Di susun Oleh:
Kelompok 8
Kelas/ semester: B/VI
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ......................................................................................... 15
B. Saran .................................................................................................... 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
B. Rumusan masalah
1. Bagaiman peranan Kepala sekolah sebagai penanggung jawab ?
2. Bagaimana peranan Kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah ?
3. Bagaimana peranan Kepala sekolah sebagai supervisor ?
4. Apa syarat-syarat minimal seorang kepala sekolah ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui peranan Kepala sekolah sebagai penanggung
jawab.
2. Untuk mengetahui peranan Kepala sekolah sebagai pimpinan
sekolah.
3. Untuk mengetahui peranan Kepala sekolah sebagai supervisor.
4. Untuk mengetahui Apa syarat-syarat minimal seorang kepala
sekolah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Drs. H.M. Daryanto, Administrasi Pendidika, (jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 80
3
Kegiatan-kegiatan sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala
sekolah seperti yang ditegaskan dalam Rapat Kerja Kepala SMA
Daerah Istimewa Yogyakarta tanggal 22-23 September 1987 adalah
sebagai berikut:
1. Kegiatan mengatur proses belajar-mengajar.
2. Kegiatan mengatur kesiswaan.
3. Kegiatan mengatur personalia.
4. Kegiatan mengatur peralatan pengajaran.
5. Kegiatan mengatur dan memelihara gedung dan perlengkapan
sekolah.
6. Kegiatan mengatur keuangan.
7. Kegiatan mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat.
Fungsi yang pertama dan kedua tersebut diatas adalah fungsi kepala
sekolah sebagai pemimpin sedang yang ketiga fungsi kepala sekolah
sebagai supervisor. Fungsi sekolah sebagai pemimpin sekolah berarti
4
kepala sekolah dalam kegiatan memimpinnya berjalan melalui tahap-tahap
kegiatan sebagai berikut:
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan pada dasarnya menjawab pertanyaan: apa yang harus
dilakukan, bagaimana melakukannya, dimana dilakukan, oleh siapa dan
kapan dilakukan. Kegiatan-kegiatan sekolah seperti yang telah
disebutkan dimuka harus direncanakan oleh kepala sekolah, hasinya
berupa rencana tahunan sekolah yang akan berlaku pada tahun ajaran
berikutnya. Recana tahunan tersebut kemudian dijabarkan kedalam
program tahunan sekolah yang biasanya dibagi kedalam dua program
semester.
2. Pengorganisasian (organizing)
Kepala sekolah sebagai pemimpin bertugas untuk menjadikan
kegiatan-kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan sekolah dapat
berjalan dengan lancar. Kepala sekolah perlu mengadakan pembagian
kerja yang jelas bagi guru-guru yang menjadi anak buahnya. Dengan
pembagian kerja yang baik, pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
yang tepat serta mengingat prinsip-prinsip pengorganisasian kiranya
kegiatan sekolah akan berjalan lancar dan tujuan dapat tercapai.
3. Pengarahan (directing)
Pengarahan adalah kegiatan membimbing anak buah dengan jalan
memberi perintah (komando), memberi petunjuk, mendorong semangat
kerja, menegakkan disiplin, memberikan berbagai usaha lainnya agar
mereka dalam melakukan pekerjaan mengikuti arah yang ditetapkan
dalam petunjuk, peraturan atau pedoman yang telah ditetapkan.
4. Pengkoordinasian (coordinating)
Pengkoordinasian adalah kegiatan menghubungkan orang-orang
dan tugas-tugas sehingga terjalin kesatuan atau keselarasan keputusan,
kebijaksanaan, tindakan, langkah, sikap serta tecegah dari timbulnya
pertentangan, kekacauan, kekembaran (duplikasi), kekosongan
tindakan.
5
5. Pengawasan (controlling)
Pengawasan adalah tindakan atau kegiatan usaha agar pelaksanaan
pekerjaan serta hasil kerja sesuai dengan rencana, perintah, petunjuk
atau ketentuan-ketentuan lainnya yang telah ditetapkan.
6
c. Bagaimana keadaan gurunya terlalu banyak wanitanya? Terlalu
banyak guru honorer dan pada guru tetap? Apakah kemungkinan
usaha untuk menjaga keadaan sebagaik-baiknya?
d. Bagaimana semangat kerja guru-guru dan pegawai sekolah?
