“Tafsir ayat Al-Quran dan Hadis Nabi SAW. Tentang Lingkungan Pendidikan Keluarga”
Kelompok 5
Disusun Oleh :
1. Sinta Novita Sari, S.Pd (2011540056)
2. Ilfad Ramadan, S.Pd (201154004 )
Dosen Pengampu:
1. Prof. Dr. Rohimin, M.Ag
2. Dr. Kasmantoni, M. Si
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
meskipun dalam prosesnya banyak sekali halangan dan hambatan. Namun demikian,
kami sadari dengan sepenuh hati bahwa ini adalah benar-benar pertolongan Allah SWT.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW. sebagai teladan dalam dunia pendidikan yang patut dicontoh. Penyusunan makalah
merupakan pemaparan singkat tentang “Tafsir ayat Al-Quran dan Hadis Nabi SAW.
Tentang Lingkungan Pendidikan Keluarga”. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan karena keterbatasan pemahaman kami. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati kami banyak mengucapkan terima kasih yang sedalam-
dalamnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Al Qur an dan Hadist adalah kitab suci yang Allah swt turunkan kepada
umat manusia agar dijadikan sebagai pedoman hidup. Oleh karena itu Al Quran
dan Hadist penuh dengan petunjuk dan tuntunan yang mencakup seluruh aspek
dan sektor kehidupan manusia. Termasuk di dalamnya adalah petunjuk dan
tuntunan dalam membangun kehidupan rumah tangga.Setiap manusia pasti
menginginkan memiliki kehidupan rumah tangga yangharmonis yang di dalamnya
terdapat sakinah, mawaddah dan rahmah, ada ketentraman, kedamaai serta cinta
dan kasih sayang yang tumbuh sumbur di dalamnya sehinggatercipta rumah
tangga yang harmonis. Diantara petunjuk dan tuntunan Allah swt yang terkait
dengan kehidupan rumah tangga adalah terdapat hadist-hadist nabi yang
menganjurkan pendidikan keluarga.
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi anak.
Dalam kehidupan anak tentunya keluarga merupakan tempat yang sangat vital.
Anak-anak memperoleh pengalaman pertamanya dari keluarga. Dalam keluarga
peranan orang tua sangatlah penting. Mereka merupakan model bagi anak. Ketika
orang tua melakukan sesuatu anak-anak akan mengikuti orang tua mereka.
Hal ini disebabkan anak dalam masa meniru. Orang tua yang satu dengan
orang tua yang lainnya dalam mendidik anak-anak tentunya juga berbeda. Mereka
mempunyai suatu gaya atau tipe-tipe tersendiri. Dan tentunya gaya-gaya tersebut
akan berpengaruh terhadap perkembangan anak. Oleh karena itu lingkungan
keluarga sangatlah penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak terutama
perkembangan sosio-emosinya.
Sebagai pedoman bagi umat islam, Al-Qur’an dan Hadis tidak hanya
mengatur kehidupan mansianya saja, akan tetapi semua aspek dalam
kehidupan dimuka bumi inipun ada di dalam Al-Qur’an dan Hadis. Bahkan
kehidupan setelah alam dunia ini pun semuanya ada didalam Al-Qur’an dan
Hadis.
Allah SWT juga berfirman dalam QS. Ar-Rahman : 1-4 yang berarti :
Tuhan yang maha pemurah, yang telah mengajarkan Al-Qur’an, Dia
menciptakan manusia, mengajarkannnya Pandai Berbicara. Hal ini dikuatkan
pula dalam QS. Al Alaq : 1-5 yang menyebutkan bahwa Allah memerintahkan
kepada manusia untuk terus belajar.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pendidikan
Secara etimologi istilah pendidikan dalam bahasa indonesia berasal dari
kata “didik” dengan memberinya awalan “pe” dan akhiran “kan”, mengandung
arti “pembuatan”(hal, cara, dan sebagainya).1 Sedangkan secara terminologi
pendidikan adalah usaha sadar memanusiakan manusia. Atau membudayakan
manusia. Pendidikan adalah proses sosialisasi menuju kedewasaan intelektual,
sosial, moral sesuai dengan kemampuan dan martabat sebagai manusia.2
Pendidikan dalam Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003
pasal 1 bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.3
Lebih lanjut dijelaskan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
1
Ramayulis, Dasar-Dasar Kependidikan Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan,(Jakarta: Kalam Mulia
,2015), h. 15.
2
Ramayulis, Dasar-Dasar Kependidikan Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan..., hal.16
3
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Undang-Undang Sisdiknas (Sistem
Pendidikan Nasional), (Bandung: Fokusindo Mandiri, 2012), h.2-3.
Indonesia tahun 1945 pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga
negara berhak mendapatkan pendidikan dan ayat (3) menegaskan bahwa
pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-
undang.4
1) Wiliam Mc Gueken, SJ,.
6
Dayun Riadi, Nurlaili, Junaidi Hamzah, Ilmu Pendidikan Islam..,h. 23
7
Dayun Riadi, Nurlaili, Junaidi Hamzah, Ilmu Pendidikan Islam...,h.1
8
Teguh Triwiyanto, Pengantar Pendidikan (Jakarata: Sinar Grafika Offset), h. 21-22.
