Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KERANGKA KARANGAN,ABSTRAK, KUTIPAN,

DAFTAR PUSTAKA

Dosen Pengampu :
Edi Susanto, S.Pd., M.Pd.
Disusun oleh :

Ainul Ilmi 202140002


Dea Riyanto 202140012
Deasianthi Khoirunnisa 202140013
Della Susilawati 202140014
Ifada Zulfa Ramadhani 202140024
Jeni Puspita Sari 202140026
Jumriyah 202140027

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ICHSAN MEDICAL CENTER
BINTARO 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan kami kesehatan dan kemampuan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Kerangka Karangan,Abstrak,

Kutipan, Daftar Pustaka” ini dengan baik. Shalawat serta salam selalu
kita curah limpahkan kepada baginda Rasulullah Nabi Muhammad SAW
tentunya kepada para sahabatnya, keluarga, tabi’i dan tabi’at nya, hingga
kepada kita selaku umatnya di akhir zaman ini.
Adapun tujuan dari penulisah makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dengan dosen pengampu Edi Susanto,
S.Pd., M.Pd. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga penulis.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih


terdapat banyak kesalahan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk kami sehingga nantinya kami bisa
melakukan penulisan makalah ini dengan baik dan benar di masa yang
akan datang.
Terima kasih.

Tangerang Selatan, 28 Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..........................................................................................4

1.2 Perumusahan Masalah...............................................................................5

BAB II.....................................................................................................................6

PEMBAHASAN.....................................................................................................6

2.1 Pengertian Abstrak dan Penulisannya............................................................6

2.2 Teknik-teknik Penulisan Abstrak...................................................................9

2.3 Jenis-jenis Abstrak.........................................................................................9

2.4 Pengertian Daftar Pustaka............................................................................10

BAB III..................................................................................................................13

KESIMPULAN.....................................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Karya tulis ilmiah seperti skripsi, tesis, disertasi, makalah seminar, atau
naskah ilmiah untuk dimuat di jurnal mengharuskan penulisan abstrak. Dalam
makalah atau naskah ilmiah abstrak biasanya ditempatkan sesudah judul naskah
dengan maksud untuk memberikan gambaran secara ringkas tentang isi naskah.
Oleh karena itu, abstrak sering juga disebut ringkasan singkat (short summary).
Informasi di dalam abstrak diharapkan dapat memotivasi pembaca untuk
membaca isi naskah secara utuh. Dengan perkataan lain abstrak diharapakn dapat
menggoda dan meyakinkan pembaca bahwa isi naskah itu menarik dan penting
dibaca. Isi abstrak memberikan informasi yang menjadi bahan pertimbanngan
bagi pembaca untuk melanjutkan atau tidak membaca keseluruhan isi naskah.

Setiap biasanya mempersyaratkan penulisan abstrak untuk setiap naskah


yang diterbitkan. Penulis naskah pada umumnya telah melengkap naskah mereka
dengan abstrak yang dimaksud walaupun belum semua dalam bahasa Inggris.
Dari abtrak-abstrak yang disusun penulisnya itu, terlihat beberapa masalah
sehingga perlu penataan kembali atau bahkan kadang-kadang harus disusun dan
ditulis. Masalah yang dimaksud adalah, pertama terlalu panjang. Abstrak disusun
dalam beberapa paragraf sehingga berupa ringkasan isi naskah. Kedua, terlalu
rinci dengan memuat hal-hal yang tidak diperlukan dalam abstrak misalnya,
penjelasan tentang metodologi penelitian, rumus-rumus yang dipakai dalam
pengolahan data, serta hasil, kesimpulan, dan saran yang lengkap. Ketiga, terlalu
singkat sehingga tidak memberikan informasi yang mendorong pembaca untuk
membaca naskah itu lebih lanjut. Misalnya, tidak menyebutkan masalah dan hasil
penelitian sama sekali. Keempat, tidak memuat hal-hal yang pokok dalam isi
naskah sungguhpun telah memberikan uraian yang cukup panjang, sehingga tidak
memberikan daya tarik untuk membacanya lebih lanjut. Kelima, bahasa Ingggris
yang dipergunakan tidak informatif, karena kesalahan-kesalahan dalam pemilihan
kata dan tata bahasa.

