BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakekat Bermain
1. Pengertian Bermain
Bermain adalah suatu aktivitas yang menyenangkan karena itu
akan lebih mudah bagi anak untuk menyerap berbagai informasi baru yang
ia tanggapi dengan sikap yang positif dan tanpa paksaan. Dunia anak
adalah dunia bermain, bermain terungkap dalam berbagai bentuk apabila
anak-anak sedang beraktivitas. Mereka bermain ketika bernyanyi,
menggali tanah, membangun balok warna warni atau menirukan sesuatu
yang dilihat.
Dalam kebidupan anak, bemiain mempunyai arti yang sangat
penting. Dapat dikatakan bahwa setiap anak yang sehat selalu mempunyai
dorongan untuk bermain sehingga dapat dipastikan bahwa anak yang tidak
bermain-main pada umumnya dalam keadaan sakit, jasmaniah ataupun
rohaniah.
Para ahli berkesimpulan bahwa anak adalah makhluk aktif dan
dinamis. Kebutuhan kebutuhan jasmaniah dan rohaniah anak yang
mendasar sebagian besar dipenuhi melalui bermain (kelompok). Jadi
bermain itu merupakan kebutuhan anak. Solehuddin dalam Masitoh
(2006:93) menyatakan bahwa bermain dapat dipandang sebagai suatu
kegiatan yang bersifat volunteer, spontan, terfokus pada, proses, memberi
ganjaran secara intrinsik, menyenangkan dan fleksibel. Bermain dikatakan
sebagai kegiatan yang bersifat volunteer atau suka rela karena bermain di
lakukan atas dasar keinginan dan kemauan anak sendiri. Ketika anak
merasa ingin bermain, maka ia pun dapat bermain sesuai keinginannya
tanpa ada paksaan atau tekanan dan pihak lain.
Kegiatan bermain dikatakan spontan karena bermain dapat terjadi
tanpa ada perencanaan sebelumnya. Selain itu bermain juga mengarah
pada proses, hal ini mengandung arti bahwa yang menjadi penekanan
4
5
adalah kegiatan bermain itu sendiri dan bukan apa yang dihasilkan dan
kegiatan bermain tersebut. Ciri selanjutnya adalah bermain dapat
memberikan ganjaran yang bersifat intrinsik, artinya bahwa, kegiatan
bermain secara tidak disadari merupakan penguatan yang bersifat positif.
Menurut Gordon & Browne dalam Moeslichatoen (1999:24)
menyatakan: “bermain merupakan pekerjaan masa kanak kanak dan
cermin pertumbuhan anak”. Selanjutnya Dworetsky dalam Moeslichatoen
(1999:24) menyatakan Bahwa: Bermain merupakan kegiatan yang
memberikan kepuasan bagi diri sendiri. Melalui bermain anak pembatasan
dan memahami kehidupan. Bermain merupakan kegiatan yang
memberikan kesenangan dan dilaksanakan untuk kegiatan itu sendiri yang
lebih ditekankan pada caranya dan pada hasil yang diperoleh dan kegiatan
itu. Sedangkan menurut Deanden dalam Moeslichatoen (1999:24):
bermain merupakan kegiatan yang non serius dan segalanya ada dalam
kegiatan itu sandiri yang dapat memberikan kepuasaan bagi anak, sejalan
dengan pendapat di atas menurut. Hildebrand dalam moeslichatoen
(1999:24): bermain berarti berlatth, mengeksplotasi, merekayasa,
mengulang latihan apapun yang dapat dilakukan untuk mentransforihasi
secara imajinatif hal-hal yang sama dengan dunia orang dewasa.
Berdasarkan pendapat di atas yang disimpulkan arti bermain
merupakan bermacam bentuk kegiatan yang memberikan kepuasaaan pada
diri anak yang bersifat non serius, lentur dan bahan mainan terkandung
dalam kegiatan dan yang secara imajinatif di transformasi sepadan dengan
dunia orang dewasa.
2. Tujuan Bermain
Bermain merupakan tujuan bagi perkembangan anak Taman
Kanakkanak, maka tujuan bermain menurut Masitoh (2008:9.4) antara
lain:
a. Anak dapat melakukan koordinasi otot kasar Anak dapat berlatih
menggunakan kemampuan kognitifnya untuk memecahkan berbagai
masalah.
