Anda di halaman 1dari 27

TUGAS RESUME

ACCOUNT OFFICER

“ANALISIS KUANTITATIF”

Kelas : D

VIDHA MOURINE (2017210833)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

SURABAYA

2020
PEMBAHASAN

1. Kualitas Kredit
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/2/PBI/2005 Tentang Penilaian
Kualitas Aktiva Bank Umum pada bagian kedua pasal 10 menyebutkan
bahwa, “Kualitas kredit ditetapkan berdasarkan faktor penilai sebagai berikut:
a. Prospek usaha, b. Kinerja (performance) debitur; dan c. Kemampuan bayar.
Menurut peraturan ini pula dijelaskan mengenai faktor-faktor penilaian kredit
pada pasal 11. Penjelasan tersebut akan dijabarkan dibawah ini
a. Prospek usaha
Penilaian terhadap prospek usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 10
huruf a meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:
- Potensi pertumbuhan usaha;
- Kondisi pasar dan posisi debitur dalam persaingan;
- Kualitas manajemen dan permasalahan tenaga kerja;
- Dukungan dari grup atau afiliasi; dan
- Upaya yang dlakukan debitur dalam rangka memelihara lingkungan
hidup.
b. Kinerja (performance) debitur
Penilaian terhadap kinerja debitur sebagaimana dalam pasal 10 huruf b
meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:
- Perolehan laba;
- Struktur permodalan;
- Arus kas; dan
- Sensitivitas terhadap risiko pasar.
c. Kemampuan bayar
Penilaian terhadap kemampuan bayar sebagaimana dimaksud dalam pasal
10 huruf c meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai
berikut:
- Ketepatan pembayaran pokok dan bunga;
- Ketersediaan dan keakuratan informasi keuangan debitur;
- Kelengkapan dokumentasi kredit;
- Kepatuhan terhadap perjanjian kredit;
- Kesesuaian penggunaan dana; dan
- Kewajaran sumber pembayaran kewajiban.
2. Analisis Rasio Keuangan
Analisis laporan keuangan merupakan hal yang penting untuk dilakukan.
hal ini dikatakan penting, karena pihak eksternal dapat mengetahui kekuata
dan kelemahan dari perusahaan tersebut. Analisis laporan keuangan juga
digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan di masa lalu. Hasil
evaluasi ini nantinya akan digunakan perusahaan sebagai bahan pertimbangan
dalam menyusun rencana perusahaan ke depannya. Salah satu cara
memperoleh informasi yang bermanfaat dari laporan keuangan perusahaan
adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan
Analisa rasio keuangan adalah perbandingan antara dua/kelompok data
laporan keuangan dalam satu periode tertentu, dan data tersebut bisa antar
data laporan posisi keuangan dan data laporan laba rugi. Tujuannya adalah
memberi gambaran kelemahan dan kemampuan finansial perusahaan dari
periode ke periode. Analisa rasio keuangan ini dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu: comparative ratio analysis dan ratio trend analysis. Comparative
ratio analysis adalah membandingkan kinerja perusahaan tersebut dengan
perusahaan lain atau industri yang sejenis. Sedangkan ratio trend analysis
adalah membandingkan kinerja perusahaan yang sekarang dengan kinerja
perusahaan di masa lalu. Analisa rasio keuangan sendiri terdiri dari:
a. Rasio Likuiditas
Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Terdapat dua
macam rasio likuiditas yang biasanya digunakan, yaitu:
- Current Ratio
Current Ratio merupakan rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar liabilitas lancarnya dengan
menggunakan aset lancar yang dimilikinya. Semakin besar rasio
ini, berarti semakin likuid perusahaan. Namun, rasio ini
mempunyai kelemahan karena ternyata tidak semua komponen
aset lancar memiliki tingkat likuiditas yang sama.
Aset lancar
Current Ratio ¿ ×100 %
Liabiltas jangka pendek

- Quick Ratio
Quick Ratio merupakan rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar liabilitas lancarnya dengan
menggunakan aset yang lebih likuid seperti kas, surat berharga,
dan piutang. Sedangkan untuk persediaan dan semua aset
dibawahnya, seperti uang muka, tidak diperhitungkan karena
kurang likuid.
Quick Ratio

