Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

WAWASAN NUSANTARA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
1. WENING NATA NANGGALIH (2202040011)
2. ALFINA NUR RAMADHANI (2202040021)
3. SILFINA HERNIAWAN (2202040022)

DOSEN PENGAMPU : HJ. RATNA KARTIKAWATI, S.H., M.Hum., PhD

PROGRAM STUDI AKUNTANSI D-III


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2023

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
”Wawasan Nusantara”.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Purwokerto.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentan Wawasan Nusantara dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Purwokerto, 21 Februari 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................1
C. TUJUAN........................................................................................................1
KAJIAN PUSTAKA..................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................3
A. Pengertian Wawasan Nusantara.....................................................................3
B. Sifat atau Ciri-ciri Wawasan Nusantara.........................................................4
C. Zona Ekonomi Ekslusif..................................................................................5
D. Persetujuan tetang Garis Batas Landas Kontinen dan Laut Wilayah............7
PENUTUP..................................................................................................................8
A. KESIMPULAN..............................................................................................8
B. SARAN..........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................9

iii
PENDAHULUAN

 LATAR BELAKANG
Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah wilayah
kedaulatan. Setiap negara menduduki tempat tertentu di muka bumi serta mempunyai
perbatasan alamiah (laut, sungai, gunung). Kekuasaan sebuah negara mencakup
seluruh wilayah, tidak hanya tanah, melainkan juga laut di sekelilingnya dan angkasa
di atasnya.Selain masalah wilayah kedaulatan, rakyat dan pemerintahan sah yang
diakui juga merupakkan syarat mutlak suatu negara. Penduduk dalam suatu negara
biasanya menunjukkan beberapa ciri khas tertentu dalam masalah kebudayaan.

Dalam sejarah perkembangannya, kesamaan bahasa, kesamaan kebudayaan, kesamaan


suku bangsa, kesamaan agama merupakan faktor-faktor yang mendorong ke arah
terbentuknya persatuan nasioanal dan identitas nasional yang kuat.Sebagai negara
kepulauan yang luas, Indonesia menghadapi berbagai macam tantangan dan
permasalahan, diantaranya faktor geografis, seperti iklim dan sumber daya alam, serta
mengenai batas-batas wilayah. Melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957.
Deklarasi tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia, karena telah
melahirkan konsep wawasan nusantara yang menyatukan wilayah Indonesia. Laut
nusantara bukan lagi sebagai pemisah, akan tetapi sebagai pemersatu bangsa.
Indonesia meletakkan konsep dasar wawasan nusantara, salah satu pedoman bangsa
Indonesia mengenai wawasan nasional yang berpijak pada wujud wilayah nusantara
dan keberagaman masyarakat yang hidup dan saling berinteraksi.

 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian wawasan nusantara?
2. Apa saja unsur-unsur wawasan nusantara?
3. Apa peran wawasan nusantara di era globalisasi?

 TUJUAN
1. Untuk memberikan pemahaman tentang pengertian wawasan nusantara.
2. Untuk dapat mengetahui apa saja unsur wawasan nusantara.
3. Untuk dapat mengetahui apa saja peran wawasan nusantara di era globalisasi.

4
KAJIAN PUSTAKA

Wilayah Indonesia pada saat merdeka masih berdasarkan peraturan tentang wilayah
teritorial yang dibuat oleh Belanda yaitu Territoriale Zee en Maritieme Kringen
Ordonantie 1939” (TZMKO 1939), dimana lebar laut wilayah/teritorial Indonesia
adalah 3 mil diukur dari garis air rendah masing-masing pulau Indonesia. TZMKO
1939 tidak menjamin kesatuan wilayah Indonesia sebab antara satu pulau dengan pulau
yang lain menjadi terpisah - pisah, sehingga pada tgl 13 Desember 1957 pemerintah
mengeluarkan Deklarasi Djuanda

Sebagai negara kepulauan yang wilayah perairan lautnya lebih luas dari pada wilayah
daratannya, maka peranan wilayah laut menjadi sangat penting bagi kehidupan bangsa
dan negara. Luas wilayah laut Indonesia sekitar 5.176.800 km2. Ini berarti luas wilayah
laut Indonesia lebih dari dua setengah kali luas daratannya. Sesuai dengan Hukum Laut
Internasional yang telah disepakati oleh PBB tahun 1982. Wilayah perairan laut
Indonesia dapat dibedakan tiga macam yaitu:
1. Zona Laut Teritorial
Batas laut Teritorial ialah garis khayal yang berjarak 12 mil laut dari garis
dasar ke arah laut lepas. Jika ada dua negara atau lebih menguasai suatu
lautan, sedangkan lebar lautan itu kurang dari 24 mil laut, maka garis teritorial
di tarik sama jauh dari garis masing-masing negara tersebut. Laut yang terletak
antara garis dengan garis batas teritorial di sebut laut teritorial. Garis dasar
adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik dari ujung-ujung pulau
terluar.