6
Oleh karena itu besar nilai bermain dalam kehidupan anak, maka
anak TK merupakan syarat mutlak yang sama sekali tidak bisa diabaikan.
Bagi anak TK belajar adalah bermain sambil belajar dan belajar seraya
bermain.
B. Kecerdasan Linguistik Verbal Pada Anak Usia Dini
1. Pengertian Kecerdasan Linguistik
Kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif baik
secara lisan maupun tulisan. Kecerdasan ini mencakup kepekaan terhadap
arti kata, urutan kata, suara, ritme dan inotasi dan kata yang diucapkan,
termasuk kemampuan untuk mengerti kekuatan kita dalam mengubah
kondisi pikiran dan menyampaikan informasi.
Proses pendidikan verbal merupakan proses sulit untuk dilatih,
maka proses ini hendaknya dilakukan sejak anak pada usia agresifnya pada
usia kanak-kanak. Terkadang orang tua takut ketika anaknya sedang
mengalami kelincahan bergerak, akhirnya progresif anak untuk melakukan
sesuatu harus ditolong karena ketakutan orang tuanya.
Kecerdasan linguistik berkaitan dengan kemampuan bahasa dan
dalam hal penggunaanya, orang yang berbakat dalam bidang ini senang
bermain-main dengan bahasa, gemar membaca dan menulis, tertarik
dengan suara, narasi, mereka sering kali pengeja yang baik dairmudah
mengingat, selain itu ciri-ciri khas pada kecerdasan ini yaitu:
a. Mampu menuliskan pengalaman kesehariannya.
b. Pendapatnya lebih baik dibanding anak seusianya.
c. Memiliki kosa kata yang banyak dibanding anak seusianya.
d. Banyak membaca, memberikan pendapat, masukan, kritikan pada
orang lain.
e. Mengeja kata asing dan baru dengan tepat.
f. Suka mendengar pertanyaan-pertanyaan lisan seperti radio, suka
pantun, dan rangkaian kata yang sulit diucapkan.
g. Suka bercerita panjang lebar.
9
benda yang bermula dengan huruf “B”. Permainan ini selain mengajak
anak mengenal huruf, juga dapat menambah perbendaharaan kata-
katanya. Penambahan kosa kata sangat membantu anak dalam
berbicara, agar ia tidak sering kehilangan kata-kata.
C. Permainan Kartu Huruf Untuk Meningkatan Kecerdasan Lingustik Pada
Anak Usia Dini
Permainan Kartu huruf bertujuan merangsang kemampuan membaca
anak dengan tekni fonik. Permainan ini dapat dibuat berbagai versi, yakni
versi huruf lepas, versi huruf awal, Versi susunan huruf, versi koleksi huruf
dan versi kata yang sania. Tiap-tiap versi mempunyai tujuan. Versi huruf
lepas, sesusi untuk identifikasi menambah kekayaan huruf anak, versi huruf
awal sesusi untuk identifikasi huruf dan menambah kemampuan grafofonemik
anak, versi susunan huruf sesuai untuk menumbuhkan sintetik dan versi
koleksi huruf sesuai untuk identifikasi huruf anak. (Tad’kiroatun Musflroh
2010:2-15)
14
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
14
15
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
b. Prosedur Pelaksanaan
1) Perencanaan
a) Menyediakan alat dan bahan untuk permainan dalam kegiatan.
b) Merencanakan waktu pelaksanaan.
c) Mencoba mengunakan berbagai teknik untuk mengunakan alat.
d) Mengamati dan berkomunikasi mematau kecerdasan Linguistik
anak
e) Menetapkan media, alat dan teknik.
f) Menyusun serangkaian rencana tindakan menyeluruh yang
akan dilaksanakan.
