KESEHATAN INDUSTRI
DOSEN PENGAMPU
HJ. U. WERDININGSIH.,SKM.,MPH
OLEH
MAHMUD HAKIM
NIM : 1614201016
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
saya nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar biasa
terkait kehamilan dalam ilmu keperawatan maternitas. Selain itu saya juga sadar
bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan banyak sekali kekurangan serta
jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, saya benar-benar menanti kritik dan saran
untuk kemudian dapat saya revisi dan kami tulis di masa yang selanjutnya, sebab
sekali kali lagi saya menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
Di akhir saya berharap makalah sederhana saya ini dapat dimengerti oleh
setiap pihak yang membaca. Saya pun memohon maaf yang sebesar-besarnya
apabila dalam makalah saya terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................ I
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 22
B. Saran .................................................................................................... 22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan
memasuki ruang kerja agar mendeteksi sacera dini kesehatan pekerja saat akan
suatu keadaan dimana para pekerja terjamin keselamatan pada saat bekerja baik
itu dalam menggunakan mesin, pesawat, alat kerja, proses pengolahan juga
tempat kerja dan lingkungannya juga terjamin. Apabila para pekerja dalam
kondisi sehat jasmani maupun rohani dan didukung oleh sarana dan prasarana
1
kesehatan masyarakat, antara lain: keturunan, lingkungan, perilaku, dan
pelayanan kesehatan.
dari tahun ke tahun, peningkatan ini sejalan dengan peningkatan taraf ekonomi
berbagai dampak negatif juga bisa terjadi pada masyarakat. Salah satu dampak
negatif adalah terhadap paru para pekerja dan masyarakat di sekitar daerah
atau hasil industri tersebut. Berbagai zat dapat mencemari udara seperti debu
batubara, semen, kapas, asbes, zat-zat kimia, gas beracun, dan lain-lain.
Tergantung dari jenis paparan yang terhisap, berbagai penyakit paru dapat
timbul pada para pekerja. Pengetahuan yang cukup tentang dampak debu
terhadap paru diperlukan untuk dapat mengenali kelainan yang terjadi dan
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan Penulisan
3
BAB II
PEMBAHASAN
diakibatkan oleh berbagai penyakit yang diakibatkan oleh terpaan panas pada
1. Heat Rash
kondisi lembab dimana keringat tidak mampu menguap dari kulit dan
pakaian. Penyakit ini mungkin terjadi pada sebgaian kecil area kulit atau
bagian tubuh. Meskipun telah diobati pada area yang sakit produksi
2. Heat Syncope
gangguan ini adalah pening dan pingsan akibat berada dalam lingkungan
3. Heat Cramp
keringat. Hal ini disebabkan karena ketidak seimbangan cairan dan garam
4
4. Heat Exhaustion
tubuh atau volume darah. Kondisi ini terjadi jika jumlah air yang
lemah, pening, mual, pernapasan pendek dan cepat, pusing dan pingsan.
5. Heat Stroke
yang terkait dengan pekerjaan pada kondisi sangat panas dan lembab.
Penyakit ini dapat menyebabkan koma dan kematian. Gejala dari penyakit
ini adalah detak jantung cepat, suhu tubuh tinggi 40o C atau lebih, panas,
kulit kering dan tampak kebiruan atau kemerahan, tidak ada keringat di
pingsan.
dari satu/ sebagian anggota tubuh akibat heat stroke, trauma dan lainnya.
5
c. 39°C (102.2°F) – Berkeringat, kulit merah dan basah, napas dan
epilepsi.
berdebar.
f. 42°C (107.6°F) – Pucat kulit memerah dan basah, koma, mata gelap,
berdegup.
d. 34°C (93.2°F) – Mengggil yang sanagat keras, jari kaku, kebiruan dan
6
e. 33°C (91.4°F) – Bingung sedang hingga parah, mengantuk, depresi,
bingung, tidur yang dalam dan menuju koma, detak jantung rendah ,
tidak menggigil.
Debu dapat dihasilkan dari debu tanah kering yang terbawa oleh angin
atau berasal dari muntahan letusan gunung berapi. Pembakaran yang tidak
sempurna dari bahan bakar yang mengandung senyawa karbon akan murni atau
bercampur dengan gas-gas organik seperti halnya penggunaan mesin disel yang
tidak terpelihara dengan baik. Partikulat debu melayang (SPM) juga dihasilkan
dari pembakaran batu bara yang tidak sempurna sehingga terbentuk aerosol
pembakaran minyak dan gas pada umunya menghasilkan SPM lebih sedikit.
