Anda di halaman 1dari 14

1

PENGEMBANGAN METODE BERCERITA PADA


ANAK USIA DINI

Hajrah
Administrasi PendidikanKekhususan PAUD, Universitas Negeri Makassar
Email: ajehajrah489@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan tingkat kebutuhan pengembangan metode bercerita
pada anak usia dini; (2) mengetahui prototipe metode bercerita pada anak usia dini; dan (3) mengetahui tingkat
validitas dan kepraktisan pengembangan metode bercerita pada anak usia dini di TK Al Ghafoor Kelurahan
Bangkala Kecamatan Manggala Kota Makassar. Jenis penelitian merupakan penelitian dan pengembangan
(research and development). Subjek penelitian adalah kelompok B sebanyak 15 orang anak. Teknik analisis data
yang dilakukan adalah menganalisis data lembar validasi secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil analisis penelitian
menunjukkan bahwa: (1) Tingkat kebutuhan pengembangan metode bercerita menjadi kebutuhan pengembangan
walaupun sebelumnya metode tersebut bukan metode pembelajaran baru bagi anak didik untuk diberikan namun
dalam mempelajarinya perlu diberikan pemahaman awal dari konsep dasar pembelajarannya; (2) Prototipe
metode bercerita bagi anak usia dini terdiri atas dua jenis kegiatan meliputi: (1) bercerita dengan gambar seri,
dan (2) mendongeng. Semua kegiatan tersebut bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak
namun dalam pelaksanaannya memiliki keterbatasan atau kekurangan; dan (3) Tingkat validitas dan kepraktisan
pengembangan metode bercerita pada anak usia dini menunjukkan bahwa penilaian validator dari semua
perangkat yang telah disajikan dapat dinyatakan valid untuk digunakan dan pengembangan metode bercerita
memenuhi aspek praktis sehingga layak digunakan.

Kata kunci: Metode Bercerita, Anak Usia Dini

Abstract: This study aims to (1) describe the level of need for the development of storytelling methods in early
childhood; (2) knowing the prototype of the story telling method for early childhood; and (3) knowing the level
of validity and practicality of the development of storytelling methods for early childhood in Al Ghafoor
Kindergarten in Bangkala Village, Manggala District, Makassar City. This type of research is research and
development. Research subjects were group B as many as 15 children. The data analysis technique used was to
analyze the validation data sheets quantitatively and qualitatively. The results of the research analysis show that:
(1) The level of need to develop the storytelling method becomes a development need even though the method
was not a new learning method for students to be given before but in learning it needs to be given an initial
understanding of the basic concepts of learning; (2) The prototype of the storytelling method for early childhood
consists of two types of activities including: (1) storytelling with series drawings, and (2) storytelling. All of
these activities aim to develop children's language skills but in practice have limitations or disadvantages; and
(3) The level of validity and practicality of the development of storytelling methods for early childhood at Al
Ghafoor Kindergarten Makassar shows that the validator assessment of all devices that have been presented can
be declared valid for use and the development of storytelling methods meets the practical aspects so that it is
suitable for use.

Keywords: StorytellingMethod, Early Childhood


2

PENDAHULUAN

Anak usia dini adalah anak yang berada pada Banyak cara atau metode pembelajaran yang
rentang usia 0-6 tahun. Pada masa usia ini anak dapat digunakan untuk anak usia dini dalam
mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, masa ini meningkatkan perkembangan bahasanya, salah
juga disebut masa keemasan (golden age). Ketika satunya adalah dengan menggunakan metode
anak berada pada usia dini harus diberi stimulus dan bercerita. Metode bercerita merupakan salah satu
pendidikan yang baik sehingga dapat merangsang pemberian pengalaman belajar dengan cerita. Melalui
perkembangan dan pertumbuhan anak secara optimal. metode bercerita anak mendapat pengalaman serta
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan pengetahuan yang akan disampaikan melalui cerita
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun secara lisan. Selain itu, metode bercerita dapat
2014 bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) membantu anak dalam mengembangkan dan melatih
merupakan pendidikan yang paling fundamental kemampuan bahasa yang anak miliki.
karena perkembangan anak di masa depan akan sangat Metode bercerita disampaikan melalui cerita
ditentukan oleh berbagai stimulasi bermakna sejak yang menarik dengan atau tanpa bantuan media
usia dini. Awal kehidupan anak merupakan masa yang pembelajaran. Cerita yang disampaikan harus
paling tepat dalam memberikan dorongan atau upaya mengandung pesan, nasihat, dan informasi yang dapat
pengembangan agar anak dapat berkembang secara ditangkap oleh anak sehingga dapat memahami cerita
optimal. serta meneladani hal-hal baik yang disampaikan.
Jadi pendidikan untuk anak usia dini memang Melalui metode bercerita anak dapat mengembangkan
sangat penting untuk merangsang pertumbuhan dan kemampuan bahasannya, dapat mengulang cerita yang
perkembangan anak. Pada masa golden age atau masa didengarnya dengan bahasa yang sederhana sehingga
keemasannya, anak dapat diberikan dorongan dan berpengaruh terhadap kemampuan kosakata dasar
upaya-upaya stimulasi sesuai tahapan perkembangan anak.
sehingga anak dapat berkembang secara optimal dan Kenyataan yang berbeda peneliti dapatkan di TK
dapat terus berkembang pada masa selanjutnya. Al Ghafoor Kecamatan Manggala Kota Makassar
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan berdasarkan hasil observasi dan wawancara tidak
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 tahun terstruktur yang dilakukan pada 06 Februari 2018 pada
2014 pasal 1 ayat 2 yaitu “Standar Tingkat Pencapaian guru kelompok B yang menunjukkan ada beberapa
Perkembangan Anak Usia Dini selanjutnnya disebut anak yang kurang memiliki dalam kemampuan
STPPA adalah kriteria tentang kemampuan yang kosakata dasar yang ditandai ketika anak belum
dicapai anak pada seluruh aspek perkembangan dan berkembang sama sekali kemampuan menceritakan
pertumbuhan, mencakup aspek nilai agama dan moral, kembali cerita yang baru didengarnya, isi cerita yang
fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, serta diungkapkan anak tidak sama dengan yang baru
seni.” Jadi ada 6 (enam) aspek perkembangan anak diceritakan. Ketika ditanya jawaban anak tidak sesuai
yang sangat penting dikembangkan sejak usia dini, dengan pertanyaan bahkan ada yang hanya diam saja.
salah satunya adalah aspek bahasa. Bahasa Tampak pula anak kurang aktif dalam bertanya, di
merupakan suatu alat untuk menyampaikan mana anak tidak paham atau kurang mengerti dengan
ide/gagasanya kepada orang lain. Selain itu, apa yang diajarkan guru, anak hanya diam saja.
penggunaan bahasa memang sangat penting untuk Seharusnya anak usia 5-6 tahun sudah berada dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa seseorang dapat lingkup perkembangan mengungkapkan bahasa yaitu
berkomunikasi dan membentuk interaksi sosial. anak memperkaya perbendaharaan kata dengan
Anak belajar bahasa untuk pertama kalinya menceritakan kembali cerita/dongeng yang pernah
adalah sejak lahir. Bayi yang baru lahir hanya bisa didengar, mengutarakan pendapat kepada orang lain,
menangis untuk mengungkapkan sesuatu kepada dan menjawab pertanyaan yang diberikan. Hal ini
orang dewasa. Melalui tangisan itulah bayi didukung dengan data yang diperoleh peneliti dari TK
mengungkapkan bahasanya yaitu bahasa bayi. Al Ghafoor Kecamatan Manggala Kota Makassar
Misalnya ketika bayi lapar, ngompol, ataupun merasa melalui Laporan Perkembangan Anak tentang
tidak nyaman ia akan menangis sebagai bahasanya. perkembangan bahasa anak dalam bercerita, yang
Menurut Jamaris (Susanto, 2011:77), ada beberapa dapat dideskripsikan bahwa dari 15 anak didik,
aspek yang berkaitan dengan perkembangan bahasa perkembangan bahasa anak dalam bercerita terdapat 6
anak yaitu: kosakata, sintaksis (tata bahasa), dan (40%) anak dalam kategori belum berkembang (BB),
semantik. terdapat 3 (20%) anak yang mulai berkembang (MB),
3

