Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Taman Kanak-kanak (TK) Kelompok Bermain adalah salah satu
bentuk Pendidikan anak usia dini yang berada pada jalur formal dan non
formal yang menyediakan program pendidikan bagi anak umur 4 sampai 6
tahun yang bertujuan membantu pengembangkan berbagai potensi baik psikis
dan fisik yang meliputi moral, agama, sosial, emosional, kemandirian,
kognitif, bahasa, fisik, motorik dan seni untuk siap memasuki pendidikan
selanjutnya.
Perkembangan bahasa sebagai salah satu dasar yang hams dimiliki
anak, terdiri dan beberapa tahapan sesuai dengan usia dan karateristik
perkembangannya. Perkembangan adalah suatu perubahaan yang berlansung
sumur hidup dan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi
seperti biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Bahasa adalah suatu sistem
symbol berkomunikasi yang meliputi fonologi (unit suara), morfologi (unit
arti), sintaksis (tata bahasa), semantic (Variasi arti), dan prag matik
(Penggunaan) bahasa (Santrock 1995). Dengan bahasa anak dapat
mengkomukasikan maksud, tujuan pemilkiran maupun perasaaannya pada
orang lain. Perkembangan berbicara dan menulis merupakan suatu proses
yang menggunakan bahasa ekspresif dalam membentuk anti. Perkembangan
berbicara pada awal dan anak yaitu menggumam maupun membeo. Menurut
pendapat Dyson bahwa perkembangan berbicara terkadang individu dapat
menyesuaikan dengan keinginannya sendiri, hal mi tidak sama dengan
menulis.
Bercerita bagi Anak Usia Dini (AUD) ternyata dapat dijadikan sebagai
media membentuk kepribadian dan moralitas anak, sebab dan kegiatan
berceritatercfapat manfaat yang dapat dipetik oleh para pendengar (dalam hal
ini adalah anak usia dini). Manfaat tersebut adalah, terjalinnya interaksi
kornunikasi harmonis antara orang tua dengan anaknya di rumah, sehingga
bisa menciptakan relasi yang akrab, terbuka, dan tanpa sekat.

1
2

Bercerita bagi anak usia dini sangatlah penting, karena dengan


bercerita anak bisa merekam dalam otaknya tentang kisah-kisah tertentu serta
kejadiankejadian yang telah terjadi, memberikan pesan moral serta bisa
menguatkan kekuatan mernori otak anak. Semakin dini anak diberi dongengan
semakin ceat meningkatkan kejeniuasan anak.
Bercerita atau dongeng bisa menjadi wahana untuk mengasah
imajinasi dan alat pembuka bagi cakrawala pemahaman seorang anak.Ia akan
belajar pada pengalaman-pengalaman sang tokoh dalam cerita tersebut, setelah
itu memilah mana yang dapat dijadikan panutan olehnya sehingga
membentuknya menjadi moralitas yang dipegang sampai dewasa.
Berdasarkan observasi yang dilakukan terhadap proses pelaksanaan
pembelajaran tersebut maka dapat diidentifikasi beberapa masalah antara
lainanak kurang tertarik mendengarkan cerita, anak tidak bisa duduk tenang
ketika cerita disajikan, kurangnya minat Anak untuk menceritakan kembali isi
cerita, alat peraga yang tidak menarik bagi anak dan penyampaian iuru yang
kurang dimengerti oleh anak.
Bertitik tolak pada keadaan yang demikian , maka penulis merasa perlu
untuk melakukan rencana kegiatan harian maupun metode/carapelaksanaan
pembelajaran, yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Bercerita Anak
Melalui Media Gambar di TK Islam Al Manar Kota Solok”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka penulis dapat
merumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: “Apakah menggunakan
media gambar dapat meningkatkan Keterampilan bercerita anak di TK Islam
Al Manar Kota Solok”.

C. Tujuan penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk Meningkatkan Keterampilan
bercerita anak melalui media gambar dl TK Islam Al Manar Kota Solok
3

D. ManfaatPenelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Bagi Anak Didik
Siswa Diharapkanterjadi peningkatan kemampuanberbahasa anak dengan
menggunakan media gambar setelah menerapkan metode bercerita.
2. Bagi Guru
Melalui penelitian ini guru dapat mencari dan menemukan solusidan setiap
permasalahan pembelajaran sehingga dapat memperkaya pengetahuan dan
sebagai pedoman bagi guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.
3. Sekolah
Dapat dijadikan masukan bagi kegiatan penelitian dalam merumuskan
kebijakan yang berhubungan dengan peningkatan mutu pendidikan.
4. Bagi Pembaca
Sebagai bahan masukan bagi peneliti berikutnya untuk pengembangan
penelitian dibidang yang sama
5. Bagi Orang Tua
Bagi orang tua agar dapat menambah wawasan, bagaimana cara
meningkatkan Keterampilan anak dalam bercerita melalui media gambar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Perkembangan Anak Usia Dini


