STRUKTUR ATOM
O L E H:
KELOMPOK 3
ADEN SYAHRULLAH TARIGAN
AJENG SYAHFITRI
MIFTHAHUL JANNI
NICKY ARWITHA
RAHMAD HIDAYAT
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan
karya tulis ilmiah dengan judul “STRUKTUR ATOM”. Karya tulis ilmiah ini
disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok dalam mata kuliahan Kimia.
Atas bimbingan bapak/ibu dosen dan saran dari teman-teman maka
disusunlah karya tulis ilmiah ini. Semoga dengan tersusunnya makalah ini
diharapkan dapat berguna bagi kami semua dalam memenuhi salah satu syarat
tugas kami di perkuliahan. Karya tulis ini diharapkan bisa bermanfaat dengan
efisien dalam proses perkuliahan.
Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari
berbagai pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
terkait. Dalam menyusun karya tulis ini penulis telah berusaha dengan segenap
kemampuan untuk membuat karya tulis yang sebaik-baiknya.
Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
makalah ini, oleh karenanya kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah
ini bisa menjadi lebih baik.
Demikianlah kata pengantar karya tulis ini dan penulis berharap semoga
karya ilmiah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya. Amin.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
1. Perkembangan Teori Atom
2. Bilangan Kuantum
3. Bentuk dan Orientasi Orbital
4. Konfigurasi Elektron
5. Lambang Unsur
6. Isotop, Isobar, dan Isoton Suatu Unsur
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, kita bisa menentukan rumusan masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini, yaitu :
1. Bagaimanakah perkembangan teori atom ?
2. Bagaimanakah deskripsi struktur atom?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan karya ilmiah ini, yaitu :
1. Sebagai salah satu syarat dalam mengikuti mata kuliah Kimia.
2. Menambah wawasan tentang struktur atom.
3. Mengetahui perkembangan teori atom.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dalam penulisan karya ilmiah ini, yaitu :
1. Sebagai pedoman untuk menambah pengetahuan dalam membuat suatu karya ilmiah.
2. Sebagai referensi bagi penulis dalam pembuatan makalah berikutnya.
3. Sebagai bahan bacaan.
BAB II
PEMBAHASAN
s 1 2
p 3 6
d 5 10
f 7 14
g 9 18
h 11 22
i 13 26
Orbital-orbital dalam satu subkulit mempunyai tingkat energi yang sama,
sedangkan orbital-orbital dari subkulit berbeda, tetapi dari kulit yang sama mempunyai
tingkat energi yang bermiripan.
2. Bilangan Kuantum
Untuk menggambarkan letak elektron-elektron dalam atom dikenalkan istilah
bilangan kuantum. Dalam teori mekanika kuantum, dikenal empat macam
bilangan kuantum, yaitu bilangan kuantum utama(n), bilangan kuantum azimuth(l),
bilangan kuantum magnetik(m), dan bilangan kuantum spin(s).
2.1 Bilangan Kuantum Utama (n)
Bilangan kuantum utama (n) menyatakan kulit tempat orbital berada. Bilangan
kuantum utama (n) diberi nomor dari n = 1 sampai dengan n = ~ . Kulit-kulit tersebut
disimbolkan dengan huruf, dimulai huruf K, L, M, N, dan seterusnya.
Bilangan kuantum utama (n) terkait dengan jarak rata-rata lautan elektron dari inti
(jari-jari = r). Jika nilai n semakin besar, maka jaraknya dengan inti semakin besar pula.
Bilangan kuantum utama terdiri atas orbital-orbital yang diberi simbol s, p, d, f, g, h, i,
dan seterusnya, yang kemudian dikenal dengan bilangan kuantum azimut.
2.2 Bilangan Kuantum Azimut (l)
Bilangan kuantum azimuth (l) membagi kulit menjadi orbital-orbital yang lebih
kecil (subkulit). Untuk setiap kulit n, memiliki bilangan kuantum azimuth (l) mulai l = 0
sampai l = (n – 1). Biasanya subkulit dengan l = 1, 2, 3, …, (n – 1) diberi simbol s, p, d,
f, dan seterusnya. Bilangan kuantum azimuth (l) menggambarkan bentuk orbital. Selain
itu, pada atom yang memiliki dua elektron atau lebih bilangan kuantum azimuth(l) juga
menyatakan tingkat energi. Untuk kulit yang sama, energi subkulit akan meningkat
dengan bertambahnya nilai l. Jadi, subkulit s memiliki tingkat energi yang terendah,
diikuti subkulit p, d, f, dan seterusnya.