sedangkan 2 (13%) anak sudah berkembang sesuai memiliki ketertarikan terhadap kelanjutan cerita yang
harapan (BSH), dan 4 (27%) anak berkembang sangat diberikan. Sehingga akan terjadi timbal balik antara
baik (BSB). pesan yang telah disampaikan oleh guru dalam bentuk
Kesalahan yang terjadi kemungkinan bukan cerita dengan apa yang diterima oleh anak. Oleh
hanya berasal dari anak, namun dapat juga berasal dari karena itu, peneliti merasa perlu mengembangkan
kesalahan guru ketika mengajar di sekolah yang metode bercerita yang dapat membantu guru dalam
disebabkan karena metode pembelajaran yang penyajian pembelajaran berbahasa yang menarik bagi
digunakan guru monoton. Pembelajaran yang anak dalam bentuk penelitian dan pengembangan di
diberikan hanya terfokus kepada membaca, menulis TK Al Ghafoor Kelurahan Bangkala Kecamatan
dan berhitung sehingga kegiatan pembelajaran kurang Manggala Kota Makassar.
bervariasi sehingga menimbulkan kebosanan dan Adapun tujuan penelitian ini adalah
kejenuhan bagi anak. Misalnya, ketika guru untukmendeskripsikan tingkat kebutuhan
memberikan pembelajaran dengan tema binatang, pengembangan metode bercerita pada anak usia dini,
guru hanya bercerita tentang macam-macam binatang mengetahui prototipe metode bercerita pada anak usia
dan suara-suara binatang tanpa menggunakan teknik dini dan mengetahui tingkat validitas dan kepraktisan
serta tanpa alat peraga. Metode pembelajaran yang pengembangan metode bercerita pada anak usia dini di
diterapkan guru hanya terfokus pada pembelajaranya TK Al Ghafoor Kelurahan Bangkala Kecamatan
saja tanpa melibatkan anak untuk aktif ketika ia Manggala Kota Makassar.
bercerita, sehingga anak kurang tertarik dan cenderung
merasa bosan serta anak akan cepat lupa dengan apa METODE
yang disampaikan oleh guru. Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan
Berbeda ketika guru menggunakan metode pengembangan (research anddevelopment) yang
bercerita tampak bahwa anak akan merasa tertarik mengacu pada model prosedural dari Borg & Gall.
mendengarkan cerita. penggunaan metode bercerita Lokasi penelitian di TK Al Ghafoor, Bangkala,
tersebut melibatkan anak di dalam ceritanya, misalnya Manggala Makassar dengan subjek anak usia dini 5-6
anak akan ditanyai pendapatnya ketika dalam cerita tahun dan guru TK. Instrumen yang digunakan
seperti kelanjutan dari suatu cerita atau penyebab dari adalah lembar validasi dan observasi dengan teknik
sesuatu dalam cerita. Selain itu, dalam metode cerita pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan
menggunakan bantuan alat anak akan semakin tertarik dokumentasi. Data dianalisis dengan uji validitas dan
dan fokus mendengarkan cerita dari awal sampai uji kepraktisan.
akhir, sehingga pembelajaran menjadi berkesan untuk
anak dan akan mudah mengingat pembelajaran yang HASIL DAN PEMBAHASAN
ada serta dapat berpengaruh terhadap kemampuan Tingkat Kebutuhan Pengembangan Metode
kosakata dasar anak dalam bercerita. Mengingat cerita Bercerita pada Anak Usia Dini di TK Al Ghafoor
adalah suatu seni dalam menyampaikan ilmu, pesan, Makassar
nasihat, baik lisan maupun tulisan kepada orang lain
yang sebagian besar bahannya berdasarkan fakta. Hasil observasi kegiatan pembelajaran bercerita
Sebagaimana pendapat Cendekia (2013:8) bahwa selama ini di TK Al Ghafoor Makassar dan telaah
metode bercerita adalah “metode yang sangat baik dan terhadap konsep pembelajaran metode bercerita
disukai oleh jiwa manusia karena memiliki pengaruh merupakan perkara penting bagi anak dalam
yang menakjubkan untuk dapat menarik perhatian menunjang kemampuan berbahasa anak. Oleh karena
pendengar dan membuat seseorang bisa mengingat itu, peneliti memandang perlu untuk mengkaji dan
kejadian-kejadian dalam sebuah kisah dengan cepat”. menguraikan sejauhmana tingkat kebutuhan terhadap
Moeslichatoen (2004:157) mengatakan metode pengembangan metode bercerita bagi anak terutama
bercerita merupakan “salah satu pemberian kemampuan berbahasanya. Langkah selanjutnya yang
pengalaman belajar bagi anak TK dengan peneliti lakukan adalah menganalisis apa yang
membawakan cerita kepada anak secara lisan dan menjadi kebutuhan guru dan anak dalam kaitannya
cerita yang digunakan harus menarik, dan dengan metode bercerita. Untuk mengetahui hal
mengundang perhatian anak dan tidak terlepas dari tersebut, maka peneliti mengidentifikasi kondisi awal
tujuan pendidikan bagi anak TK. guru dan anak di TK Al Ghafoor Makassar pada
Metode bercerita dapat berpengaruh terhadap pembelajaran metode bercerita ini. Analisis kebutuhan
kemampuan berbahasa anak karena dengan cerita terhadap metode bercerita dapat diuraikan sebagai
yang dikemas dan disajikan secara menarik, anak akan berikut:
4

