Anda di halaman 1dari 28

WAWASAN NUSANTARA DAN GEOPOLITIK 2

Disusun Oleh :
Fasilitator 15

1. Ade Yola Saputri (2017210171)


2. Iman Maulana (2017210815)
3. Justitia Navia L (2017210816)
4. Dhea Indira S (2017210824)
5. Vidha Mourine (2017210833)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS


SURABAYA
2017

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmatNya yang telah dilimpahkan
kepada kami hingga tersusunya laporan ini guna melengkapi tugas kelompok untuk
Pancasila dan kewarganegaraan. Adapun topik pembahasan kita adalah Wawasan
Nusantara dan Geopolitik.
Kami mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada Bapak dosen pengajar yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
lebih memahami pembentukan karakter melalui presentasi dan pembuatan makalah
ini.
Kami berharap agar pembaca bersedia memberikan perhatian serta kritik
maupun saran demi kesempuranaan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini
dapat berguna bagi kita semua.

Surabaya,03 Maret 2018

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................1

Daftar Isi................................................................................................................2

BAB 1 : Pendahuluan

1. Latar Belakang...........................................................................................3
2. Rumusan Masalah......................................................................................5

BAB 2 : Pembahasan

1. Pengertian Wawasan Nusantara.................................................................6


2. Hakikat Wawasan Nusantara.....................................................................7
3. Dasar – Dasar Pemikiran Wawasan Nusantara..........................................8
4. Unsur – Unsur Dasar Wawasan Nusantara..............................................11
5. Wilayah – Wilayah Kedaulatan NKRI....................................................14
6. Wawasan Nusantara dalam Perundang – Undangan RI..........................17
7. Tantangan Wawasan Nusantara...............................................................19
8. Implementasi Wawasan Nusantara..........................................................21

BAB 3 : Penutup

1. Kesimpulan..............................................................................................26
2. Saran........................................................................................................26

Daftar Pusataka....................................................................................................27

2
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dengan meningkatnya teknologi serta pengaruh globalisasi yang telah dimulai


beberapa tahun yang lalu, menyebabkan masyarakat Indonesia mulai terpengaruh
oleh budaya asing yang telah masuk ke Indonesia seperti lebih mengutammakan
dirinya sendiri daripada kepentingan negara. Contohnya seperti pada kasus
pengakuan budaya yang dimiliki Negara Malaysia seperti Reog Ponorogo. Mereka
mengaku bahwa budaya tersebut berasal dari Negaranya, yang sebenarnya adalah
milik Negara Indonesia. Namun masyarakat Indonesia baru menyadari bahwa
kebudayaan mereka telah diambil oleh Negara lain dan menyuarakan protes mereka
saat Malaysia membuat pengakuan tersebut. Lalu mengapa baru saat itu mereka baru
menyadarinya? Lalu kemanakah masyarakat selama ini?.

Dari sini kita dapat mengetahui bahwa masyarakat Indonesia telah melupakan
kebudayaan mereka sendiri dan lebih mementingkan dirinya sendiri dari pada
mempertahankan kebudayaan yang dimiliki oleh negaranya. Maka dari itu,
masyarakat perlu untuk mengevaluasi diri mereka untuk meningkatkan rasa
kepemilikan serta nasionalisme akan budaya yang dimiliki Indonesia. Dan dengan
adanya era globalisasi ini, seharusnya masyarakat bisa lebih berusaha untuk menjaga
kebudayaan daerah masing – masing.

Selain itu, masyarakat juga harus lebih mengetahui tentang Wawasan


Nasional agar kasus seperti itu tidak terulang kembali. Wawasan nasional adalah cara
pandang suatu bangsa yang manifestasinya ditentukan oleh ideology dinamis dari
bangsa tersebut dengan kesejarahannya, kondisi objektif geografis maupun
kebudayaan sebagai kondisi subjektif serta idealis yang dijadikan aspirasi sebagai
bangsa yang merdeka, berdaulat, dan bermartabat, dan karena itu memiliki identitas

3
yang khas menjiwai bangsa tersebut dalam tindak kebijaksanaannya. 1 Wawasan
Nasioanal Indonesia pada tanggal 13 Desember 1957 dengan lahirnya Deklarasi
Djuanda yang menetapkan 12 mil laut yang kemudian wawasan nasioanl dinamakan
dengan Wawasan Nusantara.

Wawasan nusantara berasal dari kata “Wawasan” yang artinya pandangan =


penglihatan = tinjauan = tanggapan = indrawi , “Nusa” yang artinya kepulauan dan
“Antara” yang artinya terletak di antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, antara
Benua Asia dan Australia.2 Karena letak tersebut menyebabkan bangsa Inodenisa
memiliki berbagai budaya atau bangsa yang heterogen. Hal ini menguntungkan bagi
bangsa Indonesia karena bangsa yang heterogen umumnya lebih dinamis. Akan tetapi
disamping keuntungan tersebut terdapat juga hal yang merugikan. Hal yang
merugikan tersebut adalah rentan terjadinya konflik / masalah karena banyakanya
perbedaan yang ada.

Wawasan nusantara memiliki unsur ruang secara fisik maupun secara


keseluruhan. Hal ini megandung konsepsi yang dimiliki geopolitik suatu negara. Oleh
karena itu wawasan nusantara juga merupakan geopolitik Indonesia.

