Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

PERKEMBANGAN DAN KLASIFIKASI MEDIA


PEMBELAJARAN

Disusun Oleh:
Kelompok 1
1. DIRA NUFRIDA PUTRI NIM. 211000488201004
2. RINI APRILIA AGUSTIN NIM. 211000488201015

Dosen Pembimbing
MEGA PUTRI, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN
SOLOK
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Perkembangan dan Klasifikasi Media Pembelajaran”. Dalam penulisan
makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah
ini tidak lain berkat bantuan, dorongan teman-teman penulisan serta dari berbagai
sumber yang diperoleh, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini penulis
ingin menyampaikan ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Semoga materi yang dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran
bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang
diharapkan tercapai. Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT memberi
imbalan yang setimpal pada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan
dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Ya Robbal ‘Alamin

Solok, April 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan........................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Perkembangan Media Pembelajaran............................................ 2
B. Peran Guru dan Perkembangan Media Pembelajaran................ 4
C. Klasifikasi Media Pembelajaran................................................. 6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................................ 16
B. Saran........................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai
edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. Interaksi
yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan
diarahkan untuk mencapaitujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum
pengajaran dilakukan. Pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan
seseorang dalam upaya dalam mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan
nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar.. Agar pesan-
pesan pendidikan yang disampaikan guru dapat diterima dengan baik oleh
anak, maka dalam proses komunikasi pendidikan tersebut diperlukan wahana
penyalur pesan yang disebut media pendidikan/pembelajaran. Terkait dengan
pembelajaran, media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan sehingga
dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian anak didik untuk
tercapainya tujuan pendidikan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah pada makalah ini adalah:
1. Bagaimanakah perkembangan media pembelajaran?
2. Apakah peran guru dan perkembangan media pembelajaran?
3. Apa sajakah klasifikasi media pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui perkembangan media pembelajaran.
2. Untuk mengetahui peran guru dan perkembangan media pembelajaran.
3. Untuk mengetahui klasifikasi media pembelajaran

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Media Pembelajaran


Pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru
(teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya
gambar, model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman
konkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar
siswa. Namun sayang. Karena terlalu memusatkan perhatian pada alat bantu
visual yang dipakainya orang kurang memperhatikan aspek desain,
pengembangan pembelajaran produksi dan evaluasinya. Dengan masuknya
pengaruh teknologi audio pada sekitar pertengahan abad ke-20, alat visual
untuk mengkonkretkan ajaran ini dilengkapi dengan alat audio sehingga kita
kenal ada alat audio visual atau audio visual aids (AVA).
Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi
penggunaan alat bantu audio visual, sehingga selain sebagai alat bantu media
juga berfungsi sebagai penyalur pesan atau atau informasi belajar. Sejak saat
itu, alat audio visual bukan hanya dipandang sebagai alat bantu guru saja,
melainkan juga sebagai alat penyalur pesan atau media. Teori ini sangat
penting dalam penggunaan media untuk kegiatan program-program
pembelajaran.Sayang sampai saat itu pengaruhnya masih terbatas pada
pemilihan media saja. Faktor siswa yang menjadi kompunen utama dalam
proses belajar belum mendapat perhatian.
Pada tahun 1960-1965 orang mulai memperhatikan siswa sebagai
kompunen yang penting dalam proses belajar mengajar. Pada saat itu teori
tingkah laku (behaviorism theory) ajaran B. F. Skinner mulai mempengaruhi
penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran. Teori ini mendorong orang
untuk lebih memperhatikan siswa dalam proses belajar mengajar.Menurut
teori ini, mendidik adalah mengubah tingkah-laku siswa. Perubahan tingkah
laku ini harus tertanam pada diri siswa sehingga menjadi adat
kebiasaan.Supaya tingkah-laku tersebut menjadi adat kebiasaan, setiap ada