Aset lancar−Perse d i aan−Biaya Dibayar Dimuka


¿ ×100 %
Liabiltas jangka pendek

b. Rasio Solvabilitas (Leverage ratio)


Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajiban-kewajibannya (liabilitas jangka pendek
dan liabilitas jangka panjang). Terdapat 4 rasio solvabilitas yang
digunakan, yaitu:
- Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang mengukur
besar kecilnya penggunaan total liabilitas dibandingkan dengan
modal sendiri perusahaan.
Total Liabiltas
Debt to Equity Ratio (DER) ¿ ×100 %
Total Modal Saham

- Debt to Asset Ratio (DAR)


Debt to Asset Ratio (DAR) merupakan rasio yang mengukur
berapa jumlah dana yang bersumber dari liabilitas untuk
membiayai aktiva perusahaan. Semakin besar rasio ini maka
menunjukkan semakin besar porsi penggunaan liabilitas dalam
membiayai investasi pada aset.
Total Liabiltas
Debt to Asset Ratio (DAR) ¿ ×100 %
Total Aset

- Rasio Hutang Jangka Panjang terhadap Kapitalisasi (LTD-to-


capitalization)
Rasio ini menggunakan kapitalisasi sebagai pembanding.
Kapitalisasi sendiri didefinisikan sebagai total modal ekuitas dan
liabilitas. Perusahaan dengan LTD-to-capitalization yang tinggi
akan lebih rentan ketika pertumbuhan ekonomi menurun.
LTD-to-capitalization

Liabiltas Jangka Panjang


¿ × 100 %
Liabilitas Jangka Panjang+ Modal Ekuitas

- Time Interest Earned (TIE)


Time Interest Earned (TIE) merupakan rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar angsuran bunga.
Semakin tingga Time Interest Earned (TIE) menunjukkan
kemampuan perusahaan yang baik untuk membayar beban bunga
dengan menggunakan sumber pendapatan dari pendapatan
operasional perusahaan.
Laba bersih+ pajak + beban bunga
Time Interest Earned (TIE) ¿
beban bunga

c. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam mengelola sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien.
Terdapat 6 rasio aktivitas yang digunakan, yaitu:
- Perputaran Piutang (Account Receivable Turnover – ARTO)
Rasio ini digunakan untuk menilai efektivitas kebijakan kredit
dari perusahaan. Semakin tinggi nilai ARTO, maka semakin cepat
pula penagihan hutang yang dilakukan oleh perusahaan. Dari
informasi rasio ARTO dapat dihitung rata-rata periode penagihan
piutang (Average Collection Period – ACP).
Penjualan Kredit 365 hari
ARTO ¿ ACP ¿
PiutangUsaha ARTO

- Perputaran Persediaan (Inventory Turnover – INTO)


Rasio ini merupakan estimasi kemampuan perusahaan dalam
menjual produknya, yaitu mulai dari pembelian bahan baku
hingga penjualan barang jadi. Semakin tinggi rasio INTO, maka
semakin cepat pula perusahaan menjual produknya. Dari rasio
INTO dapat dihitung rata-rata periode persediaan (Average Days
Inventory – ADI).
Harga Pokok Penjualan 365 hari
INTO ¿ ADI ¿
Persediaan INTO

- Perputaran Utang Dagang (Account Payable Turnover – APTO)


Rasio ini mengukur seberapa baik perusahaan debitur membayar
utang kepada para pemasoknya atau seberapa longgar fasilitas
kredit yang diberikan pemasok. Darii rasio APTO ini bisa
dihitung periode pembayaran utang (Average Days Account
Payable – ADAP).
Harga Pokok Penjualan 365 hari
APTO ¿ ADAP ¿
Utang Dagang APTO

- Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover – WCTO)


