Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA SEKOLAH


SEBAGAI ADMINISTRATOR PENDIDIKAN

Dosen Pengampu: Drs.Mokhtaridi sudin, M.Pd.i

Di susun Oleh:
Kelompok 8
Kelas/ semester: B/VI

Desi Tria Ambar Sari (1601010233)


Hanifa Mifta Husa’adah (1601010132)
Mei Nenti Asih (1701010052)
Ratna Diah Anggraini (1701010164)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
TAHUN 2019/ 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji milik Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah-


Nya kepada orang-orang yang beriman dan beramal shaleh.

Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi


Muhammad SAW, yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang paling
baik diantara jalan yang ada di dunia ini untuk menuju kepada ridhotillah
Tuhan semesta alam. Dengan pertolongan-Nya, penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini tanpa suatu halangan apa pun.

Terima kasih penyusun ucapkan kepada bapak Drs.Mokhtaridi


sudin, M.Pd.i selaku dosen administrasi pendidikan yang telah
memberikan pengarahaan dan bimbingannya sehingga tugas ini dapat
terselesaikan. Dan tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu terselesainya tugas ini.
Penyusun berharap agar pembaca dapat memberikan kritik dan
saran serta masukan yang membangun guna perbaikan kemudian hari.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya,
dan penyusun pada khususnya.

Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat dan


dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dalam pembelajaran, dan
semoga Allah selalu meridhoi setiap langkah kita. Amin.

Metro, 18 Februari 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1


B. Rumusan masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Masalah .................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3

A. Kepala sekolah sebagai penanggung jawab ........................................ 3


B. Kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah .......................................... 4
C. Kepala sekolah sebagai supervisor ...................................................... 6
D. Syarat-syarat kepala sekolah ............................................................... 12

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 15

A. Kesimpulan ......................................................................................... 15
B. Saran .................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kepala sekolah memegang peranan penting dalam perkembangan


sekolah. Oleh karena itu, ia harus memiliki jiwa kepemimpinan untuk
mengatur para guru pegawai tata usaha dan pegawai sekolah lainnya.
Dalam hal ini, kepala sekolah tidak hanya mengatur para guru saja,
melainkan juga ketatausahaan sekolah siswa, hubungan sekolah
dengan masyarakat dan orang tua siswa. Tercapai tidaknya tujuan
sekolah sepenuhnya bergantung pada bijaksana yang terapkan kepala
sekolah terhadap seluruh personal sekolah.

Dalam melaksanakan fungsinya sebagai pimpinan organisasi


pendidikan di sekolah, kepala sekolah harus memiliki berbagai
persyaratan agar ia dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Masing-
masing persyaratan ini saling berkaitan antar yang satu dengan yang
lainnya. Diantaranya adalah memiliki ijazah, kemampuan mengajar,
kepribadian yang baik serta memiliki pengalaman kerja.

Di antara pemimpin-pemimpin pendidikan yang bermacam-macam


jenis dan tingkatannya, kepala sekolah merupakan pemimpin
pendidikan yang sangat penting. Karena lebih dekat dan langsung
berhubungan dengan pelaksanaan program pendidikan tiap-tiap
sekolah. Dapat dilaksanakan atau tidaknya suatu program pendidikan
dan tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan itu, sangat bergantung
pada kecakapan dan kebijaksanaan kepala sekolah sebagai pemimpin
pendidikan.

1
B. Rumusan masalah
1. Bagaiman peranan Kepala sekolah sebagai penanggung jawab ?
2. Bagaimana peranan Kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah ?
3. Bagaimana peranan Kepala sekolah sebagai supervisor ?
4. Apa syarat-syarat minimal seorang kepala sekolah ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui peranan Kepala sekolah sebagai penanggung
jawab.
2. Untuk mengetahui peranan Kepala sekolah sebagai pimpinan
sekolah.
3. Untuk mengetahui peranan Kepala sekolah sebagai supervisor.
4. Untuk mengetahui Apa syarat-syarat minimal seorang kepala
sekolah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab


Kepala sekolah merupakan personel sekolah yang bertanggung
jawab terhadap seluruh kegiatan-kegiatan sekolah. Ia mempunyai
wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh
kegiatan pendidikan dalam lingungan sekolah yang dipimpinya dengan
dasar pancasila dan bertujuan untuk:
1) Meningkatkan ketakwaan terhadap tuhan yang maha esa;
2) Meningkatkan kecerdasan dan keterampilan;
3) Mempertinggi budi pekerti;
4) Memperkuat kepribadian
5) Mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air1.
Kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran
jalannya sekolah secara teknis akademis saja, akan tetapi segala
kegiatan, kaeadaan lingkungan sekolah dengan kondisi dan situasinya
serta hubungan dengan masyarakat sekitarnya merupakan tanggung
jawabnya pula. Inisiatif dan kreatif yang mengarah kepada
perkembangan dan kemajuan sekolah adalah merupakan tugas dan
tanggung jawab kepala sekolah. Namun demikian, dalam usaha
memajukan sekolah dan menanggulangi kesulitan yang dialami sekolah
baik yang berupa atau bersifat materialseperti perbaikan gedung,
penambahan ruang, penambahan perlengkapan, dan sebagainya maupun
yang bersangkutan dengan pendidikan anak-anak, kepala sekolah tidak
dapat bekerja sendiri. Kepala sekolah harus bekerja sama dengan para
guru yang dipimpinnya, dengan orang tua murid atau BP3 serta pihak
pemerintah setempat.

1
Drs. H.M. Daryanto, Administrasi Pendidika, (jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 80

3
Kegiatan-kegiatan sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala
sekolah seperti yang ditegaskan dalam Rapat Kerja Kepala SMA
Daerah Istimewa Yogyakarta tanggal 22-23 September 1987 adalah
sebagai berikut:
1. Kegiatan mengatur proses belajar-mengajar.
2. Kegiatan mengatur kesiswaan.
3. Kegiatan mengatur personalia.
4. Kegiatan mengatur peralatan pengajaran.
5. Kegiatan mengatur dan memelihara gedung dan perlengkapan
sekolah.
6. Kegiatan mengatur keuangan.
7. Kegiatan mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat.

B. Kepala Sekolah Sebagai Pimpinan Sekolah


Aswarni Sudjud, Moh. Saleh dan Tatang M. Amirin dalam bukunya
yang berjudul “Adminitrasi Pendidikan”, menyebutkan bahwa fungsi
Kepala Sekolah adalah:
1. Perumus tujuan kerja dan pembuat kebijaksanaan (policy) sekolah.
2. Mengatur tat kerja (mengorganisasi) sekolah, yang mencakup:
a. Mengatur pembagian tugas dan wewenang.
b. Mengatur petugas pelaksana.
c. Menyelenggarakan kegiatan (mengkoordinasi)
3. Pensupervisi kegiatan sekolah, meliputi:
a. Mengawasi kelancaran kegiatan.
b. Mengarahkan pelaksanaan kegiatan.
c. Mengevaluasi (menilai) pelaksanaan kegiatan.
d. Membimbing dan meningkatkan kemampuan pelaksana dan
sebagainya.

Fungsi yang pertama dan kedua tersebut diatas adalah fungsi kepala
sekolah sebagai pemimpin sedang yang ketiga fungsi kepala sekolah
sebagai supervisor. Fungsi sekolah sebagai pemimpin sekolah berarti

4
kepala sekolah dalam kegiatan memimpinnya berjalan melalui tahap-tahap
kegiatan sebagai berikut:

