Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“WAWASAN NUSANTARA”

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Huma Magridoni Koling, S. Pd, M. Pd

DISUSUN OLEH :

Yoga Febri Kurniawan

22029114

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan
karunia-Nya kita dapat belajar pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan ini dan
dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Alhamdulillah sebagai penulis saya dapat menyelesaikan tugas
makalah ini tepat sebelum pada waktunya yang insyaa allah telah dilakukan dengan
baik. Tetapi saya masih menyadari masih banyak kekurangan di dalam penulisan
makalah ini.

Tidak lupa juga, ucapan terima kasih kepada Ibu Huma Magridoni Koling
S. Pd, M. Pd selaku dosen pengampu mata kuliah yang telah memberikan tugas ini
dan membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Semoga materi yang ada di dalam makalah ini bermanfaat dan bisa menjadi
bahan evaluasi dan tolak ukur dalam makalah-makalah lain, khususnya bagi mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Untuk itu, selaku penulis saya memohon kritik
dan sarannya. Terima kasih, Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Padang, November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………

Daftar Isi……………………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………..

A. Latar Belakang………………………………………………………………...
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………..
C. Tujuan……………………………………………………………………........
D. Manfaat………………………………………………………………………..

BAB II INDIKATOR PEMBAHASAN………………………………………………

1. Konsep dan Urgensi Wawasan Nusantara…..................................…………..


……............................................
2. Alasan Diperlukannya Wawasan Nusantara………...……………....................
3. Sumber Historis,Sosiologis,dan Politis tentang Wawasan Nusantara................
4. Dinamika dan Tantangan Wawasan Nusantara….......………………..............
5. Urgensi dan Esensi Wawasan Nusantara………………………………………

BAB III PENUTUP…………………………………………………….......................

A. Kesimpulan………………………………………………………………....…
B. Saran……………………………………………………………………..……
C. Daftar Rujukan………………………………………………………….……
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wawasan nusantara merupakan sebuah cara pandang bangsa Indonesia mengenai


diri dan lingkungannya secara satu kesatuan.Secara garis besar, cara pandang dalam
wawasan nusantara adalah mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dan tetap
menghargai serta menghormati kebhinekaan dalam setiap aspek kehidupan nasional
untuk mencapai tujuan nasional.

Wawasan nusantara dikembangkan berdasarkan falsafah pancasila yang


mengandung nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan, keadilan & keberadaban,persatuan
dan kesatuan, musyawarah untuk mencapai mufakat, serta kesejahteraan guna
menciptakan suasana damai dan tenteram menuju kebahagiaan dan kelangsungan
hidup bangsa dan negara Indonesia dari generasi ke generasi.

Kondisi objektif geografi Indonesia terletak pada posisi silang yang sangat
strategis, dan memiliki karakteristik yang berbeda dengan negara lain.Wawasan
Nusantara juga dikembangkan berdasarkan kondisi objektif bangsa Indonesia yang
beraneka ragam budaya, adat istiadat, agama, dan bahasa serta sistem masyarakat dan
organisasi kemasyarakatannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Konsep dan Urgensi Wawasan Nusantara
2. Apa yang dimaksud Alasan Diperlukannya Wawasan Nusantara
3. Apa yang dimaksud Sumber Historis,Sosiologis,dan Politis tentang Wawasan
Nusantara
4. Apa yang dimaksud Dinamika dan Tantangan Wawasan Nusantara
5. Apa yang dimaksud Urgensi dan Esensi Wawasan Nusantara
C. Tujuan
1. Kita mengetahui apa dengan Konsep dan Urgensi Wawasan Nusantara
2. Kita dapat mengetahui apa yang dimaksud Alasan Diperlukannya Wawasan
Nusantara
3. Kita dapat mengetahui apa yang dimaksud Sumber Historis,Sosiologis,dan
Politis tentang Wawasan Nusantara
4. Kita dapat mengetahui apa yang dimaksud Dinamika dan Tantangan
Wawasan Nusantara
5. Kita dapat mengetahui apa yang dimaksud Urgensi dan Esensi Wawasan
Nusantara