Geopolitik Indonesia diartikan sebagai sistem politik atau peraturan –


peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh
aspirasi nasional geografik (kepentingan yang titik beratnya terletak pada
pertimbangan geografi, wilayah atau teritorial dalam arti luas) suatu negara, yang
apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung atau tidak langsung
kepada sistem politik suatu negara.3 Dan hal sebaliknya juga dapat terjadi yaitu
politik suatu negara dapat berdampak pada kondisi geografi negara tersebut.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa Indonesia merupakan negara


kepulauan sehingga rentan terjadi konflik / masalah, maka geopolitik ini sangaylah
penting bagi bangsa Indonesia. Pentingnya Geopolitik bagi Indonesia adalah untuk
1
Wirman Burhan, 2014, halaman 73
2
Wirman Burhan, 2014, halaman 73
3
Ani Sri Rahayu, 2013, halaman 114

4
dapat mempertahankan negara dan berperan penting dalam pembinaan kerjasama dan
penyelesaian konflik antar negara yang mungkin muncul dalam proses pencapaian
tujuan.4

2. Rumusan Masalah
Dalam makalah kami kali ini membahas beberapa rumusan masalah, antara lain :
1. Apa pengertian, hakikat, dasar pemikiran serta unsur – unsur dasar wawasan
nusantara?
2. Bagaimanakah Wawasan Nusantara dirumuskan dan dituangkan dalam
Perundang – undangan RI?
3. Apa saja wilayah – wilayah kedaulatan NKRI?
4. Apa saja tantangan wawasan nusantara?
5. Bagaimanakah implementasi wawasan nusantara?

4
Ani Sri Rahayu, 2017, halaman 128

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Wawasan Nusantara


Pengertian wawasan nusantara dapat diartikan secara etimologi dan secara
terminologi. Secara etimologi, wawasan nusantara memiliki dua suku kata, yaitu
wawasan dan nusantara. Wawasan berasal dari kata mawas yang berasal dari bahasa
jawa yang artinya pandangan, tinjauan, atau penglihatan. Wawasan sendiri
merupakan cara pandang, cara meninjau, atau cara melihat. Sedangkan kata nusantara
terdiri dari dua kata, yaitu nusa dan antara. Nusa memiliki arti pulau sedangkan antara
berarti diapit diantara suatu hal. Dan disini Indonesia diapit oleh Benua Asia dan
Australia serta Samudra Pasifik dan Hindia.
Secara terminologi, wawasan nusantara diartikan dengan “Cara pandang
bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya sesuai ide nasionalnya, yaitu
Pancasila dan UUD 1945, sebagai anspirasi suatu bangsa yang merdeka, berdaulat
dan bermartabat di tengah – tengah lingkungannya, yang menjiwai tindak
kebijaksanaan dalam mencapai tujuan perjuangan bangsa.”(Modul UT, 1985:3)5.
Maka dari itu, wawasan nusantara merupakan cara pandang yang
mengajarkan pada kita tentang pentingnya sebuah persatuan dan kesatuan dalam
segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara agar Indonesia dapat mencapai
tujuan dan cita – cita yang telah ada pada Pancasila dan UUD 1945.Selain itu, melalui
wawasan nusantara kita sebagai bangsa Indonesia memiliki kebebasan untuk
menentukan cara – cara memanfaatkan kondisi geografis, sosial budaya, lingkungan,
dll
Selain itu, wawasan nusantara merupakan penerapan dari teori geopolitik
bangsa Indonesia dikarenakan wilayah Indonesia yang terdiri dari daratan, lautan dan
udara diatasnya dipandang sebagai ruang hidup (Lebensraum) yang utuh. Pandangan

5
Mardenis,2016, halaman 100

6
tersebut didasarkan olek konstelasi lingkungan tempat tinggalnya yang menghasilkan
konsepsi wawasan nusantara.6

2. Hakikat Wawasan Nusantara

Upaya untuk mewujudkan cita – cita serta tujuan nasional bangsa Indonesia
berkaitan dengan Hakikat dari wawasan nusantara yang terdapat dalam pembukaan
Undang – Undang dasar 1945. Cita – cita bangsa Indonesia terdapat dalam alinea ke
dua yang telah ditegaskan bahwa cita – cita bangsa Indonesia adalah untuk
mewujudkan Negara Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Sedangkan
tujuan nasional bangsa Indonesia terdapat dalam alinea ke empat yaitu untuk
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut dalam menciptakan
ketertiban dan perdamaian dunia.

Untuk mewujudakan cita – cita serta tujuan nasional dipengaruhi oleh tiga
faktor. Faktor pertama adalah kondisi geografis Indonesia. Indonesia memiliki
wilayah yang cukup luas yang terdiri dari ribuan pulau serta dikelilingi oleh benua –
benua seperti benua Asia dan Australia. Faktor kedua adalah faktor manusia.
Indonesia memiliki jumlah penduduk yang cukup padat serta memiliki berbagai
macam suku, adat istiadat, dan bahasa yang beragam. Dan faktor yang terakhir adalah
faktor lingkungan. Indonesia di kelilingi oleh lautan yang cukup luas. Lautan yang
cukup luas ini memiliki dampak negatif serta dampak positif. Dampak positifnya
adalah Indonesia memiliki sumber daya laut yang melimpah yang dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat. Sedangkan dampak negatifnya adalah lautan ini dapat menjadi titik
rawan bangsa Indonesia ditinjau dari segi sosial budaya dan pertahanan keamanan.