1. Perencanaan (planning)
Perencanaan pada dasarnya menjawab pertanyaan: apa yang harus
dilakukan, bagaimana melakukannya, dimana dilakukan, oleh siapa dan
kapan dilakukan. Kegiatan-kegiatan sekolah seperti yang telah
disebutkan dimuka harus direncanakan oleh kepala sekolah, hasinya
berupa rencana tahunan sekolah yang akan berlaku pada tahun ajaran
berikutnya. Recana tahunan tersebut kemudian dijabarkan kedalam
program tahunan sekolah yang biasanya dibagi kedalam dua program
semester.
2. Pengorganisasian (organizing)
Kepala sekolah sebagai pemimpin bertugas untuk menjadikan
kegiatan-kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan sekolah dapat
berjalan dengan lancar. Kepala sekolah perlu mengadakan pembagian
kerja yang jelas bagi guru-guru yang menjadi anak buahnya. Dengan
pembagian kerja yang baik, pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
yang tepat serta mengingat prinsip-prinsip pengorganisasian kiranya
kegiatan sekolah akan berjalan lancar dan tujuan dapat tercapai.
3. Pengarahan (directing)
Pengarahan adalah kegiatan membimbing anak buah dengan jalan
memberi perintah (komando), memberi petunjuk, mendorong semangat
kerja, menegakkan disiplin, memberikan berbagai usaha lainnya agar
mereka dalam melakukan pekerjaan mengikuti arah yang ditetapkan
dalam petunjuk, peraturan atau pedoman yang telah ditetapkan.
4. Pengkoordinasian (coordinating)
Pengkoordinasian adalah kegiatan menghubungkan orang-orang
dan tugas-tugas sehingga terjalin kesatuan atau keselarasan keputusan,
kebijaksanaan, tindakan, langkah, sikap serta tecegah dari timbulnya
pertentangan, kekacauan, kekembaran (duplikasi), kekosongan
tindakan.

5
5. Pengawasan (controlling)
Pengawasan adalah tindakan atau kegiatan usaha agar pelaksanaan
pekerjaan serta hasil kerja sesuai dengan rencana, perintah, petunjuk
atau ketentuan-ketentuan lainnya yang telah ditetapkan.

C. Kepala Sekolah Sebagai Supervisior


Supervisi adalah salah satu tugas pokok dalam adminitrasi pendidikan
bukan hanya merupakan tugas pekerjaan para inspektur maupun pengawas
saja melainkan juga tugas pekerjaan kepala sekolah terhadap pegawai-
pegawai sekolahnya. Dibawah ini sekali lagi diingatkan kembali
pengertian supervisi, faktor-faktor yang mempengaruhi, keberhasilan
supervisi dan pembinaan kurikulum yang merupakan tugas kepala sekolah
yang perlu mendapatkan tekanan.
1. Supervisi
Untuk menjawab pertanyaan apakah yang dilakukan seorang
kepala sekolah sebagai supervisor, kita perlu kembali mengingat
pengertian supervisi. Supervisi adalah aktivitas menentukan kondisi
atau syarat-syarat yang esensial yang akan menjamin tercapainya
tujuan pendidikan.
Melihat pengertian tersebut, maka tugas kepala sekolah sebagai
supervisor berarti bahwa ia harus meneliti, mencari dan menentukan
syarat-syarat mana saja yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya.
Kepala sekolah harus dapat meneliti syarat-syarat mana yang telah ada
dan tercukupi, dan mana yang belum ada atau kurang secara maksimal.
Contoh-contoh pertanyaan dibawah ini menggambarkan betapa banyak
syarat-syarat yang perlu diteliti dan diusahakan oleh kepala sekolah
sebgai supervisor.
a. Bagaimana keadaan gedung sekolah? Sudah baik dan memenuhi
syarat atau sudah rusak? Bagaimana usaha perbaikkannya?
b. Apakah perlengkapan sekolah dan alat-alat pelajaran cukup dan
memenuhi persyaratan filosofis, psikologis dan didaktis? Jika
belum apa kurangnya? Bagaimana usaha mencukupinya?