Working capital didefinisikan sebagai aset lancar dikurangi
liabilitas lancar. Rasio ini menunjukkan perputaran modal kerja
dalam satu tahun.
Penjualan
WCTO ¿
Modal Kerja
- Perputaran Total Aset (Total Asset Turnover – TATO)
Rasio ini menunjukkan seberapa efisien perusahaan dalam
menggunakan semua asetnya. Rasio ini cenderung lebih tinggi
untuk perusahaan yang sudah berjalan lama karena aset dicatat
berdasarkan nilai buku, bukan nilai pasar.
Penjualan
TATO ¿
Total Aset

- Perputaran Aset Tetap (Fixed Asset Turnover – FATO)


Rasio ini mengukur sejauh mana perusahaan memanfaatkan aset
tetapnya. Rasio FATO yang rendah mengindikasikan bahwa
terjadi kapasitas menganggur dalam fasilitas produksi, yang
selanjutnya bisa mengindikasikan bahwa produk perusahaan
kurang laku di pasar. Rasio FATO yang rendah juga mungkin saja
disebabkan karena aset tetap masih baru dan belum lama
digunakan untuk produksi.
Penjualan
FATO ¿
Total Aset Tetap(Neto)

d. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas ini digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (laba) dan untuk tumbuh
di masa datang. Rasio profitabilitas ini terdiri dari:
- Net Profit Margin (NPM)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
mengkonversi penjualan menjadi laba bersih. Rasio ini juga
mengukur efisiensi perusahaan secara keseluruhan, baik efisiensi
operasional maupun non-operasional.
Laba Bersih
NPM ¿ ×100 %
Penjualan
- Operating Profit Margin (OPM)
Rasio ini memfokuskan hanya pada pendapatann yang bersumber
dari kegiatan normal perusahaan, dimana pendapatan kategori ini
lebih merefleksikan keberlanjutan perusahaan dimasa yang akan
datang.
Laba Operasi
OPM ¿ ×100 %
Penjualan

- Gross Profit Margin (GPM)


Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba kotor. Rasio ini merefleksikan dua hal, yaitu:
1) Efisiensi perusahaan dalam kegiatan produksi; dan
2) Kemampuan perusahaan dalam menjual produknya pada
harga premium.
Laba Kotor
GPM ¿ × 100 %
Penjualan

- Return on Asset (ROA)


Rasio ini berbeda dengan ketiga rasio profitabilitas sebelumnya.
Karena rasio ini tidak menggunakan penghasilan penjualan
sebagai ukuran efisiensi. Rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan aset perusahaan dalam menghasilkan laba. Dari sisi
pasiva, rasio ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
menyediakan keuntungan bagi kreditur dan pemegang saham.
Laba Bersih
ROA ¿ ×100 %
Rata−Rata total Aset

- Return on Equity (ROE)


Rasio ini menverminkan kemampuan perusahaan dalam
mensejahterakan pemegang saham. dengan rasio ROE ini tepat
digunakan sebagai alat analisis investasi saham. Sedangkan untuk
analisis kredit, ROA dipandang lebih sesuai.
Laba Bersih
ROE ¿ ×100 %
Rata−Rata Modal Ekuitas

3. Tingkat Kepentingan Rasio Keuangan Dalam Analisis Kredit


Dari berbagai rasio keuangan yang telah dibahas sebelumnya, maka rasio
keuangan memiliki tingkat kepentingan yang tidak sama dalam analisis
kredit. Berikut ini terdapat tabel yang meringkas tingkat kepentingan masing-
masing rasio keuangan.

N
Rasio Keuangan Keterangan
O
1. Net Operating Margin
2. Operating Profit Margin Penting untuk semua jenis
3. Return on Asset
4. Time Interest Earned kredit
5. Debt to Total Asset Ratio
6. Perputaran Persediaan Penting untuk kredit modal
7. Perputaran Piutang
8. Current Ratio / Quick Ratio kerja (jangka pendek)
9. Perputaran Aset Tetap Penting untuk kredit
10. Perputaran Total Aset investasi (jangka panjang)

4. Contoh Laporan Keuangan dan Analisis Rasio Keuangan (PT. KINO)


- Laporan Posisi Keuangan (Tahun 2017 dan 2018)
- Laporan Laba-Rugi (Tahun 2017 dan 2018)
- Analisis Rasio Keuangan
 Rasio Likuiditas
Aset lancar
 Current Ratio (2017) ¿ ×100 %
Liabiltas jangka pendek
1,795,404,979, 854
¿ ×100 %
1,085,566 ,305,465
¿ 150 %