2
3

perubahan tingkah-laku positif kea rah tujuan yang dikehendaki, harus diberi
penguatan (reinforcement), berupa pemberitahuan bahwa tingkah-laku
tersebut telah betul. Teori ini telah mendorong diciptakannya media yang
dapat mengubah tingkah-laku siswa sebagai hasil proses pembelajaran. Media
instruksional yang terkenal yang dihasilkan teori ini ialah teaching machine
dan programmed instruction.
Pada tahun 1965-1970, pendekatan sistem (system approach) mulai
menampakkan pengaruhnya dalam kegiatan pendidikan dan kegiatan
pembelajaran. Pendekatan sistem ini mendorong digunakannya media sebagai
bagian integral dalam program pembelajaran. Setiap program pembelajaran
harus direncanakan secara sistematis dengan memusatkan perhatian pada
siswa. Program pembelajaran direncanakan berdasarkan kebutuhan dan
karakteristik siswa diarahkan kepada perubahan tingkah-laku siswa sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam perencanaan ini media yang akan
dipakai dan cara menggunakannya telah dipertimbangakan dan ditentukan
dengan seksama.
Pada dasarnya para guru dan ahli audio visual menyambut baik
perubahan ini. Guru-guru mulai merumuskan tujuan pembelajaran
berdasarkan tingkah-laku siswa.Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut,
mulai dipakai berbagai format media. Dari pengalaman mereka, guru mulai
belajar bahwa cara belajar siswa itu berbeda-beda, sebagai lebih cepat belajar
melalui media visual, sebagian melalui media audio, sebagian lebih senang
melalui media cetak, yang lain melalui media audio visual, dan sebagainya.
Dari sini lahirlah konsep penggunaan multi media dalam kegiatan
pembelajaran.
Kita dapat melihat dari uraian di muka bahwa sudah selayaknya kalau
media tidak lagi hanya kita pandang sebagai alat bantu belaka bagi guru untuk
mengajar, tetapi lebih sebagai alat peyalur pesan dari pemberi pesan (guru,
penulis buku, produser, dan sebagainya) ke penerima pesan (siswa/pelajar).
Sebagai pembawa pesan, media tidak hanya digunakan oleh guru tetapi yang
lebih penting lagi dapat pula digunakan oleh siswa.Oleh karena itu, sebagai
penyaji dan penyalur pesan dalam hal-hal tertentu media dapat mewakili guru
4

menyampaikan informasi secara lebih teliti, jelas dan menarik.Fungsi tersebut


dapat dilaksanakannya dengan baik walau tanpa kehadiran guru secara fisik.
Peranan media yang semakin meningkat ini sering kali menimbulkan
kekhawatiran di pihak guru. Guru takut apabila kedua fungsinya akan tergeser
oleh media pendidikan. Kekhawatiran seperti ini pernah pula terjadi pada saat
masa buku teks sebagai hasil ditemukannya mesin cetak ke sekolah.Seperti
telah dikatakan di depan, guru pada mulanya merupakan satu-satunya sumber
belajar. Tuntutan perkembangan zaman mengharuskan direkamnya pesan-
pesan pendidikan dan pembelajaran secara tertulis dalam bentuk buku.Pada
saat itu guru juga merasa tersaingi oleh media cetak ini.
Kekhawatiran-kekhawatiran semacam itu sebenarnya tak perlu ada
kalau kita ingat betul tugas dan peranan guru yang sebenarnya.Memberikan
perhatian dan bimbingan secara individual kepada siswa-siswanya adalah
tugas penting yang selama ini belum dilaksanakan oleh guru sepenuhnya.
Guru dan media pendidikan hendaknya bahu membahu dalam memberi
kemudahan belajar bagi siswa. Perhatian dan bimbingan secara individual
dapat dilaksanakan oleg guru dengan baik sementara informasi dapat pula
disajikan secara jelas, menarik dan teliti oleh media pendidikan.