4
Penulis naskah ilmiah, khususnya yang belum memiliki banyak
pengalaman menulis, kerap kali menghadapi kesulitan menulis abstrak naskahnya.
Pada hal abstrak itu merupakan persyaratan kelengkapan naskah untuk dapat
dimuat dalam jurnal ilmiah. Tidak jarang abstrak ditulis tidak sebagaimana
seharusnya sehingga abstrak itu tidak berfungsi sebagaimana diharapkan. Sering
pula ditafsirkan abstrak adalah sama dengan ringkasan/rangkuman (summary).
Pada hal terdapat perbedaan yang sangat nyata antara abstrak dan ringkasan,
dilihat dari tujuan, isi, dan bentuknya. Tulisan ini bermaksud memberikan
penjelasan tentang tata cara penulisan abstrak dan perbedaannya dengan
ringkasan.

1.2 Perumusahan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Abstrak dan bagaimana cara penulisannya?


2. Bagaimana teknik-teknik dalam penulisan Abstrak?
3. Apa saja jenis-jenis dari Abstrak?

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian kerangka karangan

Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan


penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final di sebut outline
sementara sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap
disebut outline final.

Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-


garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,
susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang
akan menjadi pokok tulisan, atau dapat juga didefinisikan sebagai satu metode
dalam pembuatan karangan yang mana topiknya dipecah kedalam sub-sub topik
dan mungkin dipecah lagi kedalam sub-sub topik yang lebih terperinci.

2.2 Fungsi Kerangka Karangan


Beberapa fungsi kerangka karangan, terdiri atas:

1. Memudahkan pengendalian variabel,


2. Memperlihatkan pokok bahasan, sub-subbahasan karangan dan memberi
kemungkinan perluasan bahasan tersebut sehingga memungkinkan penulis
menciptakan suasana kreatif sesuai dengan variasi yang diinginkan.
3. Mencegah pembahasan keluar dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam
topik, judul, masalah, tujuan, dan kalimat tesis,
4. Memudahkan  penulis menyusun karangan secara menyeluruh,
5. Mencegah ketidaklengkapkan bahasan,
6. Mencegah pengulangan pembahasaan ide.

2.3 Manfaat Kerangka Karangan

 Untuk menyusun karangan secara teratur


Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat wujud gagasan- gagasan
dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan
timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan- gagasan itu
sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.

6
 Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda
Setiap tulisan dikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu. Namun sebelum
mencapai klimaks dari seluruh karangan itu, terdapat sejumlah bagian yang
berbeda-beda. kepentingannya terhadap klimaks utama tadi.

 Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih


Ada kemungkinan suatu bagian perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai
dengan kebutuhan tiap bagian, dan karangan itu. Namun penggarapan suatu topik
sampai dua kali atau lebih tidak perlu.

 Memudahkan penulis untuk mencari materi pembantu


Dengan mernpergunakan perincian-perincian dalam kerangka karangan penuiis
dengan mudah akan mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau
membuktikan pendapatnya.

Kriteria Karangka Karangan


Untuk menyusun kerangka karangan yang baik, penulis perlu memperhatikan
kriteria berikut :

1. Menggunakan bentuk kerangka standar,


2. Menggunakan inden atau liurus secara konsisten, dan tidak
mengombinasikan bentuk-bentuk tersebut secara bersamaan dalam sebuah
kerangka karangan,
3. Menggunakan pnomoran secara konsisten(angka desimal, angka romawi,
kombinasi angka romawi, huruf dan angka arab ),
4. Setiap judul bab diberi nomor secara konsisten,
5. Setiap subbab diberi nomor secara konsisten,

Bentuk-Bentuk Kerangka Karangan


Berikut ini terdapat beberapa bentuk-bentuk kerangka karangan, terdiri atas:

Berdasarkan Perumusan Teksnya

Terdiri atas:

1. Kerangka kalimat

2. Kerangka topik

3. Gabungan antara kerangka kalimat dan kerangka topik

Berdasarkan Bentuk Karangan


Terdiri atas:

1. Karangan Deskripsi

7
2. Karangan Narasi

3. Karangan Eksposisi

4. Karangan Argumentasi

5. Karangan Persuasi

Berdasarkan Rinciannya
Terdiri atas:

1. Kerangka Karangan Sementara

2. Kerangka Karangan Formal

Pola Penyusunan Kerangka Karangan

 1. Pola Alamiah


susunan alamiah dapat dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu :

- Urutan waktu atau urutan kronologis


- Urutan ruang (sposial)
- Topik yang ada

2. Pola Logis
Macam-macam, urutan logis yang dikenal adalah :

- Urutan klimaks dan anti klimaks


- Urutan kausal
- Urutan pemisahan masalah
- Urutan umum-khusus
- Urutan familitas
- Urutan akseptabilitas

Langkah Langkah menyusun kerangka


1. Menentukan tema dan judul
- Tema
- Judul
- Syarat judul yang baik

8
2. Mengumpulkan bahan
3. Menyeleksi Bahasa
4. Membuat Kerangka
5. Mengembangkan Kerangka Karangan

Syarat Kerangka Karangan yang Baik


Berikut ini terdapat beberapa syarat kerangka karangan yang baik, terdiri atas:

1. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.


2. Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.
3. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis,
sehingga rangkaian ide atau pikiran itu tergambar jelas.
4. Harus menggunakan simbol yang konsisten. 

9
10
Pengertian Abstrak dan Penulisannya

Abstrak berasal dari kata abstractus (bahasa latin) yang berarti menarik
dari atau memisahkan. Secara singkat abstrak merupakan isi ringkas dari suatu
dokumen.

Abstrak Secara Umum

11
Abstrak sebagai intisari dari suatu dokumen yang menyajikan pokok-
pokok dan ruang lingkup isi dokumen tersebut.
Menurut Pusat Dokumentasi Ilmiah Indonesia
Abstrak diartikan sebagai sari karangan atau gambaran singkat dari
dokumen.
Menurut ANSI (American National Standard Institute)
Abstrak adalah pernyataan secara singkat tetapi akurat dari isi suatu
dokumen tanpa menambahkan tafsiran ataupun kritik dan tanpa membedakan
untuk siapa abstrak itu dibuat.
Menurut Rowley
Abstrak merupakan penyajian isi dokumen secara ringkas dan akurat
dalam gaya yang sama dengan dokumen aslinya.
Dari definisi diatas, dapat diartikan Abstrak merupakan Ringkasan singkat
dan jelas dari suatu karya tulis, seperti skripsi, tesis, dan disertasi yang sudah
diterbitkan disertai data bibliografis yang dapat membantu pembaca dalam
memahami isi dan maksud penulis serta mengarahkan pembaca untuk membaca
artikel secara keseluruhan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan abstrak adalah
sebagai berikut:
 Abstrak disajikan secara singkat, terdiri atas 200 s.d. 300 kata atau sekitar
7 s.d. 10 paragraf dan diletakkan sebelum daftar isi.
 Abstrak tidak memuat latar belakang, contoh, penjelasan berupa alat, cara
kerja, dan proses yang sudah dikenal atau lazim.
 Abstrak hanya memuat metode kerja dari pengumpulan data sampai
penyimpulan dan data yang sudah diolah.
Dalam penyusunan abstrak, perlu diperhatikan ketelitian penyajian sumber
informasi asli secara cermat, mudah dipahami, dan menggunakan kata atau istilah
yang sama dengan tulisan aslinya.
Pengetikan berspasi satu, menggunakan tipe tulisan standar times new
roman atau arial, dengan ukuran tulisan 12 pt.
Dengan demikian, keberadaan abstrak dalam sebuah laporan atau karya
ilmiah mutlak adanya. Hal ini bisa memudahkan pembaca untuk mengetahui isi

12
laporan dalam waktu yang singkat, tanpa harus membaca tulisan aslinya secara
menyeluruh.
Untuk menyajikan abstrak yang efektif dan mudah dipahami, penulis perlu
memperhatikan karakteristik penulisan abstrak sehingga pembaca dapat
mengetahui isi tulisan walaupun abstrak disajikan secara singkat.
Cara menulis daftar pustaka yang baik adalah hal kecil dan remeh, namun
berarti besar bagi para penulis. Sebab hanya dengan mengakui sebuah karya
sebagai milik mereka dengan benar dalam menulis sebuah daftar pustaka, maka
para penulis pun tidak akan merasa dirampok ilmu serta pemikirannya. Bahkan
berterima kasih atas penghormatan Anda dalam sebuah daftar pustaka yang
berada di akhir buku.