Dari uraian diatas kita dapat menyimpulkan bahwa wawasan nusantara pada
hakikatnya merupakan perwujudan pancasila. Yang artinya , kesatuan yang bulat dan
utuh serta mengandung paham keseimbangan, maka Wawasan Nusantara juga berarti

6
Abd Rahman,2017, halaman 165

7
cara pandang bangsa Indonesia dalam melihat permasalahan – permasalahan yang
dihadapi bangsa dan negara secara utuh dan menyeluruh.

Tujuan Wawasan Nusantara sebagai wawasan nasional dengan sendirinya


harus sesuai dan tidak boleh menyimpang dari tujuan nasional. Wawasan Nusantara
bertujuan untuk mewujudkan kesatuan dalam segenap aspek kehidupan bangsa dan
negara, baik aspekk alamiah maupun aspek sosial.7

Aspek alamiah mencakup :

1. Gatra letak geografis


2. Gatra keadaan dan kekayaan alam
3. Gatra keadaan dan kemampuan penduduk = Tri Gatra
Aspek sosial mencakup :

1. Gatra ideologi
2. Gatra politik
3. Gatra ekonomi
4. Gatra sosial dan budaya
5. Gatra pertahanan dan keamanan = Panca Gatra

3. Dasar – Dasar Pemikiran Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara pada dasarnya lahir dan kemudian berkembang sejalan


dengan kepentingan nasional bangsa Indonesia, yakni suatu bangsa yang wilayah
dengaranya terletak pada posisi silang dunia dengan akibat. Segala akibat tersebut
memaksa bangsa Indonesia mengambil sikap tegas dan Wawasan Nusantara
meruoakan perwujudan dari sikap tersebut.8

Banyak hal sebenarnya menjadi dasar pemikiran Wawasan Nusantara, namun


tiga dasar terpenting di antaranya adalah sebagai berikut:

7
Mardenis, 2016, halaman 101
8
Mardenis, 2016, halaman 104

8
1. Dasar pemikiran Geografis dan Geostrategis
a. Keadaan Geografis
Secara geografis dan demografis (penduduk). Indonesia merupakan
negara terbesar di asia Tenggara, bahkan penduduknya terbesar nomor empat
di dunia. Hal – hal lain dari aspek geografis ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Panjang wilayah mencakup 1/8 katulistiwa.
2. Jumlah pulaunya 13.667 pulau.
3. Luas lautan 2/3 dari seluruh wilayah
4. Tanahnya mengandung sumber kekayaan alam yang cukup besar dan
umumnya masih potensial, di antaranya merupakan bahan – bahan vital
dan strategis
5. Penduduknya cukup padat (sekitar 215 jiwa) dengan penyebaran yang
tidak merata (Jawa, Madura dan Bali cukup padat, sementara Kalimantan,
Irian dan Sulawesi cukup jarang).
b. Geostrategis Indonesia
Geostrategis diartikan dengan pertahanan dan keamanan yang dirancang
9
sesuai kondisi wilayah negara yang bersangkutan. Letak wilayah Indonesia
pada posisi silang dunia telah memberikan pengaruh sangat luas terhadap
berbagai aspek kehidupan bangsa. Pengaruh – pengaruh tersebut pada satu
pihak memang menguntungkan, tapi pada pihak lain tidak menguntungkan
bahkan dapat mengundang berbagai bentuk ancaman yang berbahaya.
Jika ditinjau lebih jauh, maka letak wilayah Indonesia pada posisi silang
dunia tersebut tidak hanya mengenai aspek – aspek fisik geografis aja,
melainkan juga mengenai aspek – aspek kehidupan sosial lainnya, yakni:

a) Demografi: antara daerah yang berpenduduk padat di Utara (RRC) dan daerah
yang berpenduduk jarang di Selatan (Australia).
b) Ideologi: antara komunisme di Utara dan Liberalisme di Selatan.

9
Mardenis, 2016, halaman 105

9
c) Politik: antara Demokrasi Rakyat di Utara dengan Demokrasi di Parlementer
di Selatan
d) Budaya: antara Kebudayaan Timur di Utara dan kebudayaan Barar di Selatan.
e) Hankam: antara sistem pertahanan kontinental di Utara dan sistem pertahanan
maritim di barat Selatan dan Timur.
2. Dasar Pemikiran Historis dan Yuridis Formal

UUD 1945 tidak secara tagas mengatus tentang batas wilayah RI sebagaimana
yang dituntut oleh Hukum Internasional. Karena itu, di awal kemerdekaan,
Indonesia berdasarkan pasal aturan peralihan, otomatis berlaku peraturan
sebelumnya yakni Ordonansi tahun 1939 yang menegaskan bahwa batas wilayah
Hindia Belanda adalah 3 mi dari pantai diukur waktu pasang surut.
Karena kondisi tersebut sangat merugikan kepentingan nasional Indonesia,
maka pada tanggal 13 Desember 1957 pemerintah Indonesia mengeluarkan
peraturan yang dikenal dengan Deklarasi Djuanda yang menerapkan asas
Nusantara. Deklarasi Djuanda menegaskan bahwa batas wilayah Indonesia adalah
12 mil dari garis dasar yang menghubungkan titik – titik ujung terluar dari pulau
pulau Indoneisa terluar. Berdasarkan aturan iini, maka laut bebas di antara pulau –
pulau sebagai akibat dari penerapan Ordonansi 1939 dengan sendirinya batal.
Karena itu dikatakan bahwa Deklarasi Djuanda merupakan awal bangsa Indonesia
meralisasikan kembali konsep Wawasan Nusantara melalui pengadaan peraturan
perundang – undangan.
Selanjutnta, pada tahun 1980, pemerintah Indonesia kembali mengeluarkan
pengumuman tentang Zona Ekonomi Ekslusif baru ini, maka luas wilayah
Indoneisa terutana ke arah laut bebas bertambah secara signigikan.