Perkembangan merupakan suatu perubahan yang berlangsung seumur
hidup dengan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam kemampuan gerak kasar, gerak haltis, bicara dan bahasa serta sosialisasi
dan kemandirian. Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan anak antara lain,
menimbulkan perubahan, berkolerasi dengan pertumbuhan, memiliki tahap
yang berurutan dan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan bahasa sebagai salah satu dasar yang hams dimiliki
anak, terdiri dan beberapa tahapan sesuai dengan usia dan karateristik
perkembangannya. Perkembangan adalah suatu perubahaan yang berlansung
sumur hidup dan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi
seperti biologis, kognitif, dan sosio-emosional.Bahasa adalah suatu sistem
symbol berkomunikasi yang meliputi fonologi (unit suara), morfologi (unit
arti), sintaksis (tata bahasa), semantic (Variasi arti), dan prag matik
(Penggunaan) bahasa (Santrock 1995). Dengan bahasa anak dapat
mengkomukasikan maksud, tujuan pemilkiran maupun perasaaannya pada
orang lain. Perkembangan berbicara dan menulis merupakan suatu proses
yang menggunakan bahasa ekspresif dalam membentuk anti. Perkembangan
berbicara pada awal dan anak yaitu menggumam maupun membeo. Menurut
pendapat Dyson bahwa perkembangan berbicara terkadang individu dapat
menyesuaikan dengan keinginannya sendiri, hal mi tidak sama dengan
menulis.
Dalam perkembangannya kemampuan berbahasa tidak hanya
meliputikemampuan bicara saja.Anak juga hams menguasaj kemampuan
mendengar. Cara melatihnya, anak diminta untuk memusatkan perhatian pada
apa yang dikatakan orang lain. Sesuai dengan karakter anak usiaINi, terkadang
anak bersikap tidak sabar dalam mendengarkan perkataaii orang lain. Ia sudah
ingin bergerak atau bertindak sebelum paham sepenuhnya apa yang dimaksud
oleh orang yang sedang mengajaknya berbicarakan kosa kata tersebut anak

1
menggunakanfast mapping yaitu suatu proses dimana anak menyerap arti kata.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lehih lanjut (Undang-Undang Nomor
20 tahun 2003).
Anak-anak usia 3-4 tahun memiliki berbagai potensi dasar yang perlu
dikembangkan. Potensi dasar tersebut secara umum terbagi menjadi dua, yaitu
perilaku dan kemampuan dasar.Pengembangan potensi dasar ini merupakan
pondasi bagi anak untuk dapat menempuh kehidupan selanjutnya dengan lebih
baik, dan tumbuh sebagai manusia dewasa seutuhnya.
Namun, karena usianya yang masih sangat muda, mereka masih
cmpunyai ketergantungan yang kuat pada orang dewasa di sekelilingnya,
terutama para pendidiknya, baik di rumah maupun di lembaga pendidikan
anak.Dalam hal ini, peran pendidik anak dalam pengembangan potensi dasar
tersebut menjadi sangat penting. Jika pengembangan potensi dilakukan
dengan cara yang tidak tepat, maka dampak negatifnya akan terus terbawa
sampai si anak dewasa.

B. Keterampilan Bercerita
1. Pengertian Bercerita
Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara
lisan kepada orang lain dengan menggunakan alat atau tanpa alat tentang
apa yang harus disampaikan dalam bentuk pesan,informasi atau hanya
sebuah dongeng yang untukdidengarkan dengan rasa
menyenangkan.Menikmati sebuah cerita nilai timbuh pada saat seorang
anak semenjak ia mengerti akan peristiwa yang terjadi disekitarnya dan
setelah memorinya mampu merekam beberapa kabar berita. Masa tersebut
terjadi pada usia 4-6 tahun yang ditandai oleh berbagai kemampuan
sebagai berikut (Depdiknas, 2000:5):
a. Mampu -menggunakan kata ganti saya dan berkomunikasi.

2
b. Memiliki perbendaharaan kata kerja, kata sifat, kata keadaan, kata
tanya dan kata sambung.
c. Menunjukkan pengertian dan pemahaman tentang sesuatu.
d. Mampu mengungkapkan pikiran, perasaan dan tindakan dengan
menggunakan kalimat sederhana.
e. Mampu membaca dan mengungkapkan sesuatu melalui gambar.

2. Fungsi Bercerita
Menurut Prof. Dr Tampubolon, 1991:50, “Bercerita kepada anak
memainkan peranan penting bukan saja dalam menurnbuhkan minat
dankebiasaan membaca tetapi juga dalam menernbangkan bahasa dan
pikiran anak”. Dengan demikian fungsi bercerita bagi anak usia 4-6 tahun
adalah membantu perkembangan bahasa anak. Dengan bercerita
pendengaran anak dapat difungsikan dengan baik untuk membantu
kemampuan berbicara dengan menambah perbendaharaan kosakata,
dengan mengucapkan kata-kata, melatih merangkai kalimat sesuai dengan
tahap perkembangannya, selanjutnya anak dapat mengekspresikannya
melalui bernyanyi, bersyair, menulis atau menggambar sehingga pada
akhirnya anak mampu membaca situasi, gambar, tulisan ataü bahasa
isyarat. Kemampuan tersebut adalah hasil dan proses menyimak dalam
tahap perkembangan bahasa anak.

