Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN

KEPRIBADIAN

DISUSUN OLEH :

EKA NURSAFITRI HASIBUAN

190220019

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2019 / 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari segi
isi, penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Oleh karena itu, segala  kritik dan
saran yang bersifat membangun guna perbaikan makalah ini selanjutnya, akan kami terima
dengan senang hati.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Karena tanpa bantuan dari mereka makalah ini tak
akan dapat kami selesaikan dengan baik. Semoga informasi yang ada dalam
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
Bukit indah , 19 desember 2019

                                                                                        Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia berbeda dari binatang.Perilaku pada binatang dikendalikan oleh instink/naluri


yang merupakan bawaan sejak awal kehidupannya. Binatang tidak menentukan apa yang
harus dimakannya, karena hal itu sudah diatur oleh naluri. Binatang dapat hidup dan
melakukan hubungan berdasarkan nalurinya
Manusia merupakan mahluk tidak berdaya kalau hanya mengandalkan
nalurinya.Naluri manusia tidak selengkap dan sekuat pada binatang.Untuk mengisi
kekosongan dalam kehidupannya manusia mengembangkan kebudayaan. Manusia harus
memutuskan sendiri apa yang akan dimakan dan juga kebiasaan-kebiasaan lain yang
kemudian menjadi bagian dari kebudayaannya. Manusia mengembangkan kebiasaan tentang
apa yang dimakan, sehingga terdapat perbedaan makanan pokok di antara
kelompok/masyarakat. Demikian juga dalam hal hubungan antara laki-laki dengan
perempuan, kebiasaan yang berkembang dalam setiap kelompok menghasilkan bermacam-
macam sistem pernikahan dan kekerabatan yang berbeda satu dengan lainnya.
Dengan kata lain, kebiasaan-kebiasaan pada manusia/masyarakat diperoleh melalui proses
belajar, yang disebut sosialisasi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan sosialisasi?
2. Apa tujuan sosialisasi?
3. Faktot – faktor apa sajakah yang mempengaruhi proses sosialisasi?
4. Bagaimana tahap – tahap sosialisai?
5. Media apa sajakah yang dapat membentuk kepribadian?
6. Apa sajakah jenis – jenis sosialisasi?
7. Bagaimanakah sosialisasi sebagai pembentuk kepribadian?

C. TUJUAN
- Untuk mengetahui pengertian dan tujuan sosialisasi
- Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi proses sosialisasi
- Untuk mengetahui tahap – tahap sosialisasi
- Untuk mengetahui media yang dapat membentuk kepribadian
- Untuk mengetahui jenis – jenis sosialisasi
- Untuk mengetahui sosialisasi sebagai pembentuk kepribadian
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SOSIALISASI

Secara sederhana sosialisasi adalah sebagai sebuah proses seumur hidup yang
berkenaan dengan cara individu mempelajari hidup, norma, dan nilai sosial yang terdapat
dalam kelompoknya agar dapat berkembang menjadi pribadi yang dapat diterima oleh
kelompoknya. Adapun definisi sosialisasi menurut para ahli antara lain:

1. Charlotte Buhler
Sosialisasi adalah proses yang membantuk individu-individu belajar dan menyesuaikan diri,
tentang cara hidup dan berpikir kelompoknya agar dia dapat berperan dan berfungsi dalam
kelompoknya.
2. Peter Berger
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang
berpartisipasi dalam masyarakat.
3. Bruce J. Cohen
Sosialisasi adalah proses-proses manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakat
untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitasnya agar berfungsi dengan baik
sebagai individu maupun sebagai anggota.

B. TUJUAN SOSIALISASI

 Memberi keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melangsungkan


kehidupan seseorang kelak ditengah-tengah masyarakat tempat dia menjadi salah satu
anggotanya.
 Menambah kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien serta mengembangkan
kemampuannya untuk membaca, menulis, dan bercerita.
 Membantu pengendalian fungsi organik yang dipelajari melalui latihan mawas diri yang
tepat.
 Membiasakan individu dengan dengan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada
masyarakat.
 Untuk mengetahui lingkungan alam sekitar.
 Untuk mengetahui lingkungan sosial, tempat individu bertempat tinggal termasul
lingkungan sosial yang baru.
 Untuk mengetahui nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat.
 Untuk mengetahui lingkungan sosial-budaya suatu masyarakat.

C. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES SOSIALISASI

Faktor intrinsik, merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang.
Seringkali disebut dengan pembawaan atau warisan biologis. Bentuk nyata dari faktor
intrinsik ini antara lain postur tubuh, golongan darah, bakat-bakat seni, olahraga, ketrampilan-
ketrampilan, IQ atau tingkat kecerdasan, dll.

Faktor ekstrinsik, adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri seorang individu.
Faktor ekstrinsik ini berupa faktor lingkungan sosial budaya, tempat seorang individu hidup
dan melaksanakan pergaulan dengan warga masyarakat yang lain. Adapun kondisi faktor
ekstrinsik antara lain, kondisi lingkungan masyarakat setempat, kondisi lingkungan pergaulan,
kondisi lingkungan pendidikan, kondisi lingkungan pekerjaa, kondisi lingkungan masyarakat
luas, termasuk sebagai sarananya adalah media massa baik media massa cetak maupun
elektronik.

D. TAHAP – TAHAP SOSIALISASI

Tahapan sosialisasi menurut George Herbert Mead dapat dibedakan melalui tahap-tahap:
1. Tahap persiapan (preparatory stage)
Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan saat seorang anak mempersiapkan diri
untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada
tahap ini juga, anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.
2. Tahap meniru (play stage)
Tahap ini ditandai dengan makin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran
yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang nama
diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dsb. Dengan kata lain kemampuan untuk
menempatkan diri pada posisi orang lain jika mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran
bahwa dunia sosial manusia berisikan orang-orang yang jumlahnya banyak telah mulai
terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi
pembentukan dan bertahannya diri yakni asal anak menyerap nilai dan norma. Bagi seorang
anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti (significant other).
3. Tahap siap bertindak (game stage)
Peniruan yang dilakukan sudah mulah berkurang dan digantikan oleh peran secara
langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri
pada posisi orang lain juga meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain
secara bersama-sama. Anak mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan
bekerjasama dengan teman-temannya. Pada tahap ini, lawan berinteraksi makin banyak dan
mulai berhubungan dengan taman-temannya yang sebaya di luar rumah. Bersama dengan itu,
anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.
4. Tahap penerimaan norma kolektif (generalized stage)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Anak sudah dapat menempatkan
dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, anak dapat bertenggang rasa
tidak hanya dengna orang-orang yang berinteraksi dengannya tetapi juga dengan masyarakat
secara luas. Manusia secara dewasa menyadari peraturan, kemampuan, bekerjasama bahkan
dengan orang lain yang tidak dikenalnya menjadi mantap. Manusia dengan perkembandan diri
pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.

E. MEDIA SOSIALISASI DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN

1. Media sosialisasi keluarga


Dalam keadaan normal, lingkungan pertama yang berhubungan dengan anak adalah
orangtua, saudara-saudara, serta mungkin kerabat dekat yang tinggal serumah. Melalui
lingkungan, anak mengenal dunia sekitarnya, dan pola pergaulan sehari-hari.
Dalam lingkungan keluarga dikenal dua macam pola sosialisasi, yaitu:
A. Sosialisasi represif
Ciri-ciri sosialisasi represif antara lain:
- Menghukum perilaku yang keliru
- Hukuman dan imbalan materil
- Kepatuhan anak kepada orangtua
- Komunikasi sebagai perintah
- Komunikasi non verbal