Sifat Abstrak
Di bawah ini adalah beberapa sifat yang dimiliki oleh sebuah abstrak yang
baik. Hal ini berlaku umum, baik abstrak dari sebuah laporan penelitian (termasuk
skripsi, tesis, maupun disertasi), dan abstrak artikel ilmiah yang akan dikirim
untuk diterbitkan dalam jurnal ilmiah Umumnya satu paragraf - Abstrak pada
umumnya hanya terdiri dari satu paragraf. Paragraf tunggal abstrak harus:
 Utuh (complete) dan bersifat 'standalone', yaitu bisa berdiri sendiri dari
artikel utamanya.
 Sarat makna (concise) - Abstrak hendaknya menggunakan sedikit kata dan
kalimat untuk menjelaskan sesuatu yang padat makna. Abstrak sebaiknya
tidak menggunakan kalimat-kalimat yang di-copy paste dari artikel utama,
karena kalimat-kalimat yang digunakan dalam artikel biasanya lebih
bersifat elaboratif.
 Jelas (clear) - Informasi yang disampaikan dalam abstrak hendaknya jelas
bagi pembaca. Oleh karena itu, abstrak juga harus mempunyai organisasi
yang baik sehingga alur informasi yang disampaikan juga bisa ditangkap
dengan mudah oleh pembaca.
 Terangkai baik (cohesive) - Kalimat-kalimat yang menyusun abstrak
hendaknya terangkai dengan baik antara satu kalimat dengan kalimat yang

13
lain. Sekali lagi, tujuannya adalah agar abstrak tersebut dapat dibaca
dengan mudah oleh pembaca.

Hal-hal Penting dalam Membuat Abstrak

Beberapa hal penting yang sebaiknya anda perhatikan pada saat membuat
abstrak adalah sebagai berikut:
 Tidak informasi baru - Abstrak tidak boleh mengandung informasi baru
yang tidak tercantum di dalam artikel utama.
 Kalimat sederhana dan tidak bertele-tele - Kalimat dalam abstrak
hendaknya dibuat langsung dan tidak bertele-tele, apalagi mengandung
kata-kata kiasan. Harap diingat bahwa ruang yang tersedia untuk abstrak
sangat terbatas sehingga harus dimanfaatkan sebaik mungkin dengan
kalimat-kalimat yang penuh dan sarat makna.
 Menghindari singkatan dan istilah - Singkatan dan istilah yang tidak
umum sebaiknya tidak digunakan dalam abstrak. Umum tidaknya sebuah
istilah dan singkatan, bisa berbeda antara satu bidang ilmu dengan bidang
ilmu lainnya. Dalam ilmu Nutrisi Ternak Ruminansia, istilah VFAs
mungkin sudah umum digunakan sehingga semua orang yang berlatar
belakang ilmu tersebut sudah memahaminya tanpa harus dijelaskan
menjadi volatile fatty acids. Demikian pula halnya dalam ilmu Tanaman,
HST mungkin sudah dianggap umum dan tidak menimbulkan penafsiran
lain kecuali Hari Setelah Tanam. Singkatan dan istilah yang sudah
dianggap umum boleh digunakan di dalam abstrak.
 Sekali saja - Kalimat-kalimat yang dicantumkan dalam abstrak masing-
masing mempunyai arti yang unik dan menyampaikan informasi yang unik
pula. Karena ruang yang terbatas, informasi harus disampaikan sekali saja.
 Panjang abstrak - seberapa panjang abstrak yang harus anda buat? Untuk
artikel ilmiah, panjang abstrak biasanya berkisar antara 150 hingga 250
kata. Untuk laporan skripsi, tesis, atau disertasi biasanya mempunyai
abstrak yang lebih panjang dari itu. Yang paling penting untuk dilakukan
adalah memeriksa panduan penulisan yang ada. Jangan membuat abstrak
melebihi ketentuan yang berlaku.

14
2.2 Teknik-teknik Penulisan Abstrak
1. Jarak ketik 1 spasi
2. Maksimal 250 kata
3. Gunakan kalimat aktif
4. Buang kalimat yang sifatnya memberikan keterangan pelengkap
2.3 Jenis-jenis Abstrak