B. Peran Guru dan Perkembangan Media Pembelajaran


1. Peran Guru terhadap Media Pembelajaran
Sistem pendidikan yang baru menuntut faktor dan kondisi yang
baru pula baik yang berkenaan dengan sarana fisik mau pun
nonfisik.Untuk itu diperlukan tenaga pengajar yang memiliki kemampuan
dan kecakapan yang lebih memadai, diperlukan kinerja dan dan sikap yang
baru, peralatan yang lebih lengkap, dan administrasi yang lebih teratur.
Guru hendaknya dapat menggunakan peralatan yang lebih ekonomis,
efisien, dan mampu dimiliki oleh sekolah serta tidak menolak
digunakannya peralatan teknologi modern yang relevan dengan tuntutan
masyarakat dan perkembangan zaman. Oleh sebab itu, dalam makalah ini
akan disampaikan peran guru dalam memilih alat (media) dalam proses
pembelajaran yakni diantaranya :
5

a. Guru harus berusaha dapat memperagakan atau merupakan  model dari


suatu pesan (isi pelajaran) disampaikan. Maksudnya disini adalah
seorang guru harus memiliki kemampuan mengajar dan siap dalam
menyampaikan materi sehingga seorang guru harus memiliki
kemampuan untuk .memperagakan atau mempraktek secara materi
terhadap materi objek yang disampaikan.
b. Jika objek yang akan diperagakan tidak mungkin dibawa ke dalam
kelas, maka kelaslah yang di ajak ke lokasi objek tersebut. Maksudnya,
apabila objek atau materi yang disampaikan tidak dapat dibawa
kedalam kelas maka guru dan siswa lah yang mendatangkan objek
yang di bahas. Misalnya materi tentang membantu anak yattim maka
seorang guru alangkah baiknya membawa para siswa untuk
mendatangkan panti asuhan terdekat sehingga para siswa bisa dengan
nyata untuk menganalisis materi yang disampaikan.
c. Jika kelas tidak memungkinkan dibawa ke lokasi objek tersebut,
usahakan model atau tiruannya. Maksudnya disini lah, apabila objek
tersebut tidak bisa di jangkau lokasinya maka seorang guru harus
memberikan gambaran tiruan model yang mirip dengan objek yang
sedang dibahas. Misalnya seorang guru mengajarkan tentang orang
yang sedang melakukan tawaf pada saat ibadah Haji maka seorang
guru dapat mengibaratkan dengan seseorang yang sedang berjalan
untuk mengelilingi suatu bundaran yang harus mencapai target sesuai
dengan aturan yang sudah ditentukan.
d. Bila mana model atau maket juga tidak didapatkan, usahakan gambar
atau foto-foto dari objek yang berkenaan dengan materi (pesan)
pelajaran tersebut. Dalam cara media ini memberikan kemudahan pada
poin ke tiga sebab jika susah untuk mencari model yang sama terhadap
objek yang sedang di bahas maka seorang guru dapat menggunakan
foto-foto sebagai media yang membantu untuk siswa tersebut melihat
cara tawaf tersebut.
e. Jika gambar atau foto juga tidak didapatkan, maka guru berusaha
membuat sendiri media sederhana yang dapat menarik perhatian
6

belajar siswa. Dalam konteks ini menguji ke krativitasan seorang guru


untuk membuat suatu inovasi yang dapat membantu untuk siswa
memahami dan mengenal suatu objek yang sedang di bahas. Misalnya
melakukan tawaf tadi yang mengelilingi ka’bah maka dalam media ini
menggunakan objek nyata tanpa melalui foto yakni guru membuat pola
yang berbentuk ka’bah misalnya di buat dari kertas karton atau apa
pun asal guru memiliki kemampuan yang kreatif untuk membuat suatu
objek yang sedang dibicarakan.
f. Bila mana media sederhana tidak dapat dibuat oleh guru, gunakan
papan tulis untuk mengilustrasikan objek atau pesan tersebut melalui
gambar sederhana dengan garis lingkaran. Dalam konteks ini,
mengatasi masalah pada poin 1-5 yakni jika memamng tidak bisa
untuk dilakuakn maka poin ke enam ini memberi solusi yang praktis
kepada para guru agar bisa secara langsung untuk menggambarkan
objek tersebut di papan tulis sehingga para siswa setidaknya
mempunyai gambaran terhadap objek yang sedang dipelajari. Namun,
ini juga menuntut kekreativitasan seorang guru untuk menggambar
sesuai dengan objek yang dipelajari.

