Anda di halaman 1dari 17

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Media pembelajaran matematika adalah alat untuk menunjang proses
pembelajaran khususnya matematika. Sekarang, disetiap jenjang sekolah media
sudah banyak digunakan untuk membantu para guru dalam menyampaikan materi
yang akan disampaikan. Selain membantu para guru dalam menyampaikan
materi, media juga mempermudah siswa dalam memahami materi yang mungkin
lumayan susah diserap jika tanpa menggunakan media. Media yang digunakan
juga semakin bervariasi, berbeda dengan pada tahun-tahun sebelumnya dimana
media yang digunakan hanya berupa media cetak yang kemudian berkembang
mejadi media audio visual dan terus berkembang menjadi multimedia yang
benar-benar sesuai dengan perkembangan zaman dan pola pikir siswa.
Seiring perkembangannya jenis media yang digunakan juga semakin
meningkat, khususnya dibidang matematika. Media yang digunakan dalam
pembelajaran matematika juga semakin inovatif sesuai dengan kreatifitas seorang
guru dalam menyesuaikan materi yang akan disampaikan dalam kelasnya yang
mampu membuat siswa lebih mudah memahami materi yang maungkin sulit jika
dijelaskan hanya melalui metode ceramah. Selain alat peraga, media yang dapat
digunakan dalam pembelajaran matematika dapat berupa slide atau media
berbasis komputer yang dikemas secara menarik, sehingga murid bisa tetap
paham dengan materi yang disajikan dalam bentuk slide.
Namun, masih banyak yang belum mengetahui tentang media dan segala
manfaatnya dalam proses belajar mengajar siswa, sehingga mereka enggan untuk
menggunakan media dalam kelas mereka, khususnya dalam pembelajaran
mtematika yang menurut penulis bisa sangat baik jika menggunakan media atau
alat peraga yang dapa mmbantu daya serap siswa. Maka dari itu penulis mencoba
untuk menyajikan segala hal yang berkenaan dengan media dan segala
keuntungan yang didapat dengan menggunakan media dalam pembelajaran
matematika.
2

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang diamaksud dengan media pembelajaran matematika?
1.2.2 bagaimana sejarah perkembangan media pembelajaran?
1.2.3 Apa fungsi dan manfaat media pembelajaran dalam bidang matematika?
1.2.4 Apa saja jenis-jenis media pembelajaran matematika?

1.3 Batasan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka difokuskan pada satu
permasalahan. Dimana hal ini untuk menghindari objek bahasan yang keluar dari
koridor yang diharapkan. Oleh karena itulah dalam penelitian penulis membatasi
masalah yang akan dibahas hanya tentang media pembelajaran matematika.

1.4 Tujuan Penulisan


1.4.1 Agar dapat mengetahui apa itu media pembelajaran matematika.
1.4.2 Agar dapat mengetahui bagaiman sejarah perkembngan media
pembelajaran
1.4.3 Agar dapat mengetahui fungsi dan manfaat media pembelajaran
matematika
1.4.4 Agar dapat mengetahui jenis-jenis media pembelajaran matematika yang
dapat digunakan disekolah.

1.5 Manfaat Penulisan


1.5.1 untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang definisi media
pembelajaran
1.5.2 untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang sejarah
perkembangan media pembelajaran
1.5.3 Untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang fungsi dan manfaat
media pembelajaran dalam bidang matematika
1.5.4 untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang jenis-jenis media
pembelajaran matematika.
3

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Definisi Media Pembelajaran


1. Definisi media
Dari segi bahasa, kata Media berasal dari bahasa Latin medius yang secara
harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media
adalah perantara (wasaa’il) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima
pesan. Namun dari segi terminologi, media memiliki banyak arti yang
dikemukakan oleh para ahli. Mereka memiliki pendapat yang berbeda-beda
dalam menafsirkan media, salah satunya ialah Gagne. Gagne menyatakan bahwa
media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar1.
2. Definisi media pembelajaran
Berbeda dengan Gagne, Heinich mengungkapkan bahwa “apabila dikaitkan
dengan pembelajaran, maka media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang
digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi dari pengajar
ke peserta didik”2. Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media
pmbelajaran adalah alat yang komunikasi yang digunakan pengajar untuk
menyampaikan informasi kepada siswa dan merangsang siswa untuk belajar.
Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung
diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,
memperoses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media
pembelajaran adalah perantara yang berupa sumber belajar atau wahana fisik
yang mengandung materi instruksional yang dapat dimanfaatkan siswa untuk
menunjang kegiatan belajar3.
3. Definisi Media pembelajaran Matematika
Media pembelajaran matematika adalah alat yang digunakan untuk
menunjang pembelajaran matematika agar siswa lebih memahami materi dan

