Anda di halaman 1dari 11

SEJARAH PERKEMBANGAN ULUMUL QUR’AN

Oleh : Abdul Hamid


NPM : 12.011.325

Abstrak
Munculnya Istilah Ulumul Qur’an sebagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri para ahli sejarah
Ulumul Qur’an berbeda-beda pendapat, perbedaan ini terjadi karena tergantung pada kitab yang
dirujuk sebagai karya pertama dalam bidang ulumul qur’an. Oleh karena itu tentu membutuhkan
fakta sejarah berupa kitab yang membahas ulumul quran secara langsung. Akan tetapi sebelum
terbit kitab yang bernama ulumul qur’an tersebut dapat dilihat pula karakteristik yang mengarahkan
kepada pembahasan tentang Ulumul Qur’an baik yang tersurat maupun yang tersirat. Hal ini
berkaitan dengan situasi dan kondisi masyarakat Islam dari mulai yang sederhana pada zaman
Rasulullah SAW sampai Islam mengalami perkembangan yang pesat ke benua di dunia ini.
Dilihat dari aspek sejarah bahwa sejarah perkembangan ulumul qur’an ini dibagi kepada
beberapa periode sejarah, di mulai periode masa Roasulullah SAW sampai pada periode masa kini.
Salah satu indicator dari adanya perkembangan Ulumul Qur’an pada setiap periode sejarah adalah
munculnya para ahli dalam bidang Ulumul Qur’an yang mengasilkan berbagai karya-karyanya.

Kata Kunci : Sejarah Ulumul Qur’an

A. Pendahuluan
Salah satu sumber hukum Islam yang pertama adalah Al Qur’an. Al Qur’an selalu member
infirasi yang sangat luas, memberikan petunjuk yang nyata bagi manusia untuk kesejahteraan dunia
dan akherat, tetapi bagi para pengagumnya Al Quran tidak hanya sebagai petunjuk dan pedoman
yang nyata, mereka menyelam kedalam lautan ilmu dan menikmati keindahannya yang tak pernah
habis untuk dinikmati.
Kecintaan terhadap Al Qur’an membawa manusia untuk selalu berupaya terhadap Al Qur’an.
Shalahuddin Hamid menjelaskan bahwa ada tiga jenis upaya manusia terhadap Al Quran, yaitu :
Pertama, upaya manusia melestarikan dan menjaga Al Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman.
Kedua, Upaya manusia mempelajari Al Qur’an untuk kepentingan ilmiah. Ketiga, upaya manusia
mempelajari Al Qur’an untuk mengurangi, mengaburkan mujizat Al Qur’an dan mengingkarinya.
Tiga jenis upaya manusia ini memunculkan berbagai reaksi dibelahan dunia manapun, ada
respon positif dan negative yang muncul atas perkembangan tersebut. Salah satunya adalah
munculnya berbagai pendapat dalam memahami terhadap Al qur’an. Hal itu mengundang para
Dok. Makalah Abdul Hamid (MK. Studi Al Qur’an) 1
pemikir Islam untuk membahas permasalahan yang ada dalam Al Qur’an. Ilmu-ilmu yang
membahas masalah yang ada kaitannya dengan permasalahan dalam Al Quran disebut Ulumul
Qur’an. Dengan Ulumul Qur’an, kaum muslimin bisa memahami kitab sucinya; dan dengan Ulumul
Qur’an pula mereka mampu mempertahankan keaslian dan keabadian kitab sucinya. Namun yang
jadi permasalahan atas munculnya Ulumul Qur’an ini adalah : Kapan lahirnya istilah Ulumul Quran?
Bagaimana perkembangan Ulumul Qur”an dari masa Rasulullah sampai masa sekarang? Siapa
tokoh-tokoh dan apa karya-karyanya yang berhubungan dengan Ulumul Qur”an?
Untuk menjawab permaslahan tersebut penulis akan mencoba membahas dalam makalah ini,
darii aspek sejarah dengan tujuan agar kita mengetahui waktu munculnya Ulumul Quran sebagai
disiplin ilmu, mengetahui sejarah perkembangan Ulumul Qur’an dari masa Rosulullah SAW sampai
masa kini, dan dapat menyebutkan nama-nama tokoh yang ahli dalam bidang Ulumul Qur’an berikut
karya-karyanya.

