Oleh:
1. Arin Retno Wulandari (19613308)
2. Pried Plorean Seksio Armanda ( 19613306)
3. Imroatul Wirasati (19613266)
PRODI D3 EPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang telah
melimpahkan karunianya sehingga Makalah Bunuh Diri dan Euthanasia Dalam Perspektif
Pandangan Islam dan Sains dapat diselesaikan. Adapun tujuan dari disusunnya makalah ini
adalah sebagai edukasi / pembelajaran dalam dunia pendidikan utamanya pendidikan
Pancasila.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Dr. Sri Susanti., MA selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Islam dan Iptek
2. Orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materil
3. Rekan-rekan satu kelompok yang telah membuat makalah ini
Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam buku ini untuk itu kritik dan saran
terhadap penyempurnaan buku ini sangat diharapkan dan dapat kami terima dengan terbuka.
Semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan bagi semua pihak yang
membutuhkan.
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................................... ii
Daftar Isi...............................................................................................................................iii
Bab 1 Pendahuluan
a. Latar Belakang...........................................................................................................1
b. Rumusan Masalah......................................................................................................1
c. Tujuan.........................................................................................................................1
a. Pengertian Bunuh Diri Dan Euthanasia Dalam Pandangan Islam Dan Sains......... 2
Bab 3 Penutup
a. Kesimpulan.................................................................................................................7
Daftar Pustaka........................................................................................................................8
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap makhluk hidup, termasuk manusia, akan mengalami siklus kehidupan
yang dimulai dari proses pembuahan, kelahiran, kehidupan di dunia dengan berbagai
permasalahannya, serta diakhiri dengan kematian.Dari proses siklus kehidupan
tersebut, kematian merupakan salah satu yang masih mengandung misteri besar, &
ilmu pengetahuan belum berhasil menguaknya. Untuk dapat menentukan kematian
seseorang sebagai individu diperlukan kriteria diagnostik yang benar berdasarkan
konsep diagnostik yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Manusia adalah makhluk yang amat sempurna bila dibandingkan dengan
makhluk-makhluk yang lain yang pernah diciptakan Allah SWT. Kesempurnaan
manusia adalah dengan dikaruniakannya akal sehat agar ia senantiasa berpikir yang
baik untuk dirinya, jangan sampai ia cenderung melakukan yang merugikan dan
dilarang dalam agama, islam adalah agama yang hak, ia mengatur segala macam
persoalan kehidupan manusia dengan berbagai konsep hukum dan nilai sosial, konsep
ini di doktrin kepada manusia untuk mengamalkannya agar mendapatkan
kesejahteraan hidup baik di dunia maupun di akhirat kelak.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian euthanasia dan bunuh diri ?
2. Apa saja faktor penyebab euthanasia dan bunuh diri ?
3. Bagaimana euthanasia dan bunuh diri menurut pandangan Islam ?
4. Bagaimana Pandangan Berbagai Ajaran Agama Terhadap Euthanasia ?
C. TUJUAN
1. Untuk mnegetahui pengertian dari euthanasia dan bunuh diri dalam pandangan
perspektif islam dan sains
2. Untuk mengetahui apa saja faktor yang menyebabkan euthanasia dan bunuh diri
3. Untuk mengetahui bagaimana pandangan bunuh diri dan euthanasia dalam
pandangan islam
1
BAB 2
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN BUNUH DIRI DAN EUTHANASIA DALAM PANDANGAN
ISLAM DAN SAINS
1. Bunuh Diri
Pengertian Bunuh Diri diartikan oleh Imam Shalahuddin Al-Jaliliadalah membunuh
diri sendiri yang juga merupakan gambaran dari keputusasaan yang sudah mencapai titik
klimaks. Sepertinya, sudah tidak ada harapan hidup lagi, juga tidak ada kebahagiaan yang
bisa diraih.Karena itu bunuh diri sebagai jalan keluarnya.
Definisi Bunuh Diri yang dihimpun oleh DR. Kartono Kartini (Psikiater Senior)
dalam Hygiene Mental sebagai berikut:
a. Bunuh diri adalah perbuatan dengan sengaja dengan bertujuansecara sadar
mengambil nyawa sendiri.
b. Bunuh diri adalah perbuatan manusia yang disadari dan bertujuan untuk
menyakiti diri sendiri dan menghentikan kehidupan sendiri.
c. Bunuh diri adalah pembunuhan secara simbolis, karena ada peristiwa
identifikasi dengan seorang yang dibenci dengan membunuh diri sendiri orang
yang bersangkutan secara simbolis membunuh orang yang dibencinya.
d. Bunuh diri adalah satu jalan untuk mengatasi macam-macam kesulitan
pribadi, berupa rasa kesepian, dendam, takut, kesakitan fisik, dosa, danlain-
lain.
e. Bunuh diri adalah prakarsa/inisiasi perbuatan yang mengarah pada
kematian pemrakarsa.
f. Bunuh diri adalah keinginan yang mendorong suatu perbuatan untuk
melakukan destruksi/pengrusakan diri sendiri.