1
Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan:pengertian,pengembangan dan
pemanfaatannya ( Jakarta: Rajawali Pers, 2011) hal. 6
2
Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi
Pembelajaran ( Bumi Aksara, ) hal.121
3
Fajar Prabowo, Pengembangan Media Pembelajaran Matematika, Berbantuan
Komputer pada Materi Fungsi Komputer untuk Siswa SMA Kelas XI Program IPS, kamis 5 Maret
2015 pkl. 15.26 WIB
4

dapat meransang pola pikir siswa. Jadi, media pembelajaran sangat penting dalam
kegiatan belajar mengajar khususnya dibidang matematika.

B. Sejarah Media Pembelajaran


Pada mulanya, media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru
(teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya gambar,
model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkret,
motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa.
Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar pertengahan abad
ke-20, alat visual untuk mengkonkretkan ajaran ini dilengkapi dengan alat audio
sehingga kita kenal adanya alat audi visual atau audio visual aids (AVA).
Pada akhir 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat bantu
audio visual, sehingga selain sebagai alat bantu, media juga berfungsi sebagai
penyalur pesan atau informasi belajar. Sejak saat itu alat audio visual bukan hanya
dipandang sebagai alat bantu guru saja, melainkan juga sebagai alat penyalur pesan
atau media.
Baru pada tahun 1960-1965 orang mulai memperhatikan siswa sabagai
komponen yang penting dalam proses belajar mengajar. Pada saat itu teori tingkah
laku (behaviorism theory) ajaran B. F Skinner mulai mempengaruhi penggunaan
media dalam kegiatan pembelajaran. Teori ini mendorong orang untuk lebih
memperhatikan siswa dalam proses belajar mengajar. Menurut teori ini mendidik
adalah mengubah tingkah laku siswa.
Pada tahun 1965-1970, pendekatan sistem (system approach) mulai
menampakkan pengaruhnya dalam kegiatan pendidikan dan kegiatan pendidikan dan
kegiatan pembelajaran. Pendekatan sistem ini mendorong digunakannya media
sebagai bagan integral dalam progran pembelajaran. Setiap program pembelajaran
harus direncanakan secara sistematis dengan memusatkan perhatian pada siswa.
Program pembelajaran direncanakan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik siswa
serta diarahkan kepada perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang
akan dicapai. Dalam perencanaan ini media yang akan dipakai dan cara
mengguunnakannya telah dipertimbangkan dan ditentukan dengan seksama.
Pada dasarnya para guru dan ahli audio visual menyambut baik perubahan ini.
Guru-guru mulai merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan tingkah laku siswa.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, mulai dipakai berbagai format
5