B. Sejarah Perkembangan Ulumul Qur’an


1. Sejarah Timbulnya Ulumul Quran
Dilihat dari aspek sejarah bahwa subtansi ulumul qur’an sudah ada sejak masa Nabi
Muhammad SAW. Penyampaian informasi-informasi mengenai wahyu yang diterima oleh Nabi
Muhammad SAW kepada para sahabat secara langsung merupakan bagian dari materi ulumul
qur’an. Namun timbulnya Istilah Ulumul Qur’an sebagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri para
ahli sejarah ulumul qur’an berbeda-beda pendapat, diantaranya :
a. Shubhi Ash-Shalih dalam bukunya Mabahits Fi Ulumil Qur'an mengatakan, istilah Ulumul
Qur'an sudah ada mulai dari abad ke-III H. sebab, paling lambat pada akhir abad ke-III itu
sudah ada kitab yang berjudul Al-Hawi Fi Ulumil Qur'an yang ditulis Imam Ibnu Marzuban (
wafat 309 H ). yang jelas, dalam buku itu sudah menggunakan istilah Ulumul Qur'an, dan
Imam Ibnu Marzuban meninggal tahun 309 H.
b. Syekh AbduL'Adhim Az-Zarqani dalam kitabnya Manaahilul 'Irfan mengatakan,bahwa
istilah Ulumul Qur'an itu sudah ada sejak abad ke-V itu sudah ada kitab yang berjudul Al-
Burhan Fi Ulumil Qur'an yang terdiri dari 30 Juz. Karena itu, sejak abad ke-V H itu banyak
orang yang mendengar istilah Ulumul Qur'an.
c. Jumhur Ulama dan para ahli sejarah Ulumul Qur'an berpendirian, istilah Ulumul Qur'an
yang Mudawwan itu ada pada abad ke-VII H. sebab,baru pada akhir abad ke-VII mulai ada
kitab yang memakai istilah Ulumul Qur'an, yaitu kitab Fununul Afnan Fi 'Ulumil Qur'an” dan
kitab Al-Mujtaba Fi Ulumin Tata 'allaqu Bil Qur'an yang ditulis oleh Abdul Faraj Ibnul Jauzi (
wafat 597 H).
Dok. Makalah Abdul Hamid (MK. Studi Al Qur’an) 2
d. M.Hasbi Ash-Shidiqi dalam bukunya Syarah dan pengantar Ilmu Tafsir, menerangkan
bahwa menurut hasil penelitian sejarah, ternyata Imam Al-Kafiji ( wafat 879 H ) adalah
orang yang pertama kali membukukan Ulumul Qur'an. Karena itu istilah Ulumul Qur'an itu
baru ada sejak abad ke-VII H.sebab, pada abad itulah baru ada buku Ulumul Qur'an itu .[1]
Lahirnya istilah Ulumul Qur'an dapat dijelaskan bahwa istilah Ulumul Qur'an itu sudah ada
sejak abad ke III H, dengan adanya kitab Al-Hawi fi'Ulumil Qur'an karya Imam Ibnu Marzuban
(309 H ), yang diteruskan pada abad ke-V H dengan adanya kitab Al-Burhan Fi Ulumil Qur'an
karya Ali Al-KHUFI ( 430 H ).kemudian dikembangkan pada abad ke-VII H dengan adanya kitab
Fununul Afnan Fi Ulumil Qur'an tulisan Ibnu Jauzi (597 H) dan dilengkapi pada abad ke-VIII H
oleh Syekh Badruddin Az-Zarkasih(794 H) Dengan karyanya Al-Burhan Fi Ulumil Qur'an.
Selanjutnya, Ulumul Qur'an itu di sempurnakan Imam As-Suyuti (911 ) dalam kitabnya Al-Itqan
Fi Ulumil Qur'an pada akhir abad ke-IX dan awal abad ke-X H.
Lahirnya istilah Ulumul Qur'an yang di maksud ialah Ulumul Qur'an yang sudah
sistematis, ilmiah, dan integratif, maka hal itu sebetulnya baru ada pada abad ke-VII H sesuai
dengan pendapat Jumhur Ulama, sebagaimana penjelasan seperti yang diatas.

