Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Perbedaan dan Perubahan Kurikulum 2006 Menjadi Kurikulum 2013

“Disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah telaah kurikulum
dengan dosen pengampu Dedi Iswantara M,Pd”

Disusun Oleh :
HILYA AZRA AZIZAH 1901025068
PUTRI RIANTI 1901025092
NUR FADHILA 1901025272
DIAN MUTIARA NATASYA 1901025416

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perbedaan dan
Perubahan Kurikulum 2006 Menjadi Kurikulum 2013”. Terima kasih saya ucapkan kepada
Bapak Dedi Iswantara, M.Pd yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi.
Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung
kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna
baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan
agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga makalah ini bisa
menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan
ilmu pengetahuan.

Jakarta, Oktober 2021

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Hakikat 2
B. Landasan 3
C. Prinsip 7
D. Struktur Kurikulum 8
E. Perbedaan Kurikulum 2006 Dan Kurikulum 2013 10

BAB III PENUTUP 11


A. Kesimpulan 11
B. Saran 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan
oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan
diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan
perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang
pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.

Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan
dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat
mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan
pembelajaran secara menyeluruh.Kurikulum menjadi pedoman bagi seorang tenaga
pendidik untuk memberikan materi dan ilmu yang baik terhadap peserta didik, kurikulum
juga mempunyai perkembangan dan itulah kenapa pentingnya peran kurikulum harus di
pahami.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan KTSP 2006 dan Kurikulum 2013 ?


2. Apa saja landasan KTSP 2006 dan Kurikulum 2013 ?
3. Apa saja prinsip yang terdapat pada kurikulum 2006 dan kurikulum 2013
4. Bagaimana struktur kurikulum 2006 dan kurikulum 2013 ?
5. Apa saja perbedaan kurikulum 2006 dan kurikulum 2013 ?

C. Tujuan

• Agar sebagai calon pendidik tidak salah dalam menerapkan kurikulum yang berlaku
• Agar tahu bagaimana perkembangan kurikulum itu sendiri.
• Agar tahu apa itu perbedaan antara ktsp dan k13

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau Kurikulum 2006 adalah


sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008
dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk
pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23
Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP).

Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI,
namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan
sekolah itu sendiri. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,
struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan
silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006
tentang Pelaksanaan SI dan SKL.

Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan
dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata
pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan
jenis pendidikan tertentu. Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan
kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat:kerangka dasar dan struktur
kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di
tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan. SKL digunakan sebagai pedoman
penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. SKL
meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran.
Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.

Penjelasan Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru diterapkan oleh


pemerintah untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang telah
berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaan di
Tahun 2013 dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi sekolah percobaan.

2
Ditahun 2014, Kurikulum 2013 sudah diterapkan di Kelas I, II, IV, dan V sedangkan
untuk SMP Kelas VII dan VIII dan SMA Kelas X dan XI. Diharapkan, pada tahun
2015 diharapkan telah diterapkan di seluruh jenjang pendidikan. Kurikulum 2013
memiliki tiga aspek penilaian, yaitu Aspek Pengetahuan, Aspek Ketrampilan, dan
Aspek Sikap dan Perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi
pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi
yang dirampingkan terlihat ada di Materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb, sedangkan
materi yang ditambahkan adalah Materi Matematika. Materi pelajaran tersebut
terutama Matematika disesuaikan dengan materi pembelajaran standar Internasional
sehingga pemerintah berharap dapat menyeimbangkan pendidikan di dalam negeri
dengan pendidikan di luar negeri.

B. Landasan

LANDASAN KTSP 2006


1) LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN KTSP
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
• Pasal 36 ayat (1) :’Pengembangan Kurikulum dilakukan dengan mengacu pada
Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.”
• Pasal 36 ayat (2) :” Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi, sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah dan peserta didik.”
• Pasal 38 ayat (2) :” Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan
sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan
Komite Sekolah/Madrasah di bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan
atau kantor Departemen Agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar, dan
provinsi untuk pendidikan menenga Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
• Pasal 1 ayat (15) ;” Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah
kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing
satuan pendidikan.
• Pasal 6 ayat (1) :” Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan dan khusus
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas :
➢ Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.
➢ Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan akhlak mulia.
➢ Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
➢ Kelompok mata pelajaran estetika.
➢ Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
• Pasal 6 ayat (4) :” Setiap kelompok mata pelajaran (KMP) dilaksanakan secara
holistik sehingga pembelajaran masing-masing kelompok mata pelajaran
mempengaruhi pemahaman dan/atau penghayatan peserta didik.