media.dari pengalaman mereka, guru mulai belajar bahwa cara belajar siswa itu
berbeda-beda, sebagian lebih cepat belajar melau media visual, sebagian melalui
media audio, sebagian lebih senang melalui media cetak, yang lain melalui media
audio visual, dan sebagainya. Dari sini lahirlah konsep penggunaan multimedia
dalam kegiatan pembelajaran.
C. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran
Ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran, antara
lain landasan filosofis, psikologis, teknologis, dan empiris4.
1. Landasan Filosofis
Ada suatu pandangan, bahwa dengan digunakannya berbagai jenis
media hasil teknologi baru di dalam kelas, akan berakibat proses
pembelajaran yang kurang manusiawi. Dengan kata lain, penerapan
teknologi dalam pembelajaran akan terjadi dehumanisasi. Benarkah
pendapat tersebut? Bukankah dengan adanya berbagai media pembelajaran
justru siswa dapat mempunyai banyak pilihan untuk digunakan media yang
lebih sesuai dengan karakteristik pribadinya? Dengan kata lain, siswa
dihargai harkat kemanusiaannya diberi kebebasan untuk menentukan
pilihan, baik cara maupun alat belajar sesuai dengan kemampuannya.
Dengan demikian, penerapan teknologi tidak berarti dehumanisasi.
Sebenarnya perbedaan pendapat tersebut tidak perlu muncul, yang penting
bagaimana pandangan guru terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Jika
guru menganggap siswa sebagai anak manusia yang memiliki kepribadian,
harga diri, motivasi, dan memiliki kemampuan pribadi yang berbeda dengan
yang lain, maka baik menggunakan media hasil teknologi baru atau tidak,
proses pembelajaran yang dilakukan akan tetap menggunakan pendekatan
humanis.
2. Landasan psikologis.
Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka
ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di samping itu, persepsi siswa
juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Oleh sebab itu, dalam pemilihan
4
Makalah I Wayan Santyasa, Landasan konseptual Media Pembelajaran, Disajikan dalam
Worh Shop Media Pembelajaran bagi Guru-Guru SMAN Banjarangkan Klungkung 7,
(Banjarangkan klungkung, 10 januari 2007) Hal.6
6

media, di samping memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses


belajar, memahami makna persepsi serta faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penjelasan persepsi hendaknya diupayakan secara optimal agar
proses pembelajaran dapat berangsung secara efektif. Untuk maksud
tersebut, perlu:
1) diadakan pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik perhatian
siswa serta memberikan kejelasan obyek yang diamatinya,
2) bahan pembelajaran yang akan diajarkan disesuaikan dengan
pengalaman siswa.
Kajian psikologi menyatakan bahwa anak akan lebih mudah
mempelajari hal yang konkrit ketimbang yang abstrak. Berkaitan dengan
kontinuum konkrit-abstrak dan kaitannya dengan penggunaan media
pembelajaran, ada beberapa pendapat. Pertama, Jerome Bruner,
mengemukakan bahwa dalam proses pembelajaran hendaknya menggunakan
urutan dari belajar dengan gambaran atau film (iconic representation of
experiment) kemudian ke belajar dengan simbul, yaitu menggunakan kata-
kata (symbolic representation). Menurut Bruner, hal ini juga berlaku tidak
hanya untuk anak tetapi juga untuk orang dewasa. Kedua, Charles F. Haban,
mengemukakan bahwa sebenarnya nilai dari media terletak pada tingkat
realistiknya dalam proses penanaman konsep, ia membuat jenjang berbagai
jenis media mulai yang paling nyata ke yang paling abstrak. Ketiga, Edgar
Dale, membuat jenjang konkrit-abstrak dengan dimulai dari siswa yang
berpartisipasi dalam pengalaman nyata, kemudian menuju siswa sebagai
pengamat kejadian nyata, dilanjutkan ke siwa sebagai pengamat terhadap
kejadian yang disajikan dengan media, dan terakhir siswa sebagai pengamat
kejadian yang disajikan dengan simbul. Jenjang konkrit-abstrak ini
ditunjukkan dengan bagan dalam bentuk kerucut pengalaman (cone of
experiment).
3. Landasan Teknologis
Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan,
pengembangan, penerapan, pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber
belajar. Jadi, teknologi pembelajaran merupakan proses kompleks dan
terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi
untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan,
7

mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di


mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol. Dalam
teknologi pembelajaran, pemecahan masalah dilakukan dalam bentuk
kesatuan komponen-komponen sistem pembelajaran yang telah disusun
dalam fungsi disain atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta
dikombinasikan sehingga menjadi sistem pembelajaran yang lengkap.
Komponen-omponen ini termasuk pesan, orang, bahan, media, peralatan,
teknik, dan latar.
4. Landasan Empiris.
Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi
antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa
dalam menentukan hasil belajar siswa. Artinya, siswa akan mendapat
keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media yang
sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya belajarnya. Siswa yang memiliki
tipe belajar visual akan lebih memperoleh keuntungan bila pembelajaran
menggunakan media visual, seperti gambar, diagram, video, atau film.
Sementara siswa yang memiliki tipe belajar auditif, akan lebih suka belajar
dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau ceramah guru. Akan
lebih tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika
menggunakan media audio-visual. Berdasarkan landasan rasional empiris
tersebut, maka pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar
kesukaan guru, tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara
karakteristik pebelajar, karakteristik materi pelajaran, dan karakteristik
media itu sendiri.