2. Sejarah Perkembangan Ulumul Qur’an


Sejarah perkembangan ulumul qur’an merupakan suatu tinjauan historis terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tentang Ulumul Qur’an. Menurut para ahli sejarah bahwa
pekembangan Ulumul Qur’an itu terbagi kepada beberapa periode yaitu :
a. Periode Perkembangan Ulumul Qur’an Abad I dan II H
1) Pada Masa Rasulullah SAW
Pada masa Rasulullah Saw, para sahabat dapat merasakan keindahan uslub-uslub
bahasa Arab yang tinggi dan memahami ayat-ayat yang terang dan jelas pengertiannya
yang diturunkan kepada Rasulullah Saw. Apabila terjadi kemusykilan, mereka segera
bertanya kepada beliau, dan beliau langsung menjawabnya. Para sahabat pada saat itu
tidak merasa perlu untuk menuliskan dalam ilmu-ilmu al-Qur`an karena segala
permasalahan yang berhubungan dengan pemahaman, bacaan, maksud dan segala hal
yang berhubungan dengan Al-Qur`an dapat ditanyakan langsung kepada Beliau. Hal ini
juga didukung karena pada saat itu alat-alat tulis tidak mudah mereka peroleh. Selain itu
juga pada masa Rasulullah Saw ada larangan untuk menuliskan apa yang mereka dengar
dari Beliau selain dari Al-Qur`an, karena beliau khawatir akan bercampur antara Al-Qur`an
dengan yang bukan Al-Qur`an.

Dok. Makalah Abdul Hamid (MK. Studi Al Qur’an) 3


Kondisi masyarakat Islam pada masa Rasulullah Saw masih sederhana, dimana
Islam masih seputar Makkah dan Madinah, sehingga problematika masyarakat tentang Al-
Qur`an belum banyak mengalami kendala yang berarti. Hal ini akan berbeda jika Islam
sudah menyebar ke seluruh pelosok dunia, kebutuhan akan penjelasan, tatacara
membaca maupun hal-hal lainnya akan berkembang menjadi semakin kompleks, karena
semakin luas suatu wilayah akan terdapat keaneka ragaman budaya, yang akan
menimbulkan perbedaan-perbedaan pemahaman tentang Al-Qur`an.
Pada masa Rasulullah Saw dalam banyak hal beliau memberi keterangan kepada
para sahabat tentang makna ayat atau keterangan lain menyangkut al-Qur`an seperti tata
urutan ayat dan lain-lain. Hal ini didasarkan kepada Nabi yang bertugas memberikan
penjelasan mengenai apa yang diturunkan kepadanya.