3. Tujuan Metode Bercerita


Dalam modul (Metode pengembangan perilaku dan kemampuan
dasar Anak UsiaDini, Penerbit Universitas Terbuka Edisi 1) Adapun
manfaat dan metode bercerita adalah sebagai berikut:
a. Mengembangkan kemampuan berbahasa, diantaranya kemampuan
menyimak (listening), juga kemampuan berbicara (speaking) serta
menambahkosa kata.
b. Mengembangkan kemampuan berpikirnya karena dengan bercerita
anak diajak untuk menfokuskan perhatian dan berfantasi mengenai

3
jalan cerita serta mengembangkan kemampuan berpikir secara
simbolik
c. Menanamkan pesan-pesan moral yang terkandung dalam cerita yang
akan mengembangkan kemampuan moral dan agama, misalnya konsep
benarsalah atau konsep ketuhanan.
d. Mengembangkan kepekaan sosial-emosi anak tentang hal-hal yang
terjadi disekitarnya melalui tuturan cerita yang disampaikan.
e. Melatih daya ingat atau memori anak untuk menerima dan menyimpan
informasi melalui tuturan peristiwa yang disampaikan.
f. Mengembangkan potensi kreatif anak rnelalui keragaman ide cerita
yang dituturkan.

4. Peran Keluarga dan Sekolah Dalam Pengembangan Bercerita


a. Pengaruh Keluarga
Keluarga adalah tempat pertama dalam mengembangkan
kemampuan bahasa anak, kemampuan bercerita dipengaruhi oleh pola
asuh yang kreatif, inovatif.Pola bantuan orang tua harus sesuai dengan
tahap perkembangan sehingga dapat menciptakan interaksi dan situasi
komunikasi yang memberi kontribusi positif terhadap keterampilan
berbahasa anak (Jalongo, 2007). Dengan kata lain anak dapat
memperoleh bahasa secara alami, tidak dibiarkan mengalir begitu saja,
tetapi direkayasa sedemikian rupa agar anak mendapat stimulus positif
sebanyak dan sevariatif mungkin. Dengan demikian, diharapkan anak
tidak akan mengalami kesulitan ketika memasuki tahap pembelajaran
bahasa untuk kemudian menjadi sosok yang terampil berbahasa.
Pemerolehan bahasa telah dimulai sejak bayi masih berada dalam
kandungan.Sang ibu dapat mengajak bayi berkomunikasi tentang hal
yang positif. Kontak batin antara ibu dan janin akan tercipta dengan
baik bila kondisi psikis ibu dalam keadaan stabil. Keharmonisan yang
terjalin lewat kornunikasi bisa memengaruhi kejiwaan anak.

4
b. Manajemen Kelas
Pengelolaan kelas yang baik dapat memberi kesempatan anak
untuk bercerita.Pada saat menyambut anak di pagi hari, kegiatan
bermain, makan bersama, istirahat atau kegiatan pertunjukkan kecil, di
waktu-waktu seperti itulah anak memiliki kesempatan untuk berbicara
dengan teman sebaya atau (lengan orang dewasa.Tetapi masih banyak
guru yang berpikir jika anak banyak bericara menandakan bahwa
mereka tidak bekerja. Guru kuatir dengan anak-anak berbicara akan
meninthulkan kebisingan dan prilaku tidak disiplin. Guru juga tidak
memahami bahwa dengan anak berbicara dan mendengarkan adalah
anak sedang belajar.Sehingga kegiatan berbicara hanya mendapat porsi
sedikit di sekolah. Kalaupun ada kesempatan berbicana hanya
digunakan untuk mengobrol atau membicarakan orang lain (Browne,
2009).
Dalam pengembangan kemampuan bercerita pada anak, guru
harus mampu mengelola kegiatan bercerita dalam kelas. Pengelolaan
kelas yang bervariasi akan memberi banyak kesempatan pada anak
untuk bercerita. Anak dapat berpartisipasi dalam diskusi, tukar
menukar ide, bertanya, memecahkan suatu permasalahan atau
menjelaskan sesuatu.Semakin banyak kesempatan anak bercerita,
membuat mereka lancar dalam menuangkan ide, pikiran atau
penasaannya. Ini menjadi fondasi untuk pengembangan kemampuan
menulis dan membaca anak serta juga dalam mempelajari pengetahuan
lain.
c. Guru sebagai Model
Anak sangat dipengaruhi oleh model bercerita orang dewasa
yang berarti bagi kehidupan anak. Guru adalah orang dewasa yang
tepat dan dapat menjadi model bahasa yang digunakan oleh anak. Guru
harus dapat mendorong anak untuk mau berbicara sebagai kegiatan
utama dalam belajar. Pada saat anak berbicara guru harus dapat
menjadi pendengar yang baik. Ketika guru mendengarkan anak
berbicara harus dengan penuh perhatian dan menunjukkan apa yang