Ada beberapa jenis abstrak yang digolongkan pada fungsi dan orientasi
pembaca. Namun pada prakteknya lebih banyak dikenal/digunakan dua jenis
abstrak ini yaitu:
1. Abstrak Informatif merupakan abstrak dokumen yang terpenting, sangat
umum, informasi kuantitatif dan kualitatif.
Ciri-cirinya : menyajikan hasil isi dan prinsip-prinsip dari hasil kerja
(tujuan dan metode), kesimpulan dari artikel asli secara jelas, untuk
orientasi pembaca yang tidak dapat mengakses dokumen aslinya. Abstrak
informative dibuat sesempurna mungkin namun tidak mengubah makna/isi
dari dokumen/artikel aslinya. Sehingga abstrak ini lebih panjang daripada
jenis abstrak lainnya. Biasanya makalah/artikel majalah menghasilkan 100
hingga 250 kata, sedangkan laporan dan tesis sekitar 500 kata.
2. Abstrak Indikatif menunjukan isi sebuah artikel dan berisi pernyataan
umum tentang sebuah dokumen, tanpa disertai informasi terperinci
mengenai hasil tujuan serta data kuantitatif. Biasanya untuk dokumen
diskusi, tinjauan literature, prosiding komperensi, dan esei.

2.4 Pengertian Daftar Pustaka

Salah satu hal yang mutlak perlu ada dalam suatu karya ilmiah adalah
daftar pustaka. Daftar pustaka atau bibliografi merupakan daftar berisi judul-
judul buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai
pertalian dengan sebuah karangan yang tengah digarap. Sebuah bibliografi dapat
memberikan deskripsi penting tentang rujukan secara keseluruhan. Selain itu,
sebuah bibliografi dapat pula berfungsi sebagai pelengkap dari sebuah catatan
kaki.

15
Sebagai patokan umum, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai
dalam menyusun daftar pustaka.
1. Semua sumber acuan yang disebutkan dalam catatan pustaka (kutipan
atau catatan pustaka) harus dicantumkan dalam daftar pustaka.
2. Semua sumber acuan disusun secara alfabetis menurut pengarang atau
lembaga yang menerbitkan jika tidak ada nama pengarang.
3. Penyusun daftar pustaka didasarkan pada kata pertama judul jika nama
pengarang atau nama lembaga yang menerbitkan tidak ada.
4. Daftar pustaka tidak diberi nomor urut.
Selain itu, beberapa hal berikut akan berpengaruh dalam penyusunan
daftar pustaka. Jika ditinjau dari segi penulis dan karyanya, masalah yang harus
diperhatikan adalah:
1. Satu orang penulis dan satu karya,
2. Dua orang atau lebih penulis dan satu karya,
3. Dua orang atau lebih penulis dan satu atau beberapa karya, dan
4. Lembaga sebagai penulis.
Jika ditinjau dari segi media penyajian tulisan, masalah yang perlu
diperhatikan adalah:
1. Buku,
2. Jurnal
3. Bagian buku,
4. Majalah,
Jika ditinjau dari segi media penyajian tulisan, masalah yang perlu
diperhatikan adalah:
1. Buku,
2. Jurnal
3. Bagian buku,
4. Majalah,
5. Surat kabar, atau
6. Internet.
Jika dilihat dari media terbitnya, hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Sudah diterbitkan atau Belum diterbit

16
Jika dilihat dari media terbitnya, hal yang perlu diperhatikan adalah:
2. Sudah diterbitkan atau
3. Belum diterbitkan.
Sama halnyaa dengan penulisan catatan kaki dan kutipan, dalam
penyusunan daftar pustaka pun banyak cara yang dikembangkan. Setiap
perguruan tinggi bebas menentukan caranya sendiri. Bahkan, setiap jurusan atauau
bidang keilmuan tertentu dapat menentukan caranya sendiri pula. Namun, cara
mana pun yang digunakan, penulis harus selalu konsisten dengan cara yang
dipakai dari awal sampai akhir.
Secara umum, berikut beberapa ketentuan yang berlaku di dalam penulisan
daftar pustaka.
Daftar pustaka (bibliografi) adalah daftar yang berisi judul buku-buku,
artikel-ul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang
mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagaian karya yang disertainya.
Unsur-unsur daftar pustaka meliputi:
1. Nama pengarang, yang dikutif secara terbalik;
2. Judul buku, termasuk judul tambahannya;
3. Data publikasi, yang meliputi: penerbit, kota tertib, tahun tertib;
4. Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan,
nama majalah, jilid nomor, dan tahun penerbitan.
Misal, Kosasih, Engkos. 2008. Teori Sastra Indonesia. Jakarta: Perca.
1. Nama keluarga (Kokasih) ditulis lebih dulu, kemudian diikuti nama
kecilnya (Engkos).
a. Jika buku itu disusun oleh dua pengarang, nama pengarang kedua tidak
dibalikkan.
b. Jika buku itu disusun oleh banyak orang, nama pengarang pertama yang
dicantumkan dna setelahnya diberi keterangan dkk., yang ‘artinya dan
kawan-kawan’.
c. Jika buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu dipakai
menggantikan nama pengarang.
d. Jika buku itu merupakan editorial (bunga rampai), nama editor itu yang
dipakai. Di belakang nama editor diberi keterangan (ed.), ‘editor’.