3.1 Orbital s
Orbital yang paling sederhana untuk dipaparkan adalah orbital s. Bentuk orbital s
memiliki satu orbital dengan bentuk seperti bola, sehingga tidak tergantung pada sudut
manapun. Orbital s hanya terdapat 1 nilai m, sehingga hanya terdapat 1 orientasi, yaitu
sama ke segala arah.
3.2 Orbital p
Orbital p berbentuk cuping-dumbbell (bagai balon terpilin). Subkulit p memiliki
tiga orbital. Pada subkulit ini terdapat 3 nilai m (–1, 0, +1) sehingga terdapat 3 orientasi
yang satu dan lainnya membentuk sudut 90o.
3.3 Orbital d
Orbital d memiliki 5 orbital dengan bentuk yang kompleks dan orientasi yang
berbeda. Empat orbital pertama memiliki bentuk yang sama, sedangkan satu orbital
memiliki bentuk yang berbeda. Kelima orbital itu adalah dxy, dxz, dyz, x2y2 d , dan 2 z
d . Untuk lebih jelas, perhatikan gambaran orbital subkulit d di bawah ini :
3.4 Orbital f
Orbital f (mempunyai 7 orbital) dan dikelompokan menjadi tiga kelompok, yaitu
1. kelompok pertama : fxyz
2. kelompok kedua : fx(z2 - y2) , fy(z2 - x2) , fz(x2 - y2)
3. kelompok ketiga : fx3 , fy3 , fz3
4. Konfigurasi Elektron
Suatu cara penulisan yang menunjukkan distribusi elektron dalam orbital-orbital
pada kulit utama dan subkulit disebut konfigurasi elektron. Pada penulisan konfigurasi
elektron perlu dipertimbangkan tiga aturan (asas), yaitu prinsip Aufbau, asas larangan
Pauli, dan kaidah Hund.
4.1 Prinsip Aufbau
Elektron-elektron dalam suatu atom berusaha untuk menempati subkulit-subkulit
yang berenergi rendah, kemudian baru ke tingkat energi yang lebih tinggi. Dengan
demikian, atom berada pada tingkat energi minimum. Inilah yang
disebut prinsip Aufbau.
Jadi, pengisian orbital dimulai dari orbital 1s, 2s, 2p, dan seterusnya. Pada
gambar dapat dilihat bahwa subkulit 3d mempunyai energi lebih tinggi daripada subkulit
4s. Oleh karena itu, setelah 3p terisi penuh maka elektron berikutnya akan mengisi
subkulit 4s, baru kemudian akan mengisi subkulit 3d.
5. Lambang Unsur
5.1 Nomor Atom
Nomor atom menunjukkan jumlah muatan positif dalam inti atom (jumlah
proton). Menurut Henry Moseley (1887–1915) jumlah muatan positif setiap unsur
bersifat karakteristik, jadi unsur yang berbeda akan mempunyai nomor atom yang
berbeda. Untuk jumlah muatan positif (nomor atom) diberi lambang Z.
Jika atom bersifat netral, maka jumlah muatan positif (proton) dalam atom
harus sama dengan jumlah muatan negatif (elektron). Jadi, nomor atom = jumlah
proton = jumlah elektron.