6
c. Bagaimana keadaan gurunya terlalu banyak wanitanya? Terlalu
banyak guru honorer dan pada guru tetap? Apakah kemungkinan
usaha untuk menjaga keadaan sebagaik-baiknya?
d. Bagaimana semangat kerja guru-guru dan pegawai sekolah?
Banyak pegawai dan guru yang malas ? bagaimana absen atau
presentasi mereka? Apa yang menjadi sebabnya?
e. Bagaimana cara mengajar guru-guru? Sesuai dengan kurikulum
yang berlaku? Adakah usaha mereka untuk selalu memperbaiki dan
mencobakan metode-metode mengajar yang baik?
f. Bagaimana hasil pelajaran dan pendidikan anak-anak? Terlihatlah
adanya kemajuan atau perbaikan dari tiap triwulan atau semester
dari tahun ketahun?
g. Bagaimana usaha yang dapat dilakukan un tuk memperbaiki dan
mempertinggi cara kerja dan mutu guru-guru? dengan usaha
menambah kesejahteraan mereka? Dengan mengadakan kunju gan
kelas diwaktu mereka mereka mengajar, rapat-rapat, sanggar kerja
(workshop), staf training atau up-grading?
h. Bagaimana sikap dan perasaan tanggung jawab guru-guru dalam
berpartisipasi terhadap pembinaan dan kemajuan sekolah? Adakah
sikap dan sifat kepemimpinan sekolah yang kurang sesuai
mempengaruhi kehidupan sekolah pada umumnya?
i. Dan seterusnya.
2. Prinsip-prinsip supervisi
Dari uaraian diatas kita ketahui betapa banyak dan besar tanggung
jawab kepala sekolah sebgai supervisor. Oleh karena itu seperti yang
dikatakan oleh Moh. Rifai, MA. Untuk menjalankan tindakan-tindakan
supervisi sebaik-baiknya, kepala sekolah hendaknya memperhatikan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Supervisi hendaknya bersifat konstruktif, yaitu pada yang
dibimbing dan diawasi harus menimbulkan dorongan untuk
bekerja.

7
b. Supervisi harus didasarkan atas keadaan dan kenyataan yang
sebenarnya (realistis, mudah dilaksanakan).
c. Supervisi harus dapat memberi prasaan aman pada guru-guru atau
pegawai sekolah yang disupervisi.
d. Supervisi harus sederhana dan informal dalam pelaksanaannya.
e. Supervisi harus didasarkan pada hubungan profesional, bukan atas
dasar hubun gan pribadi.
f. Supervisi harus selalu memperhitungkan kesanggupan, sikap dan
mungkin perasangka guru-guru atau pegawai sekolah.
g. Supervisi tidak bersifat mendesak (otoriter), karena dapat
menimbulkan perasaan gelisah atau antisipasi dari guru-guru atau
pegawai.
h. Supervisi tidak boleh didasarkan atas kekuasaan pangkat,
kedudukan atau kekuasaan pribadi.
i. Supervisi tidak boleh bersifat mencari kesalahan dan kekurangan
(ingat bahwa supervisi tidak sama dengan inspeksi).
j. Supervisi tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil, dan tidak
boleh lekas merasa kecewa.
k. Supervisi hendaknya juga bersifat preventif, korektif dan
kooperatif.
Preventif berarti berusaha jangan sampai timbul atau terjadi hal-hal
yang negatif, mengusahakan memenuhi syarat-syarat sebelum
terjadi sesuatu yang tidak diharapkan.
Korektif berarti mencari kesalahan-kesalahan atau kekurangan-
kekurangan dan usaha memperbaiki dilakukan bersama-sama oleh
supervisor dan orang-orang yang disupervisi.

3. Faktor-faktor yang mempunyai keberhasilan supervisi

Apabila prinsip-prinsip supervisi di atas diperhatikan dan benar-


benar di lakukan oleh kepala sekolah, kiranya dapat diharapkan setiap
sekolah akan berangsur-angsur maju dan berkembang sebagai alat
yang benar-benar memenuhi syarat untuk mencapai tujuan pendidikan.

