OLEH :
ZAENAL ABIDIN
NIM: 1803101112
T.A 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga
”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER ...................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ............................................................................................... 39
B. Saran ......................................................................................................... 39
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
banyaknya masalah kehidupan yang tidak bisa dijawab oleh ilmu, maka
atau jawaban substansial dan radikal atas masalah tersebut. Sementara ilmu
merupakan bidang kajian Filsafat Ilmu, oleh karena itu filsafat ilmu dapat
ilmu, sehingga ilmu tidak menganggap rendah pada filsafat, dan filsafat tidak
Filsafat atau falsafat, berasal dari bahasa Yunani. Kalimat ini berasal
dari kata philosophia yang berarti cinta pengetahuan. terdiri dari kata philos
yang berarti cinta, senang, suka dan kata, sedangkan kaa Sophia berarti
cinta kepada ilmu pengetahuan atau kebenaran, suka kepada hikmah dan
kebiaksanaan.
hal yang berkaitan dengan ilmu, dengan kata lain filsafat ilmu merupakan
1
kehidupan manusia. Pengkajian tersebut tidak terlepas dari acuan pokok
ahli.
Tak dapat dipungkiri, zaman filsafat modern telah dimulai, dalam era
filsafat modern, dan kemudian dilanjutkan dengan filsafat abab ke- 20,
dan Neo-Thomisme. Namun didalam pembahasan kali ini yang akan dibahas
Hume).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pragmatisme sebagai suatu gerakan dalam filsafat lahir pada akhir abad ke-
kecenderungan berbeda yang ada pada saat itu. Kedua kecenderungan yang mau
dijembatani itu yakni, pertantangan yang terjadi antara “yang spekulatif” dan “yang
ini memberikan kepada rasio manusia kedudukan yang terhormat kerena memiliki
kekuatan instrinsik yang besar. Warisan ini pulalah yang telah mendorong para
spekulatif rasio untuk mengerti dan menjelaskan alam semesta. Akan tetapi, di
pihak lain ada juga warisan pemikiran yang hanya begitu menekankan pentingnya
pemikiran yang bersifat praksis semata (empirisme). Bagi kelompok ini, kerja rasio
pemikiran dan mengarahkan sejarah. Hasil dari model pemikiran ini yakni
Teknologi (IPTEK).
3
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, secara filosofis, pragmatisme
berusaha untuk menjebatani dua aliran filsafat tradisional ini. Atas salah satu cara
pragmatisme menyetujui apa yang menjadi keunggulan dari empirisme. Hal-hal itu
seperti.
1. Bahwa kita tidak pernah memiliki konsep yang menyeluruh tentang realitas
pragmatisme juga sependapat dengan tradisi rasionalisme dan idealisme dalam hal
keseluruhan nilai hidup, terutama moralitas dan agama memberi makna untuk
hidup manusia.
positif yang ada pada kedua tradisi tersebut. Prinsip yang dipegang kaum pragmatis
yakni: tidaklah penting bahwa saya menerima teori ini atau itu; yang penting ialah
apakah saya memiliki suatu teori atau nilai yang dapat berfungsi dalam tindakan.
1. Pengertian Pragmatisme
Pragmatism berasal dari kata pragma yang berarti guna. Pragma berasal dari
kata yunani. Maka pragmatisme adalah suatu aliran filsafat abad ke-20 yang
mengajarkan bahwa yang benar adalah apa saja yang membuktikan dirinya
4
Pragmatisme merupakan teoriu kebenaran yang mendasarkan diri kepada
criteria tentang fungsi atau tidaknya suatu pernyataan dalam lingkup ruang dan
waktu tertentu.
kebenaran menurut paham ini bukan kebenaran yang di lihat dari segi etik, baik
Seperti yang kita lihat dalam uraian sebelumnya, secara umum orang
teori itu benar sejauh sesuatu mampu dihasilkan oleh teori tersebut. Misalnya
sesuatu itu dikatakan berarti atau benar bila berguna bagi masyarakat. Sutrisno
suatu hal itu bermukim pada kedudukan benda itu sebagai benda itu sendiri.
