655-8823 (p)
VOLUME 4 NOMOR 1 HALAMAN 40-50
KOLABORASI RESOLUSI KONFLIK ISSN 2656-1786 (e)

pihak yang menerima wewenang awal terjadinya sengketa perbatasan antar


dekonsentrasi dan tugas pembantuan daerah. Kekaburan batas daerah juga dapat
tersebut. Pemerintah pusat, pemerintah menimbulkan dampak negatif yang lebih
lokal yaitu Provinsi DKI Jakarta dan luas lagi dari sekedar potensi konflik antar
Provinsi Banten dengan struktur organisasi daerah karena potensi strategis dan
lokal saling berinteraksi agar dapat ekonomis suatu bagian wilayah, seperti
berkolaborasi membangun kekuatan dampak pada kehidupan sosial dan
wilayahnya masing-masing. Kehadiran penyelenggaraan administrasi pemerintahan
negara yang direpresentasikan melalui bahkan mungkin juga menimbulkan
kerjasama pemerintah lokal dengan dampak politis khususnya di daerah-daerah
organisasi masyarakat lokal dan pemimpin perbatasan.
lokal. Namun, perlu digarisbawahi bahwa Usaha menjaga keamanan negara
implementasi kebijakan, program, dan dengan terciptanya rasa damai di setiap
aturan tersebut sangat bergantung pada daerah tanpa adanya konflik yang dapat
yang melaksanakannya yang langsung menimbulkan perpecahan dan mengancam
mengeksekusi. kebijakan, program, dan disintegrasi bangsa, dengan sengketa
aturan tersebut dalam bentuk tindakan. perbatasan di dalam negara yang terjadi di
Implementasi di lapangan seringkali daerah pemekaran Kepulauan Seribu
dimodifikasi sesuai dengan tuntutan faktual menjadi tantangan bagi bangsa untuk
di daerah dengan dinamika, tantangan, dan mencari jalan keluarnya agar dapat di
kepentingan yang berbeda. contoh bagi daerah lain yang bersengketa,
Perkembangan potensi ancaman karena sengketa ini dapat terjadi di setiap
terhadap keamanan negara makin beragam, daerah karena perbedaan pandangan
Indonesia perlu menata kembali terhadap batas wilayah.
kekuatannya. UU Nomor 23 Tahun 2019
Pasal 72 Ayat 1 tentang sumber daya KESIMPULAN DAN SARAN
nasional untuk pertahanan negara Kesimpulan
menjelaskan Sumber Daya Alam, Sumber Pemekaran daerah Kepulauan Seribu
Daya Buatan, serta Sarana dan Prasarana tidak dapat dilepaskan dari persoalan
Nasional milik Pemerintah dan pemerintah menarik garis batas wilayah. Penetapan
daerah adalah Sumber Daya Alam, sumber garis batas antar dua daerah otonom
Daya Buatan, serta sarana dan Prasarana memerlukan pertimbangan berbagai aspek
Nasional milik Pemerintah yang agar tujuan desentralisasi dan otonomi
pengelolaan sepenuhnya menjadi daerah dapat tercapai. Melihat besarnya
kewenangan Pemerintah dan pemerintah potensi sumber daya laut yang dimiliki,
daerah, baik itu berupa badan usaha milik maka peranan batas pengelolaan wilayah
negara dan/atau badan usaha milik daerah. laut Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Dalam konteks pemekaran daerah Jakarta pun menjadi sangat penting agar
penetapan garis batas sudah dituangkan pemerintah dapat mengelola dan
dalam UU tentang pembentukan suatu memanfaatkan sumber daya laut yang ada
daerah. Namun yang menjadi pesoalan secara optimal. Konflik Batas wilayah
penentuan garis batas yang telah kepulauan seribu dengan provinsi banten
dituangkan dalam bentuk UU dalam dilandasi oleh Undang-Undang Nomor 22
implementasinya dilapangan masih Tahun 1999. Permasalahan ini semakin
memunculkan penafsiran dari masing- mencuat dengan diberlakukannya Peraturan
masing daerah yang berdampingan seperti Pemerintah Nomor 55 Tahun 2001 yang
perbedaan pandangan terhadap peraturan mengukuhkan Kepulauan Seribu sebagai
lama den gan peraturan yang telah direvisi kabupaten administratif di bawah Provinsi
pemerintah. Perbedaan penafsiran dari DKI Jakarta. Sebab Pemerintah Provinsi
masing-masing pihak inilah yang menjadi DKI Jakarta menggunakan Undang-