2. Zona Landasan Kontinen


ialah dasar laut yang secara geologis maupun morfologi merupakan lanjutan
dari sebuah kontinen (benua). Kedalaman lautnya kurang dari 150 meter.
Adapun batas landas kontinen tersebut diukur dari garis dasar, yaitu paling
jauh 200 mil laut. Jika ada dua negara atau lebih menguasai lautan di atas
landasan kontinen, maka batas negara tersebut ditarik sama jauh dari garis
dasar masing-masing negara. Di dalam garis batas landas kontinen, Indonesia
mempunyai kewenangan untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada di
dalamnya, dengan kewajiban untuk menyediakan alur pelayaran lintas damai.

3. Zona Ekonomi Ekslusif


laut selebar 200 mil laut ke arah laut terbuka diukur dari garis dasar. Di dalam
zona ekonomi eksklusif ini, Di dalam zona ekonomi eksklusif ini kebebasan
pelayaran dan pemasangan kabel serta pipa di bawah permukaan laut tetap
diakui sesuai dengan prinsip Hukum Laut Internasional, Pengumuman tetang
zona ekonomi eksklusif Indonesia dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia
tanggal 21 Maret 1980.

5
PEMBAHASAN

A. Pengertian Wawasan Nusantara


Secara etimologis wawasan berasal dari bahasa jawa yaitu wawas (mawas) yang
artinyamelihat atau memandang, jadi kata wawasan dapat diartikan cara pandang, cara
memandang,keyakinan atau outlook artinya negara kepulauan yang terletak diantara 2
benua yaitu benuaasia dan australia dan 2 samudra yaitu hindia dan pasifik.

Wawasan Nusantara juga dapat diartikan cara pandang bangsa Indonesia yang telah
menegara tentang diri dan lingkungannya yang didasarkan pada Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, sejarahnya, dan lingkungan
alamnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Wawasan memiliki arti hasil
mewawas, tinjauan, pandangan, atau konsepsi cara pandang. Sedangkan Nusantara
berasal dari gabungan kata nusa yang berarti pulauatau pulau pulau dan antara yang
berarti lain atau seberang.Sehingga, Nusantara memiliki arti sebutan seluruh wilayah
kepulauan Indonesia. Secara umum, Wawasan Nusantara memiliki arti cara pandang
terhadap bangsa dengan tujuan menjaga persatuan dan kesatuan,yang terwujud dengan
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Konsep ini berupaya untuk menjawab
tantangan geografis yang melekat pada diri Indonesia sebagai negara yang terdiri
dari ribuan pulau serta ribuan latar belakang sosial budaya penduduknya. Hal ini
terkait dengan sikap negara yang mengutamakan pada persatuan dan kesatuan,
maka perairan yang terdapat di antara pulau-pulau itu harus dianggap sebagai elemen
penghubung dan bukanlah sebagai faktor pemisah.

Menurut para ahli:


1. Prof. Dr. Wan Usman(2000), wawasan nusantara adalah cara pandang
bangsa Indonesia perihal diri sendiri dan tanah airnya sebagai kepulauan
dengan semua aspek kehidupan yang amat beragam.
2. Samsul Wahidin (2010), wawasan nusantara adalah carapandang, cara
memahami, cara menghayati, cara bersikap, bertindak, berpikir dan bertingkah
aku bagi Bangsa Indonesia sebagai hasil interaksi proses-proses psikologis,
sosio kultural dalam arti yang luas dengan aspek-aspek asta grata.
3. Srijanti (2009), wawasan nusantara didefinisikan sebagai sebuah cara
pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenaidirinya yang bhineka, dan
lingkungan geografinya yang berwujud negara kepulauan berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.
4. Ketetapan MPR Tahun 1993 dan 1998 Tentang GBHNWawasan Nusantara
adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesiamengenai diri dan

6
lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dankesatuan bangsa serta
kesatuan wilayah dalam menyelenggarakankehidupan bermsyarakat,
berbangsa, dan bernegara untuk mencapaitujuan nasional