D. Manfaat

Dari makalah ini, manfaat yang kita dapat adalah kita mengetahui tentang konsep,
perbedaan, alasan, kedudukn, dinamika, tantangan, serta urgensi dari Wawasan
Nusantara Indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep dan Urgensi Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara terbagi atas 2 pengertian yaitu pengertian etiomologis dan


pengertian terminologi. Secara etimologi, kata Wawasan Nusantara berasal dari dua kata
wawasan dan nusantara. Wawasan dari kata “wawas”yang artinya pandangan. Sementara
kata “nusantara” merupakan gabungan kata nusa yang artinya pulau dan antara. Kata
”nusa” dalam bahasa Sanskerta berarti pulau atau kepulauan. Maka wawasan nusantara
berarti “Pandangan terhadap kepulauan”.Secara terminologis, wawasan nusantara
merupakan pandangan bangsa Indonesia terhadap lingkungan tempat berada termasuk diri
bangsa Indonesia itu sendiri.

Ada 2 perbedaan pendapat mengenai Nusantara

1. Kata nusantara sendiri secara historis bermula dari bunyi Sumpah Palapa dari Patih
Gajah Mada yang diucapkan dalam upacara pengangkatannya sebagai Mahapatih di
Kerajaan Majapahit tahun 1336 M, tertulis di dalam Kitab Pararaton Penamaan nusantara
ini berdasarkan sudut pandang Majapahit (Jawa), mengingat pada waktu itu belum ada
sebutan yang cocok untuk menyebut seluruh kepulauan yang sekarang bernama Indonesia
dan juga Malaysia. Nusantara pada waktu itu diartikan pulau-pulau di luar Majapahit (Jawa).
Dalam Kitab Negarakertagama karangan Empu Tantular, arti nusantara ialah pulau-pulau di
luar Jawa dengan Majapahit sebagai ibu kotanya.

2.Kata Nusantara digunakan oleh Ki Hajar Dewantara untuk mengggantikan sebutan


Hindia Belanda (Nederlandsch-Indie). Pada acara Kongres Pemuda Indonesia II tahun 1928
(peristiwa Sumpah Pemuda), digunakan istilah Indonesia sebagai pengganti Nusantara.
Nama Indonesia berasal dari dua kata bahasa Yunani, yaitu indo/indu yang berarti
Hindu/Hindia dan nesia/nesos yang berarti pulau. Dengan demikian kata nusantara bisa
dipakai sebagai sinonim kata Indonesia, yang menunjuk pada wilayah (sebaran pulau-pulau)
yang berada di antara dua samudra yakni Samudra Hindia dan Samudra Pasifik dan dua
benua yakni Benua Asia dan Australia.

Secara terminologis, wawasan nusantara merupakan pandangan bangsa Indonesia


terhadap lingkungan tempat berada termasuk diri bangsa Indonesia itu sendiri.dapat
diartikan Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai
diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta
kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara

B. Alasan Diperlukannya Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara merupakan wawasan ciri khas yang dimiliki oleh Indonesia
dan tidak dimiliki oleh negara lain.Wawasan Nusantara ini dapat membangun
ketahanan negara dan kemampuan negara secara sistematis dan proses
berkelanjutan,Wawasan Nusantara merupakan persepktif seluruh Bangsa Indonesia

Wawasan Nusantara ini dapat mewujudkan ketahanan nasional dengan cara kerja
sama baik dalam bidang politik, ekonomi,sosial, dan budaya. Dan dengan wawasan
Nusantara dapat menghasilkan masyarakat Indonesia yang kreatif dan dinamis.

