PENDAHULUAN
pekerjaan atau jabatan yang menuntut pendidikan tinggi khusus dan rangkaian
training and specialized study). Kata ini berasal dari kata Latin professus, derivasi
1
2
fisika, biologi, sosiologi, ilmu politik dan ilmu ekonomi. Program studi
sekalipun kemahiran atau keahlian mereka tidak cukup tinggi menurut tuntutan
satu ke masyarakat yang lain, bergantung pada perbedaan mutu pelatihan, tuntutan
dan persaingan di kedua lingkungan tersebut. Karena itu, setiap usaha pendidikan
atau lima belas tahun lalu. Karena itu, pendidikan profesional dan program
merugikan masyarakat.
pada persoalan moral dan etika, banyak tenaga profesional akan menghindar dan
berkata, "Saya seorang profesional. Urusan saya bersifat teknis, dan tidak
berurusan dengan masalah moral." Ini merupakan sikap dan perilaku yang keliru.
memiliki dimensi moral dan etika. Kasus bendungan Kedung Ombo, misalnya,
Karena itu, merupakan suatu kerharusan bagi setiap profesi untuk memiliki
kode etik, yang disebut etika profesi (professional ethics). Kode etik ini yang
keguruan, sehingga akan ada keseimbangan antara hak dan kewajiban bagi
seseorang yang berprofesi guru, antara lain: Indonesia memerlukan guru yang
bukan hanya disebut guru, melainkan guru yang profesional terhadap profesinya
sebagai guru. Aturan profesi keguruan berasal dari dua kata dasar profesi dan
harus bertolak dari konstruk profesi, untuk kemudian bergerak ke arah substansi
guru sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah akan menyentuh persoalan: (1)
sosok profesional secara umum, (2) sosok profesional guru secara umum, dan
(3) sosok profesional guru sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah. Profesional
kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu
1
serta memerlukan pendidikan profesi.
begitu banyak orang, serta memerlukan keahlian berstandar mutu atau norma
tertentu. Secara teoretik, ini sejalan dengan syarat pertama profesi menurut Ritzer
2
tetapi juga pengetahuan teoretik. Sekedar contoh, siapa pun bisa trampil
dokter yang bisa mengakui dan diakui memiliki pemahaman teoretik tentang
kesehatan dan penyakit manusia. demikian juga dengan pekerjaan keguruan. Siapa
saja bisa trampil mengajar orang lain, tetapi hanya mereka yang berbekal
pemahaman
1
Sekretariat Negara RI, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2005, tentang, Guru dan Dosen, www.indonesia.go,id, Jakarta, 2003, hal. 3
2
Sakban Rosidi, Sistem Kredit dan Profesionalisasi Keguruan, Surya, 13
Maret 2007
6
harus ada cukup bukti bahwa dia memiliki keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu. Karena itu,
politik asosiasi profesi ini bisa memberikan saksi hukum terhadap mereka
5
yang melakukan praktik tanpa sertifikasi terkait.
guru sebagai profesi belum sampai tahapan ini. Banyak guru masih bekerja dalam
pengawasan ketat para atasan serta tidak memiliki derajat otonomi dan
kemandirian sebagaimana layaknya profesi. Pun nyaris tanpa sanksi bagi siapa
Keputusan penilaian seorang guru bidang studi, misalnya, sama sekali tidak
bersifat final karena untuk menentukan kelulusan, atau kenaikan kelas, masih ada
rapat dewan guru. Tak jarang, dalam rapat demikian, seorang guru bidang studi
harus “mengubah” nilai yang telah ditetapkan agar sesuai dengan keputusan rapat
dewan guru.
antara otonomi profesi dosen dengan otonomi profesi guru. Dengan sistem kredit
semester, seorang dosen bisa membuat keputusan profesional secara mandiri dan
memberikan obat tertentu. Tak sesiapa pun, termasuk Ketua Jurusan, Dekan, dan
5
Sakban Rosidi, OP Cit, hal. 2
8
belajar siswa akan meningkat. Hal ini tidak saja berlaku pada mata pelajaran
atau mata kuliah tertentu saja akan tetapi seluruh mata pelajaran termasuk
mata pelajaran Akidah Akhlak yang dalam penelitian ini menjadi fokus
penulis.
guru yang profesional, Prestasi Belajar siswa dapat mudah ditingkatkan, MI Al-
As’ad Brambang Diwek Jombang telah melakukan berbagai upaya agar seluruh
untuk menelitinya dan penulis merasa perlu untuk memberikan sumbangsih dan
B. BATASAN MASALAH
Diwek Jombang
intelektual,
yang diampu,
siswa.
C. DEFINISI OPERASIONAL
sebagai berikut:
1. Profesionalisme Guru
pekerjaan yang memerlukan keahlian dan diperoleh melalui pendidikan dan lati
yang telah ditetapkan. Maka guru dituntut untuk memiliki beberapa kriteria
6
H M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 1993,
hal. 105
11
Belajar berasal dari kata ajar dan mendapatkan awalan be, Ajar sendiri
mempunyai arti Petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui, (diturut),
berubahnya tingkah laku yang berasal dari suatu tindakan tertentu atau
8
pengalaman tertentu.
D. RUMUSAN MASALAH
Agar pembahasan yang ada dalam penelitian ini sesuai dengan target
yang diinginkan dan untuk mempermudah Penulis dalam memilih data yang
Jombang?
Jombang ?
8 Ibid, hal. 15
12
E. TUJUAN PENELITIAN
dengan penelitian ini, tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah :
F. MANFAAT PENELITIAN
Diwek Jombang.
belajar siswa.
G. METODE PEMBAHASAN
pembahasan yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut :
a) Metode Deduksi
“Apa saja yang dipandang benar pada suatu peristiwa dalam suatu kelas
atau jenis, berlaku juga dalam semua peristiwa termasuk dalam suatu
9
kelas atau jenis tersebut”
untuk mengantisipasi data-data yang sifatnya teoritis dan data yang sifatnya
b) Metode Induksi
menjeneralisasikan dari fakta umum ke fakta khusus. Dalam hal ini penulis
sendiri hakekat suatu gejala yang ada. Adapun kaitannya dengan pembahasan ini
penulis mengumpulkan data yang ada hubungannya dengan masalah yang akan
c) Metode Komparatif
perbandingan antara pengetahuan yang satu dengan yang lainnya lalu diambil
10 Ibid, hal.37
11 Ibid, hal.46
15
H. HIPOTESIS
dan belum valid. Namun walaupun sifatnya sementara hipotesis tidak boleh begitu
Hipotesis harus dalam bentuk statemen dan tidak boleh dalam bentuk
15
pertanyaan.
12
Muhdhor Ahmad, Etika Dalam Islam, Al Ikhlas, Surabaya, 1983,
hal.11
15 Ibid, hal. 63
16
Suatu hal lain lagi dalam hubungannya dengan persoalan hipotesis ini
perlu kita perhatikan secara seksama apa yang disebut hipotesis nihil (Null
Hypthesis) adalah :
berikut :
1. HipotesisKerja ( Ha ) : Ada pengaruh yang signifikan Profesionalisme
2. HipotesisNol ( Ho ) : TidakAdapengaruhyangsignifikan
Jombang
I. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
dengan menata berdasarkan tata aturan penelitian yang berlaku serta berdasarkan
Penulisan skripsi ini penulis jadikan lima bab dan masing-masing bab
mempunyai sub bab pembahasan secara sistimatis. Adapun pembahasan bab demi
16 Ibid, hal. 64
17
Sistematika Pembahasan.
membahas tentang variabel yang ada dalam penelitian, yaitu : Tinjauan Tentang