8
Akan tetapi kesanggupan dan kemampuan seseorang kepala sekolah
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Adapun beberapa faktor yang
mempengaruhi hasil tidaknya supervisi atau cepat lambat nya hasil
supervisi itu antara lain:

a. Lingkungan masyarakat di mana sekolah berada.


Apakah sekolah itu di kota besar, di kota kecil, atau di pelosok. Di
lingkunagn masyarakat orang kaya atau di lingkungan masyarakat
yang umumnyakurang mampu. Di lingkungan masyarakat intelek
atau pedagang atau petani dan lain-lain.
b. Besar kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala
sekolah. Apakah sekolah itu merupakan kompleks sekolah yang
besar, banyak jumlah gurunya dan murid-muridnya memiliki
halaman dan tanah yang luas atau sebaliknya.
c. Tingkatan dan jenis sekolah.
Apakah sekolah yang dipimpinya itu SD atau SMP, sekolah umum
atau sekolah kejuruan dan sebagainya. Kesemuanya itu
memerlukan sikapdan sifat supervisi tertentu.
d. Keadaan guru-guru dan pegawai-pegawai yang tersedia.apakah
guru-gurubdi sekolah itu pada umumnya sudah berwewenang,
bagaimana kehidupan sosial ekonominya, hasrat kemauan dan
kemauannya dan sebagainya.
e. Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri.
Di antara faktor-faktor yang yang lain, faktor ini merupakan faktor
yang paling penting. Bagaimana baiknya kondisi dan situasi
sekolah yang tersedia jika kepala sekolah itu sendiri tidak
mempunyai kecakapan dan keahlian yang diperlukan, semuanya itu
akan kurang berarti. Sebaiknya adanya kecakapan dan keahlian
yang di miliki oleh kepala sekolah, segala kekurangan yang ada
akan menjadi pendorong dan perangsang untuk selalu berusaha
memperbaiki dan menyempurnakannya.

9
4. Pembinanan kurikulum sekolah

Tugas lain dari seorang kepal sekolah sebagai supervisor yang


perlu di bicarakan tersendiri adalah masalah pembinaan kurikulum
sekolah. Sebenarnya apa pembinaan kurikulum, tidak terlepas dari
keseluruhan fungsi supervisi yang dijalankan oleh kepala sekolah.
Dapat dikatakan bahwa semua tugas kepala sekolah sebagai
supervisor harus selalu berlandaskan pada kurikulum sekolah.
Bukankah kurikulum merupakan pedoman segala kegiatan sekolah
dalam usaha mencapai tujuan pendisikan di sekolah.

Sering kali terjadi bahwa apa yang tercantum dalam kurikulum


banyak ketinggalan, tidak sesuai dengan kehidupan dan
perkembangan zaman, atau tuntutan masyarakat. Itulah sebabnya
maka untuk memajukan dan mengembangkan sekolah agar dapat
mencapai tujuan pendidikan yang sesuai dengan tuntutan masyarakat
dan negara perlu adanya pembinaan kurikulum. Yang dimaksud
dengan pembinaan kurikulum bukan berarti bahwa sekolah harus
menyusun atau menciptakan sendiri suatu kurikulum. Di tiap tingkat
dan jenis sekolah kurikulum itu sudah ada. Sekolah wajib
melaksanakan kurikulum itu dengan sebaik-baiknya. Di dalam kata
“sebaik-baiknya” itu kata pembinaan kita terapkan. Untuk
melaksanakan kurikulum itu sebaik-baiknya di perlukan adanya
kemauan dan kecakapan guru-guru di bawah bimbingan kepala
sekolah. Beberapa hal yang merupakan tugas kepal sekolah yang juga
merupakan teknik supervisi kepala sekolah sebagai supervisor dalam
rangka pemmbinaan kurikulum sekolah antara lain dapat di
kemukakan di sini:

a. Kepala sekolah hendaknya dapat membimbing para guru untuk


dapat meneliti dan memilih bahan-bahan mana yang baik yang
sesuai dengan perkembangan anak dan tuntutan kehidupan dalam
masyarakat. Dapat dilakukan misal dengan percakapan pribadi
(individual conference).