Berdasarkan teknik pengumpulan data yang Gambaran Prototipe Metode Bercerita Dalam
peneliti lakukan, maka diperoleh data tentang Mengembangkan Kemampuan Berbahasa Anak
kebutuhan guru terhadap pengembangan metode Usia Dini di TK Al Ghafoor Makassar
bercerita sebagai berikut : 1. Rasionalitas
1. Metode bercerita bukan merupakan metode yang Metode bercerita yang dikembangkan
baru bagi anak TK Al Ghafoor Makassar karena dalam penelitian ini adalah metode bercerita
sebelumnya anak sudah mengenal metode dengan menggunakan alat peraga. Metode ini
tersebut. Namun, untuk mengajarkan metode akan menstimulasi kemampuan bercerita anak
tersebut, guru perlu memberikan pemahaman dan dengan menggunakan ide atau gagasannya
penyajian bercerita dengan alat peraga secara sendiri. Cerita adalah suatu seni dalam
bervariasi sehingga tidak menimbulkan kebosanan menyampaikan ilmu, pesan, nasihat, baik lisan
dan kejenuhan bagi anak. maupun tulisan kepada orang lain yang sebagian
2. Guru menginginkan kegiatan pembelajaran besar bahannya berdasarkan fakta.Menurut
metode bercerita yang sebelumnya diajarkan pada Cendekia (2013:8) metode bercerita adalah
anak dapat tertarik mendengarkan cerita bahkan metode yang sangat baik dan disukai oleh jiwa
anak melibatkan diri dalam ceritanya manusia karena memiliki pengaruh yang
3. Guru memiliki pandangan bahwa cerita bisa menakjubkan untuk dapat menarik perhatian
menjadi metode pembelajaran yang pendengar dan membuat seseorang bisa
menyenangkan, selain karena mengandung aspek mengingat kejadian-kejadian dalam sebuah kisah
hiburan juga menjadi metode pembelajaran yang dengan cepat.
fleksibel, tidak menggurui, dan dapat Pendapat lain dikemukakan oleh
menggembirakan sebagaimana suasana bermain Moeslichatoen (2004:157) bahwa metode
bila metode bercerita tidak monoton. bercerita merupakan salah satu pemberian
4. Guru melihat dari kondisi pembelajaran selama pengalaman belajar bagi anak TK dengan
ini, kemampuan berbahasa anak dapat meningkat membawakan cerita kepada anak secara lisan.
sebab melalui metode bercerita melatih anak Cerita yang digunakan harus menarik, dan
untuk menfokuskan perhatian, melatih anak untuk mengundang perhatian anak dan tidak terlepas
menjadi pendengar yang baik, mengembangkan dari tujuan pendidikan bagi anak TK.
fantasi anak terhadap hal yang tidak nyata, dan Berdasarkan beberapa pendapat yang telah
mengembangkan kemampuan mengingat anak dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa metode
terhadap hal tertentu yang disampaikan melalui bercerita adalah salah satu pemberian
tuturan secara lisan pengalaman belajar melalui cerita yang dapat
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di TK Al menarik perhatian pendengar dan disukai karena
Ghafoor Makassar diperoleh data tentang membuat seseorang bisa mengingat kejadian-
pengembangan metode bercerita bagi anak usia dini kejadian dalam sebuah kisah dengan cepat.
sebagai berikut : 2. Tujuan
1. Sebagian besar anak didik merasa bosan apabila Ada beberapa tujuan yang diharapkan dalam
kegiatan pembelajaran berlangsung melalui penyajian metode bercerita ini. Menurut Majid
metode diskusi dan tanya jawab saja tanpa ada (2005:81) tujuan dalam kegiatan bercerita
pengembangannya. adalah:
2. Semua anak didik merasa senang dengan kegiatan a. Menghibur para siswanya untuk menikmati
diskusi dan tanya jawab jika diawali dengan sajian cerita yang dikemas dengan ide yang
kegiatan bercerita sesuai tema kegiatan. menarik, pengimajinasian yang luas, dan
3. Tidak semua anak mampu menuturkan cerita penyajian yang memukau
sesuai ide/ gagasannya. b. Menambah wawasan dan pengetahuan umum
4. Kegiatan metode bercerita mengedukasi anak bagi para siswa
sambil bermain sehingga anak lebih mudah c. Memakai gaya bahasa penyampaian yang
memahami materi yang telah dijelaskan. indah sekaligus menambah perbendaharaan
5. Anak sangat senang cerita yang disajikan kosakata
dikaitkan dengan dunia kehidupannya, mereka d. Menumbuhkembangkan daya khayal yang
akan mendengarkannya dengan penuh perhatian tinggi
dan dapat menangkap isi cerita yang disampaikan e. Membersihkan akhlak
guru. f. Mengasah cita (rasa)
5

