Abstract
This study attempts to knows the deed Partij made notary on the parties, with respect the presence who can
not read and write.
To achieve the goal so conducted legal research using empirical rational method. The kind of Sociological or
non doctrinal study, used a qualitative approach.
signature is equlized to an autograph legal nbasis in article 1874 /of the Civil Code. In A notary responsible
for the deed made in front of him. An authentic Deed made notary as well as uses signature or thumbprint
by giving reason with using surrogaad. 2. A notary to provide counseling to residents in connection with the
deed partij on presence who can not read and write. 3. Need to change in article 44 Paragraph 1.UUJN-
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan akta partij yang dibuat notaris bagi para pihak, sehubungan
dengan penghadap yang tidak dapat membaca dan menulis.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan penelitian hukum dengan menggunakan metode rasional dan
empiris, jenis penelitian sosiologis atau non doktrinal, menggunakan pendekatan kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pembubuhan cap sidik jari atau cap ibu jari dipersamakan
dengan tanda tangan yang dasar hukumnya Pasal 1874 KUHPerdata. Notaris bertanggungjawab atas akta
yang dibuat di hadapannya. Akta otentik yang dibuat notaris baik yang menggunakan tandatangan maupun
dengan cap jempol akta tetap sah asal Notaris memberikan alasan yang jelas tentang sebab para pihak tidak
membubuhkan tanda tangannya. Alasan yang dikemukakan tersebut merupakan pengganti tanda tangan yang
dinamakan “surrogaat”.
maka dapat disarankan 1) Notaris dalam membuat akta partij kepada penghadap yang tidak dapat membaca
dan menulis, Notaris harus memberikan ruang kepada penghadap untuk membubuhkan cap jempol/ibu jari
pada lembaran kertas tersendiri sebagai pengganti tanda dengan memberikan alasannya dengan menggunakan
Surrogate. 2) Notaris berkewajiban memberikan penyuluhan kepada masyarakat sehubungan dengan pembuatan
akta partij penghadap yang tidak dapat membaca dan menulis.3) Perlu adanya perubahan pasal 44 ayat 1.
UUJN-Perubahan, Apabila ada penghadap yang tidak dapat membubuhkan tanda tangan diganti dengan cap
jempol dengan menyebutkan alasannya.
Kata Kunci : Tanggung Jawab, Notaris, Akta,notariil, tanda tangan
177
Jurnal Repertorium, ISSN:2355-2646, Volume II No. 2 Juli - Desember 2015
178
Ibnu Sajadi. Tanggung Jawab Notaris Terhadap Keabsahan Akta Notaris yang Dibuatnya ...
Kenyataan dalam praktik sehari-hari bahwa membuat akta (partij akte) di hadapan seorang
tidak semua orang yang melakukan perbuatan hukum Notaris atau Pejabat Pembuat Akta Tanah.
mampu untuk membaca, menulis dan membubuhkan
Dalam penelitian ini, peneliti membahas
tanda tangan diri dalam akta. Hal ini seperti yang di
tanggung jawab notaris dan keabsahan akta notaris
jelaskan dalam hasil penelitian I Made Mulyawan
dalam pembuatan akta atas penghadap yang tidak
Subawa yaitu pembubuhan cap jempol dalam
dapat membaca dan menulis.
peraturan perundang-undangan yang ada tidak
pernah diatur secara tegas namun dalam prakteknya
sering diartikan sama dengan penandatanganan B. Metoda Penelitian
(Made, 2013).