3. Dasar Pemikiran Kepentingan Nasional

Kepentingan nasional secara umum diartikan nilai – nilai yang di anggap


terbaik bagi suatu bangsa dan mereka ingin mempertahankannya. Bagi bangsa

10
Indonesia, kepentingan nasionalnya yang terurama adalah menjamin kelangsungan
hidup bangsa dan negaranya yang diproklamasikan pada tanggal 17-08-1945
kepentingan nasional lainnya yang lebih bersifat operasional dan dinamis adalah
menjadi kesinambungan pelaksanaan pembangunan nasional dalam pengertian
yang seluas - luasnya. Dan perjuangan bangsa Indonesia menerapkan konsep
Wawasan Nusantara melalui berbagai aspek dan jalur pada akhirnya bermuara
dalam rangka mempertahankan kedua kepentingan nasional di atas.

4. Unsur – Unsur Dasar Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia tentang diri


dan lingkungnya merupakan fenomena (gejala) sosial yang dinamis memiliki tiga
unsur dasar, yaitu

1. Wadah
Supaya bisa memahami wadah kita perlu meninjau arti dari “asas
archipelago” yaitu kumpulan pulau-pulau dari lautan sebagai kesatuan archipelago
yang menunjukkan satu kesatuan wilayah yang batas-batasnya ditentukan oleh
laut.

a. Wujud Wilayah
Batas ruang lingkup wilayah nusantara ditentukan oleh lautan.
Letak geografis negara berada diposisi dua samudra, yaitu Pasifik dan
Hindia sedangkan benua yaitu Asia dan Australia.

b. Tata Inti Organisasi


Tata inti organisasi negara didasarkan pada UUD 1945 yang
menyangkut bentuk dan kedaulatan negara, kekuasaan pemerintahan,
system pemerintahan dan system perwakilan. Negara Indonesia adalah
negara kesatuan berbentuk Republik.

11
c. Tata Kelengkapan Organisasi
Wujud dari tata kelengkapan organisasi adalah kesadaraan
politik dan kesadaran bernegara yang harus dimiliki oleh seluruh
rakyat yang mencakup partai politik, golongan, dan organisasi
masyarakat, kalangan pers, serta seluruh aparatur negara.

2. Isi Wawasan Nusantara


Isi wawasan nusantara tercermin dalam perspektif kehidupan manusia
Indonesia dalam ekstensinya yang meliputi cita-cita bangsa dan asas manunggal
yang terpadu.
a. Cita-cita Indonesia tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945
1. Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan
makmur
2. Rakyat Indonesia yang berkehidupan kebangsaan yang bebas
3. Pemerintahan rakyat Indonesia melindungi segenap bangsa dan
seluruh tumpa darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksankan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial

b. Asas keterpaduan semua aspek kehidupan nasional berciri manunggal


utuh menyeluruh meliputi berikut ini.

1. Satu kesatuan wilayah nusantara yang mencakup daratan,


perairan dan dirgantara secara terpadu.
2. Satu kesatuan politik, dalam arti satu UUD dan politik
pelaksanaannya, serta satu ideologi dan identitas nasional.

12
3. Satu kesatuan sosial-budaya dalam arti perwujudan masyarakat
Indonesia atas dasar “Bhineka Tunggal Ika”. Satu tertib sosial
dan satu tertib hukum.
4. Satu kesatuan ekonomi dengan berdasarkan atas asas usaha
bersama dan asas kekeluargaan dalam satu sistem ekonomi
kerakyatan.
5. Satu kesatuan pertahanan dan keamanan dalam satu sistem
terpadu, yaitu sistem pertahanan keamanan rakyat semesta
(Sinhankamrata).
6. Satu kesatuan kebijakan nasional dalam arti pemerataan
pembangunan dan hasil-hasilnya yang mencakup aspek
kehidupan nasional.

3. Tata Laku Wawasan Nusantara


Tata Laku Wawasan Nusantara mencangkup dua segi sebagai berikut:

a. Tata laku batiniah berlandaskan falsafah bangsa yang membentuk


sikap mental bangsa yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
hidupnya. Berdasarkan falsafah bangsa maka mereka senantiasa
meyakini bahwa manusia itu merupakan makhluk tuhan, individual
dan sosial dan mereka meyakini kehidupan didunia nyata dan akhirat,
sehingga senantiasa berbuat baik.10
b. Tata laku lahiriah merupakan kekuatan yang utuh untuk membangun
kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik melalui sikap dan
perilaku yang humanis, disiplin, kerja keras, tanggung jawab,
berdedikasi, nasionalis, berkarakter dan visioner11. Wawasan nusantara

10
Sukadi,2017,Halaman 152
11
Sukadi,2017,Halaman 152

13
diwujudkan dalam satu sistem organisasi yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian.

5. Wilayah- Wilayah Kedaulatan NKRI

UUD tahun 1945, Bab IX A Pasal 25 E “ Negara Kesatuan Republik


Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan batas-batas
dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang. Sesuai dengan Undang – Undang
Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia menyatakan bahwa wilayah Negara
Indonesia merupakan Negara Kepulauan (Archipelego State).