B. Sosialisasi partisipasif
Ciri-ciri sosialisasi partisipasif antara lain:
- Pemberian imbalan dan sanksi
- Hukuman dan imbalan simbolis
- Otonomi anak
- Komunikasi sebagai interaksi
- Komunikasi verbal
2. Media sosialisasi teman sepermainan
Peranan positif dari kelompok persahabatan bagi perkembangan kepribadian anak, yaitu:
1. Remaja merasa aman dan dianggap penting dalam kelompok persahabatan.
2. Remaja dapat tumbuh dengan baik dalam kelompok persahabatan.
3. Remaja mendapat tempat yang baik bagi penyaluran rasa kecewa, takut, khawatir,
tertekan, gembira yang mungkin tidak di dapatkan di rumah.
3. Media sosialisasi sekolah
Fungsi sekolah dalam proses sosialisasi adalah memberikan pengetahuan dan
keterampilan yang di perlukan siswa serta membentuk kepribadian siswa agar sesuai dengan
nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat.
4. Media sosialisasi lingkungan kerja
Lingkungan kerja juga mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan
kepribadian seseorang. Di lingkungan kerja, seseorang akan berinteraksi dengan teman
sekerja, pimpinan dan relasi bisnis. Dalam proses interaksi akan terjadi proses saling
mempengaruhi. Pengaruh-pengaruh itu akan menjadi bagian dari dirinya.
5. Media massa sebagai media sosialisasi
Media massa merupakan alat sosialisasi yang penting karena dapat membantu
memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang norma-norma dan nilai-nilai yang ada
dalam masyarakat.

F. JENIS – JENIS SOSIALISASI


1. Sosialisasi primer
Pengertian sosialisasi primer menurut Peter L Berger dan Luckmann adalah sosialisasi
pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota keluarga
(masyarakat). Sosialisasi primer berlangsung saat berusia 1-5 tahun atau saat anak belum
masuk ke sekolah.
2. Sosialisasi sekunder
Sosialisasi sekunder adalah proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang
memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat.proses dsosialisasi,
yaitu proses pencabutan identitas diri yang lama dan dilanjutkan dengan resosialisasi, yaitu
pemberian identitas baru yang didapat melalui institusi sosial.

G. SOSIALISASI SEBAGAI PEMBENTUK KEPRIBADIAN


Kepribadian seseorang diperoleh karena adanya proses sosialisasi ketika individu
belajar dari lingkungan sosial sedikit demi sedikit.
1. Pengertian kepribadian
Menurut beberapa ahli :
A. Theodore M. Newcomb seorang sosiolog berkebangsaan Amerika (dalam soisologi suatu
pengantar, soerjono soekanto, 1990) menyatakan bahwa kepribadian merupakan organisasi
sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang dari perlakunya.
B. Roucek dan warren dalam buku mereka yang berjudul “sociology and introduction”
mendefinisikan kepribadian sebagai organisasi factor-faktor biologis, psikologi, dan
sosiologis yang mendasari perilaku seorang individu.
C. Koentjaraningrat, seorang ahli antropologi Indonesia (dalam bukunya pengantar
antropologi I, 1996) menyatakan kepribadian sebagai susunan dari unsure-unsur akal dan jiwa
yang menentukan tingkah laku atau tindakan seorang individu.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa:
- Kepribadian merupakan abstraksi dari pola perilaku  ,
- Kepribadian merupakan cirri-ciri watak yang khas dan konsisten sebagai identitas seorang
individu, dan
- Kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan, skiap dan berbagai sifat yang khas apabila
seseorang berhubungan dengan orang lain