5
dibicarakan anak sangat berharga. Lakukan tanya jawab pada anak,
agar anak belajar menyampaikan pendapatnya atau pemikirannya.
Jangan biarkan sebagai pendidik bercerita dengan anak, seperti
memberi perintah pada bawahan, menilai pembicaraan anak, tidak
memberi kesempatan pada anak untuk bertanya atau hanya menjawab
secara terbatas pertanyaan anak.
Anak merasa nyaman dan percaya diri dalam bercerita, jika kita
menghargai anak. Bercerita dengan percaya diri dapat berkembang
ketika orang dewasa menghargai bahasa anak, cara anak bercerita, dan
hak anak untuk tenang. Anak juga membutuhkan rasa nyaman untuk
berbuat kesalahan, being tentative, dan menggunakan bahasa untuk
berpikir banyak. Anak perlu menerima pesan bahwa bercerita
merupakan hal yang berharga di sekolah sama seperti kemampuan
menulis dan membaca.
Guru dan orang dewasa lain di sekolah dapat memainkan peran
penting dalam mengembangkan bahasa lisan anak sebagai berikut.
1) Mendorong anak dan merespons pembicaraan anak.
2) Menciptakan berbagi pengalaman dan alasan dalam berbicara
dengan menyelenggarakan dialog.
3) Menciptakan situasi sosial dan komunikasi bermakna dalam
percakapan dengan melibatkan kemampuan berbicara dan
mendengar (menyimak)
4) Memanfaatkan waktu dengan anak agar memberi model daii
pengalaman bercakap-cakap pada anak.
5) Mengajukan pertanyaan terbuka dan menggali permasalahan yang
sesuai minat anak.
6) Menambah kosakata anak melalui kegiatan yang menarik.
7) Tunjukkan bahwa berbicara dan mendengar adalah sama penting
dalam pertemanan dan beri harapan pada anak untuk mau
melakukan pertemanan.

6
8) Menyediakan lingkungan yang aman agar anak merasa cukup
percaya diri untuk mengajukan pertanyaan atau mengeluarkan
suara.
9) Percaya bahwa anak memiliki sesuatu yang penting untuk
dikatakan.
C. Gambar
Dalam proses pembelajaran diperlukan media, fungsinya adalah untuk
memberikemudahan kepada anak dalam memahami yang diajarkan. Kosasih
Djahiri (1999) menyatakan media adalah sesuatu yang bersifat material-
material ataupun behavioral atau personal yang dijadikan wahana kemudahan,
kelancaran, serta keberhtsilan proses belajar. Dalam keseharian sering
mengartikan media kurang tepat karena mengidentikkan media dengan sumber
pengajaran.Hal ini tidak salah tetapi kurang tepat.Hal-hal kurang tepat apabila
menafsirkan media ini hanya alat peraga materil saja dan hanya menjadi tugas
guru pengadaan dan penampilannya.Oleh karena media tidak hanya bersifat
materil dan bisa diadakan dan ditampilkan oleh siswa dan masyarakat.
Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan
pesan (Bovee,1997).Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi
untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses
komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak
akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pen atau media.
Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat.Media
pembelajaran harus meningkatkan motivasi si pembelajar.Penggunaan media
mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada pembelajar.Selain ini media
juga harus merangsang pembelajar mengingat apa yang sudah dipelajari selain
memberikan rangsangan belajar baru.Media yang baikjuga akan mengaktifkan
pembelajar dalam memberikan tanggapan, umpan balik, dan juga mendorong
mahasiswa untuk melakukan praktek dengan benar.
Semakin banyak tujuan pembelajaran yang bisa dibantu dengan sebuah
media semakin baiklah media itu.
Menurut Heinich, Molenda dan Rusell (1993) media merupakan
salurankomunikasi. Media bersalah dari bahasa latin dan merupakan bentuk

7
jamak darimediumyang secara harfiah berarti perantara yaitu perantara
sumber pesan dengan penerima pesan.

D. Bercerita Dengan Media Gambar


Menurut modul (Metode pengembangan Bahasa, Penerbit Universitas
Terbuka Edisi 1).Kegiatan bercerita dengan gambar, adalah kegiatan bercerita
rnenggunakan gambar dengan ukuran tertentu.
Hal-hal yang hendaknya diperhatikan ketika akan bercerita dengan
menggunakan media gambar , yaitu:
a. Judul cerita singkat dan menarik bagi anak didik
b. Cerita singkat dan sarat dengan nilai-nilai kehidupan yang ada di
lingkungan anak.
c. Menggunakan gaya bahasa anak
d. Gambar dibuat dalam ukuran 60 x 60 cm
e. gambar menggambarkan tokoh yang sedang bereaksi, yang menarik
merupakan hal menarik dan satu cerita.
f. Gambar diberi wama yang menarik dan tidak mengaburkan imajinasi anak
g. Isi cenita bisa dibuat pada bagian belakang gambar

Langkah-langkah pelaksanaan adalah scbagai berikut:


a. Atur posisi anak yang membuat nyaman
b. Siapkan gambar yang akan kita gunakan dalarn bercerita
c. Fokuskan perhatian anak dengan mengajak bernyanyi atau bermain tepuk
tangan sebagai pengantar sebelum memasuki awal cerita.
d. Kemudian, kita melakukan percakapan awal yang mengajak anak untuk
menggiring mereka memperhatikan gambar yang akan kita gunakan.
e. Ciptakan suasana yang bisa membuat mereka merasa penasaran.
Contohnya:“Anak-anak, semalam Ibu membuat gambar yang baguuus
untuk anak-anak.Gambar ini dibuat oleh Ibu, spesial untuk anak-anak Ibu
yang cantik-cantik dan ganteng-ganteng, ingin tahu? Yuk kita lihat sama-
sama. Kita bukadengan menghitung I ....2…. 3....!!!
f. Bukalah gambar tersebut, tempelkan pada papan tulis atau pada
papancerita