Berdasarkan peran guru dalam menentukan media pembelajara


yang sudah diarahkan pada bagian di atas, tentunya seorang guru harus
memiliki inovasi dan kreativitas yang baik dalam proses mengajar.
Berdasarkan peranan guru dalam memilih media di atas, maka seorang
guru selain memiliki kereativitasan dalam menggunakan atau membuat
media yang digunakan, seorang guru juga wajib memiliki kemampuan
untuk memilih media yang sangat cocok untuk digunakan dalam materi
yang sedang dibahas agar para siswa dapat memahami materi dengan baik.
Dengan adanya bantuan dari media, maka tentunya sangat
membantu bagi seorang guru untuk mencapai keberhasilan dalam
mengajar. Karena dengan adanya bantuan media maka para siswa
setidaknya memiliki gambaran yang sesuai terhadap objek yang sedang
dipelajari tanpa banyak berangan-angan sehingga objek yang bayangkan
pun tidak sesuai dengan objek yang dibahas.Oleh sebab itu, media tidak
7

hanya berbasis media teknologi saja tetapi juga ada yang berbentuk suatu
kreativitas dari seorang guru dalam membuat media secara manual.Hal ini
sangat membantu guru-guru yang bertugas di daerah yang keadaan
teknologinya yang tidak mendukung.
Oleh sebab itu, sebagai seorang guru kita harus memiliki
kompetensi yang baik dalam proses belajar mengajar agar tidak hanya
terpaku pada satu sumber atau strategi saja. Dengan adanya kompetensi
yang baik dalam diri seorang guru maka akan menjadi modal yang baik
bagi keberhasilan seorang guru dalam keberhasilan dalam mendidik.

2. Peran Perkembangan Media Pembelajaran


Brown (1983:17) menyatakan bahwa “educational media of all
typesincresaingly important roles in enabling students to reap benefits
fromindividualized learning”, semua jenis media pembelajaran akan terus
meningkatkan peran untuk memungkinkan siswa memperoleh manfaat
daripembelajaran yang berbeda. Menggunakan media pembelajarn secara
efektif akan menciptakan suatu proses belajar mengajar yang optimal.
Pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
merupakan salah satu bagian penting dari proses pembelajaran. Terdapat
peran media pembelajaran terhadap pendidik maupun peserta didik.
Adapun peran tersebut adalah sebagai berikut:
a. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang
dimiliki oleh para siswa. Pengalaman tiap-tiap siswa berbeda, dari latar
belakang kehidupan keluarga, lingkungan yang berbeda; maka anak
akan mempunyai pengalaman yang berbeda. Ini disebabkan karena
berbedanya “kesempatan untuk mengalami” yang diperoleh anak-anak,
misalnya : adanya keterbatasan tersedianya buku, bacaan-bacaan, letak
geografis, kesempatan berdarmawisata, dan lain-lain. Media
pembelajaran dapat mengatasi perbedaan-perbedaan ini jika siswa
tidak mungkin untuk dibawa ke objek yang dipelajari, maka objeklah
yang dibawa ke siswa.
b. Mengkonkretkan konsep-konsep yang abstrak. Konsep-konsep yang
dirasakan masih bersifat abstrak dan sulit dijelaskan secara langsung
8