9
Made Pidarita, Manajemen Pendidikan Indonesia (Jakarta: Pt Renika Cipta, 2017), h. 33.
salah satu kemampuan (meresap dalam) jiwanya kemudian buahnya berwujud
keutamaan, kebaikan dan cinta bekerja untuk kemanfaatan tanah air.10
B. Pengertian keluarga
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga "kulawarga" yang
berarti "anggota atau kelompok kerabat". Keluarga adalah lingkungan di mana
beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah, bersatu. Keluarga
12
inti ( nuclear family ) terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka.
Adapun keluarga non-inti atau yang dikenal dengan keluarga luas (extentended
family) yaitu keluarga yang terdiri dari semua orang yang berketurunan dari
kakek, nenek yang sama termasuk dari keturunan masing-masing isteri dan
suami.
Keluarga adalah sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat, atau sebagai unit
13
masyarakat terkecil yang terdiri atas ayah, ibu dan anak. Menurut
DEPKES RI Tahun 1988, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang tinggal dan
berkumpul di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
keluarga adalah:
a. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
b. Hidup dalam satu rumah tangga
c. Di bawah asuhan kepala rumah tangga
10
Dedi Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya,
2016), h. 6.
d. Berinteraksi satu sama lain
e. Setiap anggota keluarga menjalankan peranannya masing-masing
f. Menciptakan dan mempertahankan suatu kebudayaan.
Dalam buku The National Studi On Family Strength, Nick dan De Frain
mengemukakan beberapa hal tentang pegangan menuju hubungan keluarga
yang sehat dan bahagia, yaitu:
1. Terciptanya kehiduapan beragama dalam keluarga
2. Pembinaan intelektual
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
latihan baik jasmani maupun rohani yang dilakukan oleh keluarga berdasarkan hukum-
hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ajaran
dalam Islam. Jadi, di sini yang menjadi seorang pendidik adalah kedua orang tuanya yaitu
kepada kepala keluarga untuk menjaga dirinya dan keluarganya dari siksaan api neraka,
yaitu dengan ketaatan kepada Allah SWT dan menjahui segala larangan-Nya. Dan
menjaga diri mereka dari api neraka, yaitu dengan cara melalui nasehat dan pengajaran.
Merupakan kewajiban kedua orang tua, khususnya ayah karena iya merupakan
kepala keluarga untuk menjaga keluarganya dari keburukan dan bahaya yang mengancam
baik dari sebi agama maupun dunia. Melindungi diri dari api neraka adalah dengan
meninggalkan semua yang dilarang Allah SWT dan dengan mendidik keluarga, yaitu
dengan memerintahkan mereka kepada kebaikan dan melarang mereka dari kejelekan
bahkan diperbolehkan untuk memberikan sanksi atas mereka dan dirinya sendiri jika
2. Pendidikan ibadah
Teladan merupakan metode yang paling efektif dalam mendidik anak, karena
hampir sebagian besar yang dilakukan atau ditiru oleh anak adalah dari sikap dan tingkah
taladan dari orang tua, perilaku sopan santun orang tua dalam pergaulan antara ibu, bapak
dan masyarakat yang akan di tiru oleh anak. Oleh karena itu orang tua harus dapat
Sifat seorang pendidik yang sukses adalah memberi ketauladanan yang baik
terhadap anak didiknya dan perbuatannya tidak menyalahi perkataannya. Agar dapat
mendidik anak menjadi anak yang shaleh, pendidik tidak hanya memberikan prinsip saja,
tetapi yang harus diberikan adalah ketauladanan dalam menjalankan prinsip tersebut.
Pendidik harus melaksanakan apa yang diperintahkannya kepada anak didiknya supaya
bisa menjadi tauladan yang baik. Apabila pendidik menyampaikan prinsip saja tetapi
tidak melaksanakannya maka tidak akan menjadi tauladan yang baik bagi anak didik dan
akan sia-sia.
B. Saran
dengan pendidikan keluarga dalam perspektif Al-Qur’an yaitu bagi para orang tua
agama sudah cukup diberikan di dalam lingkungan sekolah karena disanalah ada guru
agama.
DAFTAR PUSTAKA
Abd. Al- Hayy Al- Farmawi, Metode Tafsir Mawdhû’i, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 1996
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Media
Group, 2008
Abdul Rahman Shaleh, Pendidiklan Agama Dan Pembangunan Watak Bangsa, Jakarta:
1989
Ahmad Mudjab Muhalli, dkk, Hadits- hadits Muttafaiq ’alaih, Jakarta: Kencana, 2004
Ali Abdul Halim Mahmud, Akhlak Mulia, Jakarta: Gema Insani, 2004
Andi Hakim Nasoetion, Pendiidkan Agama Dan Akhlak Bagi Anak Dan Remaja, Jakarta:
Logos, 2001
AR. Adi Candra dan Pius Abdillah, Kamus Lengkap Inggris Indonesia, Indonesia-Inggris
, Surabaya: Arkola
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers,
2002
Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1973
Cipta, 1997
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia Cet. II,
Depdignas, 2003
file:///D:/Ketikan/internet/pendidikan-agama-di-lingkungan-keluarga.html
Hamka, Tafsir Al- Azhar, Jakarta: PT. Pustaka Panjimas, Juz XVI, 1984
Hamzah Ahmad, Kamus Pintar Bahasa Indonesia, Surabaya: Fajar Mulya, 1996
http://mahardhikazifana.com/religion-philosophy-agama-filsafat/konsep-islam-
dalam-pendidikan-keluarga.html