D. Ciri-Ciri Media Pembelajaran


Adapun Ciri-ciri media pendidikan menurut
1. Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan,
melestarikan, dan merekontruksi suatu peristiwa atau objek. Dengan ciri
fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang
terjadi pada suatu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.
8

Ciri ini amat penting bagi guru karena kejadian-kejadian atau objek yang telah
direkam atau disimpan dengan format media yang ada dapat digunakan setiap
saat.
2. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media
memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat
disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik
pengambilan gambar time-lapse recording. Manipulasi kejadian atau objek
dengan jalan mengedit hasil rekaman dapat menghemat waktu.
3. Ciri Distributif (Distributive Property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian
ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut
disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang
relative sama mengenai kejadian itu.
Sekali informasi di rekam dalam format media apa saja, ia dapat
direproduksi seberapa kali pun dan siap digunakan secara bersamaan di
berbagai tempat atau digunakan secara berulang-ulang di suatu tempat.
Konsestensi informasi yang telah direkam akan terjamin sama atau hamper
sama dengan aslinya.

E. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran


Levie dan Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran,
khususnya media visual yaitu :
a. Fungsi atensi media visul merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan
perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan
dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
b. Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa
ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar.
c. Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuam-temuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan
yang terkandung dalam gambar.
d. Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian
bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks
9

membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan


informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

Fungsi Media dalam Pembelajaran Matematika


1. Dengan adanya media pembelajaran, anak-anak akan lebih banyak
mengikuti pelajaran matematika dengan gembira sehingga minatnya dalam
mempelajari matematika semakin besar.
2. Dengan disajikannya konsep abstrak matematika dalam bentuk konkret,
maka siswa pada tinngkat-tingkat yang lebih rendah akan lebih mudah
memahami dan mengerti.
3. Media pembelajaran dapat membantu daya titik ruang karena anak tidak
dapat membayangkan bentuk-bentuk geometri ruang sehingga gambar dan
benda-benda nyata menjadi media pemahamannya tentang ruang.
4. Anak akan menyadari adanya hubungan antara pembelajaran dengan benda-
benda yang ada disekitarnya.
5. Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkret, yaitu dalm
bentuk model matematika dapat dijadikan objek penelitian dan dapat pula
diajadikan alat untuk penelitian ide-ide baru dan relasi-relasi baru.

Menurut Kemp dan Dayton mengemukakan beberapa dampak positif dari


penggunakan media sebagai bagian integral dikelas atau sebagai cara utama
pembelajaran langsung sebagai berikut :
1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku
2. Pembelajaran bisa lebih menarik
3. Pembelajaran menjadi lebh interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan
prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan
balik, dan penguatan
4. Lama waktu belajar yang diperlukan dapat dipersingkat.
5. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan.
6. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau diperlukan.
7. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses
belajar dapat ditingkatkan.
8. Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif.
10

DR suyadan mengemukakan pendapatnya tentang manfaat media


pembelajaran dalam bidang matematika, yakni sebagai berikut:
1. Pemakaian media pembelajaran dalam bidang matematika itu efektif
dalam mendorong prestasi belajar siswa.
2. Sekitar 60% banding 10% menunjukkan keberhasilan anak yang
menggunakan media pembelajaran daripada yang tidak.
3. Manipulasi media pembelajaran penting bagi siswa SD disemua
tingkatan.
4. Ditemukan sedikit bukti bahwa memanipulasikan media pembelajaran
hanya berhasil ditingkat rendah.
5. Hasil penelitian tambahan menunjukkan bahwa kegunaan media
pembelajaran riil (bendanya) sama dengan gambarnya.

Dari pendapat diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa media pembelajaran


dalam bidang matematika memiliki dampak yang baik bagi para siswa dalam
mempelajari matematika. Dan media pembelajaran juga bisa menghilangkan image
menakutkan pada pelajaran matematika yang terkadang menjadi salah satu faktor
sulitnya siswa dalam memahami pelajaran matematika. Dengan adanya media
pembelajaran dlam bidang matematika, juga membuat guru bisa mengajar dengan
baik karena adanya ketertarikan siswa terhadap media pembelajaran sehingga
siswa tidak akan merasa bosan dan tegang didalam kelas. Namun, media
pembelajran yang digunakan selama pembelajaran sebaiknya sesuai dengan materi
pelajaran matematika yang akan dibahas sehingga selain membuat siswa merasa
nyaman namun juga dapat memahami materi.