8
g. Berikan tambahan penjelasan gambar tersebut apabila dibutuhkan
h. Setelah itu, berikan kesempatan pada anak untuk memberi judul cerita
yang akan kita tuturkan dengan melihat media gambar yang kita gunakan
i. Mulailah menuturkan cerita yang sebenarnya pada Anak. Anak boleh
menyentuh atau memegang gambar
j. Ketika cerita sudah selesai dituturkan, kita dapat mengajukan pertanyaan
seputar .cerita tersebut, misalnya. tentang judul cerita, tokoh cerita, isi
cerita. Bisa.juga meminta pendipat atau komentar anak mengenai cerita
tersebut. Dapat pula kita minta anak memperagakan karakter suatu tokoh
atau suatu kejadian dalam cerita tersebut
k. Selanjutnya kita bisa bersama-sama dengan anak menyimpulkan isi
cerita .tersebut, termasuk mencari pelajaran dan isi cerita juga mencari
solusi terbaik dan pennasalahan yang ada pada cerita tersebut.
l. Akhiri kegiatan bercerita dengan meminta anak untuk menceritakan
kembali isi cerita atau tutup dengan nyanyian yang inenggambarkan
isicerita tersebut.

E. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar


1. Kelebihan Media Gambar (Sadiman, 1996: 31)
a. Sifatnya konkrit dan lebih realistis dalain memunculkan pokok
masalah
b. Dapat mengatasi ruang dan waktu
c. Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita
d. Memperjelas masalah dalam bidang apa saja
e. Harganya murah dan mudah didapat serta digunakan.

2. Kelemahan Media Gambar (Rahadi, 2003: 27)


a. Hanya menampilkan persepsi indera mata, ukurannya terbatas hanya
dapat dilihat oleh sekolompok siswa
b. Gambar diinterpretasikan secara personal dan subjektif
c. Gambar disajikan dalam ukuran yang sangat kecil, sehingga kurang
efektif dalam pembelajaran.

9
BAB III
PEMBAHASAN

A. Penerapan Keterampilan Bercerita Anak Melalui Media Gambar di TK


Islam Al Manar Kota Solok
Langkah-langkah yang dilakukan pada setiap pembelajaran adalah
sebagai berikut:
1. Pertemuan Pertama
A. Kegiatan Awal (30 menit)
 Membaca Salam
 Doa sebelum Belajar Surat Pendek
 Mengambil Absen
 Nyanyi bersama Miuman Sehat
 Bercakap-cakap tentang Macam macam Minuman
 Penjelasan tentang kegiatan hari ini

B. KegiatanInti (60 menit)


1. Menceritakan tentang Minuman Jus
 Guru mengajak anak memperhatikan gambar yang sudah ada

 Guru menjelaskan bahwa han ini kita akan bercerita


 Guru memulai cerita tentang Minuman Jus
 Anak menyimak dan mendengar cenita Guru
 Guru meminta anak menceritakan kembali
 Guru membimbing dan mengarahkan anak bercerita
 Guru memberikan penghargaan dan motivasi pada anak dalam
bercerita

10
 Guru memperhatikan dan mengawasi anak bercerita
 Guru melakukan penilaian cara anak bercerita
2. Mewarnai Lambang Bilangan 2
 Guru membagikan lembar kerja anak
 Guru membagikan crayonlpensil warna anak
 Guru meminta anak mewarnai angka 2
 Anak mengerjakan dengan harahan dan bimbingan guru

3. Membuat Lambang Bilangan 2


 Guru menyediakan lembar kerja anak
 Guru meminta anak menulis angka 2 pada kotak-kotak kosong
di lembar kerja anak
 Anak mengerjakan tugasnya dibawah bimbingan guru
 Guru mengunmpulkan dan menilai hasil karya anak

C. Istirahat ( 30 menit)
 Cuci Tangan,
 Berdoa (doa sebelum dan sesudah makan)
 Makan bersama
 Bermain

D. Kegiatan Akhir ( 60 menit)


 Tanya Jawab tentang kegiatan hari ini
 Evaluasi Kegiatan hari ini
 Bernyanyi han sudah siang
 Meninformasikan kegiatan esok
 Berdoa
 Tertib Pulang
Berdasarkan temuan pertama dengan teman sejawat anak masih
banyak yang belum fokus mendengar cenita guru mungkin ini disebabkan
media gambar yang kurang menarik serta cara guru bercerita. Guna
memantapkan kemampuan bercerita anak penulis melanjutkan pada

11
pertemuan kedua.
2. Pertemuan Kedua
A. Kegiatan Awal ( 30 menit)
 Membaca Salam
 Doa sebelum Belajar,Surat Pendek
 Mengambil Absen
 Nyanyi bersama
 Bercakap-cakap tentang tema
 Penjelasan tentang kegiatan hari ini