Kedaulatan Negara Republik Indonesia di perairan Indonesia meliputi:

1. Laut Teritorial
2. Perairan kepulauan dan perairan pedalaman
3. Ruang udara di atas laut teritorial
4. Dasar laut dan tanah di seluruh daratan
5. Ruang udara yang ada di atasnya
6. Semua sumber kekayaan alam yang terkandung di dalamnya

Wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia meliputi:

1) Wilayah Daratan
Daerah permukaan bumi dalam batas – batas tertentu dan yang
terkandung dalam tanah permukaan bumi. Batas- batasnya dibuat dengan
sengaja atau dapat pula ditandai dengan benda – benda alam seperti gunung,
hutan, dan sungai.

Wilayah daratan Indonesia terdiri dari pulau – pulau nusantara yang


berjumlah sebanyak 17.506 pulau – pulau besar dan pulau- pulau kecil yang
terletak dari:

14
 Barat ke Timur, yang berjarak lebih kurang 5.110 KM.
Timur 141 derajat BT, Barat 95 derajat BT
 Utara ke Selatan, yang berjarak lebih kurang 1.888 KM,
Utara 6 derajat LU, Selatan 11 derajat LS.

Dalam konferensi Rupa Bumi yang diadakan oleh Perserikatan Bangsa


– Bangsa ( PBB) pada 31 Juli 2012, di New York, Amerika Serikat.
Pemerintah Indonesia secara resmi mendaftarkan jumlah pulau – pulau
Indonesia sejumlah 13.466 pulau ( Lebih sedikit dari jumlah pulau – pulau
yang ada semua).

2) Wilayah Lautan/Perairan

Meliputi Laut Teritorial Indonesia, perairan kepulauan dan perairan


danau dan pedalaman. Pada mulanya luas laut teritorial Indonesia ditentukan
berdasarkan pada ketentuan:
Mariteem Zee En Kringen Ordonantie 1939, merupakan ketentuan
undang – undang yang dibuat oleh Belanda yakni luas laut ditentukan sejauh 3
mil dari pantai setiap pulau – pulau, berdasarkan ketentuan ini, Indonesia
terpisah-pisah antara satu pulau dengan yang lain di mana tidak semua luas
lautan menjadi milik Indonesia. Diluar batas 3 mil adalah merupakan laut
bebas/ Internasional. Kemudian berdasarkan Deklarasi Djuanda tanggal 13
Desember 1957, menyatakan bahwa luas laut teritorial Indonesia berubah
menjadi selebar 12 Mil Laut yang diukur dari garis pangkal kepulauan
Indonesia. Sehingga jarak antara satu pulau dengan pulau yang lain terhubung
dan tidak terpisah. Laut yang ada diantara pulau – pulau dalam kepulauan
Indonesia menjadi milik Indonesia, bukan menjadi laut beba/ Internasional.
Ketentuan Batas ini diakui secara Internasional setelah Indonesia
meratifikasi hasil Konferensi PBB pada 30 April 1982 tentang Hukum Laut
“The United Nations Convention on The Law of The Sea” (UNCLOS-1982).

15
Berdasarkan UNCLOS tersebut Indonesia diakui sebagai Negara
Kepulauan ( Archipelego State) . pemerintah Indonesia meratifikasi ketentuan
UNCLOS dengan UU No. 17 Tahun 1985.
Selanjutnya hingga saat ini terdapat tiga pembagian wilayah laut
sebagai berikut:
a. Laut wilayah Teritorial 12 mil. Yaitu laut yang diukur dari garis pantai
pada saat air surut, lalu ditarik garis lurus dari pulau – pulau terluar. Hal
ini berlaku bagi setiap negara kepulauan ( Archipelego State).
b. Zona Ekonomi Eklusif (ZEE) Indonesia, yang lebarnya 200 Mil laut dan
diukur dari garis pangkal laut wilayah Indonesia. Lautan ZEE Indonesia
merupakan lautan bebas yang dapat digunakan untuk pelayaran
internasional. ZEE Indonesia telah diakui dan diterima oleh hampir
seluruh peserta konferensi hukum laut internasional di JAMAIKA tahun
1982 dan telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia dengan UU No.5
Tahun 1983 tentang ZEE Indonesia.
c. Landas Kontinen, Yaitu wilayah tertentu yang dimiliki oleh negara untuk
melakukan eksplorasi dan eksploitasi kekayaan alam yang terkandung di
dalam laut. Tentang landasan kontinen Indonesia diatur melalui UU No.5
tahun 1973.

3) Wilayah Udara

Merupakan seluruh wilayah yang berada di atas wilayah daratan dan


lautan negara Indonesia. Menurut teori udara bebas dinyatakan bahwa
kebebasan ruang tanpa batas, ruang udara yang dapat dipergunakan oleh
siapa pun. Negara Indonesia berhak dan berdaulat di ruang udara di atas
wilayahnya.
Wilayah Udara berdasarkan UU No. 20 Tahun 1982 tentang
Pertahanan Negara.dinamakan sebagai wilayah Dirgantara yang terbagi atas
3 lapisan:

16
a. Lapisan Wilayah Udara Nasional, merupakan wilayah udara yang dapat
dilalui oleh pesawat terbang.
b. Lapisan Wilayah Udara Geostationer Satelit Orbit (GSO), merupakan
wilayah udara yang di mana ditempatkan Satelit Bumi.
c. Lapisan Wilayah Udara Bebas (Antariksa)

Kebebasan ruang terbatas terbagi dua.

a) Negara kolong berhak mengambil tidakan tertentu untuk memelihara


keamanan dan keselamatan bangsa dan negara.
b) Negara kolong hanya berhak terhadap suatu wilayah tertentu.