pernyataan. Kebenaran kompleks ini dibagi dalam dua hal, yaitu kebenaran etis
disatu pihak dan kebanaran logis dipihak lain. Kebenaran etis adalah seluruh
5
pernaytaan dengan siapa yang diimami oleh si pembicara, sedangkan kebenaran
yang tidak dapat dikatakan salah, yaitu proporsi dari matematika murni.
murni, semua kasus dan proporsi serba kuat . proporsinya sama sekali juga
tidak mengatakan sesuatu tentang hal-hal yang faktual ada atau fakta aktual
karena matematika murni tidak pernah menghiraukan apakah ada real atau fakta
yang cocok dengan pernyataan itu atau tidak. Karena itulah Peirnc mengatakan
bermacam-macam segi yaitu disatu pihak bisa diartikan sebagai “the universe
arti daripada teori tentang kebenara. Pandangan Peirce tentang kebenaran dalam
seorang pragmatis
ide manjadi jelas atau terang menjadi berarti. Kelihatan sekali teori arti Peirce
6
menditerminasi makna dari ide-ide. Ide itulah yan hendak diditerminasikan atau
Ketiga, yaitu ide tentang kaitan salah satu bentuk pasti dari obyek yang
diamati oleh penilik, ciri khas pragmatisme merupakan ,etode untuk ,e,astikam
a. Kekuatan Pragmatisme.
mempercayai pada hal yang sifatnya riil, indrawi, dan yang manfaatnya bisa
selalu menyangsikan segala yang ada. Berangkat dari sikap skeptis tersebut,
pragmatisme tidak mengakui adanya suatu yang sacral dan mitos. Dengan
7
pendukung terciptanya demokratisasi kebebasan manusia, dan gerakan-
4. Kelemahan Pragmatisme:
suatu yang nyata, praktis, dan langsung dapat di nikmati hasilnya oleh
5. Sifat-sifat Pragmatisme
8
sekali tidak memiliki konsekuansi praktis. Bagi kaum pragmatis, yang penting
apabila berhasil memecahkan masalah yang ada, mengubah situasi yang penuh
tersebut hilang
subjek didik saat belajar di sekolah tak berbeda ketika ia berada di luar sekolah.
pengalaman hidup, bukan bagian dari persiapan untuk menjalani hidup. Di sini
tindakan penuh dari pemikiran yang relative. Di sini kecerdasan disadari akan
9
beradaptasi dengan dunia yang berubah. Ide gagasan yang berkembang menjadi
sarana keberhasila.
a. Instrumemtalisme
b. Eksperimentalisme
Dengan demikian maka tidak ada kebenaran yang pasti dan dapat dijadikan
c. Pendidikan
Dengan demikian maka tidak ada kebenaran yang pasti dan dapat dijadikan
10
Demikian juga dengan pelajaran-pelajaran pokok yang harus diajarkan
d. Moral
penalaran. Karena adanya final end yang berlaku universal ditolak dan yang
view tidak pernah dilakukan secara defenitif. Akibatnya tidak ada tolak ukur
serta anak dilatih berpikir secara logis. Sebagaimana yang diungkap oleh
pengalaman untuk penemuan hal-hal baru dalam hidup sosial dan pribadi.