Banyak pegawai dan guru yang malas ? bagaimana absen atau
presentasi mereka? Apa yang menjadi sebabnya?
e. Bagaimana cara mengajar guru-guru? Sesuai dengan kurikulum
yang berlaku? Adakah usaha mereka untuk selalu memperbaiki dan
mencobakan metode-metode mengajar yang baik?
f. Bagaimana hasil pelajaran dan pendidikan anak-anak? Terlihatlah
adanya kemajuan atau perbaikan dari tiap triwulan atau semester
dari tahun ketahun?
g. Bagaimana usaha yang dapat dilakukan un tuk memperbaiki dan
mempertinggi cara kerja dan mutu guru-guru? dengan usaha
menambah kesejahteraan mereka? Dengan mengadakan kunju gan
kelas diwaktu mereka mereka mengajar, rapat-rapat, sanggar kerja
(workshop), staf training atau up-grading?
h. Bagaimana sikap dan perasaan tanggung jawab guru-guru dalam
berpartisipasi terhadap pembinaan dan kemajuan sekolah? Adakah
sikap dan sifat kepemimpinan sekolah yang kurang sesuai
mempengaruhi kehidupan sekolah pada umumnya?
i. Dan seterusnya.
2. Prinsip-prinsip supervisi
Dari uaraian diatas kita ketahui betapa banyak dan besar tanggung
jawab kepala sekolah sebgai supervisor. Oleh karena itu seperti yang
dikatakan oleh Moh. Rifai, MA. Untuk menjalankan tindakan-tindakan
supervisi sebaik-baiknya, kepala sekolah hendaknya memperhatikan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Supervisi hendaknya bersifat konstruktif, yaitu pada yang
dibimbing dan diawasi harus menimbulkan dorongan untuk
bekerja.
7
b. Supervisi harus didasarkan atas keadaan dan kenyataan yang
sebenarnya (realistis, mudah dilaksanakan).
c. Supervisi harus dapat memberi prasaan aman pada guru-guru atau
pegawai sekolah yang disupervisi.
d. Supervisi harus sederhana dan informal dalam pelaksanaannya.
e. Supervisi harus didasarkan pada hubungan profesional, bukan atas
dasar hubun gan pribadi.
f. Supervisi harus selalu memperhitungkan kesanggupan, sikap dan
mungkin perasangka guru-guru atau pegawai sekolah.
g. Supervisi tidak bersifat mendesak (otoriter), karena dapat
menimbulkan perasaan gelisah atau antisipasi dari guru-guru atau
pegawai.
h. Supervisi tidak boleh didasarkan atas kekuasaan pangkat,
kedudukan atau kekuasaan pribadi.
i. Supervisi tidak boleh bersifat mencari kesalahan dan kekurangan
(ingat bahwa supervisi tidak sama dengan inspeksi).
j. Supervisi tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil, dan tidak
boleh lekas merasa kecewa.
k. Supervisi hendaknya juga bersifat preventif, korektif dan
kooperatif.
Preventif berarti berusaha jangan sampai timbul atau terjadi hal-hal
yang negatif, mengusahakan memenuhi syarat-syarat sebelum
terjadi sesuatu yang tidak diharapkan.
Korektif berarti mencari kesalahan-kesalahan atau kekurangan-
kekurangan dan usaha memperbaiki dilakukan bersama-sama oleh
supervisor dan orang-orang yang disupervisi.
8
Akan tetapi kesanggupan dan kemampuan seseorang kepala sekolah
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Adapun beberapa faktor yang
mempengaruhi hasil tidaknya supervisi atau cepat lambat nya hasil
supervisi itu antara lain:
9
4. Pembinanan kurikulum sekolah
10
b. Membimbing dan mengawasi guru-guru agar mereka pandai
memilih metode-metode mengajar yang baik, dan melaksanakan
metode itu sesuai dengan bahan pelajaran dan kemampuan anak.
Dapat di adakan kegiatan ofservasi kelas (class room observation).
c. Menyelenggarakan rapat-rapat dewan gur secara insidentil maupun
periodik, yang khusus untuk membicarakan kurikulum, metode
mengajar, dan sebagainya.
d. Mengadakan kunjungan kelas (class visit) yang teratur:
mengunjungi guru yang sedang mengajar untuk meneliti
bagaimana metode mengajarnya, kemudian mengadakan diskusi
dengan guru yang bersangkutan (dilakukan se-informal mungkin).
e. Mengadakan saling kunjungan kelasantar guru (inter class visit).