Kepadatan kendaraan bermotor dapat menambah asap hitam pada total emisi
7
C. Macam-Macam Dan Karakteristik Debu
1. Macam-Macam Secara garis besar debu dapat dibagi atas 3 macam yaitu :
a. Debu organik Debu organic adalah debu yang berasal dari makhluk
SiO3.
d. Debu eksplosif atau debu yang mudah terbakar (batu bara, Pb),
f. Debu Inert (debu yang tidak bereaksi kimia dengan zat lain)
gangguan sebagaberikut :
8
3. Merubah iklim global regional maupun internasional
agar tidak mengeluarkan debu diruang kerja dengan ‘Local Exhauster’ atau
dengan melengkapi water sprayer pada cerobong asap. Substitusi alat yang
3. Simpul III Yaitu Pencegahan Terhadap Tenaga Kerja yang terpapar Antara
9
yang mengalami cacat organ akibat terpapar partikel debu dalam jangka
waktu lama.
pada saluran napas akibat debu. Faktor itu antara lain adalah faktor debu yang
meliputi ukuran partikel, bentuk, konsentrasi, daya larut dan sifat kimiawi,
dan fisiologi saluran napas dan faktor imunologis. Debu yang masuk ke dalam
fagositosis oleh makrofag. Otot polos di sekitar jalan napas dapat terangsang
saluran napas sehingga resistensi jalan napas meningkat. Partikel debu yang
masuk ke dalam alveoli akan membentuk fokus dan berkumpul di bagian awal
saluran limfe paru. Debu ini akan difagositosis oleh makrofag. Debu yang
penting pada pembentukan jaringan ikat kolagen dan pengendapan hialin pada
10
jaringan ikat tersebut. Fibrosis ini terjadi pada parenkim paru, yaitu pada
dinding alveoli dan jaringan interstisial. Akibat fibrosis paru menjadi kaku,
restriktif. Penyakit paru yang dapat timbul karena debu selain tergantung pada
sifat-sifat debu, juga tergantung pada jenis debu, lama paparan dan kepekaan
Apabila kadar debu tinggi atau kadar silika bebas tinggi dapat terjadi silikosis
akut yang bermanifestasi setelah paparan 6 bulan. Dalam masa paparan yang
sama seseorang tepat mengalami kelainan yang berat sedangkan yang lain
1. Diagnosis Penyakit paru akibat debu industri mempunyai gejala dan tanda
yang mirip dengan penyakit paru lain yang tidak disebabkan oleh debu di
yang cukup lama. Anamnesis mengenal riwayat pçkerjaan yang akurat dan
rinci sangat diperlukan, apalagi bila penderita sering berganti tempat kerja.
11
timbul. Pembacaan foto toraks pneumokoniosis perlu dibandingkan
yang timbul dibagi atas perselubungan halus dan kasar. Pemeriksaan faal
paru lain yang lebih sensitif untuk mendeteksi kelainan di saluran napas
1. Pneumokoniosis
tersebut. Penyakit ini terjadi bila paparan cukup lama, biasanya setelah
Gejalanya hampir tidak ada ; bila paparan tidak berlanjut maka penyakti
ini tidak akan memburuk. Penyakit ini dapat berkembang menjadi bentuk
mana saja pada lapangan paru, yang paling sering di lobus atas. Senng
12
ditemukan perselubungan bentuk p dan q. Pemeriksaan faal paru biasanya
terjadinya daerah fibrosis yang luas hampir selalu terdapat di lobus atas.
Pada daerah fibrosis tepat timbul kavitas dan ini bisa menyebabkan
korelasi antara kelainan faal paru dan luasnya lesi pada foto toraks. Gelaja
awal biasanya tidak khas. Batuk dan sputum menjadi lebih sering, Dahak
napas yang makin bertambah, pada stadium lanjut terjadi kor hipertensi
pulmonal, gagal ventrikel kanan dan gagal napas. Penelitian pada pekerja
2. Silikosis
13
berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan dengan silika penyakit ini
dan gelas.
progesif, demam, batuk dan penurunan berat badan se- telah paparan
faal paru yang timbul adalah restriksi berat dan hipoksemi disertai
14
interstisial difus, fibrosis kemuclian berlanjut dan terdapat pada
kadar debu yang relatif rendah. Pada stadium simple, nodul di paru
tidak ada lagi, kelainan paru dapat menjadi progresif sehingga terjadi
fibrosis yang masif. Pada silikosis kronik yang sederhana, foto toraks
klasifikasi. Pada bentuk lanjut tertepat masa yang besar yang tampak
pada lesi besar yang padat. Kelenjar hilus biasanya membesar dan
sesak napas, biasa disertai batuk dan produksi sputum. Sesak pada
15
penelitian pada 200 pekerja pabrik semen ditemukan dugaan
perbedaan kualitas foto toraks, dan kadar silika bebas dalam debu
3. Asbestosis
therah industri dan tambang, juga bisa timbul pada daerah sekitar pabrik
atau tambang yang udaranya terpolusi oleh debu asbes. Pekerja yang dapat
Pada stadium awal mungkin tidak ada gejala meskipun foto toraks
adalah sesak napas yang pada awalnya terjadi pada waktu aktivitas. Pada
stadium akhir gejala yang umum adalah sesak pada saat istirahat, batuk
16
sering menjadi penyebab kematian. Pada stadium awal pemeriksaan fisis
ronki basah di lobus bawah bagian posterior. Bunyi ini makin jelas bila
terjadi bronkiektasis akibat distorsi paw yang luas karena flbrosis. Jan
toraks lebih jelas pada bagian tengah dan bawah paw, dapat berupa bercak
kabur.