48
JURNAL ISSN 2655-8823 (p)
VOLUME 4 NOMOR 1 HALAMAN 40-50
KOLABORASI RESOLUSI KONFLIK ISSN 2656-1786 (e)

Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang namun dengan adanya regulasi yang baru
digantikan Undang-Undang Nomor 32 persoalan menjadi konflik kembali.
Tahun 2004 sebagai landasan hukum dalam
menentukan wilayah administratif DAFTAR PUSTAKA
daerahnya, dalam konflik ini digunakan Akbar, Surya. 2018. Analisa Masalah-
Permendagri Nomor 76 Tahun 2012 yang Masalah Yang Muncul Dalam
direvisi dalam Permendagri Nomor 141 Pemekaran Wilayah Baru Pada
Tahun 2017 tentang pengukuran batas Penyelenggaraan Otonomi Daerah.
daerah. Pada peraturan tersebut terdapat JIAGANIS, Volume 3 Nomor 1, Tahun
delapan ketentuan pengukuran batas di laut 2018.
dengan kondisi karakteristik wilayah yang Arifin, A., Awaluddin, M & Amarrohman,
berbeda, pentingnya penegasan batas FJ..2020. Analisis Pengaruh Perubahan
wilayah untuk otonomi daerah terhadap Garis Pantai Terhadap Batas
pengelolaan suatu daerah dalam konteks Pengelolaan Wilayah Laut Daerah
menentukan kewenangan daerah sebagai Provinsi DKI Jakarta. Jurnal Geodesi
dasar pembentuk daerah tersebut sehingga Undip, Volume 9, Nomor 1, Tahun
tidak akan terjadi ketidakjelasan garis batas 2020.
yang dapat memicu adanya konflik antar Arifin, Saru. 2016. Penyelesaian Sengketa
daerah. Penilaian keberhasilan kepala Batas Daerah Menggunakan
daerah dapat dilakukan antara lain dengan Pendekatan Regulasi. Jurnal Hukum
memperhatikan indikator kualitas IUS QUIA IUSTUM NO. 3 VOL. 23
lingkungan, penggunaan tanah, JULI 2016: 439 - 460
ketersediaan data dasar yang lengkap, baik Astuti, E. D. T., Sabri, L. M., &
data spasial maupun data non-spasial Awwaluddin, M. (2021). Analisis
maupun pencapaian peningkatan indikator Penentuan Batas Pengelolaan Wilayah
ekonomi, sosial budaya, politik dan Laut Provinsi Berciri Kepulauan dari
keamanan. Ancaman karena sengketa Citra Sentinel-1a (Studi Kasus: Provinsi
daerah pada keamanan nasional adalah Kep. Bangka Belitung). Jurnal Geodesi
kemampuan pemerintah untuk Undip, 10(2), 69-77.
mengeksploitasi hubungan antara Badan Informasi Geospasial. Melalui:
keamanan pemerintah dan negara yang http://big.go.id/berita-
dapat dilakukan sebagai upaya surta/show/indonesiadaftarkan-16-056-
meningkatkan posisi di tataran pulau-bernama-danberkoordinat-ke-pbb
pemerintahan dalam negeri. . (2017)
BPS Provinsi DKI Jakarta. 2018. Statistik
Saran Daerah Provinsi DKI Jakarta 2018.
Pemerintah Pusat seharusnya Jakarta.
memberikan bantuan tenaga ahli dan Fauzi, Awaluddin, Bambang & Aisyah.
peralatan yang memadai kepada provinsi 2020. Analisis keberadaan kepulauan
dan kabupaten/kota yang bersengketa seribu terhadap batas pengelolaan laut
sehingga tujuan untuk mempercepat provinsi DKI Jakarta.
penegasan batas daerah secara efektif dan Harry, Setya. 2021. Penyelesaian Sengketa
efisien dapat diterima para pihak, dapat Tapal Batas Antara Kabupaten/Kota
tercapai. Perlu penelitian lebih lanjut Berdasarkan Undang-Undang Nomor
mengenai regulasi atau aturan yang cepat 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
berubah dan terjadi revisi khususnya yang Daerah. Dharmasisya: Vol. 1. Article
diterapkan oleh pemerintah daerah sebagai 33.
sebuah solusi konflik, karena ada kalanya Heryawan, 2018. Studi Kasus Sengketa
penyelesaian masalah hampir selesai Batas Wilayah Laut Antara Provinsi
Banten dan DKI Jakarta: Tinjauan