11
Kedudukan Siswa, kedudukan siswa dalam pendidikan pragmatisme
merupakan suatu organisasi yang memiliki kemampuan yang luar biasa dan
teruji yang dapat diubah. Demikian pula minat dan kebutuhan siswa yang
metode aktif, yaitu learning by doing (belajar sambil bekerja), serta metode
sosial, setiap orang dalam suatu masyarakat juga diberi kesempatan untuk
12
Keputusan-keputusan tersebut kemudian mengalami evaluasi berdasarkan
(Kritik terhadap pikiran murni / aliran Kritisisme). Selain itu Kant juga
boleh menarik kesimpulan dengan logika murni maka dari itu harus
13
Course de Philosophie Phositive, Kursus tentang Filsafat Positif (1830-1842),
pada perjalanan ilmu ketika pemikiran manusia beralih dari fase teologis,
menuju fase metafisis, dan terakhir fase positif. Pada fase teologis (tahapan
semua gerak dan fungsi yang mengatur alam ini. Zaman ini dibagi menjadi
tiga periode: animisme, politeisme dan monoteisme. Pada tahapan ini untuk
konsep abstrak, seperti ‘kodrat’ dan ‘penyebab’. Pada fase ini manusia
seperti kausalitas, substansi dan aksiden, esensi dan eksistensi. Dan akhirnya
pada masa positif (tahap positivisme) manusia telah membatasi diri pada
fakta yang tersaji dan menetapkan hubungan antar fakta tersebut atas dasar
observasi dan kemampuan rasio. Pada tahap ini manusia menafikan semua
bentuk tafsir agama dan tinjauan filsafat serta hanya mengedepankan metode
1. Pengertian Positivisme
14
Dengan demikian, maka ilmu pengetahuan empiris menjadi contoh
istimewa dalam bidang pengetahuan. Oleh karena itu, filsafat pun harus
cepat, ia tidak hanya menjadi sekedar aliran filsafat tapi juga telah
15
objektivistik adalah pandangan dunia yang menyatakan bahwa objek-
data indrawi adalah satu. Apa yang dilihat adalah realitas sebagaimana
menghukumi segala sesuatu. Hal ini sangat erat kaitannya dengan tugas
16
proposisi filosofis, tapi yang dihasilkan oleh filsafat adalah penjelasan
terhadap proposisi-proposisi.
hendaklah diartikan sebagai sesuatu yang lebih tinggi atau lebih rendah
dari ilmu-ilmu eksakta. Penjelasan dari hal ini adalah bahwa tugas
utama dari ilmu adalah memberi tafsiran terhadap materi yang menjadi
2. Perkembangan Positivisme
17
pemikiran-pemikiran Comte sudah mulai kelihatan, kemudian setelah ia
dia diangkat menjadi sekretaris oleh Saint Simon yaitu seorang pemikir
2008).
18
positivisme awal. Dalam Machisme, masalah-masalah pengenalan
dengan subyektivisme.
lain-lain.
3. Ciri-Ciri Positivisme
19
d. Reduksionisme, realitas direduksi menjadi fakta-fakta yang dapat
diamati.
strukturnya sendiri.
kognitif saja melainkan juga cerdas secara emosi dan spriritual melalui
bidang pendidikan.
negara asing.
20
5. Fungsi Filsafat Positivisme
21
generalisasi pengalaman atau fakta nyata dengan menggunakan ilmu
pasti dan logika. Dan menurut positivisme logis tugas filsafat ilmu
fakta yang ada. Dan menurutnya agar pengetahuan itu dapat berlaku
penalaran deduktif.
berpendapat bahwa fakta keras yang berdiri sendiri dan terpisah dari
teori sebenarnya tidak ada, karena fakta keras selalu terkait dengan
22
landasan untuk membangun teori dalam positivisme logis tidak pernah
Kelebihan Positivisme :
kadar dari faham ini jauh lebih tinggi dari pada kedua faham tersebut.
melainkan konkrit, pasti dan bisa jadi mutlak, teratur dan valid.
akan didorong untuk bertindak aktif dan kreatif, dalam artian tidak
depannya.
Kelemahan Positivisme :
23
nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini dikarenakan manusia tereduksi ke
Malaikat, Setan, surga dan neraka. Padahal yang demikian itu didalam
sehingga manusia tidak dapat merasa bahagia dan kesenangan itu tidak
padahal banyak hal yang tidak nampak dapat dijadikan bahan kajian.
sebagai teorisi yang optimis, tetapi juga terkesan lincar – seakan setiap
24
tahapan berikutnya, untuk kemudian bermuara pada puncak yang
C. Pengertian Fenomenologi
dari bahasa Yunani Phainein berarti menunjukkan. Dari kata ini timbul
hasrat yang kuat untuk mengerti yang sebenarnya dapat dicapai melalui
Karenanya, sesuatu yang terdapat dalam diri kita akan merangsang alat
kritis.