3
• Pasal 6 ayat (5) :” Semua kelompok mata pelajaran sama pentingnya dalam
menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan pada pendidikan
dasar dan menengah.
• Pasal 6 ayat (6) :” Kurikullum dan silabus SD/MI/SDLB/PAKET A, atau bentuk
lain yang sederajat, menekankan pentingnya kemampuan dan kegemaran
membaca dan menulis, kecakapan berhitung, serta kemampuan berkomunikasi.
• Pasal 8 ayat (1) :” Kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan
dituangkan dalam kompetensi pada setiap tingat dan/atau semester sesuai dengan
Standar Nasional Pendidikan. à SK/KD
• Pasal 13 dan 14 menekankan bahwa Kurikulum
SMP/MTs./SMPLB/SMA/MA/SMALB :
1. dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup.
2. Dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal.

LANDASAN KURIKULUM 2013


1. Landasan Yuridis
• Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
• PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
• PP No 23 tahun 2013 tentang Perubahan Standar Nasional Pendidikan
• Permendikbud No 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan
• Permendikbud No 64 tahun 2013 tentang Standar Isi
• Permendikbud No 65 tahun 2013 tentang Standar Proses
• Permendikbud No 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian
• Permendikbud No 67 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar Kurikulum
Kompetensi SD
• Permendikbud No 68 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar Kurikulum
Kompetensi SMP
• Permendikbud No 69 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar Kurikulum
Kompetensi SMA

2. Landasan Filosofis

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak


serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa (UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional). Untuk mengembangkan dan membentuk watak dan peradaban bangsa
yang bermartabat, pendidikan berfungsi mengembangkan segenap potensi peserta
didik “menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warganegara yang demokratis serta bertanggungjawab” (UU RI nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).

4
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional maka pengembangan
kurikulum haruslah berakar pada budaya bangsa, kehidupan bangsa masa kini, dan
kehidupan bangsa di masa mendatang.Pendidikan berakar pada budaya bangsa.
Proses pendidikan adalah suatu proses pengembangan potensi peserta didik
sehingga mereka mampu menjadi pewaris dan pengembang budaya bangsa.
Melalui pendidikan berbagai nilai dan keunggulan budaya di masa lampau
diperkenalkan, dikaji, dan dikembangkan menjadi budaya dirinya, masyarakat,
dan bangsa yang sesuai dengan zaman dimana peserta didik tersebut hidup dan
mengembangkan diri.

Peserta didik yang mengikuti pendidikan masa kini akan menggunakan apa
yang diperolehnya dari pendidikan ketika mereka telah menyelesaikan pendidikan
12 tahun dan berpartisipasi penuh sebagai warganegara. Atas dasar pikiran itu
maka konten pendidikan yang dikembangkan dari warisan budaya dan kehidupan
masa kini perlu diarahkan untuk memberi kemampuan bagi peserta didik
menggunakannya bagi kehidupan masa depan terutama masa dimana dia telah
menyelesaikan pendidikan formalnya.

Dengan demikian sikap, keterampilan dan pengetahuan yang menjadi


konten pendidikan harus dapat digunakan untuk kehidupan paling tidak satu
sampai dua dekade dari sekarang. Artinya, konten pendidikan yang dirumuskan
dalam Standar Kompetensi Lulusan dan dikembangkan dalam kurikulum harus
menjadi dasar bagi peserta didik untuk dikembangkan dan disesuaikan dengan
kehidupan mereka sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warganegara yang
produktif serta bertanggungjawab di masa mendatang.

3. Landasan Teoritis

Kurikulum dikembangkan atas dasar teori pendidikan berdasarkan standar


dan teori pendidikan berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standar adalah
pendidikan yang menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal hasil
belajar yang berlaku untuk setiap kurikulum. Standar kualitas nasional dinyatakan
sebagai Standar Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan tersebut
adalah kualitas minimal lulusan suatu jenjang atau satuan pendidikan.

Standar Kompetensi Lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan


keterampilan (PP nomor 19 tahun 2005). Standar Kompetensi Lulusan
dikembangkan menjadi Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan yaitu
SKL SD, SMP, SMA, SMK. Standar Kompetensi Lulusan satuan pendidikan
berisikan 3 (tiga) komponen yaitu kemampuan proses, konten, dan ruang lingkup
penerapan komponen proses dan konten. Komponen proses adalah kemampuan
minimal untuk mengkaji dan memproses konten menjadi kompetensi.