F. Jenis-jenis Media Pembelajaran


Jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran cukup banyak
ragamnya, mulai dari yang sederhana, sampai pada media yang cukup rumit dan
canggih. Untuk mempermudah dalam mempelajari jenis-jenis media dilakukan
pengklasifikasian atau penggolongan.
Salah satu bentuk klasifikasi yang mudah dipelajari adalah klasifikasi yang
disusun oleh Heinich dan kawan-kawan sebagai berikut 5:

5
Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi
Pembelajaran ( Bumi Aksara, 2011) hal.123
11

1. Media yang tidak diproyeksikan


Golongan media yang tidak diproyeksikan diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Realia
Realia adalah benda nyata yang dapat digunakan sebagai bahan ajar.
Menurut Brown, ciri media realia adalah benda asli yang masih berada
dalam keadaan utuh, dapat dioperasikan, hidup, dalam ukuran yang
sebenarrnya dan dapat dikenali sebagaimana wujud aslinya 6.
b) Model
Menurut Brown, model didefinisikan sebagai benda nyata yang
dimodifikasikan. Penggunaan model sebagai media dalam pembelajaran
dimaksudkan untuk mengatasi kendala pengadaan realia seperti harga yang
tinggi atau benda yang sulit untuk digunakan sebagai realia. Model dapat
berukuran lebih besar, lebih kecil, atau sama persis dengan benda aslinya
serta dapat menunjukkan wujud yang lengkap dan rinci dari benda aslinya,
atau dapa ditampilkan dalam wujud yang disederhanakan untuk
mempermudah proses kegiatan pembelajaran.
c) Media grafis
Media grafis adalah suatu penyajian secara visual yang
menggunakan titik-titik, garis-garis, gambar-gambar, tulisan-tulisan, atau
simbul visual yang lain dengan maksud untuk mengihtisarkan,
menggambarkan, dan merangkum suatu ide, data atau kejadian. Media
grafis berfungsi ntuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan.
Selain itu media grafis berfungsi pula untuk menarik perhatian, mempejelas
sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat
dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan. Menurut Brown dkk,
ssetidaknya ada lima jenis media grafis yang memiliki keunggulan yang
ukup tinggi dalam kegiatan pembelajaran yaitu graft, chart, dan diagram,
kartu, poster dan kartun.
1) Gambar/foto
Pemanfaatan gambar dalam proses pembelajaran sangat
membantu pengajar dalam beberapa hal seperti yang dikemukakan oleh
Hackbarth (1996):

6
Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi
Pembelajaran ( Bumi Aksara, 2011) hal. 126
12

a. Menarik perhatian, pada umumnya semua orang senang melihat


foto/gambar.
b. Menyediakan gambar nyata suatu objek yang karena suatu hal tidak
mudah untuk diamati.
c. Unik
d. Memperjelas hal-hal yang bersifat abstrak
e. Mampu mengilustrasikan suatu proses
2) Sketsa
Biasanya digunakan apabila gambar yang lengkap dari objek
yang ditampilkan tidak tersedia, atau memang bertujuan hanya ingin
menampilkan bagian-bagian pokok dari suatu objek.
3) Diagram
Penggunaan diagram pada umumnya ditunjukan untuk
menggambarkan suatu hubungan atau menjelaskan suatu proses.
Diagram dapat memberikan gambaran mengenai cara kerja suatu benda
atau bagaimana membuat, menyusun, atau membangun suatu benda.
4) Grafik
Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik,
garis atau gambar, yang berfungsi untuk menggambarkan data
kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atatu perbandingan
suatu objek atau peristiwa yang berhubungan secara singkat dan jelas.
Penggunaan grafik dalam kegiatan pembelajaran memiliki berbagai
pilihan dan variasi.
Grafik batang umumnya digunakan untuk membandingkan objek
yang sejenis yang diukur dalam waktu yang berbeda atau
membandingkan objek yang berbeda dalam waktu sama.
Grafik gambar merupakan jenis grafis yang paling sederhana dan
merupakan bentuk alternative dari grafik batang, dimana jumlah atau
angka-angka yang ingin disampaikan ditampilkan dalam bentuk
gambar. Grafik gambar ini biasanya menarik bagi semua tingkatan usia.
Untuk dapat menggunakan grafik gambar sebagai media dalam proses
pembelajaran.
Grafik lingkaran juga dikenal dengan sebutan grafik pie. Grafik
itu merupakan sangat mudah dibaca dan diinterpretasikan. Lingkaran
13