C. Sumber Historis,Sosiologis,dan Politis tentang Wawasan Nusantara


1. Sumber Historis
Lahirnya konsepsi wawasan nusantara bermula dari Perdana Menteri Ir. H.
Djuanda Kartawidjaja yang pada tanggal 13 Desember 1957 mengeluarkan deklarasi
yang selanjutnya dikenal sebagai Deklarasi Djuanda. Isi pokok deklarasi ini adalah
bahwa lebar laut teritorial Indonesia 12 mil yang dihitung dari garis yang
menghubungkan pulau terluar Indonesia. Dengan garis teritorial yang baru ini
wilayah Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah. Laut di antara pulau bukan lagi
sebagai pemisah, karena tidak lagi laut bebas, tetapi sebagai penghubung pulau.
Sebelum keluarnya Deklarasi Djuanda, wilayah Indonesia didasarkan pada
Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie 1939 (TZMKO 1939) atau dikenal
dengan nama Ordonansi 1939, sebuah peraturan buatan pemerintah Hindia
Belanda. Penentuan lebar laut lebar 3 mil laut dengan cara menarik garis pangkal
berdasarkan garis air pasang surut atau countour pulau/darat. Dengan peraturan
zaman Hindia Belanda tersebut, pulau-pulau di wilayah Nusantara dipisahkan oleh
laut di sekelilingnya dan setiap pulau hanya mempunyai laut di sekeliling sejauh 3
mil dari garis pantai. Laut setelah garis 3 mil merupakan lautan bebas yang berarti
kapal asing boleh dengan bebas melayari laut yang memisahkan pulau-pulau
tersebut. Laut dengan demikian menjadi pemisah pulau-pulau di Indonesia
Tidak hanya melalui peraturan perundangan nasional, bangsa Indonesia
juga memperjuangkan konsepsi wawasan nusantara berdasar Deklarasi Djuanda ini
ke forum internasional agar mendapat pengakuan bangsa lain atau masyarakat
internasional. Melalui perjuangan panjang, akhirnya Konferensi PBB tanggal 30 April
1982 menerima dokumen yang bernama “The United Nation Convention on the Law
of the Sea” (UNCLOS). Berdasarkan Konvensi Hukum Laut 1982 tersebut diakui asas
Negara Kepulauan (Archipelago State). Indonesia diakui dan diterima sebagai
kelompok negara kepulauan, Indonesia. UNCLOS 1982 tersebut kemudian
diratifikasi melalui Undang-Undang No. 17 tahun 1985. Berdasar konvensi hukum
laut tersebut, wilayah laut yang dimiliki Indonesia menjadi sangat luas, yakni
mencapai 5,9 juta km2, terdiri atas 3,2 juta km2 perairan teritorial dan 2,7 juta km2
perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE). Luas perairan ini belum termasuk landas
kontinen (continent shelf
2. Sumber Sosiologis
Berdasar sejarah, wawasan nusantara bermula dari wawasan kewilayahan.
Ingat Deklarasi Djuanda 1957 sebagai perubahan atas Ordonansi 1939 berintikan
mewujudkan wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah, tidak lagi terpisah-
pisah. Sebagai konsepsi kewilayahan, bangsa Indonesia mengusahakan dan
memandang wilayah sebagai satu kesatuan. Namun seiring tuntutan dan
perkembangan, konsepsi wawasan nusantara mencakup pandangan akan kesatuan
politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan, termasuk persatuan
sebagai satu bangsa. Sebagaimana dalam rumusan GBHN 1998 dikatakan Wawasan
Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta
kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara
Semangat kebangsaan Indonesia sesungguhnya telah dirintis melalui
peristiwa Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908, ditegaskan dalam Sumpah Pemuda 28
Oktober 1928, dan berhasil diwujudkan dengan Proklamasi Kemerdekaan bangsa
pada tanggal 17 Agustus 1945. Oleh karena itu, jauh sebelum Deklarasi Djuanda
1957, konsep semangat dan kesatuan kebangsaan sudah tumbuh dalam diri bangsa.
Bahkan semangat kebangsaan inilah yang berhasil membentuk satu bangsa
merdeka.
Keadaan sosiologis masyarakat Indonesia dan juga keberlangsungan