Jadi, dapat disimpulkan oleh kita bahwa bunuh diri adalah salah satu perbuatan tercela
dengan menghakimi diri sendiri secara berlebihan dan ingin mendahului takdir kematian
yang ditentukan Ilahi Robbi dengan usaha bunuh diri dilakukan dengan berbagai
cara/langkahnya. Bunuh diri ini ada unsur pemaksaan kehendak Ilahi, sehingga dirinya
melakukan usaha bunuh diri berarti cenderung menguatkan kehendak nafsu dan
egosentris semata, sehingga akal pikiran yang jernih tidak mampu untuk menganalisa
resiko dan akibat dosa bunuh diri itu sendiri.
2. Euthanasia
Euthanasia berasal dari kata yunani yaitu eu dan thanatos. Kata eu berarti indah,
bagus, terhormat, atau gracefullyand dignity, sedangkan thanatos berarti mati, mayat.
Jadi secaraetimologis, euthanasia dapat diartikan sebagai mati dengan baik (agood death).
Seorang penulis romawi yang bernama Seutonis,dalam bukunya yang berjudul
Vitaceasarum, mengatakan bahwaeuthanasia berarti “mati cepat tanpa derita”.
Dalam membahas persoalan ini, Al-Qardawi menguraikan definisi euthanasia.
Definisi euthanasia menurut Qardawi adalah :
2
“Euthanasia adalah tindakan memudahkan kematian seseorang dengan sengaja tanpa
perasaan sakit, karena kasih sayang, untuk meringankan penderitaan pasien, baik secara
aktif maupun pasif.”
Pengertian yang diberikan Al-Qardawi tersebut sejalan dengan pengertian yang
diberikan dalam kamus kedokteran. Hal ini terkait dengan keilmuan Al-Qardawi yang
luas dan selalu mengkaji persoalan yang diajukan kepadanya serta meminta pendapat dari
ahlinya. Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa euthanasia, yaitu mengakhiri
kehidupan seseorang dengan cara memasukkan sesuatu dengan atau tanpa permintaan
eksplisit dari pasien dalam rangka memudahkan dan menghilangkan rasa sakit.
Kriteria mati menurut dokter Kartono Muhammad adalah apabila batang otak
menggerakkan jantung dan paru-paru tidak berfungsi lagi. Sementara menurut para
fuqoha, bahwa ukuran hidup matinya seseorang ada empat fenomena, yaitu:
a) Masih adanya gerak nafas baik gerak sedikit ataupun gerak banyak.
b) Adanya suara maupun bunyi, biasanya terdapat pada mulut, jeritan tangis, rasa haus
dan sebagainya
c) Mempunyai kemampuan berpikir, terutama bagi orang dewasa.
d) Mempunyai perasaan lewat panca indera dan hati.
3
penyakit tersebut akan mengakibatkan kematian, dan karena rasa kasihan terhadap si
penderita ia melakukan penyuntikan untuk mempercepat kematiannya.Contoh
euthanasia aktif, misalnya ada seseorang menderita kanker ganas dengan rasa sakit
yang luar biasa sehingga pasien sering kali pingsan. Dalam hal ini, dokter yakin yang
bersangkutan akan meninggal dunia. Kemudian dokter memberinya obat dengan
takaran tinggi (overdosis) yang sekiranya dapat menghilangkan rasa sakitnya,tetapi
menghentikan pernapasannya sekaligus.
b) Eutanasia Pasif (Negatif)
Yaitu apabila dokter tidak memberikan bantuan secara aktifuntuk mempercepat
proses kematian pasien. Jika seorangpasien menderita penyakit dalam stadium
terminal, yang menurut pendapat dokter sudah tidak mungkin lagi disembuhkan,
maka kadang-kadang pihak keluarga karena tidak tega melihat seorang anggota
keluarganya berlama-lama menderita dirumah sakit,lalu meminta kepada dokter untuk
menghentikan pengobatan. Akibatnya si penderita akhirnya meninggal. Contoh
euthanasia pasif, misalkan penderita kanker yang sudah kritis, orang sakit yang sudah
dalam keadaan koma, disebabkan benturan pada otak yang tidak adaharapan untuk
sembuh. Atau orang yang terkena serangan penyakit paru-paru yang jika tidak diobati
maka dapat mematikan penderita. Dalam kondisi demikian, jika pengobatan
terhadapnya dihentikan, akan dapat mempercepat kematiannya.
4
e) Penyalahgunaan Barang Haram (Terlalu kecanduan atau ketergantungan
terhadap barang haram seperti sabu-sabu, alkohol, dan barang haram lainnya
yang memabukkan. Itu semua dapat memicu untuk berbuat nekadtermasuk
berani bunuh diri).