17
2) Tindakan
Pelaksanaan tindakan sesuai dengan siklus yang telah dilaksanakan
yang dilakukan pada siklus I
Siklus I
a) Guru menyebutkan dan menuliskan bentuk huruf vokal dan
konsonan dengan tanya jawab untuk meningkatkan kecerdasan
lingustik anak.
b) Guru membagikan kartu huruf ke anak dan setiap anak
mendapatkan huruf yang berbeda.
c) Setiap anak diberi kesempatan menujukan huruf dan
menyebutkannya
d) Guru membagikan lembar kerja anak dan anak mengerjakan
dibawah bimbigan guru.
e) Guru mengamati hasil kerja anak dan mencatat hasil yang
dicapai menurut perkembagan kecerdasan linguistik anak.
f) Guru melaksanakan evaluasi tehadap kegiatan bermain dengan
huruf dan terhadap hasil yang telah dicapai serta merancang
tindakan berikutnya.
3) Refleksi
Evaluasi terhadap pencapaian yang di peroleh pada siklus I
didasarkan pada kecerdasan linguistik anak dijadikan dasar
perbaikan pada tindakan yang dilakukan pada siklus II
Siklus II
Pelaksanaan siklus II polanya sama dengan siklus I setelah melakukan
perbaikan dan penyempurnaan sesuai dengan evaluasi sebelumnya.
c. Pengamat
Penelitian ini di bantu oleh teman sejawat yang bertugas sebagai
pengamat dengan memberikan penilaian pada lembaran yang telah
disediakan oleh peneliti.
d. Prosedur umum pembelajaran
Adapun prosedur umum pembelajaran yang digunakan adalah:
18
1) Menjelaskan kegiatan
2) Melaksanakan kegiatan
3) Mengevaluasi kegiatan
3. Pengamatan/pengumpulan data/instrument
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan pada penelitian ini
dipergunakan instrument sebagai berikut:
a. Fomat Observassi
Fomat observasi dipergunakan tintuk mengetahui kesesuasian
pelaksanaan tindakan dengan rencana yang disusun sebelumnya.
Tabel. 1. Contoh Fomat Observasi
Penilaian
No Aspek yang Dinilai BB MB BSH
f % f % f %
1 Mampu mengenal huruf
vocal dan konsonan
2 Mampu menyebutkan huruf
vokal dan konsonan
3 Anak mampu menuliskan
huruf dengan benar
b. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan hasil kecerdasan liguistik anak yang
ditulis guru.
c. Dokumentasi
Merupakan gambar gambar foto kegiatan yang dilakukan anak selama
penelitian.
C. Teknik Analisis
1) Analisis observasi
Hasil observasi dianalisis sesuai dengan penelitian di PAUD, yakni
dengan mengunakan statistik persentase (%).
2) Analisis Lapangan
Yakni hasil pegamatan guru yang dituangkan dalam lembaran observasi.
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Rancangan Satu Siklus
Siklus : I (Pertama)
Tema/Sub Tema : Kebutuhanku/Minuman
Kelompok : B
Tanggal : 1 s.d 5 oktober 2018
Tujuan Perbaikan : Meningkatkan kecerdasan linguistik dengan
menggunakan teknik bermain huruf di TK Pelangi Kota
Solok
Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar belakang yang dikemukakakan dapat didentifikasikan
beberapa Masalah yang dihadapi pada tahap rasa tanggung jawab anak di TK
Pelangi Kota Solok Solok sebagai berikut:
a. Kurangnya pengenalan anak tentang penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar
b. Pelaksanaan penggunaan bahasa Indonesia yang kurang tepat oleh
pendidik
c. Media pembelajaran atau bahan dari kegiatan pembelajaran yang kurang
diminati anak
d. Kurangnya informasi tentang manfaat kegiatan yang dilakukan
Analisis Masalah
Dari uraian identifikasi masalah di atas maka dapat disimpulkan bahwa
kemampuan anak dalam mengenal huruf untuk meningkatkan kecerdasan
linguistik anak masih kurang perkembangannya.