2) Pada Masa Sahabat


Pada masa Abu Bakar ra. dan Umar ra. Al-Qur`an disampaikan dengan jalan talqin
dan musyafahah dari mulut ke mulut Sedangkan pada masa Usman bin Affan, Islam sudah
semakin luas dan berkembang ke luar bangsa Arab, sehingga timbul bahasa-bahasa arab
dan selain arab ( azam), ditambah lagi para penghafal Al-Qur`an dari kalangan sahabat
sudah banyak yang gugur di medan perang dalam perluasan dan penyebaran Islam.
Percekcokan dialek cara membaca Al-Qur`an sudah mulai ditemukan, Usman mengambl
tindakan mengumpulkan para penghafal Al-Qur`an dan segera membentuk panitia
penulisan Al-Qur`an dengan menunjuk sekretaris Rasulullah yaitu Zaid bin Sabit menjadi
ketua panitia pembukuan Al-Qur`an.
Pembukuan Al-Qur`an pada masa Usman ini dimotivasi karena banyak terjadi
perselisihan di dalam cara membacanya, pada saat itu sudah berada pada titik umat Islam
saling menyalahkan yang pada akhirnya terjadi perselisihan di antara mereka. Usman
memutuskan dalam penulisan Al-Quran memperhatikan tulisan yang mutawatir,
mengabaikan ayat yang bacaannya dinaskh dan ayat tersebut tidak dibaca kembali di
hadapan nabi pada saat-saat terakhir, kronologis surat dan ayatnya seperti yang telah
ditetapkan atau berbeda dengan mushaf abu bakar, system penulisan yang dugunakan
mampu mencakup qira`at yang berbeda sesuai dengan lafaz-lafaz Al-Qur`an ketika
diturunkan, dan semua yang bukan termasuk Al-Qur`an dihilangkan.
Setelah proses pembukuan Al-Qur`an yang dikenal dengan mushaf Usmani atau Al-
Mushaf, kemudian diperbanyak dan segera dikirim ke kota-kota besar yang penduduknya
sudah menganut agama Islam, salah satu mushaf di simpan di kediaman Usman yang
Dok. Makalah Abdul Hamid (MK. Studi Al Qur’an) 4
kemudian dikenal dengan Mushaf Al-Imam. Sedangkan naskah asli Al-Qur`an yang
sebelumnya disimpan di rumah Hafsah, salah seorang janda dari Rasulullah Saw
diperintahkan untuk dibakar untuk menghindari perbedaan-perbedaan mengenai Al-Qur`an
yang lebih krusial lagi. Usman melarang membaca Al-Qur`an yang tidak bersumber dari
Al-Mushaf tersebut. Tindakan Usman ini merupakan awal perkembangan ilmu rasm al-
Qur`an.
Istilah rasm Al-Qur`an atau rasm usmani adalah tatacara menuliskan Al-Qur`an yang
ditetapkan pada masa khalifah Usman bin Affan. Istilah ini lahir bersamaan dengan
lahirnya mushaf usmani yang ditulis oleh panitia empat yang terdiri dari Zaid bin Sabit,
Abdullah bin Zubair, Sa’id bin al-Ash dan Abdurahman bin Al-Haris. Mushaf usmani ini
menggunakan kaidah al-hadzf ( membuang, menghilangkan atau meniadakan huruf), al-
Ziyadah ( penambahan), al-Hamzah (salah satu kaidahnya berbunyi apabila hamzah
berharakat sukun,ditulis dengan huruf yang berharakat yang sebelumnya), badal
( pengganti), washal dan fashal ( penyambungan dan pemisahan), dan kata yang dapat
dibaca dua bunyi ditulis dengan menghilangkan alif.
Pada Masa pemerintahan Ali ra., beliau memerintahkan Abu Aswad ad-Dualy ( wafat
69 H.) membuat beberapa kaidah untuk memelihara keselamatan bahasa Arab sebagai
I’rab al-Qur`an. Maka dapatlah dikatakan bahwa Ali ra. merupakan tokoh pertama yang
berjasa dalam peletakan ulum al-Qur`an di bidang I’rab al-Qur`an.

3) Pada Masa Tabiien


Pada masa tabiien ini Shalahudin Hamid menjelaskan bahwa masa tabiien ini
tercatat pada abad ke-2 Hijriyah, pada masa ini mulai pula dibukukan Hadits dengan bab-
bab yang beraneka ragam, termasuk pula yang berkaitan dengan tafsir, sebagian ulama
mengumpulkan riwayat dari Rasulullah SAW tentang tafsir Al Qur’an, shabat maupun
tabiien.
Diantara mereka yang terkenal ialah : Yazid bin Harun as-Sulma (W, 117 H), Syubah
bin al-Hujjaj (W. 160 H), Waki bin Jarrah (W. 197 H), Supyan bin Uyaynah (W.198 H) dan
Abdurrazaq bin Himam (W. 211). [2]
Mereka semua adalah imam-imam hadits dan pengumpulan tafsir dari berbagai bab,
namun sayangnya tafsir-tafsir yang mereka tulis tidak dapat ditemukan.
Pada abad ke satu ini, ulum al-Qur`an yang sudah berkembang meliputi ilmu tafsir,
ilmu gharib al-Qur`an, ilmu asbab al-nuzul, ilmu makky wa al-madany, dan ilmu nasikh wa