25
dalamnya. Pada intinya, bahwa aliran fenomenologi mempunyai
kita lihat, rasa, dengar oleh alat indera kita. Fenomenologi merupakan
ilmu positif yang mengumpulkan data, mencari korelasi dan fungsi, serta
26
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat difahami bahwa
pada subjek
Usaha untuk mencapai segala sesuatu itu harus melalui reduksi atau
lihat adalah riil atau nyata. Akan tetapi karena yang dituju oleh
27
fenomenologi adalah realitas dalam arti yang ada diluar dirinya
fenomenologis.
b. Reduksi eidetis Eidetis berasal dari kata eidos, yaitu inti sari.
kurung. Segala hal yang bukan eidos, inti sari atau realitas
28
pertama atau yang selanjutnya. Dengan reduksi inilah kita dapat
agar dari objek itu akhirnya orang yang sampai kepada apa yang
memberikan landasan yang kuat dan netral bagi filsafat dan ilmu
29
tidak mudah menerima pengertian dan rumusan seperti itu atau
30
2. Verifikasi Filsafat Fenomenologi
segala sesuatu yang dengan suatu cara tertentu tampil dalam kesadaran
kita. Baik berupa sesuatu sebagai hasil rekaan maupun berupa sesuatu
yang nyata, yang berupa gagasan maupun kenyataan. Yang penting ialah
manusia dengan realitas. Bagi Husserl, realitas bukan suatu yang berbeda
manusia”.
31
Filsafat fenomenologi berusaha untuk mencapai pengertian yang
untuk mencapai “Hakikat segala sesuatu”. Untuk itu, Husserl mengajukan dua
metode epoche dan eidetich vision. Kata epoche berasal dari bahasa Yunani,
tertentu”. Epoche bisa juga berarti tanda kurung (bracketing) terhadap setiap
pengamat.
D. Pengertian Realisme
Realisme berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu real, atau yang
nyata, dapat diartikan juga yang ada secara fakta, tidak dibayangkan atau
diperkirakan. Adapun kata fakta dalam bahasa Indonesia berarti hal (keadaan,
terjadi. Realisme juga berasal dari kata Latin realis yang berarti nyata. Dalam
budi manusia yang sungguh juga terdapat dalam kenyataan, lepas dari pikiran
manusia.
realitas terdiri dari dunia fisik dan dunia rohani. Hal ini berbeda dengan
32
filsafat aliran idealisme yang bersifat monistis yang memandang hakikat
dunia pada dunia spiritual semata. Hal ini berbeda dari aliran materialisme
semata.
yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata (dari fakta atau
hakikat).
materialisme,
33
1.) Ciri-Ciri Kelompok yang Mengikuti Aliran Realisme
dan kehidupan, badan dan akal, alam dan jiwa, substansi dan
kualitas-kualitas.
34
dan imaterial (dualisme), dan kenyataan yang terbentuk dari
hukum alam yang diperoleh melalui ilmu, dan pada taraf yang
manusia itu adalah gambaran yang baik dan tepat dari kebenaran.
35
Kenyataan hadir dengan sendirinya tidak tergantung pada
ilmu, dan pada taraf yang lebih rendah diatur oleh kebiasaan-
36
didik. Memberi kepuasan terhadap minat dan kebutuhan siswa
Kelebihannya :
kebaikkan.
37
e. Metodenya logis dan psikologis, semua kegiatan belajar
Kelemahannya :
manusia sama pada semua orang. Oleh karena itulah, metode, isi,
pendidikan.
38
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
39
DAFTAR PUSTAKA
Juhaya S. Praja, Prof., Dr. 2003. Aliran-aliran Filsafat dan Etika Prenada
Media: Jakarta
Prof. Dr. Ahmad Tafsir, Fislasat Umum, Remaja Rosda Karya, Bandung,
2003, hal.144.
40