B. Kegiatan Inti ( 60 menit)


1. Bercerita Tentang Manfaat Minum Susu
 Guru melihatkan gambar kepada anak

 Guru mengajak anak untuk meperhatikan gambar


 Guru menjelaskan kepada anak bahwa han ini kita akan cerita
tentang Manfaat Minum Susu
 Guru memulai bercerita dengan media dan alat peraga
 Anak mendengar dan menyimak cerita Guru
 Guru meminta anak menceritakan kembali
 Guru membimbing dan mengarahkan anak bercerita
 Guru memberikan rewar dan motivasi pada anak
 Guru melakukan penilaian

2. Menggunting dan menempel gambar gelas berisi susu


 Guru membagikan lembar kerja anak
 Guru membagikan gunting dan 1cm

12
 Guru meminta anak untuk menggunting dan menempel
gambar gelas berisi susu di lembar kerja anak
 Anak mengerjakan dengan harahan dan bimbingan guru
 Guru mengumpulkan hasil kertja anak dan memberi penilaian

3. Mencari angka 5 kemudian ditempel


 Guru menyediakan lembar kerja anak
 Guru meminta anak mencari angka 5 dikartu angka lalu
ditempel di lembar kerja anak.
 Anak mengerjakan tugasnya dibawah bimbingan guru

C. Istirahat ( 30 menit)
 Cuci Tangan,
 Berdoa ( doa sebelum dan sesudah makan)
 Makan bersama
 Bermain

D. Kegiatan Akhir ( 60 menit)


 Tanya Jawab tentang kegiatan hari ini
 Evaluasi Kegiatan Hari ini
 Bernyanyi han sudah siang
 Meninformasikan kegiatan esok
 Berdoa
 Tertip Pulang

B. Kemampuan Keterampilan Bercerita Anak Melalui Media Gambar di


TK Islam Al Manar Kota Solok
Dari hasil temuan penulis yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa dengan adanya penerapan media gambar dapat meningkatkan
keterampilan anak di TK Golden School Kota Solok. Hal ini dapat dilihat dari
tabel berikut:

13
Tabel 1. Kemampuan Bercerita Anak
Persentase Persentase
No Indikator kemampuan Kognitif Sebelum Setelah
Penerapan Penerapan
Anak mampu menyimak dan
1 mendengar dengan baik 36,38 86.38

Anak mampu menceritakan


2 kembali cerita yang sudah 34,69 84.94
didengar

Anak mampu dalam menjawab


3 pertanyaan guru 31,50 85.13

Rata-Rata kemampuan bercerita anak 34,19 84.48


`Kriteria BB BSB

Dari tabel di atas terlihat bahwa kemampuan bercerita anak dengan


menggunakan media gambar pada indikator Anak mampu menyimak dan
mendengar dengan baik meningkat dari 36,38% menjadi 86.38%, Anak
mampu menceritakan kembali cerita yang sudah didengar meningkat dari
34,69 menjadi 84,94%, dan Anak mampu dalam menjawab pertanyaan
guru meningkat dari 3150% menjadi 85,13%. Rata-rata kemampuan
motorik halus anak meningkat dari 34,19 dengan kriteria Belum
Berkembang (MB) menjadi 84.48% dengan kriteria Berkembang Sangat
Baik (BSB).

Tabel 2. Peningkatan keterampilan bercerita anak


Rata-Rata Kemampuan Kriteria
Anak Persentase (%)
Sebelum Penerapan 34.19 Belum Berkembang
Setelah Penerapan 84.48 Berkembang Sangat Baik

Dari tabel di atas terlihat bahwa, rata-rata kemampuan bercerita anak


sebelum menggunakan media gambar diperoleh persentase sebesar 34.19%
dengan kriteria Belum berkembang dan setelah menggunakan media gambar
meningkat dengan persentase sebesar 84.48% dengan kriteria berkembang

14
Sangat Baik. Secara grafik Peningkatan keterampilan bercerita anak
menggunakan media gambar sebagai berikut:

90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Sebelum Penerapan Setelah Penerapan

Gambar 1. Grafik Peningkatan kemampuan Bercerita Anak

Tindakan pembelajaran di TK Islam Al Manar Kota Solok melalui


kegiatan pembelajaran bercerita dengan menggunakan media gambar dari
hasil pengamatan dan pratek yang tclah dilaksanakan, pembelajaran
berjalan dengan lancar dan mendapatkan hasil sesuai dengan yang
diharapkan. Dari hasil penelitian, observer bersama peneliti mendapatkan
beberapa temuan-temuan dan hasil tindakan pembelajaran bercerita yaitu:
 Anak menjadi mampu dan berkembang dalam bercerita
 Anak kreatif, aktif dan inovatif
 Anak menjadi senang, gembira dan suka bercerita

15
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Hasil observasi yang telah dilaksanakan terbukti bahwa kegiatan bercerita
melalui media gambar dapat dapat meningkatkan keterampilan bercerita
anak, walaupun peningkatan secara bertahap.Namun kegiatan ini telah
berhasil dalam pembelajaran bagi anak.
2. Dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan kemampuan
bercerta anak anak didik di TK Islam Al Manar Kota Solok dimana rata-
rata kemampuan bercerita anak sebelum menggunakan media gambar
diperoleh persentase sebesar 34.19% dengan kriteria Belum berkembang
meningkat setelah menggunakan media gambar diperoleh persentase
sebesar 84.48% dengan kriteria berkembang Sangat Baik.