Hal ini harus direncanakan sebelumnya dengan sebaik-baiknya
sehingga guru akan diserahi mengajar dan dilihat oleh guru-guru
lain itu benar- benar dapat mempersiapkan diri.
f. Setiap permulaan tahun ajaran guru di wajibkan menyusun suatu
silabus mata pelajaran yang akan diajarkan, dengan berpedoman
pada rencana pelajaran/kurikulum yang berlaku di sekolah itu.
g. Setiap akhir tahun ajaran masing-masing guru mengadakan
penilaian cara dan hasil, kerjanya dengan meneliti kembali hal-hal
yang pernah di ajarkan (sesuai dengan silabus), untuk selanjutnya
mengadakan perbaikan-perbaikan dalam tahun ajaran berikutnya.
h. Setiap akhir tahun ajaran mengadakan penelitian bersama guru-
guru mengenai situasi dan kondisi sekolah pada umumnya dan
usaha memperbaikinya. (sebagai pedoman untuk membuat
program sekolah untik tahun berikutnya).
11
b. Mengetahui keadaan dan kondisi guru-guru baik miliew maupun
keadaan sosial ekonominya. Hal ini penting untuk tindakan
kepemimpinan kepala sekolah selanjutnya.
c. Merangsang semangat kerja guru-guru. Hal ini dapt dilakukan
dengan berbagai cara, sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah
setempat.
d. Menyediakan fasilitas yang memungkinkan guru-guru dapat
menambah dan mempertinggi kemauannya/pengetahuannya.
Misalnya dengan menyediakan bermacam-macam referensi
(perpustakaan imbalan).
e. Memberi kesempatan guru untuk mengembangkan tanggumg
jawab dan partisipasinya terhadap sekolah (dengan pembagian
tugas yang serasi dan mendelegasikan kekuasaan kepada guru-
guru).
f. Membina rasa kekeluargaan antar guru dan pegawai sekolah. Ini
pun dapat di usahakan dengan berbagai cara sesuai dengan kondisi
setempat.
g. Mempererat hubungan sekolah dengan masyarakat, khususnya
orang tua murid (POM/POMG/BP3 benar-benar dapat
dimanfaatkan untuk kemajuan sekolah).
Telah kita maklumi bahwa tugas kepala sekolah itu sedemikian banyak
dan tanggung jawabnya sedemikian besar. Maka tidak sembarangan orang
patut menjadi kepala sekolah. Untuk dapat menjadi kepala sekolah harus
memenuhi syarat-syarat tertentu. di samping syarat yang berupa ijazah
(yang merupakan syarat formal) persyaratan pengalaman kerja dan
kepribadian harus di penuhi pula.
12
ketahui bahwa untuk menjadi kepala sekolah TK dan SD serendah-
rendahnya berijazah SGA/SPG. Untuk kepala SMTP serendah-rendahnya
berijazah sarjana muda B1. Karena jenis SMTP maupun SMTA itu
bermacam-macam (SMP, SMA, STM, SMKK, SPMA, dll), maka ijazah
yang di perlukan bagi seorang kepala sekolah hendaknya sesuai dengan
jurusan/jenis sekolah yang dipimpinnya.
Di samping ijazah dan pengalaman kerja, ada syarat lain yang tidak
kurang pentingnya, yaitu persyaratan kepribadian dan kecakapan yang
dimilikinya. Seorang kepala sekolah hendaknya memiliki kepribadian
yang baik sesuai dengan kepemimpinan yang akan di pegangnya. Ia
hendaknya memiliki sifat-sifat jujur adil dan dapat dipercaya, suka
menolong dan membantu guru dalam menjalankan tugas dan mengatasi
kesulitan-kesulitan, bersifat supel dan ramah mempunyai sifat tegas dan
kensekuen yang tidak kaku. Seorang kepala sekolah harus berjiwa nasional
dan memiliki falsafah hidup yang sesuai dengan falsafah dan dasar negara
kita.
13
Jika kita simpulkan apa yang telah diuraikan di atas, maka syarat
seorang kepala sekolah adalah sebagai berikut:
2
Ibid, h. 92
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah tersebut diatas maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa, Kepala sekolah merupakan personel sekolah yang
bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan-kegiatan sekolah. Ia
mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk
menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah
yang dipimpinnya dengan dasar Pancasila dan bertujuan untuk
meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Meningkatkan
kecerdasan dan keterampilan, Mempertinggi budi pekerti, Memperkuat
kepribadian, Mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air.
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami susun, kami menyadari masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pemakalah khususnya, dan kita
semua pada umumnya. Amin.
15
DAFTAR PUSTAKA
16