5
Komponen konten adalah dimensi kemampuan yang menjadi sosok manusia yang
dihasilkan dari pendidikan. Komponen ruang lingkup adalah keluasan lingkungan
minimal dimana kompetensi tersebut digunakan, dan menunjukkan gradasi antara
satu satuan pendidikan dengan satuan pendidikan di atasnya serta jalur satuan
pendidikan khusus (SMK, SDLB, SMPLB, SMALB).

Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk bersikap, menggunakan


pengetahuan dan keterampilan untuk melaksanakan suatu tugas di sekolah,
masyarakat, dan lingkungan dimana yang bersangkutan berinteraksi. Kurikulum
dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta
didik untuk mengembangkan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang
diperlukan untuk membangun kemampuan tersebut.

Pemahaman guru tentang kurikulum akan menentukan rancangan guru


(Rencana Program Pembelajaran/RPP) dan diterjemahkan ke dalam bentuk
kegiatan pembelajaran. Peserta didik berhubungan langsung dengan apa yang
dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran dan menjadi pengalaman langsung
peserta didik. Apa yang dialami peserta didik akan menjadi hasil belajar pada
dirinya dan menjadi hasil kurikulum. Oleh karena itu proses pembelajaran harus
memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk mengembangkan
potensi dirinya menjadi hasil belajar yang sama atau lebih tinggi dari yang
dinyatakan dalam Standar Kompetensi Lulusan.

4. Landasan Empiris

Pada saat ini perekonomian Indonesia terus tumbuh di tengah bayang-


bayang resesi dunia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 2005 sampai dengan
2008 berturut-turut 5,7%, 5,5%, 6,3%, 2008: 6,4% negara ASEAN sebesar 6,5 –
6,9 % (Agus D.W. Martowardojo, dalam Rapat Paripurna DPR, 31/05/2012).
Momentum pertumbuhan ekonomi ini harus terus dijaga dan ditingkatkan.
Generasi muda berjiwa wirausaha yang tangguh, kreatif, ulet, jujur, dan mandiri,
sangat diperlukan untuk memantapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa
depan.

Generasi seperti ini seharusnya tidak muncul karena hasil seleksi alam,
namun karena hasil gemblengan pada tiap jenjang satuan pendidikan dengan
kurikulum sebagai pengarahnya.Sebagai negara bangsa yang besar dari segi
geografis, suku bangsa, potensi ekonomi, dan beragamnya kemajuan
pembangunan dari satu daerah ke daerah lain, sekecil apapun ancaman disintegrasi
bangsa masih tetap ada. Kurikulum harus mampu membentuk manusia Indonesia
yang mampu menyeimbangkan kebutuhan individu dan masyarakat untuk
memajukan jatidiri sebagai bagian dari bangsa Indonesia dan kebutuhan untuk
berintegrasi sebagai satu entitas bangsa Indonesia.
6
Kecenderungan menyelesaikan persoalan dengan kekerasan dan kasus
pemaksaan kehendak sering muncul di Indonesia. Kecenderungan ini juga
menimpa generasi muda, misalnya pada kasus-kasus perkelahian massal.
Walaupun belum ada kajian ilmiah bahwa kekerasan tersebut bersumber dari
kurikulum, namun beberapa ahli pendidikan dan tokoh masyarakat menyatakan
bahwa salah satu akar masalahnya adalah implementasi kurikulum yang terlalu
menekankan aspek kognitif dan keterkungkungan peserta didik di ruang
belajarnya dengan kegiatan yang kurang menantang peserta didik. Oleh karena itu,
kurikulum perlu direorientasi dan direorganisasi terhadap beban belajar dan
kegiatan pembelajaran yang dapat menjawab kebutuhan ini.

Berbagai elemen masyarakat telah memberikan kritikan, komentar, dan


saran berkaitan dengan beban belajar siswa, khususnya siswa sekolah dasar.
Beban belajar ini bahkan secara kasatmata terwujud pada beratnya beban buku
yang harus dibawa ke sekolah. Beban belajar ini salah satunya berhulu dari
banyaknya mata pelajaran yang ada di tingkat sekolah dasar. Oleh karena itu
kurikulum pada tingkat sekolah dasar perlu diarahkan kepada peningkatan 3 (tiga)
kemampuan dasar, yakni baca, tulis, dan hitung serta pembentukan karakter.

Mulai tahun pelajaran 2013/2014, kurikulum SD/SMP/SMA/SMK


mengalami perubahan-perubahan antara lain mengenai proses pembelajaran,
jumlah mata pelajaran, dan jumlah jam pelajaran.