B. Saran
1. Bagi Guru
Ada banyak hal yang sebaiknya dilakukan guru dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran khususnya.untuk meningkatkan keaktifan anak
dalam belajar.
a. Memilih metode pembelajaran yang tepat dan menarik bagi anak
b. Mengoptimalkan alat dan media yang dapat menanik perhatian anak
c. Memotivasi dan memberikan pujian bagi anak.
2. Bagi Anak
Dengan media gambar guru yang beragam dan bervariasi diharapkan dapat
meningkatkan ketertarikan anak terhadap pembelajaran secara umum dan
dapat meningkatkan kreativitas bercerita anak secara khususnya.
3. Bagi Sekolah
Pihak sekolah hendaknya menyediakan ruang untuk guru untuk saling
bertukar informasi.Berdasarkan yang telah dilaksanakan pembelajaran
perlu kiranya guru bertukar pikiran dan berbagi pengalaman berkenaan
dengan masalah dan tugas mengajar sehari-hari. Dengan idanya

16
pelaksanaan diskusi bersamaguru-guru, maka pengenbangan pembelajaran
yang dilaksanakan dapat lebih bermakna dan mengalami kemajuan, guru
lebih banyak mengikuti pelatihan, seminar-seminar tentang pendidikan
terutama Pendidikan Anak Usia Dini(PAUD).

17
DAFTAR PUSTAKA

Badru, Zaman,dkk. Media dan Sumber Belajar TK. Jakarta. Universitas Terbuka,
2005

Derektorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah. (2000). Standar


Kompetensi Taman Kanak-Kanak Dan Raudlatul Athfal. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.

Dhieni Nurbiana, dkk, 2009. Metode pengembangan Bahasa, Jakarta : Universitas


Terbuka

Direktorat Pembinaan TK dan SD. 2007.Pedoman Pembelajaran Bidang


Pengembangan Bahasa di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kemendiknas

Herhyanto, dkk.Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka, 2007

Masitoh dkk. 2005. Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: 2005

Mulyati Yeti dkk, 2011.Bahasa Indonesia. Universitas Terbuka

Nurbiana Dhieni, dkk. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta. Universitas


Terbuka, 2005

Pane, Eli Tohonan Tua. 2009. “Implementasi Pengembangan Bahasa Anak Usia
Dini.”

Tim PKP PG-PAUD. 2014. Pemantapan Kemampuan Profesional, Jakarta:


Universitas Terbuka

Wardani, I G A K. 2011.Peneltian Tindakan Kelas. Jakarta, Universitas Terbuka

Winda Gunarti, dkk. Metode Pengembangan Périlaku dan Kemampuan Dasar


Anak Usia Dini. Jakarta. Universitas Terbuka, 2008

18
MAKALAH

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA ANAK MELALUI


MEDIA GAMBAR DI TK ISLAM AL MANAR KOTA SOLOK

Diajukan Kepada Dinas Pendidikan Kota Solok


Sebagai Salah Satu Bahan Naik Pangkat
dari Golongan III.b ke III.c

Oleh :

MARTALENI, S.Pd.AUD
NIP. 19700317 200701 2 007

DINAS PENDIDIKAN KOTA SOLOK


TK ISLAM AL MANAR KOTA SOLOK
2021

19
LEMBARAN PENGESAHAN

JUDUL MAKALAH : Peningkatan Keterampilan Bercerita Anak


Melalui Media Gambar di TK Islam Al Manar
Kota Solok
OLEH : MARTALENI, S.Pd.AUD

Solok, Juli 2021


Mengesahkan
Kepala Sekolah Guru Bidang Studi

MARTALENI, S.Pd.AUD MARTALENI, S.Pd.AUD


NIP. 19700317 200701 2 007 NIP. 19700317 200701 2 007

ii
20
PEMERINTAH KOTA SOLOK
DINAS PENDIDIKAN
TK ISLAM AL MANAR KOTA SOLOK

SURAT KETERANGAN
Nomor : 421.2/ /TK-SY/2021

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : MARTALENI, S.Pd.AUD
Jabatan : Kepala TK Islam Al Manar Kota Solok
Dengan ini menerangkan bahwa makalah yang berjudul “Peningkatan
Keterampilan Bercerita Anak Melalui Media Gambar di TK Islam Al Manar
Kota Solok “. Menurut sepengetahuan kami benar-benar ditulis oleh:
Nama : MARTALENI, S.Pd.AUD
NIP : 19700317 200701 2 007
Pangkat/Gol : Penata Muda TK. I / III/b
Jabatan : Guru Kelas
Pekerjaan : PNS
Alamat : Solok
Makalah tersebut juga telah diserahkan sebanyak satu eksemplar kepada pustaka
untuk dijadikan arsip dan bahan bacaan di perpustakaan TK Islam Al Manar Kota
Solok.
Demikianlah surat keterangan ini dibuat untuk dapat dimaklumi dan dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Solok, Juli 2021