kepada siswa bisa dikonkretkan atau disederhanakan melalui


pemanfaatan media pembelajaran. Misalnya untuk menjelaskan
tentang sistem peredaran darah manusia, arus listrik, berhembusnya
angin, dan sebagainya bisa menggunakan media gambar atau bagan
sederhana
c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan
waktu. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di
dalam kelas oleh siswa. Ini disebabkan oleh:
1) Objek terlalu besar, misalnya lingkungan pasar, terminal, stasiun,
pelabuhan, candi, dan lain-lain. Dengan media seperti gambar,
foto, slide, atau film, kita dapat menampilkannya ke hadapan
siswa;
2) Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar
didapat ke dalam lingkungan belajar. Misalnya guru menjelaskan
dengan menggunakan gambar atau program televisi tentang
binatang-binatang buas, seperti harimau, beruang, gajah, jerapah,
atau bahkan hewan-hewan yang sudah punah seperti dinosaurus,
dan sebagainya
3) Beberapa objek, makhluk hidup, dan gerakan-gerakan terlalu kecil
untuk diamati dengan mata telanjang, misalnya: bakteri, sel darah,
protozoa, dan lain-lain. Dengan bantuan gambar, film, dan
mikroskop sebagai media pembelajaran dapat memperbesar dan
memperjelas objek-objek tadi.
4) Gerakan-gerakan yang terlalu lambat untuk diamati seperti proses
kepompong menjadi kupu-kupu dapat diikuti prosesnya dalam
beberapa saat saja dengan teknik time-lapse dengan media
fotographi, film, atau komputer;
5) Gerakan-gerakan yang terlalu cepat dan sulit ditangkap mata biasa,
misalnya kepakan sayap burung, laju peluru, komet, dan lain-lain
dapat diamati dengan media yang dapat memperlihatkan gerakan
yang terlalu cepat, sehingga dengan menggunakan media film
9

(slow motion) guru bisa memperlihatkan lintasan peluru,


melesatnya anak panah, atau memperlihatkan proses suatu ledakan.
6) Ada kalanya objek yang akan dipelajari terlalu kompleks seperti
peredaran darah atau siklus air hujan dapat ditampilkan dengan
gambar, skema, atau simulasi komputer;
7) Bunyi-bunyi yang amat halus yang semula tidak mungkin
ditangkap telinga menjadi jelas didengar dengan menggunakan
media;
8) Rintangan-rintangan untuk mempelajari musim, iklim, dan
geografi secara umum dapat diatasi. Kehidupan ikan-ikan di dasar
laut atau kehidupan gajah di hutan dapat dihadirkan di depan kelas
melalui media;
9) Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam
puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film,
foto, dan slide;

C. Klasifikasi Media Pembelajaran


Gagne & Briggs dalam Arsyad (2002: 4) mengemukakan bahwa media
pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan
isi materi pembelajaran yang terdiri dari, antara lain: buku, tape-recorder ,
kaset, video kamera, video recorder , film, slide (gambar bingkai), foto,
gambar, grafik, televisi, dan komputer. Berikut ini akan diuraikan klasifikasi
Media Pembelajaran menurut taksonomi Leshin, dkk., dalam (Arsyad, 2008:
81-101), yaitu:
1. Media Berbasis Manusia
Media berbasis manusia merupakan media tertua yang digunakan
untuk mengirimkan dan mengkomunikasikan pesan atau informasi. Media
manusia dapat mengarahkan dan mempengaruhi proses belajar melalui
eksploitasi terbimbing dengan menganalisis diri dari waktu kewaktu apa
yang terjadi pada lingkungan belajar. Instruktur manusia sebagai media
secara intiutif dapat merasakan kebutuhan siswanya dan memberinya
pengalaman belajar yang akan membantu mencapai tujuan pebelajaran.
10

Media berbasis manusia mengajukan dua teknik yang efektif, yaitu


rancangan yang berpusat pada masalah dan bertanya ala Socrates.
Rancangan pembelajaran yang berpusat pada masalah dibangun
berdasarkan masalah yang harus dipecahkan oleh pelajar. Salah satu faktor
penting dalam pembelajaran sengan media berbasis manusia ialah
rancangan pembelajaran yang interaktif. Pelajaran interaktif dapat
memberikan kesempatan untuk percobaan mental dan pemecahan masalah
yang kreatif serta mendorong partisipasi siswa dalam proses belajar.