B. Sifat atau Ciri-ciri Wawasan Nusantara


Wawasan Nusantara memiliki dua sifat atau ciri, yaitu:
1. Manunggal, maksudnya keserasian dan keseimbangan yang dinamis dalam
segenap aspek kehidupan, baik aspek alamiah maupun aspek sosial.
Segenap aspek kehidupan sosial itu selalu menuntut untuk
dimanunggalkan secara serasi dan berimbang, sesuai dengan makna
sesanti Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan sifat asasi dari negara
Pancasila. Manunggal meliputi:

a. Manunggal di bidang wilayah, maksudnya wilayah Republik Indonesia


terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil dan dipisahkan serta
dihubungkan oleh lautan dan selat, harus dijaga dan diusahakan tetap
menjadi satu kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan
kekayaannya. Selain kebulatan wilayah harus juga merupakan kesatuan
wilayah, wadah, ruang hidup dan kesatuan matra seluruh bangsa, serta
menjadi modal dan milik bersama bangsa;

b. Manunggal di bidang bangsa, bahwa bangsa Indonesia terdiri dari


pelbagai macam suku bangsa dan berbicara di dalam pelbagai macam
bahasa daerah dan meyakini berbagai macam agama dan kepercayaan.
Oleh karena itu harus diusahakan terwujudnya satu kesatuan bangsa
yang bulat di dalam arti seluas-luasnya;

c. Manunggal di bidang ideologi, bahwa bangsa Indonesia bersifat


Bhinneka dituntut demi tetap utuhnya, untuk memiliki dan menganut
satu ideologi bangsa, yaitu Pancasila. Pancasila dengan demikian
merupakan satu-satunya ideologi bangsa dan negara yang melandai,
membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tercapainya cita-cita
nasional. Suatu syarat mutlak yang menjadi konsekuensi dari wujud
dan ciri-ciri sifat khas alamnya;

d. Manunggal di bidang politik, karena bangsa Indonesia hanya menganut


satu ideologi, yaitu ideologi Pancasila, maka di bidang politik perlu
diwujudkan dan di bina kestabilan politik yang menitik beratkan pada
program and achievement oriented;

7
e. Manunggal di bidang ekonomi, bahwa kekayaan wilayah bangsa baik
potensial maupun efektif adalah modal dan milik bersama bangsa, dan
bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia merata di seluruh
wilayah tanah air. Tingkat pembangunan ekonomi harus sama setidak-
tidaknya berimbang diseluruh daerah, tanpa meninggalkan ciri-ciri
khas yang dimiliki oleh daerah di dalam mengembangkan kehidupan
ekonominya;

f. Manunggal di bidang sosial, bahwa masyarakat Indonesia adalah satu,


perikehidupan bangsa harus merupakan satu kehidupan homogen
dengan tingkat kemajuan masyarakat yang seimbang dan merata serta
keselarasan kehidupan sesuai dean kemajuan bangsa;

g. Manunggal di bidang kebudayaan, bahwa kebudayaan Indonesia


adalah satu, corak ragam budaya menggambarkan kekayaan budaya
bangsa yang menjadi modal dan landasan pengembangan budaya
bangsa seluruhnya, dan hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh bangsa;

h. Manunggal di bidang pertahanan keamanan, bahwa seluruh kepulauan


Nusantara harus merupakan satu kesatuan pertahanan dan keamanan.
Ancaman dan gangguan terhadap satu pulau atau satu daerah,
hakekatnya merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.
Tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban sama di dalam
rangka pembelaan negara dan bangsa,

i. Manunggal di bidang psikologi, bahwa secara psikologi bangsa


Indonesia merasa dirinya satu, merasa senasib dan sepenanggungan,
sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu niat tekad di dalam
usaha/ikhtiar mencapai cita-cita bangsa. Perasaan yang mendorong niat
dan tekad tersebut, wajib dijaga terhadap pengaruh-pengaruh
perkembangan kondisi sosial politik dan ekonomi, yang hakekatnya
merupakan faktor yang bisa mengubah perasaan;

j. Berkeseimbangan, bahwa selain orientasi hidup manunggal harus juga


berimbang antara dunia dengan akhirat, antara jiwa dengan pikiran,
antara material dengan spiritual, antara perikehidupan darat, laut
dengan udara, antara nasional dengan internasional dan antara individu
dengan masyarakat.

8
2. Utuh menyeluruh artinya utuh menyeluruh bagi Nusantara dan rakyat
Indonesia sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh bulat dan tidak
dapat dipecah-pecah oleh kekuatan apa pun dan bagaimanapun, sesuai
dengan Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa (Lemhannas, 1994:39-
40).