Penelitian ini mendasarkan pada konsep
hukum yang ke-5 yakni hukum yang ada dalam
temuan bahwa Penandatanganan akta yang pihaknya benak manusia(Setiono, 2002). Apabila dilihat dari
berada di dalam rumah tahanan (rutan) dalam kasus bentuknya, penelitian ini termasuk ke dalam bentuk
Putusan Mahkamah Agung RI nomor:3641K/ penelitian evaluatif. Penelitian hukum empiris
Pdt/2001 , merupakan perbuatan melawan hukum. ini dilakukan melalui observasi dan wawancara
Dalam praktiknya Putusan Mahkamah Agung mendalam (in depth interview) dengan para responden
hanyalah sebagai pemyempurna dari putusan- dan nara sumber yang berkompeten dan terkait
putusan pengadilan sebelumnya, dengan cara dengan masalah yang diteliti (objek yang diteliti),
memeriksa kembali putusan-putusan pengadilan untuk mendapatkan data primer dan akan dilakukan
sebelumnya, mengadili dan memberikan putusannya pula dengan studi kasus.Sumber Data Primer adalah
dalam rangka penerapan hukum berdasarkan undang- sumber data yang diperoleh secara langsung dari
Undang yang berlaku. lapangan yang meliputi keterangan atau data hasil
wawancara kepada notaris yang terlibat dalam
Penandatanganan akta Notaris yang dilakukan Tanggung Jawab Notaris Terhadap Keabsahan Akta
didalam rutan oleh penghadap menurut putusan Notaris Yang Dibuatnya Atas Penghadap Yang Tidak
Mahkamah Agung merupakan perbuatan melawan Dapat Membaca Dan Menulis. Sumber data primer
hukum sehingga akta yang dibuat dihadapan Notaris adalah data atau keterangan yang diperoleh semua
dinyatakan batal menurut hukum atau dinyatakan pihak terkait langsung dengan permasalahan yang
menjadi objek penelitian. Dalam hal ini, bertindak
Secara teori mengenai pembubuhan cap jempol sebagai informan adalah Hakim Pengadilan Negeri
atau dikenal dengan , G.H.S. Lumban Klaten dan Notaris di Kabupaten Klaten. Sumber
Tobing menyatakan, dengan ditentukannya oleh data sekunder, a). Undang-Undang Dasar 1945 ;
undang-undang keharusan penandatanganan (het b). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
tekenen van di naam) dari akta, maka kiranya dapat 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-
dimengerti apa sebabnya dalam akta notaris tidak Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan
perlu dibubuhkannya cap jempol oleh seseorang Notaris c). Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
yang tidak dapat menandatangani sesuatu akta karena Model analisis kualitatif yang digunakan adalah
ia buta buruf atau karena berhalangan, oleh karena model analisis interaktif yaitu model analisis data
cap jempol bukan merupakan tanda-tanda huruf yang dilaksanakan dengan menggunakan tiga tahap/
(letterkens), sehingga karenanya tidak memenuhi komponen berupa reduksi data, sajian data serta
persyaratan yang disebut di atas, yakni “ het tekenen penarikan kesimpulan/verivikasi dalam suatu proses
van de naam” (penanda tanganan nama).(G.H.S. siklus antara tahap-tahap tersebut sehingga data
Lumban Tobing, 1999 ) terkumpul akan berhubungan satu dengan lainnya
secara otomatis (Sutopo, 1998).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Notaris, dalam Pasal 44 dengan tegas telah membuka 1. Jabatan, Kewenangan, Kewajiban dan
kemungkinan bagi orang-orang yang buta huruf Larangan Notaris
atau orang-orang yang karena kecelakaan atau
sebab-sebab lain tidak dapat membubuhkan tanda Lembaga notariat mempunyai peranan yang
tangannya diatas akta, agar mereka juga dapat penting karena menyangkut akan kebutuhan
dalam pergaulan antara manusia menghendaki
179
Jurnal Repertorium, ISSN:2355-2646, Volume II No. 2 Juli - Desember 2015
adanya alat bukti tertulis dalam bidang hukum 2. Akta Otentik Dan Kekuatan Akta Notaris
perdata, sehingga mempunyai kekuatan autentik. sebagai Alat Bukti Tertulis
Mengingat pentingnya lembaga ini, maka harus
Akta ot ent ik m enurut pas al 1868
mengacu pada peraturan peundang-undangan di
KUHPerdata adalah suatu akta yang di buat
bidang notariat, yaitu Peraturan Jabatan Notaris
dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-
(Staatblad 1860Nomor 3 Notaris Reglement)
undang oleh/atau dihadapan pejabat umum yang
yang diperbarui dengan Undang-Undang
berwenang untuk maksud itu, di tempat dimana
Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris
akta itu dibuat.