Dok. Makalah Abdul Hamid (MK. Studi Al Qur’an) 5


al-mansukh. Semua periwayatan pada masa ini masih disampaikan dengan cara
didiktekan, belum sampai dibukukan.
Pada abad ke dua, ulum al-Qur`an berkisar di sekitar tafsir al-Qur`an yang lebih
dikenal sebagai kodifikasi pendapat-pendapat dari para sahabat dan tabi’in. Pada abad ini
para ulama memberikan prioritas perhatian kepada ilmu tafsir karena fungsinya sebagai
Umm al-Ulum ( induk ilmu-ilmu al-Qur`an). Di antara beberapa ulama terkenal pada abad
ini adalah sebagaiman ditulis Manna al-Qaththan adalah: Yazid bin Harun al-Silmi ( wafat
117 H), Syu’bah ibnu Hijaj ( wafat 160 H), Sufyan bin Uyainah ( wafat 198 H ), Abdu al-
Razaq bin Hamam ( wafat 211 H). Akan tetapi ulama-ulama tersebut menafsirkan al-Qur`an
berdasarkan hadis yang mereka terima. Namun sayang kitab tafsir mereka tidak sampai ke
tangan kita. [3]

b. Periode Perkembangan Ulumul Qur’an Abad III H


Diantara kitab ulumul Qur`an pada abad ke tiga Hijriyah ini, berkisar di sekitar pokok
bahasan asbab an-nuzul, ilmu nasikh wa al-mansukh, ilmu ma Nuzzila bi al-makkah wama
Nuzzila bi al-Madina. Tokoh-tokoh ulama yang menyusun kitab tersebut antara lain sebagai
berikut: :
1) Muhammad ibnu Khalaf ibn al-Marzuban (wafat 309 H), mengarab kitab al-Hawi fi ‘Ulum al-
Qur`an.
2) Abu Bakar Muhammad bin al-Qasim al-Anbary (wafat 328 Hijriyah) mengarang kitab ‘Ulum
al-Qur`an.
3) Abu Hasan al-Asy’ary ( wafat 324 H), kitabnya bernama Al-Mikhtazan fi ulum al-Qur`an.
4) ‘Ali bin Ibrahim ibn Sa’id al-Hufi (wafat 330 Hijriyah) mengarang kitab I’rab al-Quran, dan al-
Burhan fi ‘Ulum al-Quran
5) Abu Bakar al-Sijistani ( wafat 330 Hijriyah) mengarang kitab Gharib al-Qur`an
6) Abu Muhammad al-Qashshab Muhammad ibn Ali al-Karakhi (wafat 360 H), kitabnya
bernama Nuqat al-Qur`an ad-Dallat ‘al al-Bayan fi anwa’ al-‘ulum wa al-ahkam al-minbi’at ‘an
ikhtilaf al-anam.
7) Muhammad Ali al-Adfuwy (wafat 388 Hijriyah), mengarang kitab al-Istighna fi ‘Ulum al-
Quran.
Pada abad ke tiga inilah dijadikan sebagai abad ditemukannya kitab ulum al-Qur`an sebagi
disiplin ilmu, jika berpedoman kepada kitab al-Burhan fi ‘Ulum al-Qur`an yang dikarang al-Hufy
sebanyak 30 jilid, yang ditemukan seorang ulama, Syeikh al-Zarqani yang dikutif Manna al-
Qathtan sebagai berikut,” Pembahasan ulum al-Qur`an secara menyeluruh dan lengkap dalam
Dok. Makalah Abdul Hamid (MK. Studi Al Qur’an) 6
sebuah kitab diungkapkan oleh Syeikh Muhammad ‘Abdu al-Azim Al-Zarqany dalam kitab
Manahil al-‘Irfan fi ‘Ulum al-Qur`an yang ditemukan di sebuah perpustakaan Mesir ,dengan
penulis Ali Ibrahim ibn Sa’id yang dikenal al-Hufy dengan nama kitab al-Burhan fi ulum al-Qur`an
sebanyak 30 jilid, 15 jilid ditemukan tidak beraturan dan kurang berkaitan. Penulis menyusun
ayat-ayat al-Quran kemudian dilengkapi dengan ulum al-Quran yang dibahas secara tersendiri,
baik dari segi makna, tafsir bi al- ma`sur maupun bi al-ma’qul, segi waqaf dan tamam serta dari
segi qira`at. Maka al-Hufi dianggap sebagai pendiri pertama Ulum al-Quran sebagai disiplin ilmu
yang spesifik, beliau wafat 330 Hijriyah”.[4]
Dengan ditemukannya bukti fisik kitab yang membahas ulum al-Qu`ran secara spesifik
karangan al-Hufy maka ulum al-Qur`an sebagai disiplin ilmu sudah ada sejak abad ke-3 Hijriyah.