Aset lancar
 Current Ratio (2018) ¿ ×100 %
Liabiltas jangka pendek
1, 975 , 979 , 249 ,304
¿ ×100 %
1 ,316 ,323 , 262 ,100
¿ 165 %

 Quick Ratio (2018)


Aset lancar−Persediaan−Biaya Dibayar Dimuka
¿ ×100 %
Liabiltas jangka pendek
1,975,979,249,304−519,237,523,369−61,975,680,944
¿ ×100 %
1,316,323,262,100
¿ 106 %

 Quick Ratio (2017)


Aset lancar−Persediaan−Biaya Dibayar Dimuka
¿ ×100 %
Liabiltas jangka pendek

1, 795 , 404 , 979 , 854−384 , 646 , 010 , 207−62 , 556 , 108 ,595
¿ ×100 %
1 ,085 , 566 , 305 , 465
¿ 124 %

Analisis: Dari hasil perhitungan Current Ratio dan Quick Ratio


tahun 2017 sampai 2018, dapat diketahui bahwa terdapat penurunan
terhadap kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
jangka pendeknya yang akan jatuh tempo. Dimana hal ini juga dapat
mengindikasikan adanya risiko gagal bayat yang semakin besar.
 Rasio Solvabilitas / Leverage
Total Liabiltas
 Debt to Equity Ratio (DER) (2018) ¿ ×100 %
Total Modal Saham
1, 405 , 264 , 079 , 012
¿ ×100 %
2 ,186 , 900 , 126 , 396
¿ 64 %

Total Liabiltas
 Debt to Equity Ratio (DER) (2017) ¿ ×100 %
Total Modal Saham
1, 182 , 424 , 339 ,165
¿ ×100 %
2 ,055 , 170 , 880 ,109
¿ 58 %

Total Liabiltas
 Debt to Assets Ratio (DAR) (2018) ¿ ×100 %
Total Aset
1, 405 , 264 , 079 , 012
¿ ×100 %
3 ,592 , 164 , 205 , 408
¿ 39 %

Total Liabiltas
 Debt to Asset Ratio (DAR) (2017) ¿ ×100 %
Total Aset
1 ,182 , 424 , 339 , 165
¿ ×100 %
3 ,237 , 595 , 219 ,274
¿ 37 %

 LTD-to-capitalization (2018)

Liabilitas Jangka Panjang


¿ × 100 %
Liabilitas Jangka Panjang+ Modal Ekuitas
88 , 940 ,816 ,912
¿ ×100 %
88 , 940 ,816 ,912+2 , 186 , 900 ,126 ,396
¿4 %
 LTD-to-capitalization (2017)

Liabilitas Jangka Panjang


¿ × 100 %
Liabilitas Jangka Panjang+ Modal Ekuitas
96 , 858 ,033 , 700
¿ × 100 %
96 , 858 , 033 ,700+2 , 055 , 170 ,880 , 109
¿5%
Laba Bersih+ Pajak + Bunga
 Time Interest Earned (2018) ¿
Beban Bunga

150 ,116 ,045 , 042+50 , 269 ,328 , 831+55 , 685 , 895 , 439
¿
55 , 685 , 895 , 439
¿ 4.60 kali

Laba Bersih+ Pajak + Bunga


 Time Interest Earned (2017) ¿
Beban Bunga

109, 696 , 951 , 060+31 ,268 , 949 , 262+70 , 481 ,376 , 024
¿
70 , 481 ,376 , 024
¿ 3 kali

Analisis : Dari hasil perhitungan DER, dan DAR tahun 2017 sampai
2018, dapat diketahui bahwa perusahaan semakin banyak
menggunaakan hutang sebagai sumber pendanaan. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam membayar
hutang baik itu jangka panjang maupun jangka pendek akan semakin
turun. Hal ini mengindikasikan adanya risiko gagal bayar yang
semakin besar.