2. Faktor pembentuk kepribadian


Perbedaan kepribadian terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1. Warisan biologis, biasanya berupa bawaan ayah, ibu, nenek, dan kakek. Pengaruh ini
tampak pada intelegensi dan kematangan fisik.
2. Lingkungan alam, perbedaan iklim, topografi, dan SDA menyebabkan manusia harus
menyesuaikan diri terhadap alam.
3. Lingkungan sosial, kelompok tempat bergabung seperti lingkungan keluarga, sekolah,
kerja, dan masyarakat luas, juga dapat mempengaruhi kepribadian seseorang.
4. Lingkungan budaya, perbedaan kebudayaan dalam setiap masyarakat dapat
mempengaruhi kepribadian seseorang.
5. Pengalaman yang unik, kepribadian seseorang akan dipengaruhi oleh sejumlah
pengalaman yang dilalui dalam hidupnya
   3. Tahapan perkembangan kepribadian sebagai hasil sosialisasi
            a.       Tahap pertama merupakan proses perkembangan kepribadian seseorang dimulai
ketika anak berusia 1-2 tahun.
     b.      Tahap kedua merupakan tahap dimana rasa ego yang sudah dimiliki oleh seorang
anak mulai berkembang karakternya sesuai dengan tipe pergaulan yang ada dilingkungan
sekitar anak tersebut, termasuk pula struktur tata nilai dan budayanya.
      c.       Tahap ketiga merupakan tahap kedewasaan yang berlangsung ketika seseorang
berusia antara    25-28 tahun.
4. Sosialisasi nilai dan norma dalam pembentukan kepribadian
Sosialisasi berperan dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian seseorang
dipengaruhi oleh nilai dan norma sosial kebudayaan yang berlaku di lingkungan sekitar. Nilai
dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat diperkenalkan kepada generasi selanjutnya
melalui proses sosialisasi. Melalui proses sosialisasi ini, masyarakat dapat mewariskan nilai
dan norma sosial budaya pada generasi selanjutnya.
5. Tipe-tipe Kebudayaan khusus
Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar :
·     factor kedaerahan. Di sini dijumpai kepribadian yang saling berbeda antara individu-
individu yang merupakan anggota suatu masyarakat tertentu, karena masing-masing tinggal di
daerah yang tidak sama dan dengan kebudayaan-kebudayaan khusus yang tidak sama pula.
Contoh adat-istiadat melamar mempelai di Minangkabau berbeda dengan adat-istiadat
melamar mempelai di Lampung. 
·      Kebudayaan khusus kelas sosial. Di dalam setiap masyarakat akan dijumpai lapisan
sosial karena setiap masyarakat mempunyai sikap menghargai yang tertentu pula. 
·     Kebudayaan khusus atas asar agama. Agama juga mempunyai pengaruh besar di
dalam membentuk kepribadian seorang individu. Bahkan adanya berbagai madzhab di dalam
satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda pula di kalangan umatnya. 
·     Kebudayaan berdasarkan profesi. Pekerjaan atau keahlian juga memberi pengaruh
besar pada kepribadian seseorang. Kepribadian seorang dokter, misalnya, berbeda dengan
kepribadian seorang pengacara, dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan
cara-cara mereka bergau
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sosialisasi adalah proses belajar atau dalam terminasi sosiologi. Manfaat sosialisasi,
masyarakat dapat memahami perilaku mana yang harusnya diperbolehkan, dan yang tidak
diperbolehkan
Melalui sosialisasi para generasi masyarakat dapat belajar tentang bagaimana mereka
seharusnya bertingkah laku dalam kondisi sosial tertentu ketika berhubungan dengan orang
lain. Setiap individu memiliki kepribadian melalui sosialisasi sejak dilahirkan. Kepribadian
Menunjuk pada pengaturan sikap-sikap sesorang yang berbuat, berfikir, dan merasakan,
khusunya apabila dia berhubungan dengan orang lain atau menanggapi satu keadaan. Konsep
kepribadian adalah konsep yang luas sehingga tidak mungkin dapat merumuskan satu definisi
yang tajam tapi dapat mencangkup keseluruhannya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Muin idianto,2006,sosiologi SMA/MA jilid 1 untuk kelas X,jl.H. Baping Raya No.100
Ciracas,jakarta 13740,Penerbit Erlangga.
2. Ali nur,S.Pd,ktsp 2006, sosiologi SMA-MA/X/semester genap,jawa timur,tim penulis
modul sosiologi.
3. Setiadi,elly M.,Kolip, Usman.(2010)”pengantar sosiologi”.jakarta:kencana.

Anda mungkin juga menyukai