dan dibuat perubahan pada tahun 2014 yaitu
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Berdasarkan Pasal 1868 KUHPerdata ini,
Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang- maka dapat diketahui bahwa bentuk akta ada
Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan dua, yaitu akta yang dibuat “oleh” notaris
Notaris biasa dikenal dengan sebutan UUJN. atau yang dinamakan “akta relaas” atau “akta
pejabat” (ambtelijke akten) dan akta yang dibuat
Keautentikan akta notaris bersumber dari
“dihadapan” notaris atau yang dinamakan “akta
Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Republik
partij” (partij akten).
Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Pembuktian merupakan titik sentral dari
Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris , yaitu keseluruhan proses pemeriksaan perkara di
notaris adalah pejabat umum, sehingga akta pengadilan, baik perkara perdata maupun pidana
yang dibuat oleh notaris tersebut sebagai satu- karena disinilah akan ditarik suatu kesimpulan
satunya pejabat yang diberikan kewenangan yang dapat mempengaruhi keyakinan hakim
untuk membuat dan dihadapan akta autentik. dalam perkara yang diajukan. Mengenai alat
bukti utama dalam perkara perdata adalah alat
Larangan Notaris dalam pasal 17 Undang-
bukti tulisan (Nico, 2003).
Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang 3. Sidik Jari
Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.
Dengan penandatanganan sepucuk tulisan
Dalam menjalankan jabatannya, Notaris di bawah tangan dipersamakan dengan suatu
dilarang: cap jempol/ , dibubuhi dengan suatu
a. menjalankan jabatan di luar wilayah pernyataan yang tertanggal dari seorang notaris
jabatannya; atau seorang pegawai lain yang ditunjuk oleh
b. meninggalkan wilayah jabatannya lebih undang-undang, dari mana ternyata bahwa ia
dari 7 (tujuh) hari kerja berturut-turut tanpa mengenal si pembubuh cap jempol, atau bahwa
alasan yang sah; orang lain telah diperkenalkan kepadanya,
c. merangkap sebagai pegawai negeri; bahwa isi akta telah dijelaskan kepada orang
d. merangkap sebagai pejabat Negara; itu, dan setelah itu cap jempol dibubuhkan
e. merangkap sebagai advokat; dihadapan pegawai tadi dan pegawai tersebut
f. merangkap jabatan sebagai pemimpin harus membukukan tulisan tersebut (Subekti,
atau pegawai badan usaha milik Negara, 2008).
badan usaha milik daerah atau badan usaha
swasta; 4. Teori Efektivitas Hukum
g. merangkap jabatan sebagai Pejabat Hukum sebagai suatu sistem aturan,
Pembuat Akta Tanah dan/atau Pejabat adalah mengenai tingkah laku manusia atau
Lelang Kelas II di luar tempat kedudukan mengenai hubungan–hubungan diantara para
notaris; anggota masyarakat yang satu dengan yang lain.
h. menjadi Notaris Pengganti; ataumelakukan Pada dasarnya istilah penegakan hukum (law
pekerjaan lain yang bertentangan dengan enforcement) dengan penggunaan hukum (the
norma agama, kesusilaan, atau kepatutan, use of law). Penegakan hukum dan penggunaan
yang dapat mempengaruhi kehormatan dan hukum adalah dua hal yang berbeda. Orang
martabat jabatan notaris. dapat menegakkan hukum untuk memberikan
keadilan, tetapi orang juga dapat menegakkan
180
Ibnu Sajadi. Tanggung Jawab Notaris Terhadap Keabsahan Akta Notaris yang Dibuatnya ...
hukum untuk digunakan bagi pencapaian tujuan dibubuhkan dihadapan seorang pejabat umum
atau kepentingan lain. Menegakkan hukum disamakan oleh undang-undang dengan sebuah
tidak persis sama dengan menggunakan hukum tanda tangan.
(Satjipto Raharjo, 2004).