C. Zona Ekonomi Ekslusif


Menurut Soedjono (1982): dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Pada maa penjajahan Belanda telah ada tatanan tentang laut bedaskan asas-asasa dan
ketentuan-ketentuan hukum yang berasal dari negara Belamda yang dituangkan dalam
bentuk ordonansi “Territoriale Zee en Maritieme Kringenn Ordonanstie 1939” Yang
ditetapkan pada 18 Agustus 1939 dan berlaku sejak 25 Agustus 1939. Berdasarkan
pada ordonasi tersebut dinyatakan bahawa luas wilayah laut Indonesia lebarnya 3
mil laut diukur dari garis air rendah (pasang surut) dari pulau-pulau yang merupakan
bagian dari wilayah daratan Indonesia
2. Setelah Indonesia merdeka, batas laut wilayah 3 mil itu merupakan persolan yang
mendasar karena menyangkut segi keamanan dan kepentingan negara yang terancam
oleh negara-negara besar.
3. Berkitan dengan masalh tersebut, maka pada tanggal 1 Desember 1975 lahirlah
Deklarasi Juanda ang berisi (a) lebar laut wilayah Indonesia dijadikan 12 mil lait, (b)
lebar laut tersebut diukur dari garis-garis dasar yang menghubungkan tititk terluar
dari pulau-pulau Indonesia yang terluar.

Beberapa alasan yang mendorong Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan


pernyataan wilayah Perairan Indonesia yaitu:
1. Secara geografi Indonesia sebagi suatu negara kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu
pulau mempunyai sifat dan corak tersendiri yang tenntnya memerlukan peraturan
tersendiri.
2. Bagi kesatuan wilayah (territorial) Negara Repulik Indonesia semua kepulauan sert
laut yang terletak diantaranya harus dianggap sebagai satu kesatuan yang bulat.
3. Penetpan batas-batas laut territorial yang berasal dari pemerintah Kolonial pasal 1
ayat (1) tidk sesuai lagi dengan kepentingan, keslamatan dan kepentingan Negara
Republik Indonesia.
4. Setiap negara yang berkedaulatan berhak dan berkewajiban untuk mngambil
tindakan-tidakan yang dipandang guna melindugi keutuhan dan keselamatan
negaranya (Soedjono,1982;2021).
5. Pada tanggal 21Maret 1980 Pemeritah Indonsia telah mengumumkan tentang Zona
Ekonomi Ekslusif Indonesia yang lebarnya 200 mil diukur dri garis pangkal laut
wilayah Indonesia. Pengumumana tersebut didorong oleh faktor berikut:
a. Semakin terbatasnya persediaan ikan.

9
b. Pembangunan nasional Indonesia
c. Zona Ekonomi Ekslusiff sebagai rzim hukm Internasional.

D. Peran Wawasan Nusantara di Era Globalisasi


Pada tanggal 17 Februari 1969 Pemerintah indonesia mengeluarkan deklarasi tentang
landas kontinen yang menurut Lemhannas (1994) dengan pertimbangan sebagai
berikut:
1. segala sumbr mineral dan sumber kekayaan alam lainnya termasuk organisme-
organisme hidup yang merupakan jenis sedentair yang terdapat pada dasar laut
dan tanah dibawahnya di landas kontine, merupakan milik Indonesia dana berda
di bawah yurisdikasinya eksklusif.
2. Dlam hal landas kontinen Indonesia, termasuk depressie-depressie (bagian yang
dalam) yang terdapat dalam landaan kontinen atau kepulauan Indonesia yang
berbatasan dengan suatu negara lain, maka melalui perundingan dengan negara
yang bersangkutan pemerintah bersedia menetapkan satu garis batas sesuai
dengan prinsip-prinsip hukum dan keadilan.
3. Menjelang tercapainya persetujuan seperti dimaksud di tas, Pemerintah
Republlik Indonesia akan menegeluarkan izin untuk produksi minyak dan gas
bumi dan untuk eksploitasi sumber-sumber mineral ataupun kekayaan lainnya,
hanya untuk daerah sebelah Indonesia dari garis tenagh (median line) yang
ditarik dari pulai indonesia terluar.
4. Ketentuan tersebut di atas tidak akan mempengaruhi sifat serta status dari
perairan diatas landas kontinen Indonesia sebagai laut lepas, demikian pula
ruang udara diatasnya.

