“Disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah telaah kurikulum
dengan dosen pengampu Dedi Iswantara M,Pd”
Disusun Oleh :
HILYA AZRA AZIZAH 1901025068
PUTRI RIANTI 1901025092
NUR FADHILA 1901025272
DIAN MUTIARA NATASYA 1901025416
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perbedaan dan
Perubahan Kurikulum 2006 Menjadi Kurikulum 2013”. Terima kasih saya ucapkan kepada
Bapak Dedi Iswantara, M.Pd yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi.
Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung
kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna
baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan
agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga makalah ini bisa
menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan
ilmu pengetahuan.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Hakikat 2
B. Landasan 3
C. Prinsip 7
D. Struktur Kurikulum 8
E. Perbedaan Kurikulum 2006 Dan Kurikulum 2013 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan
oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan
diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan
perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang
pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.
Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan
dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat
mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan
pembelajaran secara menyeluruh.Kurikulum menjadi pedoman bagi seorang tenaga
pendidik untuk memberikan materi dan ilmu yang baik terhadap peserta didik, kurikulum
juga mempunyai perkembangan dan itulah kenapa pentingnya peran kurikulum harus di
pahami.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
• Agar sebagai calon pendidik tidak salah dalam menerapkan kurikulum yang berlaku
• Agar tahu bagaimana perkembangan kurikulum itu sendiri.
• Agar tahu apa itu perbedaan antara ktsp dan k13
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat
Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI,
namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan
sekolah itu sendiri. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,
struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan
silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006
tentang Pelaksanaan SI dan SKL.
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan
dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata
pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan
jenis pendidikan tertentu. Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan
kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat:kerangka dasar dan struktur
kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di
tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan. SKL digunakan sebagai pedoman
penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. SKL
meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran.
Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.
2
Ditahun 2014, Kurikulum 2013 sudah diterapkan di Kelas I, II, IV, dan V sedangkan
untuk SMP Kelas VII dan VIII dan SMA Kelas X dan XI. Diharapkan, pada tahun
2015 diharapkan telah diterapkan di seluruh jenjang pendidikan. Kurikulum 2013
memiliki tiga aspek penilaian, yaitu Aspek Pengetahuan, Aspek Ketrampilan, dan
Aspek Sikap dan Perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi
pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi
yang dirampingkan terlihat ada di Materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb, sedangkan
materi yang ditambahkan adalah Materi Matematika. Materi pelajaran tersebut
terutama Matematika disesuaikan dengan materi pembelajaran standar Internasional
sehingga pemerintah berharap dapat menyeimbangkan pendidikan di dalam negeri
dengan pendidikan di luar negeri.
B. Landasan
3
• Pasal 6 ayat (5) :” Semua kelompok mata pelajaran sama pentingnya dalam
menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan pada pendidikan
dasar dan menengah.
• Pasal 6 ayat (6) :” Kurikullum dan silabus SD/MI/SDLB/PAKET A, atau bentuk
lain yang sederajat, menekankan pentingnya kemampuan dan kegemaran
membaca dan menulis, kecakapan berhitung, serta kemampuan berkomunikasi.
• Pasal 8 ayat (1) :” Kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan
dituangkan dalam kompetensi pada setiap tingat dan/atau semester sesuai dengan
Standar Nasional Pendidikan. à SK/KD
• Pasal 13 dan 14 menekankan bahwa Kurikulum
SMP/MTs./SMPLB/SMA/MA/SMALB :
1. dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup.
2. Dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal.
2. Landasan Filosofis
4
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional maka pengembangan
kurikulum haruslah berakar pada budaya bangsa, kehidupan bangsa masa kini, dan
kehidupan bangsa di masa mendatang.Pendidikan berakar pada budaya bangsa.
Proses pendidikan adalah suatu proses pengembangan potensi peserta didik
sehingga mereka mampu menjadi pewaris dan pengembang budaya bangsa.
Melalui pendidikan berbagai nilai dan keunggulan budaya di masa lampau
diperkenalkan, dikaji, dan dikembangkan menjadi budaya dirinya, masyarakat,
dan bangsa yang sesuai dengan zaman dimana peserta didik tersebut hidup dan
mengembangkan diri.
Peserta didik yang mengikuti pendidikan masa kini akan menggunakan apa
yang diperolehnya dari pendidikan ketika mereka telah menyelesaikan pendidikan
12 tahun dan berpartisipasi penuh sebagai warganegara. Atas dasar pikiran itu
maka konten pendidikan yang dikembangkan dari warisan budaya dan kehidupan
masa kini perlu diarahkan untuk memberi kemampuan bagi peserta didik
menggunakannya bagi kehidupan masa depan terutama masa dimana dia telah
menyelesaikan pendidikan formalnya.
3. Landasan Teoritis
5
Komponen konten adalah dimensi kemampuan yang menjadi sosok manusia yang
dihasilkan dari pendidikan. Komponen ruang lingkup adalah keluasan lingkungan
minimal dimana kompetensi tersebut digunakan, dan menunjukkan gradasi antara
satu satuan pendidikan dengan satuan pendidikan di atasnya serta jalur satuan
pendidikan khusus (SMK, SDLB, SMPLB, SMALB).
4. Landasan Empiris
Generasi seperti ini seharusnya tidak muncul karena hasil seleksi alam,
namun karena hasil gemblengan pada tiap jenjang satuan pendidikan dengan
kurikulum sebagai pengarahnya.Sebagai negara bangsa yang besar dari segi
geografis, suku bangsa, potensi ekonomi, dan beragamnya kemajuan
pembangunan dari satu daerah ke daerah lain, sekecil apapun ancaman disintegrasi
bangsa masih tetap ada. Kurikulum harus mampu membentuk manusia Indonesia
yang mampu menyeimbangkan kebutuhan individu dan masyarakat untuk
memajukan jatidiri sebagai bagian dari bangsa Indonesia dan kebutuhan untuk
berintegrasi sebagai satu entitas bangsa Indonesia.