10
b. Membimbing dan mengawasi guru-guru agar mereka pandai
memilih metode-metode mengajar yang baik, dan melaksanakan
metode itu sesuai dengan bahan pelajaran dan kemampuan anak.
Dapat di adakan kegiatan ofservasi kelas (class room observation).
c. Menyelenggarakan rapat-rapat dewan gur secara insidentil maupun
periodik, yang khusus untuk membicarakan kurikulum, metode
mengajar, dan sebagainya.
d. Mengadakan kunjungan kelas (class visit) yang teratur:
mengunjungi guru yang sedang mengajar untuk meneliti
bagaimana metode mengajarnya, kemudian mengadakan diskusi
dengan guru yang bersangkutan (dilakukan se-informal mungkin).
e. Mengadakan saling kunjungan kelasantar guru (inter class visit).
Hal ini harus direncanakan sebelumnya dengan sebaik-baiknya
sehingga guru akan diserahi mengajar dan dilihat oleh guru-guru
lain itu benar- benar dapat mempersiapkan diri.
f. Setiap permulaan tahun ajaran guru di wajibkan menyusun suatu
silabus mata pelajaran yang akan diajarkan, dengan berpedoman
pada rencana pelajaran/kurikulum yang berlaku di sekolah itu.
g. Setiap akhir tahun ajaran masing-masing guru mengadakan
penilaian cara dan hasil, kerjanya dengan meneliti kembali hal-hal
yang pernah di ajarkan (sesuai dengan silabus), untuk selanjutnya
mengadakan perbaikan-perbaikan dalam tahun ajaran berikutnya.
h. Setiap akhir tahun ajaran mengadakan penelitian bersama guru-
guru mengenai situasi dan kondisi sekolah pada umumnya dan
usaha memperbaikinya. (sebagai pedoman untuk membuat
program sekolah untik tahun berikutnya).

Sebagai implikasi dari pelaksanaan usaha-usahatersebut daiatas,


dapat di kemukakan di sini hal-hal sebagai berikut:

a. Kepala sekolah hendaknya selalu bertindak sesuai dengan sifat-


sifat kepemimpinan yang baik.

11
b. Mengetahui keadaan dan kondisi guru-guru baik miliew maupun
keadaan sosial ekonominya. Hal ini penting untuk tindakan
kepemimpinan kepala sekolah selanjutnya.
c. Merangsang semangat kerja guru-guru. Hal ini dapt dilakukan
dengan berbagai cara, sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah
setempat.
d. Menyediakan fasilitas yang memungkinkan guru-guru dapat
menambah dan mempertinggi kemauannya/pengetahuannya.
Misalnya dengan menyediakan bermacam-macam referensi
(perpustakaan imbalan).
e. Memberi kesempatan guru untuk mengembangkan tanggumg
jawab dan partisipasinya terhadap sekolah (dengan pembagian
tugas yang serasi dan mendelegasikan kekuasaan kepada guru-
guru).
f. Membina rasa kekeluargaan antar guru dan pegawai sekolah. Ini
pun dapat di usahakan dengan berbagai cara sesuai dengan kondisi
setempat.
g. Mempererat hubungan sekolah dengan masyarakat, khususnya
orang tua murid (POM/POMG/BP3 benar-benar dapat
dimanfaatkan untuk kemajuan sekolah).

D. Syarat-Syarat Kepala Sekolah

Telah kita maklumi bahwa tugas kepala sekolah itu sedemikian banyak
dan tanggung jawabnya sedemikian besar. Maka tidak sembarangan orang
patut menjadi kepala sekolah. Untuk dapat menjadi kepala sekolah harus
memenuhi syarat-syarat tertentu. di samping syarat yang berupa ijazah
(yang merupakan syarat formal) persyaratan pengalaman kerja dan
kepribadian harus di penuhi pula.