17
e. Nama gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan.
f. Daftar pustaka disusun alfabetis berdasarkan urutan huruf awal nama
belakang pengarang.
2. Tahun terbit ditulis setelah nama pengarang, pada contoh, 2008.
3. Jika pada tahun yang sama, pengarang itu menerbitkan dua buku dan
kedua dijadikan daftar pustaka, tahun terbit itu diberi urutan, misalnya
1990a, 1990b, dan seterusnya.
4. Judul buku harus diberi garis bawah atau dicetak miring.
Jika buku tersebut merupakan tejemahan, setelah judul buku diberi
keterangan (terjemahan).
5. Urutan data penerbit, didahului kota penerbit yang kemudian nama
penerbit (Jakarta: Perca).
Daftar Pustaka yaitu suatu daftar yang berisi semua sumber bacaan yang
digunakan sebagai bahan acuan dalam penulisan karya ilmiah seperti Makalah,
Skripsi, Tugas Akhir, Laporan, Thesis,dan penelitian. Pemilihan daftar pustaka
ini harus benar-benar sesuai dengan pokok permasalahan yang dibahas dalam
makalah. Mahasiswa, Dosen, Siswa tidak boleh mencantumkan nama/judul buku,
artikel/jurnal serta dokumen lainnya baik cetak maupun internet yang tidak
terdapat dalam daftar pustaka ini. Mengingat arti Penting dari bagian karya
ilmiah yang satu ini, maka mahasiswa, dosen,siswa maupun masyarakat umum
lainnya perlu mengetahui.

BAB III
KESIMPULAN

Abstrak yang diperlukan melengkapi naskah untuk dimuat dalam jurnal


ilmiah, mempunyai persyaratan seperti panjang (jumlah kata), isi, dan
susunannya. Panjang abstrak berkisar 200 kata yang disusun dalam satu paragraf

18
yang terintegrasi. Berbeda dengan ringkasan, abstrak memuat secara singkat
tentang latar belakang, metode, hasil, dan kesimpulan kajian yang disusun secara
padat dan koheren.Oleh karena panjang abstrak terbatas maka hasil dan
kesimpulan kajian ditulis secara padat dan singkat tetapi menarik untuk diketahui.

Di samping itu uraian abstrak memuat kata-kata kunci isi yang menjadi
bahsan dan naskah. Walaupun telah tersebut dalam uraian abstrak, untuk
mempertegas dan menarik perhatian pembaca, kata-kata kuci itu disusun secara
terpisah pada akhir abtrak. Abstrak berfungsi untuk memberikan gambaran
ringkas tentang isi naskah dan disusun sedemikian rupa untuk menggugah
pembaca untuk membaca isi naskah secara keseluruhan. Agar abstrak dapat
memenuhi fungsinya, penulis hendaknya meperhatikan ketentuan-ketentuan
menyusun dan menulis abstrak termasuk dalam pemilihan kata yang efisien dan
tepat, penyusunan kalimat yang syarat makna, penataan kalima-kalimat menjadi
sebuah paragraf yang koheren. Yang juga sangat pentng ialah penggunaan bahasa
yang baku serta komunikatif. Abstrak ditulis sesudah naskah selesai ditulis secara
lengkap dan perlu diperiksa kembali untuk melihat apakah abstrak itu telah dapat
menggambarkan isi pokok naskah secara singkat tetapi lengkap.

Daftra pustaka memuat semua sumber tertulis, baik itu yang berupa buku,
artikel jurnal, dokumen resmi, maupun sumber-sumber lain dari internet. Semua
sumber tertulis atau tercetak yng tercantum di dalam karya ilmiah haru
dicantumkan di dalam daftar pustaka. Sebaliknya, sumber-sumber yang pernah
dibaca oleh penulis, tetapi tidak pernah digunakan di dalam penulisan karya
ilmiah it, tidak boleh dicantumkan di dalam daftar pustaka.

19

Anda mungkin juga menyukai