Kekuatan pembuktian formil artinya
5. Akta Notaris yang dibuat tanpa tanda tangan dari akta otentik itu di buktikan bahwa apa
para Pihak mempunyai kekuatan mengikat di nyatakan dan di cantumkan dalam akta
bagi para pihak itu adalah benar merupakan uraian kehendak
para pihak. Itulah kehendak pihak-pihak yang
P a sa l 44 Un da ng-U nda ng No mor
dinyatakan dalam akta itu oleh atau di hadapan
30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris,
pejabat yang berwenang dalam menjalankan
menyebutkanbahwa Notaris dalam sumpah
jabatannya. Kekuatan formil ini di dasarkan
jabatannya telah berjanji bahwa ia akan
atas benar tidaknya ada pertanyaan oleh yang
merahasiakanisi akta dan keterangan yang
bertanda tangan dibawah akta ini.
diperoleh dalam pelaksanaan jabatannya, hal ini
didasariatas kesadaran bahwa jabatan Notaris Akta di bawah tangan tidak mempunyai
merupakan jabatan yang didasarkan pada kekuatan formil, terkecuali bila si penandatangan
kepercayaan. Tugas notaris adalah membuat dari surat/akta itu mengakui kebenaran tanda
Akta Otentik mengenai semua perbuatan, tangannya. Penandatangan merupakan syarat
perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh formil dalam sebuah akta yang mengartikan
peraturan perundang-undangan dan/atau yang bahwa seseorang menyetujui kesepakatan yang
dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk tertuang dalam akta. Kecuali apabila seseorang
dinyatakan dalam Akta Otentik, menjamin tidak bisa membubuhkan tanda tangan harus
kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan memberikan alasan secara tegas dan ditulis
akta, memberikan grosee, salinan dan kutipan dalam akta tersebut sebagai pengganti tanda
akta, semuanya itu sepanjang pembuatan akta- tangan (surrogaat).
akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan
Tanda tangan pada suatu akta di bawah
kepada pejabat lain atau orang lain yang
tangan adalah sidik jari (cap jari atau cap jempol)
ditetapkan oleh Undang-Undang.
yang di kuatkan dengan suatu keterangan yang
Dari hasil penelitian yang telah penulis di beri tanggal oleh notaris atau pejabat lain
lakukan, keabsahan akta notaris dalam yang di tunjuk oleh undang-undang, yang
pembuatan akta atas penghadap yang tidak bisa menyatakan bahwa ia mengenal orang yang
baca tulis dapat mengikat jika ada pengganti dari membubuhkan sidik jari atau orang itu di
tanda tangan tersebut, yaitu sidik jari/cap jempol perkenalkan kepadanya, dan bahwa isi akta itu
dan harus ditegaskan dalam akta keterangan telah di bacakan dan di jelaskan kepadanya,
Notaris mengenai hal tersebut. kemudian sidik jari itu dibubuhkan pada
akta di hadapan pejabat tersebut (Pasal 1874
Keberadaan sebuah tanda tangan dalam
KUHPerdata).
sebuah akta partij adalah merupakan conditio
sine qua non (sebagai syarat mutlak yang harus Berdasarkan UUJN diatur bahwa Notaris
ada), berbeda dengan akta relaass di mana adalah pejabat umum yang berwenang untuk
keberadaan tanda tangan tidak merupakan membuat akta autentik dan kewenangan lainnya
keharusan, kecuali apabila seseorang tidak bisa sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.