g. Melatih para siswanya untuk tua harus bisa menjadi pendengar yang baik ketika
mengungkapkan ide cerita dengan kata-kata anak berbicara karena anak sangat senang ketika
saja atau dengan percakapan sekaligus peran ia berbicara didengarkan oleh guru maupun orang
Berdasarkan uraian diatas maka metode tuanya. Seperti pendapat Kasmadi (2013) Ketika
bercerita bertujuan untuk menghibur, melatih anak berbicara, orang tua atau pendidik
anak berkomunikasi dengan baik, mengerti pesan menyediakan diri dengan duduk disamping anak
dari cerita dan mampu mengungkapkan ide cerita atau di depannya.
serta menambah wawasan dan pengetahuan Menghadap langsung kepada anak, memberi
secara luas. sikap penghargaan tinggi dan menanggapi
3. Urgensi/Manfaat perasaan anak.Interaksi antara guru dan anak
Penyajian metode bercerita sebagai upaya terjadi di dalam kelas melalui kegiatan
mengembangkan kemampuan berbahasa anak usia pembelajaran dan diluar kegiatan pembelajaran.
dini diharapkan dapat memberikan manfaat yang Kegiatan di dalam kelas terjadi interaksi verbal
secara langsung ditujukan bagi anak usia 5-6 atau percakapan antara anak dan guru. Seperti
tahun. Metode bercerita dalam pengajaran di TK pendapat Yusuf dan Sugandhi (2012) Interaksi
mempunyai beberapa manfaat yang di kemukakan antara guru dan anak dianalisis melalui kegiatan
oleh Idris (2014:151-155) yaitu: guru dan anak di dalam kelas. Kegiatan di dalam
a. Meningkatkan keterampilan bicara anak kelas pada umumnya didominasi oleh interaksi
karena bayi atau balita akan mengenal verbal P 3 antara guru dan anak.
banyak kosakata. Peran guru dalam kemampuan berbahasa
b. Membantu menenangkan anak yang sangat penting guru mengajarkan anak-anak kata-
menangis. Membaca dalam suasana santai kata baru dan memastikan kata-kata yang didengar
dan nyaman, dramatisasi dengan membuat oleh anak-anak adalah kata-kata yang baik sesuai
intonasi nada yang berbeda akan membuat dengan pendapat Palkhivala (Soetjiningsih, 2012)
anak tertarik untuk mendengarkan cerita. Komponen penting dalam mengajar bicara anak,
Lama-lama anak akan merasa nyaman dan yaitu mengajarkan anak untuk menggunakan kata-
tingkat stresnya pun akan berkurang. kata dengan pengucapan yang benar dan
c. Mengembangkan kemampuan berbahasa memastikan bahwa anak-anak mendengarkan
anak, dengan mendengar struktur kalimat. ucapan kata-kata dengan benar. Pendidik anak
Melalui dongeng, anak bisa belajar kosakata usia dini sangat berpengaruh terhadap
baru, belajar untuk mengekspresikan perkembangan berbicara anak, yaitu pendidik
perasaan, seperti senang, sedih, ataupun diharapkan mampu menemukan inovasi baru yang
marah, serta menyerap nilai-nilai dapat mengembangkan kemampuan anak dalam
kebaikanya. bahasa atau dalam berbicara. Seperti yang
d. Meningkatkan minat baca. dikemukakan oleh Jannah (2013)para pendidik
e. Mengembangkan keterampilan berpikir. diharapkan dapat menemukan inovasi baru yang
f. Meningkatkan keterampilan problem solving. dapat menyelaraskan kecerdasannya mengulas
g. Merangsang imajinasi dan kreativitas. secara detail dalam merangsang perkembangan
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat bahasa anak tersebut. Perkembangan bahasa untuk
diuraikan bahwa banyak sekali manfaat metode anak usia dini meliputi empat pengembangan
bercerita. Oleh sebab itu, metode bercerita dapat yaitu: mendengarkan, berbicara, membaca dan
dijadikan salah satu referensi dalam pemilihan menulis. Maka peran pendidik dituntut harus
metode pembelajaran karena banyak nilai positif menyelaraskan keseimbangan agar memperoleh
yang terkandung, salah satunya yaitu pengembangan kemampuan berbahasa yang
memberikan kemampuan kosakata pada anak optimal dalam diri seorang anak.
usia dini. 5. Dukungan sistem
4. Peran guru Penyajian metode bercerita dalam
Pengembangan kemampuan berbahasa dapat mengembangkan kemampuan berbahasa anak usia
dilakukan oleh pendidik dengan kegiatan dini didasarkan pada sistem/regulasi pemerintah
eksploratorif sambil mendiskusikan hasilnya, (Undang-undang dan Peraturan Menteri
menceritakan pengalamannya, menceritakan hasil Pendidikan dan Kebudayaan) sebagai berikut: (a)
karya, bertanya, menceritakan kembali cerita, dan Garis-Garis Besar Program Kegiatan Belajar
lain sebagainya (Jannah, 2013). Guru atau orang Taman Kanak-Kanak (GBPKB-TK) tahun 1994;
6