2. Media Berbasis Cetakan


Media pembelajaran berbasis cetakan yang paling umun dikenal
adalah buku teks, buku penuntun, buku kerja/latihan, jurnal, majalah, dan
lembar lepas.
Karakteristik media hasil cetak:
a. Teks dibaca secara linear
b. Menampilkan komonikasi secarasatu arah dan reseptif
c. Ditampilkan secara statis atau diam
d. Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsippembahasa
e. Berorientasi atau berpusat pada siswa

3. Media Berbasis Visual


Visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang ingin di sampaikan
kepada siswa dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk, seperti foto,
gambar/illustrasi, sketsa/gambar garis. Grafik, bagan, chart, dan gabungan
dari dua bentuk atau lebih. Unsur-unsur visual yang harus
dipertimbangkan menurut Kustandi dan Sutjipto (2011:104), adalah :
a. Kesederhanaan
Secara umum, kesederhanaan itu mengacu pada jumlah elemen
yang terkandung dalam suatu visualisasi. Jumlah elemen yang lebih
sedikit memudahkan siswa menangkap dan memahami pesan yang
disajikan visual itu. Pesan atau informasi,teks yang menyertai bahan
visual, penggunaan kata harus dengan huruf yang mudah dipahami.
11

b. Keterpaduan
Keterpaduan mengacu pada hubungan yang terdapat di antara
elemen-elemen visual, ketika diamati akan berfungsi secara bersama-
sama. Elemen-elemen itu harus saling terkait dan menyatu sebagai
suatu keseluruhan, sehingga sajian visual itu merupakan suatu bentuk
meyeluruh yang dapat dikenal dan dapat membantu pemahaman pesan
serta informasi yang dikandunnya.
c. Penekanan.
Meskipun penyajian visual dirancang sesederhana mungkin,
namun seringkali konsep yang ingin disajikan memerlukan penekanan
terhadap salah satu unsur yang akan menjadi pusat perhatian siswa.
Dengan menggunakan ukuran, hubungan-hubungan, persfektif, warna,
atau ruang, penekanan dapat diberikan kepada unsur terpenting.
d. Keseimbangan
Bentuk atau pola yang dipilih sebaiknya menempati ruang
penayangan yang memberikan persepsi keseimbangan meskipun tidak
seluruhnya simetris.
e. Bentuk
Bentuk yang aneh atau asing bagi siswa, dapat membangkitkan
minat dan perhatian. Oleh karena itu, pemilihan bentuk sebagai unsur
visual dalam penyajian pesan, informasi atau isi pelajaran perlu
diperhatikan.
f. Garis.
Garis digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur, sehingga
dapat menuntun perhatian siswa untuk mempelajari suatu urutan-
urutan khusus.
g. Tekstur
Tekstur adalah unsur visual yang dapat menimbulkan kesan
kasar atau halus. Tekstur dapat digunakan untuk penekanan suatu
unsur seperti halnya warna.
12

h. Warna.
Warna digunakan untuk memberikan kesan pemisahan atau
penekanan, atau untuk membangun keterpaduan.
 
4. Media Berbasis Audio Visual
Media audio visual merupakan bentuk media pembelajaran yang
murah dan terjangkau. Sekali kita membeli tafe dan peralatan yang murah
dan terjangkau mak hampir tidak perlu lagi biaya tambahan, karena tife
dapat dihapus setelah digunakan  dan pesan baru dapat diterima kembali.
Disamping menarik dan memotivasi siswa untuk mempelajari materi lebih
banyak, materi audio dapat digunakan :
a. Mengembangkan keterampilan mendengarkan dan mengevaluasi apa
yang telah didengar.
b. Mengatur dan mempersiapkan diskusi dan debat dengan
mengungkapkan pendapat-pendapat para ahli yang berada jauh dari
lokasi.
c. Menjadikan model yang akan ditiru oleh siswa
d. Menyiapkan variasi yang menarik dan perubahan tingkat kecepatan
belajar mengenai suatu poko bahasan atau suatu masalah.