membubuhkan tanda tangan harus memberikan Selanjutnya ditentukan pula bahwa: 1) Notaris
alasan secara tegas dan ditulis dalam akta berwenang membuat akta otentik mengenai
tersebut sebagai pengganti tanda tangan semua perbuatan, perjanjian dan ketetapan
(surrogaat). yang diharuskan oleh peraturan perundang-
undangan dan/atau yang dikehendaki oleh
Da lam hal sua tu akta tidak dapat
yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam
ditandatangani oleh penghadap yang buta
akta otentik, menjamin kepastian tanggal
huruf (tidak bisa tulis baca), maka biasanya
pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan
akan dibubuhkan cap jempol/ibu jari sebagai
grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya itu
pengganti tanda tangan. Di Indonesia, sebuah
sepanjang pembuatan akta-akta itu tidak juga
cap ibu jari/cap jempol atau sidik jari yang
181
Jurnal Repertorium, ISSN:2355-2646, Volume II No. 2 Juli - Desember 2015
ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat Pasal 1 UUJN dan Pasal 15 UUJN telah
lain atau orang lain yangditetapkan dengan menegaskan, bahwa tugas pokok dari Notaris
undang-undang, dalam hal ini sesuai dengan adalah membuat akta otentik dan akta otentik
Pasal 15 ayat 1 Undang-Undang Jabatan itu akan memberikan kepada pihak-pihak
Notaris. yang membuatnya suatu pembuktian yang
sempurna. Hal ini dapat dilihat sebagaimana
Sedangkan yang dimaksud dengan Akta
yang tercantum dalam Pasal 1870 KUHPerdata
Notaris adalah akta otentik yang dibuat oleh atau
yang menyatakan bahwa suatu akta otentik
dihadapan Notaris menurut bentuk dan tata cara
memberikan di antara para pihak beserta ahli
yang ditetapkan. Maka berdasarkan atas uraian
waris-ahli warisnya.
tersebut dapat dikatakan bahwa notaris adalah
pejabat umum yang berwenang membuat akta Notaris tidak hanya berwenang untuk
notaris dimana yang dimaksud dengan akta membuat akta otentik dalam arti Verlijden, yaitu
notaris tersebut adalah akta otentik sebagaimana menyusun, membacakan dan menandatangani
diatur lam Pasal 44 ayat (1) Undang-Undang dan Verlijkden dalam arti membuat akta dalam
bentuk yang ditentukan oleh undang-undang
lebih rinci mengenai tanda tangan memang sebagaimana yang dimaksud oleh Pasal 1868
cukup sulit, karena sangat jarang peraturan KUHPerdata, tetapi juga berdasarkan ketentuan
perundangan yang menjelaskan arti dari kata terdapat dalam Pasal 16 ayat (1) huruf d UUJN,
penandatanganan. yaitu adanya kewajiban terhadap Notaris untuk
memberi pelayanan sesuai dengan ketentuan
Penanda tanganan suatu dokumen secara
dalam undang-undang ini, kecuali ada alasan
umum mempunyai tujuan sebagai berikut :
untuk menolaknya.
a. Bukti (evidence) : suatu tanda tangan
mengidentifikasikan penandatangan Dari hasil penelitian yang telah penulis
dengan dokumen yang ditandatanganinya. lakukan bahwa masyarakat menganggap
Pada saat penandatangan membubuhkan pembubuhan tanda tangan atau sidik jari (cap
tanda tangan dalam bentuk yang khusus, jempol)merupakan suatu tindakan yang penting,
tulisan tersebut akan mempunyai hubungan termasuk orang-orang yang buta huruf atau yang
(attribute) dengan penandatangan. pendidikannya terbatas sekali. Hal tersebut juga
b. Ceremony : penandatanganan suatu dianggap sebagai bukti terikatnya diri terhadap
dokumen akan berakibat sipenandatangan apa yang ditandatangani atau di bawah mana
mengetahui bahwa ia telah melakukan ia membubuhi sidik jarinya (Soegondo, 1993).
pe rb ua ta n hu kum , se hi ng ga a ka n
Sesuai dengan tugas dan wewenang notaris
mengeliminasi adanya inconsiderate
dilihat dari Undang-Undang Jabatan Notaris
engagement
hanyalah membuat akta, melegalisasi akta di
c. Persetujuan (approval) : tanda tangan
bawah tangan dan membuat grosse akta serta
melambangkan adanya persetujuan atau
berhak mengeluarkan salinan atau turunan akta
otorisasi terhadap suatu tulisan.