Dalam peraturan yang berlaku di lingkungan departemen pendidikan


dan kebudayaan, untuk setiap tingkatan dan jenis sekolah sudah ditetapkan
syarat-syaratnya untuk pengangkatan kepala sekolah. Seperti telah kita

12
ketahui bahwa untuk menjadi kepala sekolah TK dan SD serendah-
rendahnya berijazah SGA/SPG. Untuk kepala SMTP serendah-rendahnya
berijazah sarjana muda B1. Karena jenis SMTP maupun SMTA itu
bermacam-macam (SMP, SMA, STM, SMKK, SPMA, dll), maka ijazah
yang di perlukan bagi seorang kepala sekolah hendaknya sesuai dengan
jurusan/jenis sekolah yang dipimpinnya.

Pengalaman kerja merupakan syarat penting yang tidak dapat


diabaikan. Bagaimana bisa memimpin apabila ia belum mempunyai
pengalaman bekerja atau menjadi guru pada jenis sekolah yang
dipimpinya. Mengenai persyaratan lamanya pengalaman kerja untuk
pengangkatan kepala sekolah belum ada keseragaman di antara berbagai
jenis sekolah. Hal tersebut karena adanya banyak hal yang menyebabkan
kesulitan pengangkatan, diantaranya:

a. Pertumbuhan dan perkembangan jumlah sekolah yang sangat pesat dan


tidak sesuai dengan jumlah guru yang tersedia.
b. Adanya ketidak keseimbangan antara banyaknya guru-guru fak
umum/sosial yang besar jumlahnya dengan guru-guru fak kejuruan
(teknik dan eksakta) yang sangat sedikit.
c. Di kota-kota besar kelebihan guru sedang di pelosok sanngat
kekurangan guru.
d. Dan lain-lain.

Di samping ijazah dan pengalaman kerja, ada syarat lain yang tidak
kurang pentingnya, yaitu persyaratan kepribadian dan kecakapan yang
dimilikinya. Seorang kepala sekolah hendaknya memiliki kepribadian
yang baik sesuai dengan kepemimpinan yang akan di pegangnya. Ia
hendaknya memiliki sifat-sifat jujur adil dan dapat dipercaya, suka
menolong dan membantu guru dalam menjalankan tugas dan mengatasi
kesulitan-kesulitan, bersifat supel dan ramah mempunyai sifat tegas dan
kensekuen yang tidak kaku. Seorang kepala sekolah harus berjiwa nasional
dan memiliki falsafah hidup yang sesuai dengan falsafah dan dasar negara
kita.

13
Jika kita simpulkan apa yang telah diuraikan di atas, maka syarat
seorang kepala sekolah adalah sebagai berikut:

a. Memiliki ijazah yang sesuai dengan ketentuan/peraturan yang telah


ditetapkan oleh pemerintah.
b. Mempunyai pengalaman kerja yang cukup, terutama di sekolah yang
sejenis dengan sekolah yang dipimpinya.
c. Mempunyai sifat kepribadian yang baik, terutama sikap dansifat-sifat
kepribadia yang diperlukan bagi kepentingan pendidikan2.
d. Mempunyai keahlian dan pengetahuan yang luas, terutama mengenai
bidang-bidang pengetahuan pekerjaan yang diperlukan bagi sekolah
yang dipimpinnya.
e. Mempunyai ide dan inisiatif yang baik untuk kemajuan dan
pengembangan sekolahnya.

2
Ibid, h. 92

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah tersebut diatas maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa, Kepala sekolah merupakan personel sekolah yang
bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan-kegiatan sekolah. Ia
mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk
menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah
yang dipimpinnya dengan dasar Pancasila dan bertujuan untuk
meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Meningkatkan
kecerdasan dan keterampilan, Mempertinggi budi pekerti, Memperkuat
kepribadian, Mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air.

B. Saran
Demikianlah makalah yang kami susun, kami menyadari masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pemakalah khususnya, dan kita
semua pada umumnya. Amin.

15
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto, Administrasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

16

Anda mungkin juga menyukai