Teori yang menyatakan adanya kebebasan ruang terbatas adalah:

a. Teori keamanan negara mempunyai kedaulatan di atas udara bebas


dibatasi oleh untuk menjaga keamanan.
b. Teori penguasaan Cooper, kedaulatan udara ditentukan oleh
kemampuan negara yang bersangkutan menguasai ruang udara secara
fisik dan Ilmiah.
c. Teori schachter wilayah udara sampai pada ketinggian tertentu dimana
tekanan udara masih cukup mampu mengangkat pesawat.

6. Wawasan Nusantara dalam Perundang – Undangan RI

Jiwa dan semangan Wawasan Nusantara pada dasarnya sudah dimiliki bangsa
Indonesia sejak waktu dulu, hanya saja belum dirumuskan secara tegas dan belum
ditulis dalam peraturan perundang – undangan yang berlaku. Telah adanya juwa dan
semangay Wawasan Nusantara tersebut antara lain tergambar dari semangat “Sumpah

17
Palapa” oleh patih Kerajaan Majapahit serta adanya peribahasa “bersatu kita teguh,
bercerai kita runtuh”.

Wawasan Nusantara mulai dirumuskan secara tegas dan ditulis dalam


peraturan perundang – undangan sejak tahun 1973 yakni dengan dimuatnya secara
tegas konsep Wawasan Nusantara dalam GBHN. Sesuai dengan ketetapan MPR
Nomor IV/MPR/1973, yo TAP MPR No. IV/MPR/1978, yo TAP MPR No.
II/MPR/1983, yo TAP MPR No. II/MPR/1988, yo TAP MPR No. II/MPR1993, yo
TAP MPR No. II/MPR/1998. Dalam TAP – TAP MPR tersebut dapat ditegaskan:
Wawasan dalam mencapai tujuan pembangunan nasional adalah Wawasan Nusantara
yang mencakup sebagai berikut:

1. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik, dalam arti;


a. Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segaka isi dan kekayaan
merupakan kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup dan kesatuan matra
seluruh bangsa dan milik bersama bangsa
b. Bahwa bangsa Indonesia dan seterusnya.
2. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi dalam arti:
a. Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif adalah
modal dan milik bersama bangsa, dan bahwa kehidupan sehari – haru harus
tersedia merata di seluruh tanah air
b. Tingkat perkembangan ekonomi dan seterusnya.
3. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan Budaya,
dalam arti:
a. Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus
merupakan kehidupan yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan
masyarakat yang sama, merata serta adanya keselarasan kehidupan yang
sesuai dengan kemajuan bangsa.
b. Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya dan seterusnya
4. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesataun Pertahanan dan
Keamanan, dalam arti:

18
a. Bahwa ancaman terhadap satu daerah dan pulau pada hakikatnya merupakan
ancaman bagi seluruh bangsa dan negara
b. Bahwa tiap – tiap warga negara dan seterusnya

Dengan dimuatnya rumusan Wawasan Nusantara dalam GBHN sebagai TAR


MPR, maka berarti sejak tahun 1973 tersebut konsep dan nilai – nilai Wawasan
Nusantara telah memiliki kekuatan hukum yang mengikat seluruh rakyat dan bangsa
Indonesia termasuk mengikat penyelenggara negara. Hal ini berarti setiap kebijalan
dan program pembangunan harus di lakukan untuk mencerminkan semangat dan nilai
– nilai dari Wawasan Nusantara tersebut yang intinya adalah semangat kesatuan dan
keutuhan (lintas sektoral).

7. Tantangan Wawasan Nusantara

Sekarang ini banyak perubahan yang terjadi mulai dari kehidupan individu
dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Dan seperti yang kita ketahui bahwa
faktor utama perubahan ini adalah adanya nilai - nilai kehidupan yang dibawa dari
negara maju.

Berkaitan dengan wawasan nusantara ini yang merupakan sarat nilai – nilai
budaya bangsa dan dibentuk melalui perjalanan perjuangan bangsa yang panjang,
apakah wawasan nusantara ini akan hilang atau akan tetap berdiri dengan kokoh dan
mampu bertahan dalam terpaan nilai global yang menantang Wawasan Persatuan
Bangsa? Tantangan – tangan tersebut antara lain :

1. Pemberdayaan Masyarakat
a. John Naisbit
Dalam bukunya Global Paradox, ia menulis "To be a global powers, the
company must give more role to the smallest part." intinya adalah global
paradox memberikan pesan pada sebuah negara untuk memberikan peran
sebesar – besarnya pada rakyatnya. Akan tetapi di Indonesia tidak dapat