5
dengan bantuan orang lain, sekalipun dokter dengan cara memberi suntikan atau obat
yang dapat mempercepat kematiannya (eutanasia positif), atau dengan cara
menghentikan segala pertolongan terhadap si penderita termasuk pengobatannya
(eutanasia negatif). Sebab penderita yang menghabisi nyawanya dengan tangannya
sendiri atau dengan bantuan orang lain itu berarti ia mendahului atau melanggar
kehendak dan wewenang tuhan; padahal seharusnya ia bersikap sabar dan tawakal
menghadapi musibah, seraya tetap berikhtiar mengatasi musibah dan berdoa kepada
Allah yang maha kuasa, semoga Allah berkenan memberi ampunan kepadanya dan
memberi kesehatan kembali, apabila hidupnya masih bermanfaat dan lebih baik
baginya.
Menurut hukum pidana Islam, orang yang menganjurkan / menyetujui /
membantu seseorang yang membunuh diri adalah berdosa dan dapat dikenakan
hukumanta’zir. Demikian pula apabila orang gagal melakukan bunuhdiri, sekalipun
dibantu orang lain, maka semuanya dapatdikenakan hukuman ta’zir. Berat ringannya
hukuman ta’zir itu diserahkan sepenuhnya kepada hakim yang mengadili perkara
untuk menjatuhkan hukuman yang sesuai dengan tindak pidananya, pelakunya, dan
situasi dan kondisinya di mana tindak pidana itu terjadi.
Penyebab utama terjadinya bunuh diri di masyarakatadalah karena kurang
iman dan kurangpercaya pada diri sendiri. Karena itu, untuk menangkalnya harus
diintensifkan pendidikan agama sejak masa kanak-kanak dan ditingkatkan dakwah
Islamiyah kepada seluruh lapisan masyarakat Islam guna peningkatan iman, ibadah,
dan takwanya kepada Allah yang maha kuasa.
6
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan pembahasan tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan,
sebagai berikut:
1. Euthanasia, yaitu mengakhiri kehidupan seseorang dengan cara memasukkan
sesuatu dengan atau tanpa permintaan eksplisit dari pasien dalam rangka
memudahkan dan menghilangkan rasa sakit.bunuh diriadalah salah satu perbuatan
tercela dengan menghakimi diri sendiri secara berlebihan dan ingin mendahului
takdir kematian yang ditentukan Ilahi Robbi dengan usaha bunuh diri dilakukan
dengan berbagai cara/langkahnya.
2. Faktor-faktorpenyebabterjadinya euthanasia antara lain:Faktor ekonomi yang tidak
lagi mencukupi, harga obat dan biaya tindakan medis sudah terlalu mahal dan
tidak dapat dipenuhi.Penyakit yang sudah divonis oleh tim medis tidak dapat
disembuhkan/akut (pengobatan apa pun tidask berguna lagi).Pertimbangan
ruangan (RS), petugas kesehatan, dan peralatan rumah sakit, seharusnya dapat
dimanfaatkan oleh pasien lain.Rasa kemanusiaan (kasih sayang).Dengan
pertimbangan mati dengan layak, dari pada hidup tersiksa.Meringankan beban si
sakit, baik dengan cara positif maupun dengan cara negatif.Menurut Emile
Durkheim terdapat empat penyebab bunuh diri dalam masyarakat, yaitu egoistic
suicide yaitu bunuh diri karena urusan pribadi, altruistic suicide yaitu bunuh diri
untuk memperjuangkan orang lain, kemudian jenis bunuh diri yang diakibatkan
karena peraturan yang tinggi adalah bunuh diri fatalistik, dan jenis bunuh diri yang
diakibatkan karena peraturan yang rendah adalah bunuh diri anomik. Durkheim
menekankan tindakan bunuh diri yang diakibatkan oleh fakta sosial, yaitu integrasi
dan juga regulasi atau peraturan.
3. Bunuh diri itu dilarang kerasoleh Islam dengan alasan apapun. Misalnya, seorang
menderitaAIDS atau kanker tahap akhir yang sudah tak ada harapan sembuh
secara medis dan telah kehabisan harta untuk biaya pengobatannya.Islam tetap
tidak memperbolehkan si penderita menghabisi nyawanya, baik dengan tangannya
sendiri (bunuh diri dengan minum racun atau menggantung diri dan sebagainya)
maupun dengan bantuan orang lain, sekalipundokter dengan cara memberi
suntikan atau obat yang dapatmempercepat kematiannya (eutanasia positif), atau
dengan cara menghentikan segala pertolongan terhadap si penderita termasuk
pengobatannya (eutanasia negatif).
7
DAFTAR PUSTAKA
1.