penjajahan yang memecah belah bangsa, telah melatarbelakangi tumbuhnya
semangat dan tekad orang-orang di wilayah nusantara ini untuk bersatu dalam satu
nasionalitas, satu kebangsaan yakni bangsa Indonesia. Semangat bersatu itu pada
awalnya adalah bersatu dalam berjuang membebaskan diri dari penjajahan, dan
selanjutnya bersatu dalam wadah kebangsaan Indonesia.
3. Sumber Politik
Kepentingan nasional itu merupakan turunan lanjut dari cita-cita nasional,
tujuan nasional, maupun visi nasional. Cita-cita nasional bangsa Indonesia
sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea II adalah untuk
mewujudkan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur
sedangkan tujuan nasional Indonesia sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD
1945 alinea IV salah satunya adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia.
Wawasan nusantara yang bermula dari Deklarasi Djuanda 1957 selanjutnya
dijadikan konsepsi politik kenegaraan. Rumusan wawasan nusantara dimasukkan
dalam naskah Garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai hasil ketetapan MPR mulai
tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998. Setelah GBHN tidak berlaku
disebabkan MPR tidak lagi diberi kewenangan menetapkan GBHN, konsepsi
wawasan nusantara dimasukkan pada rumusan Pasal 25 A UUD NRI 1945 hasil
Perubahan Keempat tahun 2002. Cobalah Anda telusuri kembali rumusan-rumusan
Wawasan Nusantara tersebut sejak dari GBHN 1973 sampai rumusan GBHN 1998.
Geopolitik berasal dari bahasa Yunani, dari kata geo dan politik. “Geo”
berarti bumi dan “Politik” politeia, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri
(negara) dan teia yang berarti urusan. Sementara dalam bahasa Inggris, politics
adalah suatu rangkaian asas (prinsip), keadaan, cara, dan alat yang digunakan untuk
mencapai cita-cita atau tujuan tertentu. Tindakan, cara dan perilaku masyarakat
dipengaruhi oleh kondisi geografi tempat masyarakat hidup. Selanjutnya geopolitik
dipandang sebagai studi atau ilmu. Geopolitik secara tradisional didefinisikan
sebagai studi tentang "pengaruh faktor geografis pada tindakan politik”. Geopolitik
dimaknai sebagai ilmu penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya dikaitkan
dengan masalah-masalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa.
D. Dinamika dan Tantangan Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara mempertimbangkan keanekaragaman yang ada di
Indonesia baik dalam bidang politik,ekonomi,sosial dan budaya serta
pertahanan dan keamanan Indonesia ,Tantangan Wawadan Nusantra ada 3
macam yaitu
1. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan Masyarakat ini terhalang dengan kondisi
nasional yaitu pembangunan yang tidak merata menyebabkan
keterbelakangan, yang membahayakan integritas. Keadaan ini
menyebabkan kemiskinan dan ketidaksetaraan sosial di masyarakat.
Untuk mengatasinya yaitu dengan cara memberikan prioritas pada
pengembangan daerah tertinggal agar masyarakat dapat berperan dan
berpartisipasi aktif dalam pembangunan di semua aspek kehidupan.
2. Kemajuan IPTEK
Dengan kemajuan IPTEK yang sangat pesat dan besar
membuat dunia menjadi transparan tanpa mengetahui perbatasan
Nasional,sehingga dunia menjadi tidak terbatas.Hal ini
mempengaruhui kehidupan semua aspek kehidupan baik itu aspek
sosial,nasional,dan negara yang bisa mempengaruhi pola pikir dan
prilaku masyarakat Indonesia.
3. Era Kapitalis
Di Era Kapitalis ini membuat Indonesia menggunakan sistem ekonomi
yang hadrus menghasilkan keuntungan dengan melakukan kegiatan
yang luas mencangkup semua aspek kehidupan masyarakat,sehingga
diperlukan strategi baru dalam sistem ekonomi yaitu keseimbangan.
E. Urgensi dan Esensi Wawasan Nusantara