6
Kecenderungan menyelesaikan persoalan dengan kekerasan dan kasus
pemaksaan kehendak sering muncul di Indonesia. Kecenderungan ini juga
menimpa generasi muda, misalnya pada kasus-kasus perkelahian massal.
Walaupun belum ada kajian ilmiah bahwa kekerasan tersebut bersumber dari
kurikulum, namun beberapa ahli pendidikan dan tokoh masyarakat menyatakan
bahwa salah satu akar masalahnya adalah implementasi kurikulum yang terlalu
menekankan aspek kognitif dan keterkungkungan peserta didik di ruang
belajarnya dengan kegiatan yang kurang menantang peserta didik. Oleh karena itu,
kurikulum perlu direorientasi dan direorganisasi terhadap beban belajar dan
kegiatan pembelajaran yang dapat menjawab kebutuhan ini.
C. Prinsip
7
6. prinsip berorientasi tujuan, yaitu sebelum bahan ditentukan, langkah yang perlu
dilakukan oleh seorang pendidik adalah menentukan tujuan terlebih dahulu
sehingga dapat menentukan secara tepat metode mengajar, alat pengajaran, dan
evaluasi.
7. prinsip dan model pengembangan kurikulum, yaitu pengembangankurikulum
dilakukan secara bertahap dan terus menerus dengan implikasi bahwa kurikulum
senantiasa mengalami revisi dan bersifat dinamis (Idi 2007, hlm. 179-183)
Khusus untuk kurikulum tingkat satuan pendidikan atau KTSP telah dikembangkan
sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah
koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama
kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.
Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada panduan
penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan pertimbangan
komite sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP untuk pendidikan khusus dikoordinasi
dan disupervisi oleh dinas pendidikan propinsi dan berpedoman pada SI dan SKL serta
panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP.
D. Struktur Kurikulum
Dalam kerangka dasar dan struktur kurikulum 2006, khususnya mengenai struktur
kurikulum SD/MI, salah satunya ditentukan bahwa pembelajaran pada kelas I sampai
III dilaksanakan melalui pendekatan tematik (BNSP, 2006). Penetapan pendekatan
tematik pada pembelajaran di SD dikarenakan perkembangan siswa pada kelas rendah
sekolah dasar pada umumnya berada pada tingkat perkembangan yang masih melihat
segala sesuatu sebagai satu keutuhan serta baru mampu memahami hubungan antara
konsep secara sederhana. Pembelajaran yang dilakukan dengan mata pelajaran yang
terpisah akan menyebabkan kurang mengembangkan siswa untuk berpikir holistic dan
membuat kesulitan bagi siswa untuk mengaitkan konsep dengan kehidupan nyata
mereka sehari-hari.
8
Ini berarti bahwa tujuan pendidikan harus memberikan pengetahuan dan ketrampilan
secara holistic pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Berdasarkan
karakteristik siswa tingkat sekolah dasar, maka pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik siswa tersebut adalah pembelajaran tematik, pembelajaran yang dapat
mengembangkan kemampuan siswa baik pada aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik, dan pembelajaran yang dapat mengembangkan ketrampilan tingkat
tinggi kepada siswa mulai tingkat sekolah dasar, agar siswa mampu menghadapi
persaingan global.
Kurikulum 2013 yang terkait dengan standar isi mengurangi jumlah mata pelajaran
tetapi menambah jumlah jam pelajaran untuk setiap mata pelajaran.
a. Proporsi kompetensi untuk tiap jenjang Pembahasan tentang rambu-rambu
ketercapaian kompetensi yang terdiri dari empat ranah sikap, yaitu ranah sikap
spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan (Yani, 2013) dalam
kurikulum 2013 masih sangat terbatas.
b. Kerangka dasar dan struktur kurikulum 2013 Kurikulum 2013 dikembangkan
berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam dan diarahkan untuk
membangun kehidupan yang lebih baik. Proses pendidikan pada Kurikulum 2013
memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk mengembangkan potensi
yang ada di dalam dirinya. Landasan teoritis kurikulum 2013 mengacu pada
“pendidikan terstandar” dan “berbasis kompetensi”. Pendidikan terstandar atau
standardbased education adalah pendidikan yang menetapkan adanya standar
nasional sebagai kualitas minimal warganegara. Sedangkan pendidikan yang
berbasis kompetensi atau competency-based curriculum dirancang untuk
mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan peserta didik secara total.
Kurikulum 2013 menambah jumlah jam pelajaran Kurikulum 2013 memiliki misi
untuk jam pelajaran karena untuk meningkatkan kompetensi tidak cukup waktu
jika hanya menyediakan waktu seperti pada kurikulum sebelumnya.
9
E. PERBEDAAN KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari data data di atas kami dapat mengambil kesimpulan bahwa antara KTSP 2006 dan
Kurikulum 2013 itu bertujuan sama hanya saja apa apa saja yang di anggap kurang
efektif penerapannya pada KTSP 2006 di luruskan di Kurikulum 2013. Perbedaan
antara KTSP dan Kurikulum 20013 bukan menandakan pertentangan tapi adalah
pembenaran dari kurikulum sebelumnya.
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh sekali dari kata-kata sempurna,
untuk kedepannya penulis akan lebih jelas dan lebih fokus lagi dalam menerangkan
penjelasan mengenai makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih lengkap dan
lebih banyak lagi, dan tentunya bisa untuk dipertanggung jawabkan.
11