c. Periode Perkembangan Ulumul Qur’an Abad IV H


Diantara kitab dan tokoh pengarangnya pada abad ke-4 adalah sebagai berikut:
1) Abu Bakar al-Baqilany ( wafat 403 Hijriyah), mengarang kitab I’jaz al-Qur`an.
2) Al –Mawardy ( wafat 450 Hijriyah ) mengarang kitab amsal al-Quran.
3) Abu Amar al-Dany ( wafat 444 Hijriyah), kitabnya bernama al-Taisir bi al-Qira`at al-Sabi’I
dan kitab al-Muhkam fi al-Nuqath.
.
d. Periode Perkembangan Ulumul Qur’an Abad V H
Diantara tokoh ilmu al-Quran pada abad ke-5 Hijriyah ialah:
1) Abd Qasim Abd al-Rahman yang dikenal al-Suhaili ( wafat 582 Hijriyah), kitabnya
bernama Muhammat al-Qur`an atau al-Ta’rif wa I’lam ubhima fi al-Qur`an min asma’ wa
al-‘alam.
2) Ibnu Jauzy ( wafat 597 Hijriyah), kitabnya bernama Funun al-Afnan fi ‘Ajaib ‘ulum al-
Qur`an dan kitab Al-Mujtaba fi ‘Ulumin Tata’allaq bi al-Quran.

e. Periode Perkembangan Ulumul Qur’an Abad VI dan VII H


Diantara tokoh ilmu al-Quran pada abad ke- 6 dan 7 Hijriyah antara lain:
1) Alamuddin al-Syakhawy ( wafat 643 Hijriyah) , kitab bernama Hidayat al-Murtab fi al-
Mutasyabih mengenai qira`at, dan kitab Jamal al-Qur`an wa kamal al-Iqra tentang qira`at,
tajwid, waqaf, Ibtida`, nasikh dan mansukh.
2) Al-‘Iz ibnu Abdu al-Salam (wafat 660 Hijriyah) dengan kitab bernama Majaz al-Qur`an.
3) Ibnu Qayyim ( wafat 751 Hijriyah ) dengan kitab bernama Aqsam al-Quran.
4) Badrudin al-Zarkasyi ( wafat 794 Hijriyah) , mengarang kitab al-Burhan fi ‘Ulum Quran.

Dok. Makalah Abdul Hamid (MK. Studi Al Qur’an) 7


Pada abad ke tujuh mulai tumbuh ilmu Bada’I al-quran, Ilmu Hujaj al-Quran yang kemudian
hari dikenal Jadal al-Quran. Tokoh ulama yang menyusun kitab ulum al-Quran ini pada
umumnya sudah melakukan penelitian satu persatu juz al-Qur`an.

f. Periode Perkembangan Ulumul Qur’an Abad VIII dan IX H


Pada abad ke-8 dan ke-9 Hijriyah ini telah lahir beberapa kitab ulum al-Quran, antara lain
sebagai berikut:
1) Jalaludin al-Balqiyany, wafat 824 Hijriyah yang mengarang kitab Mawaqi’ al-‘Ulum min
mawaqi’I al-Nuzum.
2) Muhammad ibnu Sulaiman al-Kafiyajy, wafat 873 Hijriyah, mengarang kitab al-Tafsir fi
Qawaid al-Tafsir. Dalam kitab ini dijelaskan tentang syarat-syarat menafsirkan al-Qura`an
dengan ra`yu.
3) Jalaludin al-Suyuthy, wafat 911 Hijriyah, mengarang kitab al-Tahbir fi ‘ulum al-Tafsir dan
kitab terkenal al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur`an. Dalam kitab ini terdapat 80 judul bahasan dari ulum
al-Qur`an.