dan bawah terutama bila timbul kalsifikasi. Bila proses terlihat gambaran
Kapasitas difusi dan komplians paru menurun, pada tahap lanjut terjadi
17
4. Bronkitis
batu, asbes dan silika dengan ukuran 3-10 mikron akan ditimbun di paru.
Efek yang lama dali paparan ini menyebabkan paralisis silia, hipersekresi
batubara bila paparan menghilang, gejal klinis dapat hilang. Pada pekerja
18
semen kekerapan bronkitis kronik jauh lebih tinggi dali penduduk yang
angka kekerapan penyakit ini 33,33% pada laki-laki dan 22,35% pada
perempuan.
sangat rendah yaitu 0,5%; prevelensi bronkitis kronik pada para pekerja
5. Asma Kerja
sebagian pekerja yang terpapar, dan muncul setelah masa bebas gejala
yang berlangsung antara beberapa bulan sampai beberapa tahun. Pada tiap
individu masa bebas gejal dan berat ringannya penyakit sangat bervariasi.
Berbagai debu dan zat di tempat kerja tepat menimbulkan asma kerja. Zat
itu tepat berasal dali tumbuh-tumbuhan seperti tepung gandum, debu kayu,
kucing, kutu ganchim, ulat sutra, kerang; zat kimia seperti isosionat, garam
platina, khrom, enzmm seperti iripsin dan papain. Dapat juga berasal dali
19
obat-obatan seperti pada pmduksi piperazin, tetrasiklin, spinamisin dan
penisilin sintetik.
beberapa tahun Iebih lama. Pada tempat yang mengandung zat paparan
kuat seperti isosionat dan colophony gejala dapat timbul lebih awal bahkan
yang khas adalah mengi yang berhubungan dengan pekerjaan. Gejala pada
pada individu lain sering timbul beberapa jam sesudah paparan dengan
luar serangan dapat normal. Pada waktu serangan terlihat tanda obstruksi.
15% pada waktu serangan. Bilafaal paru normal dan pasien dicurigai
adalah.
a. Bila pekerja diduga menderita asma kerja tapi tidak diketahui zat yang
menyebabkannya.
b. Bila pekerja terpapar oleh lebih dari satu zat yang dapat menyebabkan
asma kerja.
20
c. Bila konfirmasi mutiak untuk diagnosis penyakit di perlukan,
6. Kanker Paru
secara tuntas. Para ahli sepakat paling kurang ada 2 stadium terjadinya
kanker karena bahan karsinogen. Pertama adalab induksi DNA sel target
antara lain adalah asbes, uranium, gas mustard, arsen, nikel, khrom, khlor
metil eter, pembakaran arang, kalsium kiorida dan zat radioaktif serta tar
mendenta kanker paru setelah paparan yang lama, yaitu antara 15 sampai
25 tahun.
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
diantaranya adalah jenis, konsentrasi, sifat kimia debu, lama paparan dan faktor
individu pekerja. Untuk menegakkan diagnosis penyakit paru akibat debu dan
suhu extrem industri perlu dilakukan anamnesis yang teliti mengenai riwayat
penunjang seperti uji faal paru dan pemeriksaan radiologis. Diagnosis kadang-
kadang sukar ditegakkan oleh karena sering butuh waktu yang lama antara
akibat debu industri mempunyai gejala yang sama dengan penyakit paru yang
tidak disebabkan oleh debu. Pengobatan penyakit paru akibat debu industri
debu, memakai pelindung diri, deteksi dini kelainan dan pemeriksaan sebelum
perlu pada jenis kerja tertentu. Pekerja yang telah terkena penyakit akibat debu
B. Saran
kerja, karena kesehatan merupakan keadaan atau situasi sehat seseorang baik
22
para pekerja terjamin keselamatan pada saat bekerja baik itu dalam
menggunakan mesin, pesawat, alat kerja, proses pengolahan juga tempat kerja
dan lingkungannya juga terjamin. Apabila para pekerja dalam kondisi sehat
jasmani maupun rohani dan didukung oleh sarana dan prasarana yang terjamin
23
DAFTAR PUSTAKA
Ngunut Tulungagung.
24