5. Media Berbasis Komputer


Media berbasis komputer dapat pula dimanfaatkan sebagai sarana
dalam melakukan simulasi untuk melatih keterampilan dan kompetensi
tertentu. Misalnya, penggunaan simulator kokpit pesawat terbang yang
memungkinkan peserta didik dalam akademi penerbangan dapat berlatih
tanpa menghadapi risiko jatuh. Contoh lain dari penggunaan media
berbasis komputer adalah tampilan multimedia dalam bentuk animasi yang
memungkinkan mahasiswa pada jurusan eksakta, biologi, kimia, dan fisika
melakukan percobaan tanpa harus berada di laboratorium.
Kemajuan media komputer memberikan beberapa kelebihan untuk
kegiatan produksi audio visual. Pada tahun-tahun belakangan komputer
mendapat perhatian besar karena kemampuannya yang dapat digunakan
dalam bidang kegiatan pembelajaran. Ditambah dengan teknologi jaringan
13

dan internet, komputer seakan menjadi primadona dalam kegiatan


pembelajaran. Dibalik kehandalan komputer sebagai media pembelajaran
terdapat beberapa persoalan yang sebaiknya menjadi bahan pertimbangan
awal bagi pengelola pengajaran berbasis komputer :
a. Perangkat keras dan lunak yang mahal dan cepat ketinggalan jaman
b. Teknologi yang sangat cepat berubah, sangat memungkinkan
perangkat yang dibeli saat ini beberapa tahun kemudian akan
ketinggalan zaman.
c. Pembuatan program yang rumit serta dalam pengoperasian awal perlu
pendamping guna menjelaskan penggunaannya. Hal ini bisa disiasati
dengan pembuatan modul pendamping yang menjelaskan penggunaan
dan pengoperasian program.

Bentuk interaksi yang dapat diaplikasikan :


a. Praktek dan latihan (drill & practice)
b. Tutorial
c. Permainan (games)
d. Simulasi (simulation)
e. Penemuan (discovery)
f. Pemecahan Masalah (Problem Solving)
 
Pengajaran berbatuan komputer merupakan suatu usaha yang
dilakukan oleh para ahli sejak beberapa dekade yang lalu, karena dengan
bantuan komputer ini proses pengajaran berjalan lebih interaktif dan
membantu terwujudnya pembelajaran yang mandiri.
Dengan perkembangan teknologi komputer ini, maka metoda
pendidikan juga berkembang, sehingga proses pengajaran berbantuan
komputer ini maju terus menuju kesempurnaannya, namun secara garis
besarnya, dapat dikatergorikan menjadi dua, yaitu computer-based
training (CBT) dan Web-based training (WBT).
 
14

6. Media Pembelajaran Berbasis Edutainment


Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar-mengajar
dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, dan rangsangan
kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi
pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan
penyampaian pesan dan isi pelajaran.
Sejalan dengan perkembangan teknologi, komputer dapat
digunakan sebagai alat bantu pembelajaran. Komputer sebagai media
pembelajaran pemanfaatannya meliputi penyaji informasi, simulasi,
latihan, dan permainan belajar.
Media pembelajaran yang sekiranya sesuai dengan era teknologi
informasi adalah media berbasis edutainment yang menggabungkan
prinsip hiburan dengan pendidikan. Harapannya, dengan adanya unsur
hiburan, media berbasis edutainment akan lebih disukai siswa dibanding
software pembelajaran biasa.
Edutainment dirancang khusus untuk tujuan pendidikan yang
penyajiannya diramu dengan unsur-unsur hiburan sesuai dengan
materinya. Masuknya komputer dalam proses belajar mengajar dapat
menciptakan suasana yang menyenangkan karena siswa dapat mengatur
kecepatan belajar sesuai dengan kemampuannya. Gambar dan suara yang
muncul membuat siswa tidak cepat bosan, sebaliknya justru merangsang
untuk mengetahui lebih jauh lagi.
Media yang mampu berperan sebagai tutor maupun ensiklopedia,
akan menyediakan informasi dan umpan balik kepada siswa secara cepat.
Siswa tidak hanya duduk dan mendengarkan secara pasif. Mereka harus
berpikir, dan merespon. Akan tetapi media yang berbasis edutainment
tidak menutup kemungkinan untuk didesain bagi siswa yang kurang aktif
di kelas yaitu dengan memberikan simulasi yang bermakna serta
interaktivitas media yang baik.
Media maupun program yang mengajarkan konsep abstrak akan
sangat mendukung proses belajar mengajar. Penerapan persamaan linear
15