yang digunakan untuk menggambarkan grafik ini dibagi dalam


beberapa porsi atau segmen.
5) Bagan/ chart
Chart atau bagan mampu menvisualisasikan sebuah hubungan
yang bersifat abstrak seperti kronologis suatu kejadian, atau struktur
organisasi. Bagan berfungsi untuk menyajikan ide-ide atau konsep-
konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan
secara visual. Sebagai media yang baik, bagan haruslah:
a) Dapat dimengerti anak
b) Sederhana dan lugas, tidak rumit atau berbelit-belit.
c) Diganti pada waktu-waktu tertentu agar tetap up to date dan tak
kehilangan daya tarik.
d) Papan display
Papan display adalah tempat untuk menyajikan berbagai media yang
tidak diproyeksikan. Seperti papan tulis (blackboards), whiteboards,
copyboards, bulletin boards.
2. Media yang diproyeksikan
Golongan media yang diproyeksikan yang sering digunaka adalah OHT
dan slide. Kedua media ini adalah media yang paling sering digunakan dalam
pembelajaran.
a) OHT (overhead Transparansi)
OHT merupakan media yang paling sering digunakan tidak hanya
karena populer, tetapi juga relatif lebih mudah mempersiapkan materi
ataupun pengoperasiannya.
b) Slide
Slide tergolong dalam media visual yang penggunaannya
diproyeksikan kelayar. Media ini dapa menampilkan gambar yang relaistis.
Peggunaan slide dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan
ataupun tanpa suara.
3. Media audio
a) Radio
b) Laboratorium bahasa
4. Media audio visual (video)
14

Sebagai media audio visual dengan memiliki unsur gerakan dan suara,
video dapat digunakan sebagai alat bantu mengajar pada berbagai bidang studi.
5. Media berbasis komputer
Menurut Heinich dkk, ada enam bentuk interaksi yang dapat
diaplikasikan dalam merancang sebuah media pembealajaran, berupa:
a) Praktik dan latihan
b) Tutorial
c) Permainan
d) Simulasi
e) Penemuan
f) Pemecahan masalah.

Adapun media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran matematika


berupa alat peraga dan slide.
1. Alat-alat Peraga Pembelajaran Matematika
Pada dasarnya anak belajar melalui benda/objek kongkrit. Untuk
memahami konsep abstrak anak memerlukan benda-benda kongkrit (riil) sebagai
perantara atau visualisasinya. Konsep abstrak itu dicapai melalui tingkat-tingkat
belajar yang berbeda-beda. Bahkan, orang dewasapun yang pada umumnya sudah
dapat memahami konsep abstrak, pada keadaan tertentu, sering memerlukan
visualisasi.
Selanjutnya konsep abstrak yang baru dipahami siswa itu akan mengendap,
melekat, dan tahan lama bila siswa belajar melalui perbuatan dan dapat
dimengerti siswa, bukan hanya melalui mengingat-ingat fakta.
Fungsi alat peraga7:
a. Proses belajar mengajar termotivasi. Baik siswa maupun guru, dan terutama
siswa, minatnya akan timbul. Ia akan senang, terangsang, tertarik, dank arena
itu akan bersikap positif terhadap pengajaran matematika.
b. Konsep abstrak matematika tersajiakan dalam bentuk kongkrit dan karena itu
lebih dapat dipahami dan dimengerti, dan dapat ditanamkan pada tingkat-
tingkat yang lebih rendah.