Akan tetapi menurut perhitungan LTD-to-capitalization


menunjukkan bahwa ada penurunan terhadap penggunaan hutang
jangka panjang. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan yang
sangat sedikit terhadap kemampuan perusahaan untuk membayar
hutang jangka panjang.

Sedangkan jika dilihat dari kemampuan perusahaan dalam


membayar bunga, dinilai lebih bagus dari tahun sebelumnya. Karena
nilai TIE mengalami kenaikan (lebih cepat dalam membayar bunga).
 Rasio Aktivitas
Penjualan
 ARTO (2018) ¿ ACP (2018)
Piutang Usaha

365 hari
¿
ARTO
3 ,611 , 694 ,059 , 699 365
¿ ¿
967 , 561, 118, 359 3.73 kali
¿ 3. 73 kali ¿ 98 hari

Penjualan
 ARTO (2017) ¿ ACP (2017)
Piutang Usaha

365 hari
¿
ARTO
3 ,160 , 637 , 269 ,263 365
¿ ¿
820 , 333 , 562, 486 3.85 kali
¿ 3,85 kali ¿ 95 hari

Harga Pokok Produksi


 INTO (2018) ¿ ADI (2017)
Persediaan

365 hari
¿
INTO
1, 968 , 473 , 595 , 847 365
¿ ¿
519 ,237 , 523 , 369 3.79 kali
¿ 3.79 kali ¿ 96 hari

Harga Pokok Produksi


 INTO (2017) ¿ ADI (2017)
Persediaan

365 hari
¿
INTO
1, 830 , 139 ,851 , 672 365
¿ ¿
384 , 646 , 010 ,207 4.76 kali
¿ 4.76 kali ¿ 77 hari
Harga Pokok Produksi 365 hari
 APTO (2018) ¿ ADAP (2017) ¿
Liabilitas Usaha APTO
1, 968 , 473 , 595 , 847 365
¿ ¿
545 , 455 , 845 , 864 3.61kali
¿ 3.61 kali ¿ 101 hari

Harga Pokok Produksi 365 hari


 APTO (2017) ¿ ADAP (2017) ¿
Liabilitas Usaha APTO
1, 830 , 139 ,851 , 672 365
¿ ¿
432 , 264 , 149 ,769 4.23 kali
¿ 4.23 kali ¿ 86 hari

Penjualan
 WCTO (2018) ¿
Modal Kerja
3 , 611 , 694 , 059 , 699
¿
(1 , 975 , 979 ,249 , 304−1 ,316 , 323 , 262, 100)
¿ 5.48 kali

Penjualan
 WCTO (2017) ¿
Modal Kerja
3 , 160 ,637 , 269 , 263
¿
(1 ,795 , 404 , 979 , 854−1 , 085 , 566 ,305 , 465)
¿ 4.45 kali

Penjualan
 TATO (2018) ¿
Total Aset
3 , 611 , 694 , 059 ,699
¿
3 ,592 , 164 , 205 , 408
¿ 1.01 kali

Penjualan
 TATO (2017) ¿
Total Aset
3 ,160 , 637 , 269 , 263
¿
3 ,237 , 595 , 219 ,274
¿ 0.98 kali

Penjualan
 FATO (2018) ¿
Total Aset Tetap(Neto)
3 , 611 , 694 , 059 , 699
¿
1, 423 , 720 , 979 , 453
¿ 2.54 kali

Penjualan
 TATO (2017) ¿
Total Aset Tetap( Neto)
3 ,160 , 637 , 269 ,263
¿
1 ,247 , 283 , 242 ,755
¿ 2.53 kali
Analisis : Dari hasil perhitungan ARTO dari tahun 2017 sampai
2018, dapat diketahui bahwa kemampuan perusahaan dalam
menagih piutangnya mengalami penurunan yang sedikit. Atau
dengan kata lain, keefektivitasan kebijakan kredit perusahaan
mengalami sedikit penurunan. Dapat juga dilihat dari ACP yang
semakin bertambah sedikit harinya.
Jika dilihat dari perhitungan INTO dari tahun 2017 sampai 2018,
menunjukkan bahwa adanya penurunan terhadap kemampuan
perusahaan dalam menjual produknya. Dapat dilihat juga dari nilai
ADI yang semakin bertambah harinya.
Jika dilihat dari perhitungan APTO dari tahun 2017 sampai 2018,
menunjukkan bahwa adanya penurunan kemampuan perusahaan
dalam membayar hutang ke pemasok. Dapat dilihat juga dari nilai
ADAP yang semakin bertambah harinya.
Jika dilihat dari perhitungan WCTO dari tahun 2017 sampai 2018,
menunjukkan bahwa adanya peningkatan pada kemampuan
perusahaan dalam mengelola modal kerjanya selama satu tahun.
Jika dilihat dari perhitungan TATO dari tahun 2017 sampai 2018,
menunjukkan bahwa adanya sedikit peningkatan efisiensi
perusahaan dalam memanfaatkan seluruh asetnya untuk
menghasilkan penjualan.
Jika dilihat dari perhitungan FATO dari tahun 2017 sampai 2018,
menunjukkan bahwa adanya peningkatan yang sangat sedikit
terhadap kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aset tetapnya
untuk mendukung penjualan. Hal ini juga dapat menunjukkan bahwa
adanya pengurangan yang sangat sedikit terhadap aset tetap
perusahaan yang menganggur.

 Rasio Profitabilittas
Laba Bersih
 NPM (2018) ¿ ×100 %
Penjualan
150 , 116 ,045 , 042
¿ × 100 %
3 ,611 , 694 ,059 , 699
¿4 %

Laba Bersih
 NPM (2017) ¿ ×100 %
Penjualan
109 , 696 , 951 , 060
¿ ×100 %
3 ,160 , 637 , 269 ,263
¿3%

Laba Operasi
 OPM (2018) ¿ ×100 %
Penjualan
236 , 026 ,711 , 691
¿ × 100 %
3 ,611 , 694 ,059 , 699
¿7%

Laba Operasi
 OPM (2017) ¿ ×100 %
Penjualan
186 , 807 , 173 ,516
¿ ×100 %
3 ,160 , 637 , 269 ,263
¿6%
Laba Kotor
 GPM (2018) ¿ × 100 %
Penjualan
1, 643 , 220 , 463 , 852
¿ ×100 %
3 ,611 ,694 , 059 ,699
¿ 45 %

Laba Kotor
 GPM (2017) ¿ × 100 %
Penjualan
1, 330 , 497 , 417 , 591
¿ ×100 %
3 ,160 , 637 , 269 , 263
¿ 42 %

Laba Bersih
 ROA (2018) ¿ ×100 %
Rata−Rata Total Aset
150,116,045,042
¿ ×100 %
3,592,164,205,408+ 3,237,595.219,274
( )
2
¿4 %

Laba Bersih
 ROA (2017) ¿ ×100 %
Rata−Rata Total Aset
109,696,951,060
¿ ×100 %
3,237,595.219,274+3 , 284 , 504 , 424 , 358
( )
2
¿3%

Laba Bersih
 ROE (2018) ¿ ×100 %
Rata−Rata Total Ekuitas

150,116,045,042
¿ ×100 %
2 ,186 , 900 , 126 , 396+2 ,055 , 170 , 880 ,109
( )
2
¿7%
Laba Bersih
 ROE (2017) ¿ ×100 %
Rata−Rata Total Ekuitas

109,696,951,060
¿ ×100 %
2 ,055 , 170 , 880 ,109+1 , 952 , 072, 473 , 629
( )
2
¿5%

Analisis : Dari hasil perhitungan NPM pada tahun 2017 sampai


2018, dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan yang sangat
sedikit pada kemampuan perusahaan dalam mengefisiensikan biaya
secara keseluruhan, baik yang berasal dari kegiatan rutin maupun
non-rutin perusahaan.
Jika dilihat dari hasil perhitungan OPM pada tahun 2017 sampai
2018, dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan yang sangat
sedikit pada kemampuan perusahaan dalam mengefisiensikan biaya
yang berasal dari kegiatan rutin perusahaan.
Jika dilihat dari hasil perhitungan GPM pada tahun 2017 sampai
2018, dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan yang sangat
sedikit pada kemampuan perusahaan dalam mengefisiensikan biaya
produksi dan/atau kemampuan perusahaan dalam menjual produknya
pada harga premium.
Jika dilihat dari hasil perhitungan ROA pada tahun 2017 sampai
2018, dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan yang sangat sedkit
pada kemampuan aset perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
atau laba bagi perusahaan.
Jika dilihat dari hasil perhitungan ROE pada tahun 2017 sampai
2018, dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan yang sedikit pada
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi
pemegang saham atau kemampuan perusahaan dalam
mensejahterakan pemegang sahamnya.
PENUTUP