49
JURNAL ISSN 2655-8823 (p)
VOLUME 4 NOMOR 1 HALAMAN 40-50
KOLABORASI RESOLUSI KONFLIK ISSN 2656-1786 (e)

Pelaksanaan UU No 3 Tahun 2004 Sumaryo, Luhur. 2021. Analisis Pengaruh


Tentang Pemerintahan Daerah. Datum Vertikal Akibat Perubahan
Karlina, W. R., & Viana, A. S. (2020). Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
Pengaruh Naiknya Permukaan Air Laut Menjadi Undang-Undang Nomor 23
terhadap Perubahan Garis Pangkal Tahun 2014 Terhadap Penetapan Batas
Pantai Akibat Perubahan Iklim. Jurnal Wilayah Laut. JGISE Volume 4 Nomor
Komunikasi Hukum (JKH), 6(2), 757- 2, Tahun 2021
586. United Nations Convension on the Law of
Khomsin, Cheri, B., Guruh, D & Prakoso, the Sea (UNCLOS) 1982.
W. 2021. Analisa Penentuan Zona
Pengelolaan Wilayah Laut Provinsi Peraturan:
Nusa Tenggara Timur Berdasarkan Ruu UUD Republik Indonesia Tahun 1945
Tentang Percepatan Pembangunan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Daerah Kepulauan. Prosiding FIT ISI No. 129 Tahun 2000 Tentang
Volume 1, Tahun 2021. Persyaratan Pembentukan dan Kriteria
Luhur, Sumaryo. 2021. Analysis of The Pemekaran, Penghapusan dan
Effect of Vertical Datum on The Penggabungan Daerah
Amendment Law Number 32 of 2004 Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor
Become Law Number 23 of 2014 on Sea 42 Tahun 2001 Tentang Pedoman
Boundary. JGISE. Pengelolaan Barang Daerah
Ni Luh, Getar & Kania. 2020. Peran Kementerian Dalam Negeri. 2012.
Pemerintah Dalam Mengatasi “Peraturan Menteri Dalam Negeri
Permasalahan Kerawanan Sosial Di Republik Indonesia No. 76 Tahun 2012
Wilayah Perbatasan Darat Indonesia. Tentang Pedoman Penegasan Batas
Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial, Jilid Daerah”. Jakarta
21, Nomor 1, April 2020, 44-62 Republik Indonesia. 2014. “Undang-
Prasetyo, Haris H. & Khomsin. 2020. Undang No. 23 Tahun 2014 tentang
Delimitasi Batas Pengelolaan Laut Pemerintahan Daerah”. Lembaran
Menurut Permendagri 141 Tahun 2017 Negara RI Tahun 2014, No. 244.
(Studi Kasus: Provinsi Maluku Utara). Sekretarian Negara. Jakarta.
Jurnal Geoid: Volume 16, Nomor 1, Kementerian Dalam Negeri. 2017.
Tahun 2020 (ISSN:2442-3998). Peraturan Menteri Dalam Negeri
Ratnawati,Tri. 2010. Satu Dasa Warsa Republik Indonesia Nomor 141 Tahun
Pemekaran Daerah Era Reformasi: 2017 Tentang Penegasan Batas Daerah.
Kegagalan Otonomi Daerah dalam UU Nomor 23 Tahun 2019 Tentang
Memasuki Dasawarsa Kedua Otonomi Sumber Daya Nasional Untuk
Daerah: Evaluasi dan Prospek. Jurnal Pertahanan Negara
Ilmu Politik, AIPI Kerjasama Pustaka
Pelajar, Edisi, 21, 2010.
Sahyana, Yana. 2019. Penyelesaian
Sengketa Batas Daerah Menggunakan
Pendekatan Regulasi. Jurnal Konstituen
VOL. 1 NO. 1, JANUARI 2019 : 45 –
58.
Satyawan, Arif & Yoppie. 2018. Ekonomi
Politik Konflik Agraria Pulau Kecil
(Studi Kasus di Pulau Pari, Kepulauan
Seribu, DKI Jakarta). Pusat Kajian
Sumberdaya Pesisir dan Lautan
(PKSPL)-LPPM IPB

50

Anda mungkin juga menyukai