g. Periode Perkembangan Ulumul Qur’an Abad XIII dan XIV H dan Masa Kini
Di antara ulama yang berjasa di abad ke-13 dan 14 Hijriyah dalam perkembangan ulum al-
Quran antara lain sebagai berikut:
1) Al-Syeikh Thahir al-Jazairy, kitabnya bernama al-Tibyan fi Ba’dh al-Mabahis al-Muta’aliqat bi
al-Qur`an.
2) Jamaludin al-Qasimy, wafat 1332 Hijriyah, menulis kitab Mahasin al-Takwil.
3) Muhammad Abd Al-Azhim al-Zarqany, kitabnya bernama Manahil al-Irfan fi ‘Ulum Qur`an.
4) Muhammad Ali Salamah, kitabnya bernama Manhaj al-Furqan fi ‘Ulum al-Qur`an.
5) Al-Syeikh Thanthawy Jauhary, kitabnya bernama al-Qur`an wa al-‘Ulum al-Ashriyah.
6) Mushtafa Shadiq al-Rafi’I, kitabnya bernama I’jaz al-Qur’an.
7) Sayyid Quthub, kitabnya bernama Al-Tashwir al-Faniyyu fi al-Qur`an.
8) Muhammad al-Gozaly, kitabnya bernama Nazharat fi al-Qur`an.
9) Muhammad Musthofa al-Maraghy, kitabnya bernama Al-Masalat Tarjamat al-Qur`an.
10) Dr. Shubhi al-Shalih, menulis kitab Mabahis fi ‘Ulum al-Qur`an. Kemudian diikuti Ahmad
Muhammad Jamal yang menulis sekitar Maa’idah.
11) Muhammad Rasyid Ridha, kitabnya bernama Tafsir al-Qur`an al-Hakim yang terkena
dengan tafsir Al-Manar.

Dok. Makalah Abdul Hamid (MK. Studi Al Qur’an) 8


Di zaman modern ini para pemikir Islam telah berusaha sekuat tenaga untuk memperbanyak
tema-tema Qur’ani, seperti kitab Izajul Qur’an karangan Musttafa Shadiq ar-Rafi’I dan Mannaa al-
Qotthan : At-Tashwier al-Faannie fiel Qur’an. Dan Tarjamatul Qur’an karangan Syeikh
Muhammad Musthofa al-Maraghi, di dalamnya di bahas tentang karangan Muhibbudien al-
Khotieb dan Masalatul Tarjamatil Qur’an karangan Mushthofha Shabrie, dan Naba’ul Adziem
karangan Dr. Muhammad Abdullah Daraz, serta Muqodimah Tafsir Mahasinut Ta’wil karangan
Muhammad Jamaludin al-Qosimie.
Disamping itu banyak pemikir-pemikir Islam di abad ini yang telah menghasilkan buah karya
nya, diantaranya :
1) Syeikh Thahir al-Jazairi telah mengarang kitan yang diberi judul At-Tibyanfie Ulumil Qur’an.
2) Syeikh Muhammad Ali Salamah telah mengarang kitab Manhajul Furqon fie Ulumil Qur’an
yang menyebutkan tentang pembahasan-pembahasan yang telah ditetapkan di Fakultas
Ushuludin Mesir Jurusan Dawah dan Irsyad.
3) Syeikh Muhammad Abdul Adziem az-Zarqonie telah mengarang kitab dengan judul
Manahilul Qur’an fie Ulumil Qur’an.
4) Syeikh Muhammad Ahmad Ali mengarang kitab dengan judul Mudzakkiroh Ulumil Qur’an,
yang disampaikan kepada murid-muridnya di Fakultas Da’wah wal Irsyad.
5) Dr. Subhi as-sholeh mengarang kitab yang berjudul Mabahits Ulumil Qur’an.
6) Ustazd Ahmad Jamal mengarang kitang yang berjudul Abhats ala Maaidatil Qur’an.
7) Manaa Al-Qattan dengan bukunya yang berjudul Mabahits fie Ulumil Qur’an .[5}
Demikianlah beberapa kitab yang membahas ulum al-Quran baik secara langsung nama
kitab bernama ‘ulum al-Qur`an atau secara tidak langsung yang merupakan salah satu cabang
dari ‘ulum al-Quran. Dengan beberapa pokok bahasan kitab-kitab ulum al-Qur’an dari masa ke
masa, maka perbendaharaan pembahasan tentang disiplin ilmu al-Quran semakin luas dan
kompleks. Hal ini tentunya memberikan jalan kepada siapa saja yang memiliki kemampuan
dalam bidang al-Qur’an baik secara mandiri ataupun kolektif untuk selalu menggali ilmu-ilmu al-
Qur`an. Di Indonesia para cendekiawan muslim mempunyai perhatian besar terhadap
pembahasan masala Ulumul Qur’an, seperti Prof. Dr. T.M. Hasbi As-Shiddiqie dengan bukunya
Pengantar Ilmu Al-Qur’an, Prof. Dr. Quraisy Syihab banyak sekali menrbitkan buku-buku yang
berkaitan dengan Al qur’an diantaranya yang berjudul Wawasan al Qur’an,dan Membumikan al
Qur’an.
Perkembangan dari waktu ke waktu tentunya akan semakin kompleks karena kehidupan
manusia semakin global. Bukan tidak mungkin serangan demi serangan untuk melemahkan al-
Qur`an akan selalu datang. Seperti yang ada sekarang ini, Al-Qur`an dapat diakses siapa saja di
Dok. Makalah Abdul Hamid (MK. Studi Al Qur’an) 9
internet baik itu Al-Qur`an digital, Al-Qur`an in word dan sebagainya, jika tidak dilengkapi ilmu
dan kontrol dari lembaga tertentu mengenai ulum al-Qurannya, maka penyelewengan Al-Qur`an
oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab sangat terbuka lebar.