Kualitas kredit dapat dinilai berdasarkan faktor-faktor penilai yang


meliputi : prospek usaha, kinerja debitur dan kemampuan membayar. Kinerja
debitur dan kemampuan bayar ini bisa dilihat dari sebuah alat analisis yang
disebut dengan analisa rasio keungan. Analisa rasio keuangan sendiri adalah
perbandingan antara dua/kelompok data laporan keuangan dalam satu periode
tertentu, dan data tersebut bisa antar data laporan posisi keuangan dan data
laporan laba rugi. Analisa rasio keuangan ini dapat menilai likuiditas,
solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas dari suatu perusahaan. Berikut ini akan
diuraikan mengenai komponen-komponen dari setiap penilaian rasio keuangan:
- Rasio Likuiditas : Current Ratio dan Quick Ratio
- Rasio Solvabilitas : Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Assets Ratio
(DAR), LTD-to-capitalization, Time Interest Earned
(TIE).
- Rasio Aktivitas : Perputaran Piutang (ARTO), Perputaran Persediaan
(INTO), Perputaran Utang Dagang (APTO), Perputaran
Modal Kerja (WCTO), Perputaran Total Aset (TATO),
dan Perputaran Aset Tetap (FATO)
- Rasio Profitabilitas : Net Profit Margin (NPM), Operating Profit Margin
(OPM), Gross Profit Margin (GPM), Return on Assets
(ROA), Return on Equity (ROE)

Pada bab pembahasan juga telah diberikan contoh analisis rasio keuangan
dengan menggunakan ratio trend analysis pada PT. Kino. Apabila PT. Kino
mengajukan kredit, maka saya sebagai kreditur akan menolak untuk memberikan.
Hal ini dikarenakan hasil dari perhitungan rasio-rasio keuangan menunjukkan
kinerja perusahaan yang tidak begitu bagus. Jika dilihat dari kemampuan
perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya, maka kinerja PT. Kino
dinilai tidak begitu baik selama tahun 2017 – 2018. Jika dilihat dari kemampuan
perusahaan dalam membayar total hutangnya baik jangka pendek maupun jangka
panjang, maka kinerja PT. Kino dinilai juga tidak begitu baik selama tahun 2017 –
2018. Meskipun kinerja PT. Kino dalam membayar bunga hutang mengalami
kenaikan. Jika dilihat dari kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya
secara efektif dan efisien, maka kinerja PT. Kino juga dinilai tidak begitu baik
selama tahun 2017 – 2018. Hal ini dikarenakan adanya penurunan kemampuan
dalam mengelola piutang, kemampuan dalam menjualkan produk serta
kemampuan dalam membayar hutang ke pemasok. Meskipun terdapat kenaikan
pada kemampuan perusahaan dalam mengelola modal kerja serta memanfaatkan
seluruh total aset dan aset tetapnya, akan tetapi kenaikan ini tidak begitu
signifikan jika dibandingkan dengan penurunan rasio yang lain. Sedangkan jika
dilihat dari kemampulabaan perusahaan, maka kinerja PT. Kino dinilai sedikit
baik selama tahun 2017 – 2018. Akan tetapi meskipun kemampulabaan ini bisa
memberikan nilai positif bagi perusahaan, nilai positif ini tidak begitu berarti jika
dibandingkan dengan kemampuan perusahaan yang banyak mengalami
penurunan. Hasil keputusan menerima atau tidaknya pengajuan kredit oleh PT.
Kino ini mungkin saja berbeda apabila menggunakan comparative ratio analysis.

Anda mungkin juga menyukai