kepada pihak yang berkepentingan. Padahal
6. Tanggung jawab Notaris terhadap keabsahan dalam prakteknya, sebagian notaris atau Pejabat
akta yang tidak ada tanda tangan dalam akta Pembuat Akta Tanah membolehkan” sidik
partij jari atau lebih sering disebut cap ibu jari/cap
jempol, dipakai sebagaipengganti tanda tangan
Menurut pasal 1 ayat 1 Undang-Undang
seorang yang tidak dapat membubuhkan tanda
Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas
tangannya baik karena tidak dapat menulis
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang
(buta huruf) maupun karena tangannya cacat
Jabatan Notaris, menyatakan secara tegas bahwa
atau lumpuh, hal-hal mana sering terjadi di
notaris adalah pejabat umum yang berwenang
Indonesia.
untuk membuat akta autentik dan memiliki
kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud Berdasarkan hasil penelitian tersebut
dalam Undang-Undang ini atau berdasarkan diatas, maka dapat dianalisis bahwa, tugas
undang-undang lainnya. Notaris bukan hanya membuat akta, tapi
182
Ibnu Sajadi. Tanggung Jawab Notaris Terhadap Keabsahan Akta Notaris yang Dibuatnya ...
juga menyimpannya dan menerbitkan grosse, Di Indonesia, sebuah cap ibu jari/cap jempol
membuat salinan dan ringkasannya. Notaris atau sidik jari yang dibubuhkan di hadapan
hanya mengkonstantir apa yang terjadi dan apa seorang pejabat umum disamakan oleh undang-
yang dilihat, didalamnya serta mencatatnya undang dengan sebuah tanda tangan sesuai
dalam akta (Pasal 1 Peraturan Jabatan Notaris, dalam Pasal 1874a KUHPerdata.
S.1860 Nomor 3) (Sudikno Mertokusumo,
Ada beberapa ketentuan yang dapat
1993).
dipergunakan dalam penggunaan sidik jari
Adapun wewenang yang dimiliki oleh tersebut (untuk akta atau tullisan dibawah
Notaris meliputi empat (4) hal yaitu sebagai tangan), antara lain :
berikut : 1. Pasal 1874a KUHPerdata, yaitu:“Dengan
a. Notaris harus berwenang sepanjang yang penandatanganan sepucuk tulisan di bawah
menyangkut akta yang dibuat itu; tangan dipersamakan dengan suatu cap
b. Notaris harus berwenang sepanjang jempol, dibubuhi dengan suatu pernyataan
mengenai orang-orang, untuk kepentingan yang bertanggal dari seorang Notaris
siapa akta itu dibuat; atau seorang pegawai lain yang ditunjuk
c. Notaris harus berwenang sepanjang undang-undang dari mana ternyata bahwa
mengenai tempat, dimana akta itu dibuat; ia mengenal si pembubuh cap jempol
d. Notaris harus berwenang sepanjang atau bahwa orang ini telah diperkenalkan
mengenai waktu pembuatan akta itu kepadanya, dibubuhkan di hadapan
(Lumban Tobing, 1999). pegawai tadi”.
2. Stbl. 1916 – 44 jo 43 – Pasal 1 ayat (2)
Apabila dua orang datang kepada seorang
hanya menentukan bahwa: sebuah cap
notaris, menerangkan bahwa mereka telah
jempol/ibu jari tangan orang termasuk
mengadakan suatu perjanjian dan meminta
golongan hukum pribumi (dan mereka yang
kepada notaris supaya dibuatkan suatu akta,
disamakan) di bawah wesel, surat order,
maka akta ini adalah suatu akta yang dibuat di
aksep, surat-surat atas nama pembawa (aan
hadapan notaris.
toonder), dan surat-surat dagang lainnya,
Berdasarkan semua akta ini notaris disamakan dengan sebuah akta di bawah
menerangka n ata u memberikan dal am tangan. (Habib Adjie, 2015).
jabatannya sebagai pejabat umum kesaksian
Apabila dicermati ketentuan Pasal 44 ayat
dari semua apa yang dilihat, disaksikan dan
(1) jo Pasal 46 Undang-Undang Nomor 30 Tahun
dialaminya, yang dilakukan oleh pihak lain.