Dari permasalahan yang ditemukan di lapangan terlihat bahwa kegiatan
yang dilaksanakan guru kurang menarik bagi anak, untuk itu upaya
peningkatan kecerdasan linguistik anak dapat diatasi dengan menggunakan
19
20
RPPH
SKENARIO PERBAIKAN
Langkah-langkah Perbaikan
a. Guru menyebutkan simbol-simbol huruf vokal dan konsonan pada
tulisan susu coklat
b. Guru meminta anak menghitung gambar jumlah botok Minuman
c. Guru memperlihatkan gambar dan tulisan susu coklat
d. Setelah itu anak diminta untuk mendengarkan lagi kegiatan yang akan
dilakukan yaitu melengkapi tulisan yang rumpang pada tulisan susu
coklat
e. Guru membimbing anak dalam menyusun suku kata tulisan susu
coklat
f. Guru memeriksa hasil kegiatan anak
C. Kegiatan Pengembangan III (penutup)
Judul Kegiatan : Membaca iqra, Tanya jawab
Penggelolaan Kelas
1. Penataan ruang : Posisi kursi dan meja seperti biasa
2. Pengoranisasian: Anak-anak duduk dikursinya masing-masing
Langkah-langkah:
1. Guru meminta anak untuk membaca iqra
2. Guru membantu anak dalam membaca iqra
3. Guru menanya kegiatan anak hari ini
23
LEMBAR REFLEKSI I
SETELAH MELAKUKAN PEMBELAJARAN
Siklus : II (Dua)
TemalSub Tema : Binatang/Binatang Bersayap
Kelompok : B
Tanggal : 15 s. d 20 Oktober 2018
Tujuan Perbaikan : Meningkatkan kecerdasan linguistik anak melalui bermain
huruf di TK Pelangi
Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar belakang yang dikemukakakan dapat didentifikasikan
beberapa Masalah yang dihadapi Pada tahap rasa tanggung jawab anak di TK
Pelangi sebagai berikut:
a. Kurangnya pengenalan anak tentang penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar
b. Pelaksanaan penggunaan bahasa Indonesia yang kurang tepat oleh
pendidik
c. Media pembelajaran atau bahan dari kegiatan pembelajaran yang kurang
diminati anak
d. Kurangnya informasi tentang manfaat kegiatan yang dilakukan
Analisis Masalah
Dari uraian identifikasi masalah di atas maka dapat disimpulkan bahwa
kemampuan anak dalam mengenal huruf untuk meningkatkan kecerdasan
linguistik anak masih kurang perkembangannya.
Dari permasalahan yang ditemukan di lapangan terlihat bahwa kegiatan
yang dilaksanakan guru kurang menarik bagi anak, untuk itu upaya
peningkatan kecerdasan linguistik anak dapat diatasi dengan menggunakan
berbagai kegiatan yang bervariasi sehingga dapat meningkatkan kecerdasan
linguistik anak.
Perumusan Masalah:
Apakah dengan bermain huruf dapat meningkatkan kecerdasan linguistik pada
anak melalui bermain huruf di TK Pelangi Kota Solok Solok.
25
RPPH
SKENARIO PERBAIKAN
Tujuan perbaikan : Meningkatkan kecerdasan linguistik anak melalui bermain
huruf
Siklus Ke : II
Hari/Tanggal : 15 Oktober 2018
LEMBAR REFLEKSI II
SETELAH MELAKUKAN PEMBELAJARAN
Pengorganisasian anak
Setiap kelompok anak melakukan kegiatan menyusun huruf
susu coklat dan melengkapi suku kata yang rumpang pada
kata susu coklat serta menghubungkan cara metode
bermain huruf
2) Pelaksanaan
Pertemuan Pertama (1)
Pada pertemuan I di siklus I pada hari Kecerdasan linguistik 01
Oktober 2018. Alokasi waktu 2 jam pelajaran.
Kegiatan awal (30 menit)
a. Berbaris, alam, nyanyi, do’a
b. Kegiatan Fisik meloncat dari kursi
Kegiatan inti (60 menit)
a. Anak melakukan kegiatan menyusun kata susu coklat
b. Anak melakukan kegiatan melengkapi suku kata rumpang pada
tulisan susu coklat
Kegiatan Penutup (30 menit)
a. Anak melakukan kegiatan membaca iqra
b. Diskusi tentang kegiatan awal sampai akhir
c. Berdo’a, nyanyi, salam, pulang
Observasi
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap anak pada
kegiatan peningkatan kecerdasan linguistik anak melalui bermain
huruf adalah kegiatan anak belum meningkat sebelumnya.
Ketertarikan anak mulai terlihat akan tetapi ada beberapa anak
belum mampu menyusun kata susu coklat dengan seutuhnya.
Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhaap anak,
tentyata belum berhasil dalam ketertarikan anak dalam menyusun
kata susu coklat peneliti melanjutkan kepertemuan kedua.