C. Simpulan
Demikianlah sekelumit makalah Sejarah Perkembangan Ulumul Qur’an.. Makalah ini dirasakan
masih banyak kekurangan di sana sini karena keterbatasan dalam referensi yang didapatkan
penulis. Untuk itu saran-saran dari teman-teman mahasiswa ataupun dari Dosen, kami sangat
mengharapkan dalam rangka perbaikan makalah ini.

Daftar Foot Note


1. Ash-Shidiqie, Hasby. Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Quran/Tafsir. Jakarta. Bulan Bintang.
Cetakan ke-13. 1990. h. 99
2. Shalahudin Hamid, MA. 2002. Study Ulumul Qur’an. Jakarta. Intimedia Ciptanusantara.Cet.
Ke-1. h. 29.
3. Al Qaththan, Manna’ , Mabahis fi ulum al-Qur`an, Riyad, cet-3, 1973, h. 12
4. Ibid. h. 12.
5. Shalahudin Hamid, MA. 2002. Study Ulumul Qur’an. Jakarta. Intimedia Ciptanusantara.Cet.
Ke-1. h. 31.

Daftar Pustaka
1. Ash-Shidiqie, Hasby. Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Quran/Tafsir. Jakarta. Bulan Bintang.
Cetakan ke-13. 1990
2. Shalahudin Hamid, MA. Study Ulumul Qur’an. Jakarta. Intimedia Ciptanusantara.Cet. Ke-1.
2002
3. Al Qaththan, Manna’ , Mabahis fi ulum al-Qur`an, Riyad, cet-3, 1973
4. Ash- Shiddieqy Hasbi. 1972. Ilmu-Ilmu Al-Qur’an Media-Media Pokok dalam Menafsirkan Al-
Qur’an.Jakara:Bulan Bintang.
5. Djalal Abdul H. A.1998.Ulumul Quran.Surabaya:Dunia Ilmu

 Makalah ini dapat di akses di : http://abdulhamid72blog.wordpress.com/

Dok. Makalah Abdul Hamid (MK. Studi Al Qur’an) 10


Dok. Makalah Abdul Hamid (MK. Studi Al Qur’an) 11

Anda mungkin juga menyukai