2004 tentang Jabatan Notaris, pembubuhan cap
Pada akta partij ini dicantumkan secara otentik
jempol atau ibu jari menurut peneliti tidak dapat
keterangan-keterangan dari orang-orang yang
dipersamakan dengan pembubuhan tanda tangan
bertindak sebagai pihak-pihak dalam akta itu,
dalam pembuatan akta notaries. Maka harus
di samping relaas dari notaris itu sendiri yang
ditanda tangani dengan jelas.
menyatakan bahwa orang-orang yang hadir
itu telah menyatakan kehendaknya tertentu, Akta otentik berfungsi bagi para pihak
sebagaimana yang dicantumkan dalam akta. akta otentik mempunyai kekuatan bukti yang
sempurna namun masih dapat dilumpuhkan oleh
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis
bukti lawan. Terhadap pihak ketiga aktaotentik
telah lakukan dapat disimpulkan bahwa Notaris
mempunyai kekuatan bukti bebas artinya
bertanggung jawab atas akta di tandatangani
penilaiannya diserahkan kepada hakim.
maupun akta yang menggunakan sidik jari.
Fungsi Akta otentik sebagai alat bukti yang
7. Kekuatan Pembuktian dan keabsahan akta
sempurna mempunyai tigamacam kekuatan
partij yang tidak dibubui tanda tangan
pembuktian yaitu :
Da lam hal sua tu akta tidak dapat a) Kekuatan pembuktian luar atau kekuatan
ditandatangani oleh penghadap yang buta huruf pembuatan lahir (uit wedige bewijs
(tidak bisa tulis baca), maka sesuai dengan Pasal kracht) yaitu syarat-syarat formal yang
16 ayat 1 huruf c UUJN-P akan dibubuhkan cap diperlukanagar suatu akta Notaris dapat
jempol/ibu jari sebagai pengganti tanda tangan. berlaku sebagai akta otentik.
183
Jurnal Repertorium, ISSN:2355-2646, Volume II No. 2 Juli - Desember 2015
184
Ibnu Sajadi. Tanggung Jawab Notaris Terhadap Keabsahan Akta Notaris yang Dibuatnya ...
Hakim, yaitu harus di anggap benar, selama dikemukakan tersebut merupakan pengganti tanda
ketidakbenarnya tidak dibuktikan dan sudah tangan yang dinamakan “surrogaat”. Akta tersebut
tidak memerlukan suatu bukti lain, dalam arti mempunyai kekuatan mengikat dan sempurna.
sudah tidak memerlukan suatu penambahan
Akta otentik yang dibuat notaris baik yang
pembuktian. Ia merupakan suatu alat bukti yang
menggunakan tandatangan maupun dengan cap
mengikat dan sempurna.
jempol merupakan alat bukti yang mengikat dalam
arti bahwa sesuatu yang ditulis dalam akta harus
D. Kesimpulan dipercaya oleh hakim.
1. Saran Notaris dalam membuat akta partij
Akta Notaris yang dibuat tanpa tanda tangan
kepada penghadap yang tidak dapat membaca
para pihak mempunyai kekuatan mengikat jika ada
dan menulis, Notaris harus memberikan ruang
pengganti dari tanda tangan tersebut, yaitu sidik jari
kepada penghadap untuk membubuhkan cap
atau cap jempol dan harus ditegaskan dalam akta
jempol/ibu jari pada lembaran kertas tersendiri
keterangan Notaris.Pembubuhan cap jempol adalah
sebagai pengganti tanda dengan memberikan
suatu tindakan membubuhkan cap ibu jari dari
alasannya dengan menggunakan Surrogate.
penandatangan yang telah di bubuhi tinta berwarna
2. Notaris berkewajiban memberikan penyuluhan
tertentu ke atas surat sebagai bukti atau tanda yang
kepada masyarakat sehubungan dengan
membubuhinya mengetahui atas apa yang tertulis
pembuatan akta partij kepada penghadap yang
dan dimaksudkan dalam surat tersebut.
tidak dapat membaca dan menulis.
Bentuk suatu akta Notaris yang berisikan 3. Perlu adanya perubahan pasal 44 ayat 1.
perbuatan-perbuatan dan hal-hal lain yang di UUJN-Perubahan, kecuali yang tidak dapat
konstatir oleh Notaris, pada umumnya harus membubuhkan tanda tangan diganti dengan
mengikuti ketentuan-ketentuan yang dicantumkan Cap jempol atau sidik jari dengan menyebutkan
dalam perundang-undangan yang berlaku yaitu alasannya.