Perjanjian garis batas landas kontinen yang pertama berhail diadakan dengan
Malaysia pada bulan Oktober 1969, yang kemudian disusul dengan negara tentangga
lain yaitu:
1. Perjanjian RI-Malaysia tentang Penetapan Garis Batas Landas Kontinen Kedua
Negara (di Selat Malaka dan Laut Cina Selatan ) yang ditandatangani pada 27
Oktober 1969, dan mulai berlaku pada 7 November 1969.
2. Perjanjian RI-Thailand tentang Lndas Kontinen Selat Malaka bagian Utara dan
Laut Andaman, ditandatangani pada 17 Desember 1971 yang mulai berlaku 7
April 1972.
3. Persetujuan RI-Malaysia dan Thailand mengenai landas kontinen bagian utara
pada tanggal 21 Desember 1971 dan berlaku 16 juni 1973.
4. Persetujuan RI-Australia, tentang penetapan atas dasar batas laut tertentu (di
Laut Arafuru, di depan Pantai Selatan Pulau Irian ( sekarang Papua) di depan
pantai utara Irian) tanggal 18 Mei 1971, dan berlaku mulai 19 Nvember 1973.
5. Persetuan RI-Australia tentang penetapan batas-batas dasar laut tertentu di
daerah Laut Timor dan Laut Arafuru sebagai tambahan pada persetujuan 18 mei
1971, dan 9 Oktober 1972.

10
6. Persetujuan RI dengan India tentng penetapan garis batas landas kontinen antara
kedua negara (batas antar Sumatra dan Nikobar) ditandatangani dan mulai
berlaku pada 8 Agustus 1974 (Lemhannas,1994:28,29)
Pemerintah Repulik Indonesia juga telh mengadakan perjanjian garis batas laut dan
perjanjain perbatasan ( meliputi perbatasan darat dan laut) dengan negara tetangga,
yaitu:
1. Perjajian RI-Malaysia dengan Singapura tentang penetapan garis batas laut
wilayah kedua negara di Selat Malaka yang ditandatangani 17 Maret 1970.
2. Perjanjian RI-Singapura tentang penetapan garis batas lat wilayah kedua negara
di Selat Singapura,ditandatangani 25 Mret 1973.
3. Perjanjian RI-Australia mengenai garis-garis batas tertentu antara Papua New
Guinea, yang ditandatangani pada 12 Februari 1973.

Peran mahasiswa yang dapat dilakukan diantaranya:


1. Mendukung persatuan bangsa berkemanusiaan yang adil dan beradab
2. Mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama
diatas kepentingan individu atau golongan.
3. Mendukung upaya untuk mewujudkan suatu keadilan sosial dalam
masyarakat.
4. Mempunyai kemampuan berfikir,bersikap nasional, dan dinamis,
berpandangan luas sebagai intelektual.
5. Mempunyai wawasankesadaran berbangsa dan bernegara untuk membela
negara yang dilandasi oleh rasa cinta tanah air.
6. Budi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
7. Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk
kepentingan kemanusiaan,berbangsa dan bernegara.
8. Mewujudkan kepentingan nasional. Memelihara dan memperbaiki
demokrasi.
9. Mengembangkan IPTEK yang dilandasi iman dan takwa.
10. Menciptakan kerukunan umat beragam.
11. Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan.
12. Menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungansekitar.
13. Merubah budaya negatif yang dapat menciptakan pertengkaran.
14. Mengembangkan kehidupan masyarakat menjadi lebih baik.
15. Memelihara nilai-nilai positif seperti gotong royong dalam masyarakat

PENUTUP

11
A. KESIMPULAN
Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta sesuaidengan geografi
wilayah Nusantara yang menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan dan cita-
cita nasional.

Wawasan Nusantara digunakan sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta rambu-


rambu, dalam menentukan segala kebijakan, keputusan, tindakan dan perbuatan, baik
bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah, maupun bagi seluruh
rmasyarakat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat yang bertujuan mewujudkan
nasionalisme yang tinggi disegala aspek kehidupan yang lebih mengutamakan
kepentingan nasional daripada kepentingan orang perorangan, kelompok, golongan,
suku bangsa, atau daerah.

B. SARAN
Sebagai masyarakat Indonesia yang telah memahami konsep wawasan nusantara,
sebaiknya bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari Meskipun kebudayaan
Indonesia sangat beragam, namun sebaiknya tetap mementingkan kesatuan dan
persatuan bangsa Indonesia serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan
kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara, untuk mencapai tujuan nasional.

Impementasi wawasan nusantara pada mahasiswa juga sekarang harus


direncankan dengan matang dan dilakukan untuk mendorong hal-hal positif pada diri
mahasiswa agar dapat mewujudkan kebahagiaan dan ketertiban masyarakat Indonesia
diera globalisasi ini.

DAFTAR PUSTAKA

12
Taniredja, Tukiran, dkk, 2021, Paradigma Terbaru PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN Untuk Mahasiswa, Bandung : Alfabeta

13

Anda mungkin juga menyukai