(b) Keputusan Menteri Pendidikan dan merupakan penjabaran dari sintaks/tahapan


Kebudayaan RI Nomor 0125/U/1994 tentang pelaksanaan bercerita.
Program Kegiatan Belajar TK dan Keputusan Berikut ini adalah gambaran operasional
Mendikbud Nomor 002/U/1995 tentang pelaksanaan pembelajaran metode bercerita dalam
Perubahan Kepmendikbud Nomor 0125/U/1994; mengembangkan imajinasi anak:
(c) Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang 1. Bercerita dengan Gambar Seri
Sistem Pendidikan Nasional; dan (e) Peraturan Pelaksanan kegiatan bercerita dengan gambar
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 tahun seri, guru terlebih dahulu memilih tema dan
2009 tentang Standar PAUD. subtema. Tema yang dipilih adalah lingkunganku
dengan sub tema adalah rumahku (bagian bagian
Komponen Pelaksanaan Operasional Metode rumah). Indikator dalam pembelajaran bercerita
Bercerita Dalam Mengembangkan Kemampuan dengan gambar seri ini adalah anak mampu
Berbahasa Anak Usia Dini di TK Al Ghafoor menceritakan kembali cerita yang baru didengarnya
Makassar dan anak mampu mengutarakan pendapat dan
menjawab pertanyaan yang diberikan.Setelah
Metode bercerita yang dikembangkan adalah kesiapan dalam pelaksanaan kegiatan metode
metode bercerita dengan alat peraga. Metode ini akan bercerita, maka guru menyiapkan tahapan atau
menstimulasi kemampuan berbahasa anak terutama langkah pembelajaran bercerita dengan gambar
dari sisi kosakata anak dengan menggunakan ide atau seri. Tahapan pembelajaran terdiri atas tahap
gagasannya sendiri. Bentuk bercerita ini menfokuskan kegiatan pembukaan, tahap kegiatan inti, tahap
perhatian, melatih anak menjadi pendengar yang baik kegiatan recalling dan tahap kegiatan penutup.
sehingga kemampuan fantasi anak terhadap hal yang Kegiatan pada tahapan pembukaan, guru
tidak nyata memotivasinya untuk mengungkapkan menerapkan SOP pembukaan sebagaimana
pikiran dan khayalnya. biasanya dilakukan sebelumnya pembelajaran
Kegiatan yang dilakukan selanjutnya adalah dimulai. Kemudian guru memulai bercerita dengan
mendesain pola pembelajaran bercerita dengan gambar seri. Di sela-sela bercerita dengan gambar
menyusun indikator pencapaian yang digunakan, seri, guru melakukan diskusi tentang seragam
sintaks/tahapan pelaksanaan metode dan naskah cerita. sekolah, berdiskusi tentang menjaga kebersihan
Metode bercerita yang dilakukan terdiri atas dua jenis sekolah, dan berdiskusi tentang saling tolong
yang meliputi: (1) Metode bercerita dengan menolong dengan teman. Kemudian guru
menggunakan gambar seri, dan (2) Metode bercerita mengarahkan anak didik dengan melakukan gerak
dengan mendongeng. Tahap penguasaan kegiatan dan lagu dan dilanjutkan dengan mengenalkan
pembelajaran dengan metode bercerita dilakukan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain.
dengan proses latihan berdasarkan sintaks/ tahapan Kegiatan inti pembelajaran dilaksanakan
pelaksanaan dan di setiap kegiatan berlangsung dengan terlebih dahulu meng-urutkan gambar seri.
dilakukan pengamatan dan di akhir kegiatan dilakukan Kegiatan selanjutnya adalah guru mengarahkan
pengukuran untuk mengetahui perubahan yang dicapai anak didik untukmelaksana-kan kerja bakti
dari setiap kegiatan yang diberikan pada anak. membersihkan kelas yang dilanjutkan dengan
Berdasarkan rangkaian kegiatan yang kegiatan mewarnai gambar baju seragam yang
dilaksanakan dalam pembelajaran dengan metode berasal dari gambar seri yang disajikan
bercerita, maka tujuan dari semua kegiatan tersebut sebelumnya. Berdasarkan gambar seri yang
adalah mengembangkan kemampuan berbahasa anak disajikan, guru menguji kemampuan berhitung
usia dini. Indikator pencapaian dalam pelaksanaan anak dengan menghitung dasi atau topi anak
metode bercerita adalah sama, yaitu anak mampu kemudian dilanjutkan dengan kegiatan menebali
menceritakan kembali cerita yang baru didengarnya, kata di bawah gambar sekolahku.
dan anak mampu mengutarakan pendapat dan Selanjutnya guru melakukan kegiatan
menjawab pertanyaan yang diberikan. Demikian pula recallingdengan mengarahkan anak didik
dengan metode dan waktu yang digunakan di setiap merapikan alat-alat yang telah digunakan
kegiatan metode bercerita adalah sama, yakni metode kemudian dilanjutkan dengan kegiatan bercerita
bercerita dan unjuk kerja dengan durasi 65 menit serta tentang gambar seri yang diurutkan sebelumnya,
disajikan di kegiatan inti sebagaimana tertuang dalam sebagaimana pada gambar yang disajikan di
Rencana Kegiatan Harian. Hal-hal yang membedakan bawah ini.
di setiap kegiatan adalah tema dan naskah ceritanya
yang digunakan.Adapun skenario pembelajarannya
7

Saat pelaksanaan kegiatan bercerita dengan teman. Kemudian guru mengenalkan kegiatan dan
gambar seri berlangsung, guru mengarahkan dan aturan yang digunakan bermain.
membimbing anak jika ada anak yang Kegiatan inti pembelajaran dilaksanakan
berperilaku kurang tepat saat kegiatan bercerita dengan terlebih dahulu mengatur cara duduk anak
berlangsung dan mengajak anak untuk agar dalam kegiatan mendengarkan dongeng
komunikasi bersama guru, sebagaimana gambar dapat berjalan dengan baik. Kegiatan selanjutnya
di bawah ini. adalah guru mengelompokkan alat-alat sekolah
Gambar di atas anak diarahkan untuk kemudian mengurutkan polaalat-alat sekolah
menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya yang nantinya anak didik bakal cocokkan.
terhadap gambar cerita yang dilihatnya. Setelah kegiatan tersebut, maka guru
Kemudian guru melanjutkan pembelajaran mengarahkan anak untuk mencocokkan gambar
dengan melakukan penguatan pengetahuan yang pada buku pegangan anak. Selanjutkan guru
didapat anak. menguji kemampuan anak dalam mengenal
Kegiatan akhir pembelajaran, guru huruf dengan mengarahkan anak menyebutkan
melakukan tanya jawab dengan menanyakan huruf vokal dan konsonan yang terdapat dalam
perasaan anak didik selama kegiatan bercerita alat-alat sekolah.
dengan gambar seri hari ini. Berdiskusi kegiatan Selanjutnya guru melakukan kegiatan
apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, recallingdengan mengarahkan anak didik
mainan apa yang paling disukai dan sebagainya. menceritakan kembali dongeng yang telah
Kemudian guru melaksanakan kegiatan bercerita diperdengarkan guru. Kegiatan selanjutnya
pendek yang berisi pesan-pesan dan adalah guru mengarahkan anak didik merapikan
menginformasikan kegiatan untuk besok. alat-alat yang telah digunakan kemudian
Selanjutnya melaksanakan SOP penutupan mengarahkan anak didik untuk berdiskusi
sebagaimana yang biasa dilakukan untuk tentang perasaan dirinya selama melakukan
menutup pembelajaran. kegiatan bermain. Jika ada perilaku yang kurang
2. Mendongeng tepat dalam pelaksanaan kegiatan mendongeng,
Pelaksanaan kegiatan bercerita dengan maka harus didiskusikan bersama dengan anak
mendongeng, guru terlebih dahulu memilih tema didik. Kemudian guru mengarahkan anak didik
dan subtema. Tema yang dipilih adalah yang berani dan mau tampil ke depan untuk
lingkunganku dengan sub tema adalah sekolahku menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya.
(alat-alat sekolah). Indikator dalam pembelajaran Pembelajaran berakhir dengan memberikan
bercerita dengan mendongeng ini adalah anak penguatan pengetahuan yang diperoleh anak.
mampu menceritakan kembali cerita yang baru Kegiatan akhir pembelajaran, guru
didengarnya dan anak mampu mengutarakan melakukan tanya jawab dengan menanyakan
pendapat dan menjawab pertanyaan yang perasaan anak didik selama kegiatan bercerita
diberikan. dengan gambar seri hari ini. Berdiskusi kegiatan
Setelah kesiapan dalam pelaksanaan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini,
kegiatan metode bercerita, maka guru menyiapkan mainan apa yang paling disukai dan sebagainya.
tahapan atau langkah pembelajaran bercerita Kemudian guru melaksanakan kegiatan bercerita
dengan mendongeng. Tahapan pembelajaran pendek yang berisi pesan-pesan dan
terdiri atas tahap kegiatan pembukaan, tahap menginformasikan kegiatan untuk besok.
kegiatan inti, tahap kegiatan recalling dan tahap Selanjutnya melaksanakan SOP penutupan
kegiatan penutup. sebagaimana yang biasa dilakukan untuk
Kegiatan pada tahapan pembukaan, guru menutup pembelajaran.
menerapkan SOP pembukaan sebagaimana
biasanya dilakukan sebelumnya pembelajaran Gambaran Model Operasional Metode Bercerita
dimulai. Kemudian guru memulai mendongeng dalam MengembangkanKemampuan Berbahasa
dengan judul “anak sekolah”. Di sela-sela Anak Usia Dini di TK Al Ghafoor Makassar
kegiatan mendongeng, guru melakukan diskusi
tentang alat-alat sekolah, berdiskusi tentang Upaya mendapatkan hasil penelitian metode
menjaga kelestarian alam sekolah, dan berdiskusi bercerita dalam mengembangkan kemampuan
tentang sikap anak didik untuk tidak mengganggu berbahasa anak usia dini yang telah dirancang, maka
8