Keunikan yang dimiliki wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan, antara lain:

 Bercirikan negara kepulauan (Archipelago State) dengan jumlah


17.508 pulau.
 Luas wilayah 5.192 juta km2 dengan perincian daratan seluas 2.027
juta km2 dan laut seluas 3.166 juta km2. Negara kita terdiri 2/3
lautan / perairan Jarak utara selatan 1.888 km dan jarak timur barat
5.110 km
 Terletak diantara dua benua dan dua samudra (posisi silang)
 Terletak pada garis katulistiwa
 Berada pada iklim tropis dengan dua musim
 Menjadi pertemuan dua jalur pegunungan yaitu Mediterania dan
Sirkum Pasifik
 Berada pada 60 LU- 110 LS dan 950 BT – 1410 BT
 Wilayah yang subur dan habittable (dapat dihuni)
 Kaya akan flora, fauna, dan sumberdaya alam

Wawasan kepulauan tidak hanya mencakup integritas teritorial tetapi juga


kesatuan bangsa. Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang heterogen.
Heterogenitas bangsa ditandai oleh keragaman etnis, agama, ras dan budaya.Bangsa
Indonesia sebagai kesatuan memiliki keunikan, yaitu:

 Memiliki keragaman suku, yakni sekitar 1.128 suku bangsa (Data


BPS, 2010)
 Memiliki jumlah penduduk besar, sekitar 242 juta (Bank Dunia, 2011)
 Memiliki keragaman ras
 Memiliki keragaman agama
 Memiliki keragaman kebudayaan, sebagai konsekuensi dari
keragaman suku bangsa.

Konsep Wawasan Nusantara menciptakan bahwa Indonesia memiliki unit


regional di kebijakan politik,sosial budaya,dan ekonomi serta pertahanan dan
keamana negara Indonesia.Perwujudan wawasan nusantara dilihat dari Perwujudan
Kepulauan Nusantara sebagai Satu kesatuan Politik,sebagai Satu kesatuan
Ekonomi,sebagai Satu kesatuan Sosisal Kebudayaan serta sebagai Satu Kesatuan
Pertahanan dan Keamanan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Wawasan nusantara merupakan sebuah cara pandang bangsa Indonesia mengenai


diri dan lingkungannya secara satu kesatuan.Secara garis besar, cara pandang dalam
wawasan nusantara adalah mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dan tetap
menghargai serta menghormati kebhinekaan dalam setiap aspek kehidupan nasional
untuk mencapai tujuan nasional.

Wawasan Nusantara merupakan wawasan ciri khas yang dimiliki oleh Indonesia
dan tidak dimiliki oleh negara lain.Wawasan Nusantara ini dapat membangun
ketahanan negara dan kemampuan negara secara sistematis dan proses
berkelanjutan,Wawasan Nusantara merupakan persepktif seluruh Bangsa Indonesia

Wawasan Nusantara ini dapat mewujudkan ketahanan nasional dengan cara kerja
sama baik dalam bidang politik, ekonomi,sosial, dan budaya. Dan dengan wawasan
Nusantara dapat menghasilkan masyarakat Indonesia yang kreatif dan dinamis.

B. Saran

Selaku pemakalah, saya menyadari bahwasanya dalam penyusunan makalah ini


masih jauh dari kesempurnaan. Baik dari tata cara penulisan atau bahasan yang
digunakan, maupun dari segi materinya. Untuk itu, saya meminta kritik dan saran dari
dosen agar kedepannya makalah ini bisa menjadi lebih baik lagi.
Daftar Rujukan

Nurwardani, Paristiyanti, dkk. 2016 .Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi.Jakarta :


Diraktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan

Ramadhan, M. N. H., & Najicha, F. U. (2022). Gerakan Wawasan Nusantara Pada


Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meraih Indonesia Bebas Perundungan Siber. Jurnal
Kewarganegaraan, 6(2), 2661-2668.

Sumario,dkk.2022.Pendidikan Kewarganegaraan “Hakikat, Konsep, dan Urgensi”. Komplek


Puri Melia Asri Blok C3 no.17 Desa Bojong Emas Kec.Solokan Jeruk Kabupaten Bandung,
Provinsi Jawa Barat: Grup CV. Widina Media Utama

ANINDITA, RISMA. "Wawasan Nusantara Karya Risma Anindita." (2022).

Anda mungkin juga menyukai