C. Prinsip

Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


Kurikulum merupakan salah satu indikator yang menentukan berhasil tidaknya suatu
pendidikan dan harus dikelola secara baik dan profesional. Pengembangan KTSP
berdasarkan prinsip bahwa sebaiknya dilakukan secara terus-menerus untuk merespon
dan mengantisipasi perkembangan dan tuntutan zaman. Prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum adalah :
1. prinsip relevansi, yaitu kesesuaian antara program pendidikan dengan tuntunan
kehidupan masyarakat. Pendidikan dikatakan relevan bila hasil yang diperoleh
akan berguna bagi kehidupan seseorang.
2. prinsip efektivitas, yaitusejauh mana perencanaan kurikulum dapat dicapai sesuai
dengan keinginan yang telah ditentukan.
3. prinsip efisiensi, yaitu dengan modal atau biaya, tenaga, dan waktu yang sekecil-
sekecilnya akan dicapai hasil yang memuaskan.
4. prinsip kesinambungan, yaitu saling terkait antara tingkat pendidikan, jenis
program pendidikan, dan bidang studi.
5. prinsip fleksibilitas, yaitu tidak kaku dan adanya ruang gerak yang memberikan
kebebasan dalam bertindak.

7
6. prinsip berorientasi tujuan, yaitu sebelum bahan ditentukan, langkah yang perlu
dilakukan oleh seorang pendidik adalah menentukan tujuan terlebih dahulu
sehingga dapat menentukan secara tepat metode mengajar, alat pengajaran, dan
evaluasi.
7. prinsip dan model pengembangan kurikulum, yaitu pengembangankurikulum
dilakukan secara bertahap dan terus menerus dengan implikasi bahwa kurikulum
senantiasa mengalami revisi dan bersifat dinamis (Idi 2007, hlm. 179-183)

Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum tersebut merupakan dasar pokok untuk


mengkaji pembelajaran dan pengembangan kurikulum lebih lanjut. Kurikulum tidak
terbatas pada sejumlah mata pelajaran saja, melainkan meliputi segala sesuatu yang
dapat mempengaruhi perkembangan siswa, seperti; bangunan sekolah, alat pelajaran,
perlengkapan, perpustakaan, gambar-gambar, halaman sekolah, dan lain-lain yang
pada gilirannya menyediakan kemungkinan belajar secara efektif.

Khusus untuk kurikulum tingkat satuan pendidikan atau KTSP telah dikembangkan
sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah
koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama
kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.
Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada panduan
penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan pertimbangan
komite sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP untuk pendidikan khusus dikoordinasi
dan disupervisi oleh dinas pendidikan propinsi dan berpedoman pada SI dan SKL serta
panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP.

D. Struktur Kurikulum

Dalam kerangka dasar dan struktur kurikulum 2006, khususnya mengenai struktur
kurikulum SD/MI, salah satunya ditentukan bahwa pembelajaran pada kelas I sampai
III dilaksanakan melalui pendekatan tematik (BNSP, 2006). Penetapan pendekatan
tematik pada pembelajaran di SD dikarenakan perkembangan siswa pada kelas rendah
sekolah dasar pada umumnya berada pada tingkat perkembangan yang masih melihat
segala sesuatu sebagai satu keutuhan serta baru mampu memahami hubungan antara
konsep secara sederhana. Pembelajaran yang dilakukan dengan mata pelajaran yang
terpisah akan menyebabkan kurang mengembangkan siswa untuk berpikir holistic dan
membuat kesulitan bagi siswa untuk mengaitkan konsep dengan kehidupan nyata
mereka sehari-hari.

Dalam Standar Isi Kurikulum 2006 disebutkan bahwa peningkatan mutu


pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya
melalui olahhati, olahpikir, olahrasa, dan olahraga agar memiliki daya saing dalam
menghadapi tantangan global (BSNP, 2006: 3).

8
Ini berarti bahwa tujuan pendidikan harus memberikan pengetahuan dan ketrampilan
secara holistic pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Berdasarkan
karakteristik siswa tingkat sekolah dasar, maka pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik siswa tersebut adalah pembelajaran tematik, pembelajaran yang dapat
mengembangkan kemampuan siswa baik pada aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik, dan pembelajaran yang dapat mengembangkan ketrampilan tingkat
tinggi kepada siswa mulai tingkat sekolah dasar, agar siswa mampu menghadapi
persaingan global.