31
Observasi
Hasil observasi dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan,
maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan linguistik anak melalui
bermain huruf sudah mulai meningkat.
Refleksi
Dalam penyediaan alat dan sumber belajar sudah sangat
baik, dan setelah direnungkan dan kelima pertemuan diatas
ternyata dalam kegiatan kecerdasan linguistik anak melalui
bermain huruf di TK Pelangi Kota Solok belum mencapai target
yang ditentukan, maka peneliti perlu melakukan perbaikan
pembelajaran pada siklus II
3. Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I masih ada beberapa hal
yang perlu dilakukan perbaikan, atas dasar itu peneliti akan melajutkan
pada siklus ke II.
Siklus II dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan. Pertemuan 1
dilaksanakan pada hari Selasa, 15 oktober sampai dengan hari Kecerdasan
linguistik 19 Oktober 2018 Kegiatannya terdiri dari skenario, perbaikan,
RKH perbaikan, serta refleksi pelaksanaan perbaikan.
1) Skenario Perbaikan
Skenario perbaikan pada hari (pertama)
Tujuan Perbaikan : Meningkatkan kecerdasan linguistik anak
melalui bermain huruf
Siklus ke : I
Hari/tanggal : Kecerdasan linguistik, 15 Oktober 2018
Hal yang diperbaiki/ditingkatkan:
a) Kegiatan pengembangan:
Kegiatan anak selama ini lebih banyak diluar ruangan dan
di dalam ruangan terfokus pada kecerdasan linguistik anak. Dalam
RPPH ini anak diajak bermain dan melakukan kegiatan bermain
35
Pengorganisasian anak
Setiap kelompok anak melakukan kegiatan menyusun huruf
burung kakak tua dan melengkapi suku kata yang rumpang
pada kata burung kakak tua serta menghubungkan cara
metode bermain huruf
2) Pelaksanaan
Pertemuan Pertama (1)
Pada pertemuan I di siklus I pada hari Kecerdasan linguistik 15
Oktober 2018. Alokasi waktu 2 jam pelajaran.
Kegiatan awal (30 menit)
a. Berbaris, alam, nyanyi, do’a
b. Kegiatan Fisik meloncat dari kursi
Kegiatan inti (60 menit)
a. Anak melakukan kegiatan menyusun kata burung kakak tua
b. Anak melakukan kegiatan melengkapi suku kata rumpang pada
tulisan burung kakak tua
Kegiatan Penutup (30 menit)
a. Anak melakukan kegiatan membaca iqra
b. Diskusi tentang kegiatan awal sampai akhir
c. Berdo’a, nyanyi, salam, pulang
Observasi
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap anak pada
kegiatan peningkatan kecerdasan linguistik anak melalui bermain
huruf adalah kegiatan anak belum meningkat sebelumnya.
Ketertarikan anak mulai terlihat akan tetapi ada beberapa anak
belum mampu menyusun kata burung kakak tua dengan seutuhnya.
Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhaap anak,
tentyata belum berhasil dalam ketertarikan anak dalam menyusun
kata burung kakak tua peneliti melanjutkan kepertemuan kedua.
37
b. Pertemuan II
Pada pertemuan kedua pada tanggal 16 Oktober 2018, peneliti
melakukan kegiatan bermain huruf dengan teknik menirukan kembali
urutan kata dengan cara membisikan pada teman dan meniru tulisan
kata yang dibisikan dan memberikan hasil bisikan itu kepada guru
secara berkelompok. Melihat hasil dan kegiatan meniru kembali empat
sampai lima urutan kata:
1) Yang mampu mengenal huruf vokal dan huruf konsonan, 11 orang
Berkembang Sangat Baik, 6 orang yang Berkembang Sesuai
Harapan, 0 yang Belum Berkembang.
2) Yang mampu menyebutkan huruf vokal dan konsonan 9 orang
Berkembang Sangat Baik, 7 orang yang Berkembang Sesuai
Harapan, 1 orang yang Belum Berkembang.