dilakukan uji kevalidan, keparktisan dan keefektifan maka nilai ini termasuk dalam kategori valid
dengan uraian sebagai berikut: karena berada pada 3≤RTV<4. Sementara
1. Uji Kevalidan pada aspek penilaian modul pembelajaran,
Metode bercerita sebelum digunakan dalam aspek isi modul, dan manfaat atau kegunaan
kegiatan pembelajaran, harus memiliki modul memiliki kriteria kevalidan tertinggi
kualifikasi valid. Idealnya seorang pengembang yaitu rata-rata 4,0.
pembelajaran dengan metode bercerita perlu b. Program Semester (Promes)
melakukan pemeriksaan ulang dari para ahli Penilaian validator terhadap program
(validator) mengenai ketepatan isi, materi semester untuk metode berceritadalam
pembelajaran, kesesuaian dengan tujuan mengembangkan kemampuan berbahasa
pembelajaran, design fisik, dan lain-lain hingga anak usia dini kelompok B dapat dilihat pada
memperoleh penilaian baik oleh validator. Proses lampiran 2. Adapun nilai rata-rata tiap aspek
validasi diharapkan dapat memberikan penilaian penilaian pada program semester dapat
yang layak pada rancangan metode bercerita agar dilihat pada tabel 4.2. berikut:
dapat digunakan untuk proses pembelajaran Tabel 4.2
dalam nuansa bermain yakni dengan Rata-rata Hasil Validasi Program Semester (Promes)
Metode Bercerita Berdasarkan Kedua Validator
mendapatkan status valid atau sangat valid dari
para ahli. Jika pembelajaran metode bercerita No Aspek Penilaian (Ai) ̅ Ket.
belum valid, maka validasi akan terus dilakukan 1. Format 3,8 3,96 Valid
2. Isi 4,0 3,96 Valid
hingga didapatkan penilaian yang valid. Bahasa dan
Validasi yang dilakukan peneliti bertujuan 3. 4,0 3,96 Valid
Penulisan
untuk mengetahui apakah metode bercerita yang
telah dibuat dapat digunakan dengan layak dalam Berdasarkan hasil analisis yang
ujicoba terbatas. Metode bercerita yang dibuat ditunjukkan pada tabel 4.3 di atas dapat
peneliti divalidasi oleh ahli yang terdiri dari 2 dijelaskan bahwa nilai rata-rata total
(dua) dosen Program Pascasarjana Universitas kevalidan program semester (promes) untuk
Negeri Makassar. Metode bercerita ini dinyatakan metode pembelajaran bercerita diperoleh
valid jika hasil penilaian dari validator 3 ≤ RTV < hasil ̅ = 3,96. Berdasarkan kriteria kevalidan
4. Adapun hasil uji validitas terhadap yang ada, maka nilai rata-rata tersebut
pengembangan metode bercerita yang telah dinilai termasuk dalam kategori valid karena berada
oleh validator disajikan sebagai berikut: pada 3≤RTV<4. Adapun aspek isi pada
a. Modul pembelajaran metode bercerita komponen penilaian program semester, maka
Hasil penilaian validator terhadap diantara ketiga komponen tersebut, komponen
pengembangan kemampuan berbahasa anak isi serta bahasa dan penulisan yang memiliki
usia dini melalui metode bercerita di kriteria kevalidan tertinggi yaitu 4,0.
kelompok B dapat dilihat pada tabel 4.1. di c. Rencana Kegiatan Mingguan (RKM)
bawah ini: Penilaian validator terhadap rencana
Tabel 4.1 kegiatan mingguanterhadap pengembangan
Rata-rata Hasil Validasi Modul PembelajaranMetode
Bercerita Berdasarkan Kedua Validator
kemampuan berbahasa anak usia dini melalui
No Aspek Penilaian (Ai) ̅ Ket. kegiatan metode bercerita di kelompok B
1. Komponen Modul 3,9 3,86 Valid dapat dilihat pada lampiran 3. Adapun nilai
2. Format Modul 3,9 3,86 Valid rata-rata tiap aspek penilaian pada komponen
3. Isi Modul 4,0 3,86 Valid rencana kegiatan mingguan dapat disajikan
4. Bahasa dan Penulisan 3,8 3,86 Valid
Ilustrasi, tatak letak tabel
pada tabel 4.5. berikut ini:
5. 3,6 3,86 Valid Tabel 4.3
dan diagram/gambar
6 Manfaat/Kegunaan Modul 4,0 3,86 Valid Rata-rata Hasil Validasi Rencana Kegiatan Mingguan
(RKM) Metode Bercerita Berdasarkan Kedua Validator
No Aspek Penilaian (Ai) ̅ Ket.
Berdasarkan tabel 4.1 di atas Format Program
1. 3,9 3,96 Valid
menunjukkan bahwa nilai rata-rata total Mingguan
kevalidan modul pembelajaran metode 2. Isi 4,0 3,96 Valid
3. Bahasa dan Penulisan 4,0 3,96 Valid
bercerita dalam mengembangkan kemampuan
berbahasa anak diperoleh ̅ = 3,86.
Berdasarkan hasil analisis yang
Berdasarkan kriteria kevalidan yang ada,
ditunjukkan pada tabel 4.3 menunjukkan
9