Pentingnya menyiapkan siswa dalam menyongsong abat ke 21 dan persaingan


global, maka guru harus memulai memberikan ketrampilan ketiga ranah dalam
pembelajaran. Apalagi Pemerintah akan memberlakukan kurikulum 2013 yang
berorientasi untuk menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan
afektif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan
pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi (Sisdiknas, 2012). Untuk menghasilkan
insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, tidak bisa terwujud tanpa
memberikan ketrampilan tingkat tinggi kepada siswa. Guru harus memulai
memberikan ketrampilan tingkat tinggi kepada siswa sekolah dasar.

Kurikulum 2013 yang terkait dengan standar isi mengurangi jumlah mata pelajaran
tetapi menambah jumlah jam pelajaran untuk setiap mata pelajaran.
a. Proporsi kompetensi untuk tiap jenjang Pembahasan tentang rambu-rambu
ketercapaian kompetensi yang terdiri dari empat ranah sikap, yaitu ranah sikap
spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan (Yani, 2013) dalam
kurikulum 2013 masih sangat terbatas.
b. Kerangka dasar dan struktur kurikulum 2013 Kurikulum 2013 dikembangkan
berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam dan diarahkan untuk
membangun kehidupan yang lebih baik. Proses pendidikan pada Kurikulum 2013
memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk mengembangkan potensi
yang ada di dalam dirinya. Landasan teoritis kurikulum 2013 mengacu pada
“pendidikan terstandar” dan “berbasis kompetensi”. Pendidikan terstandar atau
standardbased education adalah pendidikan yang menetapkan adanya standar
nasional sebagai kualitas minimal warganegara. Sedangkan pendidikan yang
berbasis kompetensi atau competency-based curriculum dirancang untuk
mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan peserta didik secara total.
Kurikulum 2013 menambah jumlah jam pelajaran Kurikulum 2013 memiliki misi
untuk jam pelajaran karena untuk meningkatkan kompetensi tidak cukup waktu
jika hanya menyediakan waktu seperti pada kurikulum sebelumnya.

9
E. PERBEDAAN KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013

Kurikulum KTSP Kurikulum 2013


Standar Isi ditentukan terlebih dahulu SKL (Standar Kompetensi Lulusan)
melaui Permendiknas No 22 Tahun 2006. ditentukan terlebih dahulu, melalui
Setelah itu ditentukan SKL (Standar Permendikbud No 54 Tahun 2013. Setelah
Kompetensi Lulusan) melalui itu baru ditentukan Standar Isi, yang
Permendiknas No 23 Tahun 2006 bebentuk Kerangka Dasar Kurikulum, yang
dituangkan dalam Permendikbud No 67, 68,
69, dan 70 Tahun 2013
lebih menekankan pada aspek pengetahuan Aspek kompetensi lulusan ada
keseimbangan soft skills dan hard skills
yang meliputi aspek kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan
di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas
I-III I-VI
Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan Jumlah jam pelajaran per minggu lebih
jumlah mata pelajaran lebih banyak banyak dan jumlah mata pelajaran lebih
dibanding Kurikulum 2013 sedikit dibanding KTSP
Standar proses dalam pembelajaran terdiri Proses pembelajaran setiap tema di jenjang
dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi SD dan semua mata pelajaran di jenjang
SMP/SMA/SMK dilakukan dengan
pendekatan ilmiah (saintific approach),
yaitu standar proses dalam pembelajaran
terdiri dari Mengamati, Menanya,
Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan,
dan Mencipta.
TIK sebagai mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)
bukan sebagai mata pelajaran, melainkan
sebagai media pembelajaran
Penilaiannya lebih dominan pada aspek Standar penilaian menggunakan penilaian
pengetahuan otentik, yaitu mengukur semua kompetensi
sikap, keterampilan, dan pengetahuan
berdasarkan proses dan hasil.
Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib Pramuka menjadi ekstrakuler wajib
Penjurusan mulai kelas XI Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X untuk
jenjang SMA/MA
BK lebih pada menyelesaikan masalah BK lebih menekankan mengembangkan
siswa potensi siswa

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari data data di atas kami dapat mengambil kesimpulan bahwa antara KTSP 2006 dan
Kurikulum 2013 itu bertujuan sama hanya saja apa apa saja yang di anggap kurang
efektif penerapannya pada KTSP 2006 di luruskan di Kurikulum 2013. Perbedaan
antara KTSP dan Kurikulum 20013 bukan menandakan pertentangan tapi adalah
pembenaran dari kurikulum sebelumnya.

B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh sekali dari kata-kata sempurna,
untuk kedepannya penulis akan lebih jelas dan lebih fokus lagi dalam menerangkan
penjelasan mengenai makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih lengkap dan
lebih banyak lagi, dan tentunya bisa untuk dipertanggung jawabkan.

11

Anda mungkin juga menyukai