3) Yang mampu menuliskan huruf vokal dan konsonan, 10 orang
Berkembang Sangat Baik, 7 orang yang Berkembang Sesuai
Harapan, 0 orang yang Belum Berkembang.
c. Pertemuan III : Bercerita tentang gambar dan menirukan huruf vokal
dan konsonan
Pada pertemuan III tanggal 17 Oktober 2018 peneliti
melakukan kegiatan, bercerita tentang gambar dan menirukan huruf
vokal dan konsonan pada tulisan jenis alat musik dengan menyebutkan
masing-masing huruf pada tulisan alat musik dengan tetap
memperhatikan bahasa anak dalam menyebutkan huruf dan kata-kata
sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia yang benar. Melihat hasil dan
kegiatan bercerita tentang gambar dan menirukan berbagai lambang
huruf.
Yang mampu mengenal huruf vokal dan huruf konsonan, 13
orang Berkembang Sangat Baik, 4 orang yang Berkembang Sesuai
Harapan, 0 yang Belum Berkembang. Yang mampu menyebutkan
huruf vokal dan konsonan, 10 orang, Berkembang Sangat Baik, 7
orang yang Berkembang Sesuai Harapan, 0 orang yang Belum
46
linguitik anak dengan bermain huruf juga dapat menimbulkan keinginan untuk
meniru bentuk huruf dengan merangkainya menjadi ejaan kata. Kegiatan ini juga
menumbuhkan rasa percaya diri anak untuk berkomunikasi dengan bahasa yang
lebik komplek dan anak seomakin banyak mengenal jenis huruf sehingga anak
semakin betambah tingkat perkembangan Linguistiknya.
Adapun permainan huruf untuk meningkatkan kecerdasan Linguistik anak
ada dengan berbagai macam versi yaitu:
1. Versi huruf lepas ini sering dilakukan dengan nyayian pada umumnya anak
sudah bisa menyebutkan dengan benar urutan huruf demi huruf.
2. Versi huruf awalan disini anak belajar menyimak dan membaca apa yang
disebutkan atau dituliskan juga dengan mencari kata awalan yang sama
hurufnya.
3. Versi susunan huruf yaitu yaitu guru menyebutkan suatu kata atau menuliskan
anak menyebutkan urutan huruf dengan benar.
Dalam meniru bentuk huruf anak juga bisa dengan berbagai cara yaitu
menebalkan, menyambungkan dua titik, mencimplak, bentuk ini dapat
meningkatkan kecerdasan linguistik anak dalam pengembagan linguistik anak
didik.
50
BAB V
SIMPULAN DAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan
1. Gambaran peningkatan kecerdasan linguistik anak TK Pelangi Kota Solok
melalui kegiatan bermain huruf pada siklus I, belum signifikan, baru
mencapai hasil rata 47%, hal ini disebabkan kegiatan bermain huruf, baca
tulis kurang disukai anak karena cara pengenalan masih kurang begitu
menarik bagi anak-anak, variasi kata yang digunakan masih kurang serta
media yang kurang lengkap.
2. Pelaksanaan kegiatan bermain huruf pada siklus II mengalami peningkatan
yang signifikan, ini dapat dilihat dan hasil pertemuan kelima, anak
Berkembang Sangat Baik mencapai 85% hal ini disebabkan karena
bermain huruf mulai disenangi, pemahaman yang diberikan sudah mulai
dimengerti seperti mengenal bentuk huruf dan menyebutkan huruf
bervariasi sehingga dapat menarik perhatian anak-anak. Pengenalan huruf
pada Siklus II sudah mulai benar dan baik.
3. Kegiatan bermain huruf merupakan kegiatan bahasa yang sangat baik
dalam menggali dan mengembangkan multi kecerdasan anak. Khususnya
kecerdasan linguistik anak di TK Pelangi Kota Solok.
50
51
2. Orangtua
Orang tua diharapkan bisa membantu meningkatkan kecerdasan linguistik
anak dengan lebih banyak membimbing bermain bermacam huruf, bacaan
dan bertanyajawab tentang yang dipelajari anak mereka disekolah.
3. Peneliti selanjutnya
Penelitian ini terbatas pada upaya kecerdasan linguistik anak melalui
kegiatan bermain huruf saja. Masih masih banyak faktor serta indikator
lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan linguistik anak
Diharapkan pada peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan variasi dan
indikator lain dalam pengembangan kecerdasan linguistik anak-anak TK
selanjutnya.
52
DAFTAR PUSTAKA