bahwa nilai rata-rata total kevalidan Rencana kegiatan inti, dan manfaat atau kegunaan
Kegiatan Mingguan (RKM) dalam RKH merupakan aspek yang memiliki kriteria
mengembangkan kemampuan berbahasa kevalidan tertinggi yaitu 4,0.
anak melalui metode bercerita diperoleh hasil e. Lembar Observasi Aktivitas Guru (LOAG)
̅ = 3,96. Berdasarkan kriteria kevalidan Penilaian validator terhadap lembar
yang ada, maka nilai tersebut termasuk observasi aktivitas guru pada pengembangan
dalam kategori valid karena berada pada metode bercerita dapat dilihat pada lampiran
kriteria kevalidan 3≤RTV<4. Sedangkan 5. Adapun nilai rata-rata tiap aspek penilaian
terdapat dua komponen penilaian pada pada lembar observasi ini dapat dilihat pada
perangkat Rencana Kegiatan Mingguan tabel 4.5 sebagai berikut:
(RKM) yang memiliki kriteria kevalidan Tabel 4.5
yang sama yaitu komponen isi serta bahasa Rata-Rata Hasil Validasi Lembar Observasi Aktivitas
Guru pada Pengembangan Metode Bercerita Anak Usia
dan penulisan masing-masing sebesar 4,0. Dini Berdasarkan Kedua Validator
Disamping memberikan penilaian terhadap No Aspek Penilaian (Ai) ̅ Ket.
modul yang dibuat, validator juga 1. Aspek Petunjuk 4,0 3,88 Valid
memberikan saran dan komentar untuk revisi 2. Aspek Bahasa 4,0 3,88 Valid
terhadap Rencana Kegiatan Mingguan 3. Aspek Isi 3,5 3,88 Valid
4. Aspek Penataan 4,0 3,88 Valid
(RKM) yang sedang dikembangkan. Namun
pada perangkat pembelajaran ini, kedua Berdasarkan data pada tabel 4.5 di
validator tidak memberikan saran atau atas, menunjukkan bahwa nilai rata-rata total
kementar berkenaan dengan format, isi kevalidan lembar observasi aktivitas guru
hingga bahasa dan penulisan. diperoleh hasil ̅ =3,88. Berdasarkan kriteria
d. Rencana Kegiatan Harian (RKH) kevalidan yang ada, maka nilai tersebut
Penilaian validator terhadap Rencana termasuk dalam kategori valid karena berada
Kegiatan Harian dalam mengembangkan pada 3≤RTV<4. Selain itu, aspek petunjuk,
kemampuan berbahasa anak usia dini bahasa dan aspek penataan pada komponen
kelompok B melalui metode bercerita dapat lembar observasi aktivitas guru memiliki
dilihat pada lampiran 4. Adapun nilai rata-rata kriteria kevalidan tertinggi yaitu 4,0.
tiap aspek penilaian pada perangkat Berkaitan dengan lembar observasi ini, maka
pembelajaran RKH ini dapat dilihat pada tabel kedua validator tidak memberikan saran dan
4.4 sebagai berikut: komentar, sehingga penilaian umum terhadap
Tabel 4.4 lembar observasi ini adalah layat diterapkan
Rata-rata Hasil Validasi Rencana Kegiatan Harian
(RKH) melalui Metode Bercerita Berdasarkan Kedua tanpa revisi.
Validator f. Lembar Observasi Aktivitas Anak (LOAA)
No Aspek Penilaian (Ai) ̅ Ket. Penilaian validator terhadap lembar
1. Format 4,0 3,86 Valid observasi aktifitas anak pada pengembangan
2. Tujuan 4,0 3,86 Valid metode bercerita di kelompok B dapat dilihat
3. Kegiatan pembukaan 4,0 3,86 Valid
4. Kegiatan Inti 4,0 3,86 Valid pada lampiran 6. Adapun nilai rata-rata tiap
5. Bahasan dan Penulisan 3,5 3,86 Valid aspek penilaian pada lembar observasi
6. Alokasi waktu 3,5 3,86 Valid tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:
Manfaat/Kegunaan Tabel 4.6
7. 4,0 3,86 Valid
RKH Rata-Rata Hasil Validasi Lembar Observasi Aktivitas
AnakPengembangan Metode Bercerita Anak Usia Dini
Berdasarkan data pada tabel 4.6 di atas Berdasarkan Kedua Validator
menunjukkan bahwa nilai rata-rata total No Aspek Penilaian (Ai) ̅ Ket.
1. Petunjuk 3,7 3,60 Valid
kevalidan Rencana Kegiatan Harian (RKH) 2. Bahasa 3,6 3,60 Valid
dalam rangka mengembangkan kemampuan 3. Isi 3,5 3,60 Valid
berbahasa anak melalui metode bercerita
diperoleh hasil ̅ =3,86. Berdasarkan kriteria Berdasarkan data yang tersaji pada tabel
kevalidan yang ada, maka nilai tersebut 4.8 di atas, menunjukkan bahwa nilai rata-rata
termasuk dalam kategori valid karena berada total kevalidan lembar observasi aktivitas
pada 3≤RTV<4. Selain itu, pada komponen anak diperoleh hasil ̅ = 3,60. Berdasarkan
aspek penilaian rencana kegiatan harian, kriteria kevalidan, maka nilai rata-rata tersebut
aspek format, tujuan, kegiatan pembukaan, termasuk dalam kategori valid karena berada
10