19
melakukannya karena Indonesia merupakan negara berekmbang dan masih
menjalankan program Top Down Planning karena keterbatasan kualitas
SDIV. Oleh karena itu, Indonesia membutuhkan landasan operasional berupa
GBHN (Garis – Garis Besar Haluan Negara)
b. Kondisi Nasional
Kemiskinan serta kesenjangan sosial yang ada di masyarakat merupakan
dampak dari tidak meratanya pembangunan nasional. Apabila kondisi ini
tidak cepat terselesaikan maka masyarakat daerah yang tertinggal akan
terjadi perubahan pola pikir, sikap dan tindakan dikarenakan ketidak
berdayaan mereka dalam aspek kehidupannya.
2. Dunia Tanpa Batas
a. Pekembangan IPTEK
Perkembangan IPTEK saat ini sangat maju dengan pesat dan dunia menjadi
transparan tanpa mengenal batas dunia. Hal ini dapat berdampak dalam
seluruh aspek kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara serta dapat
mempengaruhi pola pikir, sikap da tindakan masyarakat di Indonesia.
b. Kenichi Omahe
Kenichi Omahe dengan dua bukunya yang terkenal Borderless World dan
The End of Nation State mengatakan bahwa dalam perkembangan
masyarakat global, batas-batas wilayah negara dalam arti geografi dan politik
relatif masih tetap, namun kehidupan dalam satu negara tidak mungkin dapat
membatasi kekuatan global.
Kenichi Omahe memberikan pesan bahwa untuk dapat menghadapi kekuatan
global, maka sutau negara harus mengurangi peranan pemerintah pusat dan
memberikan peranan yang lebih kepada pemerintah daerah dan masyarakat.
Dengan adanya pesan ini memberikan peluang bagi pemerintah untuk
memberikan masyarakat untuk berpartisipasi dalam upaya pembangunan agar
lebih meningkatkan kemampuan dan kekuatan bangsa dalam percaturan
global.
3. Era Baru Kapitalisme

20
Dalam era baru kampitalisme tidak terlepas dari globalisasi. Dimana negara –
negara maju mempertahankan eksistensinya dengan menekan negara – negara
berkembang melalui isi global. Agar dapat berkembang dalam era ini maka kita
bangsa Indonesia harus menerapkan nilai – nilai pancasila yaitu, mengamanatkan
kehidupan yang serasi, selaras, dan seimbang antara individu, masyarakat,
bangsa, serta semesta dan penciptanya.
4. Kesadaran Warga Negara
a. Pandangan bangsa Indoensia terhadap hak dan kewajiban
Pada dasarmya bangsa Indonesia meyakini bahwa hak dan kewajiban
merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan karena merupakan satu kesatuan.
Masyarakat Indonesia memiliki kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
NKRI menganut paham Negara kesatuan menempatkan kewajiban di muka.
Kepentingan umum masyarakat, berbangsa, dan bernegara harus lebih
diutamakan daripada kepentingan pribadi atau golongan.
b. Kesadaran Bela Negara.
Kesadaran bela negara saat ini mengalami penurunan yang ditunjukan dengan
kurangnya rasa persatuan dan kesatuan dan adanya beberapa negara yang ingin
memisahkan diri dari Indonesia.

8. Implementasi Wawasan Nusantara


1. Wawasan Nusantara sebagai Pancaran Falsafah Pancasila
Falsafah Pancasila diyakini sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang
sesuai dengan aspirasinya. Keyakinan ini dibuktikan dalam sejarah
perjuangam bangsa Indonesia. Konsep wawasan nusantara berpangkal pada
dasar Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama. Wawasan nusantara
sebagai aktualisasi falsafah Pancasila menjadi landasan dan pedoman bagi
pengelolaan kelangsungan hidup Indonesia.

2. Wawasan Nusantara dalam Pembangunan Nasional

21
Wawasan nusantara dalam pembangunan nasional dilaksanakan dalam
perwujudan kepulauan nusantara sebagai kesatuan politik, satu kesatuan
ekonomi, satu kesatuan sosial budaya, dan satu kesatuan pertahanan
keamanan
a. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik
1. Kebulatan wilayah dengan segala isinya merupakan modal dan milik
bersama bangsa Indonesia.
2. Keanekaragaman suku, budaya dan bahasa daerah serta agama yang
dianutnya tetap kesatuan bangsa Indonesia.
3. Secara psikologis, bangsa Indonesia merasa satu persaudaraan, senasib
dan seperjuangan, sebangsa dan setanah air untuk mencapai satu cita-
cita bangsa yang sama.
4. Pancasila merupakan falsafah dan ideologi pemersatu bangsa Indonesia
yang membimbing ke arah tujuan dan cita-cita yang sama
5. Kehidupan politik diseluruh wilayah nusantara sistem hukum nasional
6. Seluruh kepulauan Nusantara merupakan satu kesatua sistem hukum
nasional.
7. Bangsa Indonesia bersama bangsa-bangsa lain ikut menciptakan
ketertiban dunia dan perdamaian abadi melalui politik luar negeri yang
bebas aktif.

b. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi


1. Kekayaan di wilayah Nusantara, baik potensial maupun efektif, adalah
modal dan milik bersama bangsa untuk memenuhi kebutuhan diseluruh
wilayah Indonesia secara merata.
2. Tingkat perkembangan ekonomi harus seimbang dan serasi di seluruh
daerah tanpa mengabaikan ciri khas yang memiliki daerah masing-
masing .
3. Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah nusantara
diselenggarakan sebagai usaha bersama dengan asas kekeluargaan

22
dalam sistem ekonomi kerakyatan untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat.

c. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya


1. Masyarakat Indonesia adalah satu bangsa yang harus memiliki
kehidupan serasi dengan tingkat kemajuan yang merata dan seimbang
sesuai dengan kemajuan bangsa.
2. Budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu kesatuan dengan corak
ragam budaya yang menggambarkan kekayaan budaya bangsa Budaya
Indonesia tidak menolak nilai-nilai budaya asing asalkan tidak
bertentangan dengan nilai budaya bangsa sendiri dan hasilnya dapat
dinikmati

d. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Pertahanan


Keamanan
1. Ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakikatnya adalah
ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.
2. Tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama
untuk ikut serta dalam pertahanan dan keamanan negara dalam rangka
pembelaan negara dalam rangka pembelaan negara dan bangsa.