7
Erman suherman, dkk, Strategi Pembelajaran matematika kontemporer, (Bandung: Jica-
UPI, 2003) hal. 243
15

c. Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda di alam


sekitar akan lebih dapat dipahami.
d. Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkrit yaitu dalam
bentuk model matematik yang dapat dipakai sebagai obyek penelitian
maupun sebagai alat untuk meneliti ide-ide baru dan relasi baru menjadi
bertambah banyak.
Bila anda membuat alat peraga, supaya di perhatikan alat peraga itu.
a. Tahan lama (dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat)
b. Bentuk dan warnanya menarik
c. Sederhana dan mudah di olah
d. Ukuranya sesuai (seimbang, dengan ukuran fisik anak)
e. Dapat menyajikan (dalam bentuk riil, gambar atau diagram) konsep
matematika
f. Sesuai dengan konsep
g. Dapat menunjakan konsep matematika dengan jelas
h. Peragaan itu supaya merupakan dasar bagi tumbuhnya konsep abstrak
i. Bila kita juga mengharapkan agar siswa belajar aktif ( sendiri atau
berkelompok) alat peraga itu supaya dapat dimanipulasikan, yaitu dapat
diraba, dipegang, dipindahkan dan diutak-atik atau dipasangkan dan dicopot,
dan lain-lain.
j. Bila mungkin dapat berfaedah lipat(banyak).

Macam-macam Alat Peraga Pembelajaran Matematika 8


a. Alat Peraga Kekekalan Luas
Luas daerah persegi panjang, bujursangkar, jajaran genjang, segitiga,
trapezium, belah ketupat, laying-layang dan lain sebagainya.
b. Alat Peraga Kekekalan Panjang
Tangga garis bilangan, pita garis bilangan, neraca bilangan, mistar
hitung, dan batang Cuisenaire.
c. Alat Peraga Kekekalan Volume
Volume kubus, balok, prisma segitiga, tabung dan lain sebagainya.
d. Alat Peraga Kekekalan Banyak

8
Erman suherman, dkk, Strategi Pembelajaran matematika kontemporer, (Bandung: Jica-
UPI, 2003) hal. 245
16

Abakus biji (Romawi, Rusia, dan Cina/Jepang), lidi, dan kartu nilai
tempat.
e. Alat Peraga untuk Percobaan dalam Teori Kemungkinan
Uang logam, dadu, kartu domino dan bridge
f. Alat Peraga untuk Pengukuran dalam Matematika
Meteran, busur derajat, roda meteran, kapak tomahawk, jepit bola, jangka
sorong.
g. Bangun-bangun Geometri
Macam-macam daerah segitiga, macam-macam daerah segi empat,
daerah lingkaran, elips dan lain sebagainya.
h. Alat Peraga untuk permainan Matematika
Aritmetika jam, menara Hanoi, kartu domino, kartu penebak angka, dan
lain sebagainya.

BAB III
PENUTUP
17

4.1 Kesimpulan
Dari segi bahasa, kata Media berasal dari bahasa Latin medius yang secara
harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media
adalah perantara (wasaa’il) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima
pesan. media pmbelajaran adalah alat yang komunikasi yang digunakan pengajar
untuk menyampaikan informasi kepada siswa dan merangsang siswa untuk belajar.
Media pembelajaran matematika adalah alat yang digunakan untuk menunjang
pembelajaran matematika agar siswa lebih memahami materi dan dapat meransang
pola pikir siswa. Adapun fungsi media pembelajaran matemtika adalah untuk
membuat pemeblajaran matematika menjadi lebih menarik dan untuk mempermudah
anak dalam belajar matematika.
Banyak macam-macam media yang digunakan dalam media pembelajaran,
namun, salah satu jenis media pembelajaran matematika yang sering digunakan adalah
alat peraga matematika.

4.2 Saran
Penggunaan media pembelajaran dalam bidang matematika, masih jarang
dilakukaan oleh para pendidik yang hanya fokus menyampaikan materi sehinngga
membuat beberapa peserta didik merasa bosan dan beranggapan bahwa mateatika itu
hanya angka dan hitung-hitungan. Jadi, sebaiknya unttuk seluruh pendidik dapat
menggunakan media pemelajaran dalam proses belajar mengajar, agar proses belajar
mengajar menjadi lebih baik dan peserta didik juga merasa nyaman. Namun, tak
selamanya media dapat menunjang pembelajaran, jadi sebaiknya pendidik dapat
mengatur penggunaan media dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai