PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Taman Kanak-kanak (TK) Kelompok Bermain adalah salah satu
bentuk Pendidikan anak usia dini yang berada pada jalur formal dan non
formal yang menyediakan program pendidikan bagi anak umur 4 sampai 6
tahun yang bertujuan membantu pengembangkan berbagai potensi baik psikis
dan fisik yang meliputi moral, agama, sosial, emosional, kemandirian,
kognitif, bahasa, fisik, motorik dan seni untuk siap memasuki pendidikan
selanjutnya.
Perkembangan bahasa sebagai salah satu dasar yang hams dimiliki
anak, terdiri dan beberapa tahapan sesuai dengan usia dan karateristik
perkembangannya. Perkembangan adalah suatu perubahaan yang berlansung
sumur hidup dan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi
seperti biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Bahasa adalah suatu sistem
symbol berkomunikasi yang meliputi fonologi (unit suara), morfologi (unit
arti), sintaksis (tata bahasa), semantic (Variasi arti), dan prag matik
(Penggunaan) bahasa (Santrock 1995). Dengan bahasa anak dapat
mengkomukasikan maksud, tujuan pemilkiran maupun perasaaannya pada
orang lain. Perkembangan berbicara dan menulis merupakan suatu proses
yang menggunakan bahasa ekspresif dalam membentuk anti. Perkembangan
berbicara pada awal dan anak yaitu menggumam maupun membeo. Menurut
pendapat Dyson bahwa perkembangan berbicara terkadang individu dapat
menyesuaikan dengan keinginannya sendiri, hal mi tidak sama dengan
menulis.
Bercerita bagi Anak Usia Dini (AUD) ternyata dapat dijadikan sebagai
media membentuk kepribadian dan moralitas anak, sebab dan kegiatan
berceritatercfapat manfaat yang dapat dipetik oleh para pendengar (dalam hal
ini adalah anak usia dini). Manfaat tersebut adalah, terjalinnya interaksi
kornunikasi harmonis antara orang tua dengan anaknya di rumah, sehingga
bisa menciptakan relasi yang akrab, terbuka, dan tanpa sekat.
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka penulis dapat
merumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: “Apakah menggunakan
media gambar dapat meningkatkan Keterampilan bercerita anak di TK Islam
Al Manar Kota Solok”.
C. Tujuan penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk Meningkatkan Keterampilan
bercerita anak melalui media gambar dl TK Islam Al Manar Kota Solok
3
D. ManfaatPenelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Bagi Anak Didik
Siswa Diharapkanterjadi peningkatan kemampuanberbahasa anak dengan
menggunakan media gambar setelah menerapkan metode bercerita.
2. Bagi Guru
Melalui penelitian ini guru dapat mencari dan menemukan solusidan setiap
permasalahan pembelajaran sehingga dapat memperkaya pengetahuan dan
sebagai pedoman bagi guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.
3. Sekolah
Dapat dijadikan masukan bagi kegiatan penelitian dalam merumuskan
kebijakan yang berhubungan dengan peningkatan mutu pendidikan.
4. Bagi Pembaca
Sebagai bahan masukan bagi peneliti berikutnya untuk pengembangan
penelitian dibidang yang sama
5. Bagi Orang Tua
Bagi orang tua agar dapat menambah wawasan, bagaimana cara
meningkatkan Keterampilan anak dalam bercerita melalui media gambar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1
menggunakanfast mapping yaitu suatu proses dimana anak menyerap arti kata.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lehih lanjut (Undang-Undang Nomor
20 tahun 2003).
Anak-anak usia 3-4 tahun memiliki berbagai potensi dasar yang perlu
dikembangkan. Potensi dasar tersebut secara umum terbagi menjadi dua, yaitu
perilaku dan kemampuan dasar.Pengembangan potensi dasar ini merupakan
pondasi bagi anak untuk dapat menempuh kehidupan selanjutnya dengan lebih
baik, dan tumbuh sebagai manusia dewasa seutuhnya.
Namun, karena usianya yang masih sangat muda, mereka masih
cmpunyai ketergantungan yang kuat pada orang dewasa di sekelilingnya,
terutama para pendidiknya, baik di rumah maupun di lembaga pendidikan
anak.Dalam hal ini, peran pendidik anak dalam pengembangan potensi dasar
tersebut menjadi sangat penting. Jika pengembangan potensi dilakukan
dengan cara yang tidak tepat, maka dampak negatifnya akan terus terbawa
sampai si anak dewasa.
B. Keterampilan Bercerita
1. Pengertian Bercerita
Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara
lisan kepada orang lain dengan menggunakan alat atau tanpa alat tentang
apa yang harus disampaikan dalam bentuk pesan,informasi atau hanya
sebuah dongeng yang untukdidengarkan dengan rasa
menyenangkan.Menikmati sebuah cerita nilai timbuh pada saat seorang
anak semenjak ia mengerti akan peristiwa yang terjadi disekitarnya dan
setelah memorinya mampu merekam beberapa kabar berita. Masa tersebut
terjadi pada usia 4-6 tahun yang ditandai oleh berbagai kemampuan
sebagai berikut (Depdiknas, 2000:5):
a. Mampu -menggunakan kata ganti saya dan berkomunikasi.
2
b. Memiliki perbendaharaan kata kerja, kata sifat, kata keadaan, kata
tanya dan kata sambung.
c. Menunjukkan pengertian dan pemahaman tentang sesuatu.
d. Mampu mengungkapkan pikiran, perasaan dan tindakan dengan
menggunakan kalimat sederhana.
e. Mampu membaca dan mengungkapkan sesuatu melalui gambar.
2. Fungsi Bercerita
Menurut Prof. Dr Tampubolon, 1991:50, “Bercerita kepada anak
memainkan peranan penting bukan saja dalam menurnbuhkan minat
dankebiasaan membaca tetapi juga dalam menernbangkan bahasa dan
pikiran anak”. Dengan demikian fungsi bercerita bagi anak usia 4-6 tahun
adalah membantu perkembangan bahasa anak. Dengan bercerita
pendengaran anak dapat difungsikan dengan baik untuk membantu
kemampuan berbicara dengan menambah perbendaharaan kosakata,
dengan mengucapkan kata-kata, melatih merangkai kalimat sesuai dengan
tahap perkembangannya, selanjutnya anak dapat mengekspresikannya
melalui bernyanyi, bersyair, menulis atau menggambar sehingga pada
akhirnya anak mampu membaca situasi, gambar, tulisan ataü bahasa
isyarat. Kemampuan tersebut adalah hasil dan proses menyimak dalam
tahap perkembangan bahasa anak.
3
jalan cerita serta mengembangkan kemampuan berpikir secara
simbolik
c. Menanamkan pesan-pesan moral yang terkandung dalam cerita yang
akan mengembangkan kemampuan moral dan agama, misalnya konsep
benarsalah atau konsep ketuhanan.
d. Mengembangkan kepekaan sosial-emosi anak tentang hal-hal yang
terjadi disekitarnya melalui tuturan cerita yang disampaikan.
e. Melatih daya ingat atau memori anak untuk menerima dan menyimpan
informasi melalui tuturan peristiwa yang disampaikan.
f. Mengembangkan potensi kreatif anak rnelalui keragaman ide cerita
yang dituturkan.
4
b. Manajemen Kelas
Pengelolaan kelas yang baik dapat memberi kesempatan anak
untuk bercerita.Pada saat menyambut anak di pagi hari, kegiatan
bermain, makan bersama, istirahat atau kegiatan pertunjukkan kecil, di
waktu-waktu seperti itulah anak memiliki kesempatan untuk berbicara
dengan teman sebaya atau (lengan orang dewasa.Tetapi masih banyak
guru yang berpikir jika anak banyak bericara menandakan bahwa
mereka tidak bekerja. Guru kuatir dengan anak-anak berbicara akan
meninthulkan kebisingan dan prilaku tidak disiplin. Guru juga tidak
memahami bahwa dengan anak berbicara dan mendengarkan adalah
anak sedang belajar.Sehingga kegiatan berbicara hanya mendapat porsi
sedikit di sekolah. Kalaupun ada kesempatan berbicana hanya
digunakan untuk mengobrol atau membicarakan orang lain (Browne,
2009).
Dalam pengembangan kemampuan bercerita pada anak, guru
harus mampu mengelola kegiatan bercerita dalam kelas. Pengelolaan
kelas yang bervariasi akan memberi banyak kesempatan pada anak
untuk bercerita. Anak dapat berpartisipasi dalam diskusi, tukar
menukar ide, bertanya, memecahkan suatu permasalahan atau
menjelaskan sesuatu.Semakin banyak kesempatan anak bercerita,
membuat mereka lancar dalam menuangkan ide, pikiran atau
penasaannya. Ini menjadi fondasi untuk pengembangan kemampuan
menulis dan membaca anak serta juga dalam mempelajari pengetahuan
lain.
c. Guru sebagai Model
Anak sangat dipengaruhi oleh model bercerita orang dewasa
yang berarti bagi kehidupan anak. Guru adalah orang dewasa yang
tepat dan dapat menjadi model bahasa yang digunakan oleh anak. Guru
harus dapat mendorong anak untuk mau berbicara sebagai kegiatan
utama dalam belajar. Pada saat anak berbicara guru harus dapat
menjadi pendengar yang baik. Ketika guru mendengarkan anak
berbicara harus dengan penuh perhatian dan menunjukkan apa yang
5
dibicarakan anak sangat berharga. Lakukan tanya jawab pada anak,
agar anak belajar menyampaikan pendapatnya atau pemikirannya.
Jangan biarkan sebagai pendidik bercerita dengan anak, seperti
memberi perintah pada bawahan, menilai pembicaraan anak, tidak
memberi kesempatan pada anak untuk bertanya atau hanya menjawab
secara terbatas pertanyaan anak.
Anak merasa nyaman dan percaya diri dalam bercerita, jika kita
menghargai anak. Bercerita dengan percaya diri dapat berkembang
ketika orang dewasa menghargai bahasa anak, cara anak bercerita, dan
hak anak untuk tenang. Anak juga membutuhkan rasa nyaman untuk
berbuat kesalahan, being tentative, dan menggunakan bahasa untuk
berpikir banyak. Anak perlu menerima pesan bahwa bercerita
merupakan hal yang berharga di sekolah sama seperti kemampuan
menulis dan membaca.
Guru dan orang dewasa lain di sekolah dapat memainkan peran
penting dalam mengembangkan bahasa lisan anak sebagai berikut.
1) Mendorong anak dan merespons pembicaraan anak.
2) Menciptakan berbagi pengalaman dan alasan dalam berbicara
dengan menyelenggarakan dialog.
3) Menciptakan situasi sosial dan komunikasi bermakna dalam
percakapan dengan melibatkan kemampuan berbicara dan
mendengar (menyimak)
4) Memanfaatkan waktu dengan anak agar memberi model daii
pengalaman bercakap-cakap pada anak.
5) Mengajukan pertanyaan terbuka dan menggali permasalahan yang
sesuai minat anak.
6) Menambah kosakata anak melalui kegiatan yang menarik.
7) Tunjukkan bahwa berbicara dan mendengar adalah sama penting
dalam pertemanan dan beri harapan pada anak untuk mau
melakukan pertemanan.
6
8) Menyediakan lingkungan yang aman agar anak merasa cukup
percaya diri untuk mengajukan pertanyaan atau mengeluarkan
suara.
9) Percaya bahwa anak memiliki sesuatu yang penting untuk
dikatakan.
C. Gambar
Dalam proses pembelajaran diperlukan media, fungsinya adalah untuk
memberikemudahan kepada anak dalam memahami yang diajarkan. Kosasih
Djahiri (1999) menyatakan media adalah sesuatu yang bersifat material-
material ataupun behavioral atau personal yang dijadikan wahana kemudahan,
kelancaran, serta keberhtsilan proses belajar. Dalam keseharian sering
mengartikan media kurang tepat karena mengidentikkan media dengan sumber
pengajaran.Hal ini tidak salah tetapi kurang tepat.Hal-hal kurang tepat apabila
menafsirkan media ini hanya alat peraga materil saja dan hanya menjadi tugas
guru pengadaan dan penampilannya.Oleh karena media tidak hanya bersifat
materil dan bisa diadakan dan ditampilkan oleh siswa dan masyarakat.
Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan
pesan (Bovee,1997).Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi
untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses
komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak
akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pen atau media.
Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat.Media
pembelajaran harus meningkatkan motivasi si pembelajar.Penggunaan media
mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada pembelajar.Selain ini media
juga harus merangsang pembelajar mengingat apa yang sudah dipelajari selain
memberikan rangsangan belajar baru.Media yang baikjuga akan mengaktifkan
pembelajar dalam memberikan tanggapan, umpan balik, dan juga mendorong
mahasiswa untuk melakukan praktek dengan benar.
Semakin banyak tujuan pembelajaran yang bisa dibantu dengan sebuah
media semakin baiklah media itu.
Menurut Heinich, Molenda dan Rusell (1993) media merupakan
salurankomunikasi. Media bersalah dari bahasa latin dan merupakan bentuk
7
jamak darimediumyang secara harfiah berarti perantara yaitu perantara
sumber pesan dengan penerima pesan.
8
g. Berikan tambahan penjelasan gambar tersebut apabila dibutuhkan
h. Setelah itu, berikan kesempatan pada anak untuk memberi judul cerita
yang akan kita tuturkan dengan melihat media gambar yang kita gunakan
i. Mulailah menuturkan cerita yang sebenarnya pada Anak. Anak boleh
menyentuh atau memegang gambar
j. Ketika cerita sudah selesai dituturkan, kita dapat mengajukan pertanyaan
seputar .cerita tersebut, misalnya. tentang judul cerita, tokoh cerita, isi
cerita. Bisa.juga meminta pendipat atau komentar anak mengenai cerita
tersebut. Dapat pula kita minta anak memperagakan karakter suatu tokoh
atau suatu kejadian dalam cerita tersebut
k. Selanjutnya kita bisa bersama-sama dengan anak menyimpulkan isi
cerita .tersebut, termasuk mencari pelajaran dan isi cerita juga mencari
solusi terbaik dan pennasalahan yang ada pada cerita tersebut.
l. Akhiri kegiatan bercerita dengan meminta anak untuk menceritakan
kembali isi cerita atau tutup dengan nyanyian yang inenggambarkan
isicerita tersebut.
9
BAB III
PEMBAHASAN
10
Guru memperhatikan dan mengawasi anak bercerita
Guru melakukan penilaian cara anak bercerita
2. Mewarnai Lambang Bilangan 2
Guru membagikan lembar kerja anak
Guru membagikan crayonlpensil warna anak
Guru meminta anak mewarnai angka 2
Anak mengerjakan dengan harahan dan bimbingan guru
C. Istirahat ( 30 menit)
Cuci Tangan,
Berdoa (doa sebelum dan sesudah makan)
Makan bersama
Bermain
11
pertemuan kedua.
2. Pertemuan Kedua
A. Kegiatan Awal ( 30 menit)
Membaca Salam
Doa sebelum Belajar,Surat Pendek
Mengambil Absen
Nyanyi bersama
Bercakap-cakap tentang tema
Penjelasan tentang kegiatan hari ini
12
Guru meminta anak untuk menggunting dan menempel
gambar gelas berisi susu di lembar kerja anak
Anak mengerjakan dengan harahan dan bimbingan guru
Guru mengumpulkan hasil kertja anak dan memberi penilaian
C. Istirahat ( 30 menit)
Cuci Tangan,
Berdoa ( doa sebelum dan sesudah makan)
Makan bersama
Bermain
13
Tabel 1. Kemampuan Bercerita Anak
Persentase Persentase
No Indikator kemampuan Kognitif Sebelum Setelah
Penerapan Penerapan
Anak mampu menyimak dan
1 mendengar dengan baik 36,38 86.38
14
Sangat Baik. Secara grafik Peningkatan keterampilan bercerita anak
menggunakan media gambar sebagai berikut:
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Sebelum Penerapan Setelah Penerapan
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hasil observasi yang telah dilaksanakan terbukti bahwa kegiatan bercerita
melalui media gambar dapat dapat meningkatkan keterampilan bercerita
anak, walaupun peningkatan secara bertahap.Namun kegiatan ini telah
berhasil dalam pembelajaran bagi anak.
2. Dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan kemampuan
bercerta anak anak didik di TK Islam Al Manar Kota Solok dimana rata-
rata kemampuan bercerita anak sebelum menggunakan media gambar
diperoleh persentase sebesar 34.19% dengan kriteria Belum berkembang
meningkat setelah menggunakan media gambar diperoleh persentase
sebesar 84.48% dengan kriteria berkembang Sangat Baik.
B. Saran
1. Bagi Guru
Ada banyak hal yang sebaiknya dilakukan guru dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran khususnya.untuk meningkatkan keaktifan anak
dalam belajar.
a. Memilih metode pembelajaran yang tepat dan menarik bagi anak
b. Mengoptimalkan alat dan media yang dapat menanik perhatian anak
c. Memotivasi dan memberikan pujian bagi anak.
2. Bagi Anak
Dengan media gambar guru yang beragam dan bervariasi diharapkan dapat
meningkatkan ketertarikan anak terhadap pembelajaran secara umum dan
dapat meningkatkan kreativitas bercerita anak secara khususnya.
3. Bagi Sekolah
Pihak sekolah hendaknya menyediakan ruang untuk guru untuk saling
bertukar informasi.Berdasarkan yang telah dilaksanakan pembelajaran
perlu kiranya guru bertukar pikiran dan berbagi pengalaman berkenaan
dengan masalah dan tugas mengajar sehari-hari. Dengan idanya
16
pelaksanaan diskusi bersamaguru-guru, maka pengenbangan pembelajaran
yang dilaksanakan dapat lebih bermakna dan mengalami kemajuan, guru
lebih banyak mengikuti pelatihan, seminar-seminar tentang pendidikan
terutama Pendidikan Anak Usia Dini(PAUD).
17
DAFTAR PUSTAKA
Badru, Zaman,dkk. Media dan Sumber Belajar TK. Jakarta. Universitas Terbuka,
2005
Pane, Eli Tohonan Tua. 2009. “Implementasi Pengembangan Bahasa Anak Usia
Dini.”
18
MAKALAH
Oleh :
MARTALENI, S.Pd.AUD
NIP. 19700317 200701 2 007
19
LEMBARAN PENGESAHAN
ii
20
PEMERINTAH KOTA SOLOK
DINAS PENDIDIKAN
TK ISLAM AL MANAR KOTA SOLOK
SURAT KETERANGAN
Nomor : 421.2/ /TK-SY/2021
MARTALENI, S.Pd.AUD
NIP. 19700317 200701 2 007
iii
21
PEMERINTAH KOTA SOLOK
DINAS PENDIDIKAN
TK ISLAM AL MANAR KOTA SOLOK
SURAT KETERANGAN
Nomor : 421.2/ /TK-GS/2021
PATMAWATI
KATA PENGANTAR
iv
22
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah
“Peningkatan Keterampilan Bercerita Anak Melalui Media Gambar di TK
Islam Al Manar Kota Solok” tepat waktu.
Makalah ini tidak akan selesai tepat waktu tanpa bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dinas Pendidikan Kota Solok
2. Pengawas Pendidikan Kota Solok
3. Kepala TK Islam Al Manar Kota Solok
4. Majelis Guru TK Islam Al Manar Kota Solok
5. Pegawai Perpustakaan TK Islam Al Manar Kota Solok
6. Semua pihak yang turut membantu pembuatan makalah ini yang tidak bisa
penyusun sebutkan satu persatu.
Tak ada gading yang tak retak. Demikian pula, tak ada karya yang sempurna. Oleh
karena itu, penyaji mengharapkan kritik dan saran dari pembahas untuk kemajuan
makalah ini di masa mendatang.
Akhir kata, diharapkan makalah ini dapat membuka wawasan mengenai metode
demonstrasi serta mengaplikasikan dalam proses pembelajaran.
Wassalam
Penulis
MARTALENI, S.Pd.AUD
NIP. 19700317 200701 2 007
23
DAFTAR ISI
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................ 32
B. Saran........................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
1
ABSTRAK
vii
2