Z = np = ne
n = jumlah
Perbandingan Muatan
Partikel Lambang Massa (g) dengan
Satuan Coloumb
massa proton
Proton P 1,673x10–24 1 +1 1,6x10–19
Neutron N 1,675x10–24 1 0 0
–28
Electron E 9,109x10 -1 1,6x10–19
Atom terdiri atas proton, neutron, dan elektron. Jadi, Massa atom =
(massa p + massa n) + massa e. Massa elektron jauh lebih kecil dari pada massa
proton dan massa neutron, maka massa elektron dapat diabaikan. Dengan
demikian:
Massa atom = massa p + massa n
Massa atom dinyatakan sebagai nomor massa dan diberi lambang A. Jadi:
Nomor massa = jumlah proton + jumlah neutron
Untuk mendapatkan jumlah n dalam inti atom dengan cara:
n=A–Z
Jika X adalah lambang unsur, Z (nomor atom), dan A (nomor massa), maka unsur
X dapat dinotasikan:
Notasi Unsur Z A p e n
Hidrogen 1 1 1 1 1-1=0
Lithium 3 7 3 3 7-3=4
Radioisotop Kegunaan
O-18 Mengetahui mekanisme reaksi esterifikasi
Mempelajari peredaran darah manusia dan mendeteksi
Na-24
kebocoran pipa dalam tanah
I-131 Mempelajari kelainan pada kelenjar tiroid
Fe-59 Mengukur laju pembentukan sel darah merah dalam tubuh
Co-60 Pengobatan kanker
P-32 Mempelajari pemakaian pupuk pada tanaman
Menentukan umur fosil dan mengetahui kecepatan terjadinya
C-14
senyawa pada fotosintesis
6.2 Isobar
Isobar adalah unsur-unsur yang memiliki nomor atom berbeda tetapi nomor
massa sama. Sehingga antara dan adalah isobar.
6.3 Isoton
Atom-atom unsur berbeda (nomor atom berbeda) yang mempunyai jumlah
neutron sama disebut isoton. Contohnya dan yang sama-sama berneutron 7.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari subbab pembahasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa atom
telah banyak menghasilkan berbagai perspektif definisinya dari beberapa ilmuwan
dan telah banyak mengalami perkembangan dari masa ke masa karena adanya
penelitian yang lebih lanjut, mulai dari tahun 1803 oleh John Dalton, 1897 oleh
Joseph John Thomson, 1911 oleh Ernest Rutherford, 1900 oleh Max Planck, 1913
oleh Niels Bohr, 1924 oleh Louis de Broglie, dan 1927 oleh Werner Heisenberg.
Selain itu, atom tersusun atas proton, elektron dan neutron serta memiliki nomor
atom dan nomor massa atom. Unsur atom juga memiliki harga bilangan kuantum
yang terdiri atas bilangan kuantum utama, bilangan kuantum azimuth, bilangan
kuantum magnetik dan bilangan kuantum spin. Elektron pada atom memiliki
konfigurasi dan cara penulisan konfigurasi elektron tersebut harus sesuai dengan
Prinsip Aufbau, Kaidah Hund dan Larangan Pauli.
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan dalam penulisan karya ilmiah ini yaitu :
1. Sebaiknya pihak perpustakaan universitas lebih banyak menyediakan literatur
mengenai struktur atom, baik dalam Bahasa Indonesia maupun dalam Bahasa
Inggris.
2. Sebaiknya pihak universitas membatasi mahasiswa dalam pengambilan materi
penulisan karya ilmiah melalui internet agar mahasiswa lebih termotivasi dalam
menemukan bahan atau materi lewat beberapa buku di perpustakaan dan agar
mahasiswa lebih termotivasi untuk membaca buku.
3. Sebaiknya mahasiswa lebih mendalami pemahaman materi struktur atom karena
materi ini merupakan materi dari salah satu mata kuliah umum yang perlu
diluluskan untuk pengambilan SKS berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Harnanto, Ari dan Ruminten. 2009. Kimia untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Lehmann, Walter J. 1972. Atomic and Molecular Structure. Canada: John Wiley
and Sons, Inc.
Partana, Crys Fajar dan Antuni Wiyars. 2009. Mari Belajar Kimia Jilid 2 untuk
SMA-MA Kelas XI IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Rahardjo, Sentot Budi. 2008. Kimia Berbasis Eksperimen 2 untuk kelas XI SMA
dan MA. Jawa Tengah: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Syarifuddin dan Nuraeni. 2004. Ikatan Kimia. _____ : Gajah Mada Press.
Utami, Budi, Agung Nugroho Catur Saputro, Lina Mahardiani, Sri Yamtinah dan
Bakti Mulyani. 2009. Kimia untuk SMA dan MA Kelas XI Program Ilmu
Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.