Mengetahui
Kepala Sekolah

MARTALENI, S.Pd.AUD
NIP. 19700317 200701 2 007

iii
21
PEMERINTAH KOTA SOLOK
DINAS PENDIDIKAN
TK ISLAM AL MANAR KOTA SOLOK

SURAT KETERANGAN
Nomor : 421.2/ /TK-GS/2021

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : PATMAWATI
Jabatan : Kepala Perpustakaan TK Islam Al Manar Kota Solok

Dengan ini menerangkan bahwa makalah yang berjudul “Peningkatan


Keterampilan Bercerita Anak Melalui Media Gambar di TK Islam Al Manar
Kota Solok“ yang ditulis oleh :
Nama : MARTALENI, S.Pd.AUD
NIP : 19700317 200701 2 007
Pangkat/Gol : Penata Muda TK. I / III/b
Jabatan : Guru Kelas
Pekerjaan : PNS
Alamat :
Makalah tersebut juga telah saya terima dan registrasi pada tanggal 30 Juli 2021
diserahkan sebanyak satu eksemplar untuk dijadikan arsip dan bahan bacaan guru
di perpustakaan TK Islam Al Manar Kota Solok
Demikianlah surat keterangan ini dibuat untuk dapat dimaklumi dan pergunakan
sebagaimana mestinya.

Solok, Juli 2021


Kepala Pustaka TK Islam Al Manar Kota Solok

PATMAWATI

KATA PENGANTAR
iv

22
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah
“Peningkatan Keterampilan Bercerita Anak Melalui Media Gambar di TK
Islam Al Manar Kota Solok” tepat waktu.
Makalah ini tidak akan selesai tepat waktu tanpa bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dinas Pendidikan Kota Solok
2. Pengawas Pendidikan Kota Solok
3. Kepala TK Islam Al Manar Kota Solok
4. Majelis Guru TK Islam Al Manar Kota Solok
5. Pegawai Perpustakaan TK Islam Al Manar Kota Solok
6. Semua pihak yang turut membantu pembuatan makalah ini yang tidak bisa
penyusun sebutkan satu persatu.
Tak ada gading yang tak retak. Demikian pula, tak ada karya yang sempurna. Oleh
karena itu, penyaji mengharapkan kritik dan saran dari pembahas untuk kemajuan
makalah ini di masa mendatang.
Akhir kata, diharapkan makalah ini dapat membuka wawasan mengenai metode
demonstrasi serta mengaplikasikan dalam proses pembelajaran.

Wassalam
Penulis

MARTALENI, S.Pd.AUD
NIP. 19700317 200701 2 007

23
DAFTAR ISI

JUDUL MAKALAH ....................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
SURAT KETERANGAN DARI KEPSEK ...................................................... iii
SURAT KETERANGAN PUSTAKA .............................................................. iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ....................................................................... 4
D. Manfaat Penulisan...................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. A
B. Teknik Analisis Data ................................................................. 23

BAB III HASIL PENERAPAN DAN PEMBAHASAN


A. Pelaksanaan Kegiatan bermain .................................................. 26
B. Kemampuan mengelompokkan benda menurut ciri tertentu Anak
Melalui Strategi Mendondeng.................................................... 28
C. Pembahasan ............................................................................... 29

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................ 32
B. Saran........................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi

1
ABSTRAK

Nama : MARTALENI, S.Pd.AUD


NIP : 19700317 200701 2 007
Judul Makalah : Peningkatan Keterampilan Bercerita Anak Melalui
Media Gambar di TK Islam Al Manar Kota Solok

Berdasarkan observasi awal di TK Islam Al Manar Kota Solok, bahwa


kurang tertariknya anak mendengarkan cerita, anak tidak bisa duduk tenang ketika
cerita disajikan, kurangnya minat Anak untuk menceritakan kembali isi cerita, alat
peraga yang tidak menarik bagi anak dan penyampaian guru yang kurang
dimengerti oleh anak. Bercerita atau dongeng bisa menjadi wahana untuk
mengasah imajinasi dan alat pembuka bagi cakrawala pemahaman seorang
anak.Ia akan belajar pada pengalaman-pengalaman sang tokoh dalam cerita
tersebut, setelah itu memilah mana yang dapat dijadikan panutan olehnya
sehingga membentuknya menjadi moralitas yang dipegang sampai dewasa. Hasil
observasi yang telah dilaksanakan terbukti bahwa kegiatan bercerita melalui
media gambar dapat dapat meningkatkan keterampilan bercerita anak, walaupun
peningkatan secara bertahap.Namun kegiatan ini telah berhasil dalam
pembelajaran bagi anak. Dengan menggunakan media gambar dapat
meningkatkan kemampuan bercerta anak anak didik di TK Islam Al Manar Kota
Solok dimana rata-rata kemampuan bercerita anak sebelum menggunakan media
gambar diperoleh persentase sebesar 34.19% dengan kriteria Belum berkembang
meningkat setelah menggunakan media gambar diperoleh persentase sebesar
84.48% dengan kriteria berkembang Sangat Baik.

Kata Kunci : Keterampilan Bercerita dan Media Gambar

vii
2

Anda mungkin juga menyukai