satu variabel di buku maupun yang diajarkan guru di kelas akan terasa
lebih konkret. Melalui program ini siswa diharapkan dapat membuat
persamaan sendiri dan menetapkan variabel yang digunakan sehingga
muncullah penyelesaian dari persamaan yang dibuat oleh siswa tersebut.
Siswa juga bisa memilih materi yang akan dipelajari dan melewati materi
yang sudah dikuasi sehingga mereka tidak jenuh dengan materi yang
mereka rasa mudah. Dengan cara belajar yang demikian, siswa akan
mampu mengontrol pembelajaran mereka sendiri.
Dalam pengembangannya, media yang berbasis edutainment
diharapkan sesuai dengan karakteristik siswa seperti tingkat kepandaian,
kematangan, serta penguasaan materi prasyarat sehingga mampu
mengantarkan siswa untuk menguasai kompetensi-kompetensi dasar.
Media berbasis edutaintment yang dibuat diharapkan mampu
meningkatkan kemampuan siswa belajar mandiri dan memecahkan
masalah. Di dalam penggunaan media ini, siswa dapat menentukan sendiri
apa yang hendak dilakukan. Dengan demikian siswa akan belajar
menganalisis, melihat permasalahan dan menemukan alternatif yang
merupakan langkah pemecahan masalah. Adanya pengambilan tindakan
tersebut, kemampuan siswa untuk memecahkan masalah akan meningkat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat,
pikiran dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu. Ditinjau dari proses pemebelajaran sebagai proses
komunikasi, maka fungsi media adalah sebagai pembawa informasi dari sumber
(guru) ke penerima (siswa). Beberapa manfaat media pembelajaran adalah
mengatasi keterbatasn pengalaman, mengkonkretkan konsep-konsep yang
abstrak, mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, adanya interaksi langsung
dengan lingkungan, menghasilkan keseragaman pengamatan, menanamkan
konsep dasar yang benar, konkret dan realistis, membangkitkan motivasi dan
rangsangan anak untuk belajar, membangkitkan keinginan dan minat guru serta
memberikan pengalaman yang integral Klasifikasi media pembelajaran yaitu
media visual, audio, audio visual, cetak, model, realita, komputer dalam proses
pembelajaran dan multimedia.

B. Saran
Semoga makalah ini menjadi tambahan ilmu pengetahuan bagi kita
semua mahasiswa khususnya mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia. Jika
ada kekurangan dan kesalahan, baik penyajian ataupun penulisan diharapkan
kritik dan sarannya yang bersifat membangun demi kesempurnaan pada
makalah-makalah berikutnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Azhar Arsyad. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Brown, Gillian dan George Yule. 1983. Discourse Analysis. Cambridge:


Cambridge University Press.

Kustandi dan Sutjipto. 2011. Media Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor:


Ghalia Indonesia.

Punadji, S. & Sihkabuden. 2005. Media Pembelajaran. Malang: Elang Mas.

Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. 2008. Media Pembelajaran. Bandung : FIP
Universitas Pendidikan Indonesia

Utomo, Junaedi, (2001). Dampak Internet Terhadap pendidikan: Transparansi


dan Evolusi, Seminar Nasional  Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 7
April 2001.

17

Anda mungkin juga menyukai