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia
dan Undang-Undang Jabatan Notaris di Indonesia.
Bentuk suatu akta Notaris yang berisikan Daftar Pustaka
perbuatan-perbuatan dan hal-hal lain yang di
konstatir oleh Notaris, pada umumnya harus
mengikuti ketentuan-ketentuan yang dicantumkan Dalam Penandatanganan Akta Notaris Di
dalam perundang-undangan yang berlaku yaitu Dalam Rutan (Analisis Kasus Putusan
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia Mahkamah Agung RI Nomor.3641 k/
Pdt/2001) Universitas Diponegoro: Tesis.
dan Undang-Undang Jabatan Notaris di Indonesia.
Semarang.
Apabila seoranng pejabat yang berwenang membuat
suatu akta, maka akta tersebut merupakan suatu akta G.H.S.Lumban Tobing. 1999. Peraturan Jabatan
autentik, dan otentitasnya itu bertahan terus, bahkan Notaris. Jakarta: Erlangga.
sampai sesudah meninggal dunia. Letak pembuktian
dari suatu akta autentik pada Pasal 1870 Kitab Herlien Budiono, 2005, “Pertanggungan Jawab
Undang-Undang Hukum Perdata. Notaris Berdasarkan Undang-Undang Nomor
30 Tahun 2004 (Dilema Notaris Diantara
Notaris bertanggungjawab atas akta yang Negara Masyarakat dan Pasar). Majalah
dibuat di hadapannya baik yang dibubuhi tanda Renvoi. Jakarta.hal 32-33
tangan maupun yang menggunakan cap jempol
dengan disertai keterangan bahwa para pihak telah Habib Adjie. 2015. Penafsiran Tematik Hukum
mengetahui mengapa salah satu pihak menggunakan Notaris Indonesia Berdasarkan Undang-
cap jempol. Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
Akta otentik yang dibuat notaris baik yang 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris.
menggunakan tandatangan maupun dengan cap
jempol akta tetap sah asal Notaris memberikan
alasan yang jelas tentang sebab para pihak tidak H. B. Sutopo, 1988. Metodologi Penelitian Kualitatif.
membubuhkan tanda tangannya. Alasan yang Surakarta : UNS Press.
185
Jurnal Repertorium, ISSN:2355-2646, Volume II No. 2 Juli - Desember 2015
I Made Mulyawan Subawa. 2013. Fungsi Notaris Satj ipto Rahardjo. 2004. Huk um Progresif
dalam Menjamin Keabsahan Surat Kuasa (Penjelajahan Suatu Gagasan). Artikel dalam
Khusus Gugatan Pengadilan yang Dibubuhi News Letter Kajian Hukum Ekonomi dan
dengan Cap Jempol sebagai Pengganti Tanda Bisnis No. 59 Desember 2004.
Tangan. Denpasar : Universitas Udayana.
Tesis. Setiono.2002. Pemahaman terhadap Metode
Penelitian Hukum.(Diktad). Surakarta : Pasca
Lusy Gerungan. 2010, Kekuatan Pembuktian Akta Sarjana UNS.
di bawah tangan yang telah memperoleh
legalitas dari notaris. Vol. XX No. 1. Subekti, 2008, Kitab Undang-undang Hukum
Perdata, Jakarta: Pradya paramita.
M. Yahya Harahap. 2008.Hukum Acara Perdata.
Sudikno Mertokusumo. 1985. Penemuan Hukum
Suatu Pengantar. Yogyakarta : Penerbit
Nico, 2003.Tanggung Jawab Notaris Selaku Pejabat Liberty.
Umum, Yogyakarta:CDSBL.
Tan Thong Kie, 2000. Studi Notariat dan Serba-Serbi
R. Soegondo Notodisorjo. 1993. Hukum Notariat Praktek Praktek Notaris,Jakarta:Ichtiar Baru
di Indonesia (Suatu Penjelasan). Jakarta : Van Hoeve.
186