3. Penerapan Wawasan Nusantara


a. Salah satu manfaat paling nyata dari penerapan wawasan
nusantara khususny di bidang wilayah, adalah diterimanya
konsepsi nusantara di forum Internasional, sehingga terjaminlah
integritaa wilayah teritorial Indonesia. Laut nusantara yang
semula dianggap “ laut bebas” menjadi bagian integral dari
wilayah Indonesia. Disamping itu, pengakuan terhadap landas
kontinen Indonesia dan ZEE Indonesia menghasilkan
pertambahan luas wilayah yang cukup besar.

23
b. Pertambahan luas wilayah sebagai ruang hidup tersebut
menghasilkan sumber daya alam yang cukup besar untuk
kesejahteraan bangsa Indonesia. Sumber daya alam itu meliputi
minyak, gas bumi, dan mineral lainnya yang banyak berada
didasar laut, baik di lepas pantai maupun di laut dalam.
c. Pertambahan luas wilayah tersebut dapat diterima oleh dunia
Internasional termasuk negara-negara tetangga
d. Penerapan di bidang sosial budaya dapat dilihat pada kebijakan
untuk menjadikan bangsa Indonesia yang Bhinneka Tunggal
Ika tetap merasa sebangsa, setanah air, senasib sepenanggungan
dengan asas Pancasila.
e. Penerapan Wawasan Nusantara di bidang Pertahanan
Keamanan terlihat pada kesiapsiagaan dan kewaspadaan
seluruh rakyat melalui Sistem Pertahanana Keamanan Rakyat
Semesta untuk menghadapi berbagai ancaman bangsa dan
negara.

4. Hubungan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional


Supaya dalam penyelenggaraan kehidupan nasional agar tetap
mengarah pada pencapaian tujuan nasional diperlukan suatu landasan
dan pedoman yang kokoh konsepsi wawasan nasional. Wawasan
nasional Indonesia menumbuhkan dorongan dan rangsangan untuk
mewujudkan aspirasi bangsa serta kepentingan dan tujuan nasional.
Upaya pencapian tujuan nasional dilakukan dengan pembangunan
nasional yang juga harus berpedoman pada wawsan nasional.

Ditengah proses pembangunan nasional untuk mencapai tujuan


nasional selalu akan menghadapi berbagai kendala dan ancaman.
Untuk mengatasi perlu dibangu suati kondisi kehidupan nasional yang
disebut ketahanan nasional. Keberhasilan pembangunam nasional akan

24
meningkatkam kondisi dinamik kehidupan nasional dalam wujud
ketahanan nasional yang tangguh, Sebaliknya ketahanan nasional yang
tangguh akan mendorong pembangunan nasional semakin baik.

Wawasan nasional bangsa Indonesia adalah Wawasan Nusantara yang


merupakan pedoman bagi proses pembangunan nasional menuju tujuan
nasional. Sedangkan ketahanan nasional merupakan kondisi yang harus
diwujudkan agar proses pencapaina tujuan nasional tersebut dapat
berjalan dengan sukses.12 Oleh karena itu, diperlukan suatu konsepsi
Ketahanan Nasional yang sesuai dengan karakteristik bangsa
Indonesia.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa Wawasan Nusantara dan


Ketahanan Nasional merupaka dua konsepsi dasar yang paling
mendukung sebagai pedoman bagi penyelenggaraan kehidupan
berbangsa dan bernegara agara tetap jaya dan berkembang.

12
Ani Sri Rahayu, 2017, halaman 140

25
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas kita dapat menarik kesimpulan, bahwa wawasan
nusantara merupakan cara pandang kita untuk menjadi suatu negara yang utuh dalam
satu kesatuan Negara Republik Indonesia. seperti yang kita ketahui bahwa bangsa
Indonesia memiliki berbagai macam budaya, suku, adat istiadat, serta bahasa yang
tersebar di berbagai wilayah. hal ini harus kita manfaatkan dengan baik sehingga kita
dapat mencapai tujuan sera cita – cita yang telah dirumuskan dan juga menjadi negara
yang utuh dalam satu kesatuan Negara Republik Indonesia.

2. Saran

Karena keberagaman perbedaan budaya di Indoensia, dapat menimbulkan


berbagai konflik sehingga dapat menghambat kita untuk menjadi utuh dan gagal
mencapai tujuan dan cita – cita bangsa. Apalagi dengan adanya globalisasi yang maju
dengan pesat. Maka dari itu kita sebagai masyarakat Indonesia harus lebih
mementingkan kepentingan bangsa dari pada kepentingan pribadi.

26
DAFTAR PUSTAKA

Mardenis. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Rangka Pengembangan


Kepribadian Bangsa. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Burhan, Wiraman. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan, Pancasila dan Undang –


Undang Dasar 1945. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Rahayu, Ani Sri. 2013. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Jakarta
: Bumi Aksara

Rahayu, Ani Sri. 2017. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Edisi
Revisi. Jakarta : Bumi Aksara

Rahman, Abd dan Baso Madiong. 2017. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan


Tinggi. Makassar : Celebes Media Perkasa

Suastika, I Nengah dan Sukadi. 2017. Pendidikan Kewarganegaraan.

27

Anda mungkin juga menyukai