pada 3≤RTV<4. Selain itu, aspek petunjuk Tabel 4.8


pada komponen lembar observasi aktivitas Rata-Rata Hasil Validasi Lembar Pengamatan
Pengelolaan Pembelajaran pada Pengembangan
anak memiliki kriteria kevalidan yang tinggi Metode Bercerita Berdasarkan Kedua Validator
yaitu 3,7. Disamping memberikan penilaian, No Aspek Penilaian (Ai) ̅ Ket.
validator juga memberikan saran dan 1. Aspek Petunjuk 4,0 3,79 Valid
komentar untuk revisi terhadap lembar 2. Aspek Bahasa 4,0 3,79 Valid
observasi tersebut. Namun, kedua validator 3. Aspek Isi 3,7 3,79 Valid
4. Aspek Penataan 3,5 3,79 Valid
tidak memberikan saran atau kementar apapun
terkait dengan lembar observasi, sehingga Berdasarkan data pada tabel 4.10 di atas
penilaian umum untuk lembar observasi menunjukkan bahwa nilai rata-rata total
aktivitas anak layak diterapkan tanpa revisi. kevalidan lembar pengamatan pengelolaan
g. Angket Respon Guru (ARG) pembelajaran diperoleh hasil ̅ = 3,79.
Penilaian validator terhadap angket Berdasarkan kriteria kevalidan yang ada,
respon gurupadapengembangan metode maka nilai tersebut termasuk dalam kategori
bercerita bagi anak usia dini kelompok B valid karena berada pada kriteria 3≤RTV<4.
dapat dilihat pada lampiran 7. Adapun rata- Selain itu, komponen aspek penilaian lembar
rata hasil validasi tiap aspek penilaian pada pengamatan pengelolaan pembelajaran yang
angket tersebut dapat dilihat pada tebel di memiliki kriteria kevalidan yang tinggi yaitu
bawah ini: aspek petunjuk dan aspek bahasa masing-
Tabel 4.7 masing memperoleh rata-rata nilai 4,0. Peran
Rata-Rata Hasil Validasi Angket Respon Guru pada
Pengembangan Metode Bercerita Berdasarkan Kedua validator disamping memberikan penilaian
Validator juga memberikan saran dan komentar untuk
No Aspek Penilaian (Ai) ̅ Ket. merevisi terhadap lembar pengamatan
1. Aspek Petunjuk 4,0 3,89 Valid tersebut. Namun, kedua validator tidak
2. Aspek yang direspon 4,0 3,89 Valid memberikan kritikan atau saran perbaikan
3. Aspek bahasa 3,7 3,89 Valid
terhadap komponen penilaian pada lembar
Berdasarkan data pada tabel 4.9 di atas pengamatan tersebut. Hal ini menunjukkan
menunjukkan bahwa nilai rata-rata total bahwa lembar pengamatan pengelolaan
kevalidan angket respon guru diperoleh pembelajaran layak diterapkan tanpa revisi.
hasil = 3,89. Berdasarkan kriteria kevalidan Hasil penilaian validator terhadap
yang ada, maka nilai tersebut termasuk dalam produk pengembangan metode bercerita yang
kategori valid karena berada pada 3≤RTV<4. meliputi modul pembelajaran metode
Semua aspek penilaian pada komponen bercerita, program semester, rencana kegiatan
angket respon tersebut, aspek petunjuk dan mingguan, rencana kegiatan harian, lembar
aspek yang direspon sama-sama memiliki observasi aktivitas guru, lembar observasi
kriteria kevalidan yang tinggi yaitu 4,0. Hasil aktifitas anak, angket respon guru dan lembar
vallidasi tersebut dikuatkan dengan ketiadaan pengamatan pengelolaan pembelajaran dapat
kritikan atau saran perbaikan terhadap dirangkum pada tabel 4.9berikut:
Tabel 4.9
komponen penilaian angket respon guru dari Rekapitulasi Hasil Penilaian Validator Terhadap
kedua validator. Hal ini menunjukkan bahwa Pengembangan Metode Bercerita pada Anak Usia Dini
lembar angket respon guru layak diterapkan No Perangkat yang divalidasi Kesimpulan
tanpa revisi. 1. Modul pembelajaran metode bercerita Valid
h. Lembar Pengamatan Pengelolaan 2. Program Semester Valid
Pembelajaran (LPPP) 3. Rencana Kegiatan Mingguan Valid
Penilaian validator terhadap lembar 4. Rencana Kegiatan Harian Valid
5 Lembar Observasi Aktivitas Guru Valid
pengamatan pengelolaan pembelajaranpada 6 Lembar Observasi Aktivitas Anak Valid
pengembangan metode bercerita bagi anak 7 Angket Respon Guru Valid
usia dini kelompok B dapat dilihat pada Lembar Pengamatan Pengelolaan
8 Valid
lampiran 8. Adapun nilai rata-rata hasil Pembelajaran
validasi tiap aspek penilaian pada lembar
pengamatan tersebut dapat dilihat pada tebel Berdasarkan tabel 4.10 di atas
4.8 di bawah ini: menunjukkan bahwa menurut penilaian
kedua validator terhadap pengembangan
11

metode bercerita yang meliputi semua sekaligus oleh dua orang pengamat terhadap
perangkat yang telah disajikan, dapat kemampuan guru mengelola pembelajaran metode
dinyatakan valid secara keseluruhan bercerita.
sehingga dinyatakan layak untuk digunakan Tujuan analisis data pengelolaan
dan dikembangkan pada TK Al Ghafoor pembelajaran adalah untuk melihat tingkat
Makassar. kepraktisan metode bercerita dalam
mengembangkan kemampuan berbahasa anak.
2. Uji Kepraktisan Agar lebih mudah menarik kesimpulan, maka
Lembar validasi selain memuat tentang data pengamatan pengelolaan pembelajaran
penilaian kevalidan komponen perangkat dianalisis peraspek. Hasil pengamatan terhadap
pembelajaran yang diisi oleh validator, juga pengelolaan pembelajaran metode bercerita pada
disertakan penilaian kepraktisan dari komponen lampiran9 diperoleh jumlah agreement kedua
tersebut. Penilaian kepraktisan bertujuan untuk pengamat adalah 26 dan disagreement adalah 0,
mengetahui apakah komponen pembelajaran yang dengan selisih nilai antara kedua observer adalah
dikembangkan dapat dilaksanakan di lapangan 0,2. Hal ini berarti kedua orang observer sepakat
berdasarkan penilaian validator, jika dipandang bahwa pengelolaan pembelajaran metode
dari kajian pustaka dan teori-teori pendukungnya. bercerita terlaksana dengan Percentage of
Sebelumnya telah dijelakan bahwa sesuatu Agreement (PA) = 100%. Sedangkan rata-rata
dikatakan praktis jika para ahli (validator) penilaian dari kedua orang observer diperoleh
menyatakan bahwa metode bercerita dapat hasil 3,7. Jika dikonfirmasi dengan interpretasi
digunakan tanpa revisi atau sedikit revisi. rata-rata skor pengamatan kemampuan guru
Berdasarkan hasil penilaian kepraktisan secara mengelola pembelajaran, maka disimpulkan
umum terhadap metode bercerita dalam bahwa kemampuan guru dalam mengelola
mengembangkan kemampuan berbahasa anak, pembelajaran metode bercerita berada dalam
maka diperoleh hasil sebagai berikut: kategori sangat baik (2,5 < M ≤ 3,0).
Tabel 4.10 Hasil pengamatan terhadap kemampuan
Deskripsi Hasil Penilaian Validator Mengenai Aspek guru pada pengembangan metode bercerita
Kepraktisan Pengembangan Imajinasi Anak melalui Metode
Bercerita dalam mengembangkan kemampuan berbahasa
Perangkat yang Validat anak dapat dilihat pada lampiran 10. Pada
No Nilai Ket.
divalidasi or lampiran tersebut diperoleh jumlah agreement
Layak
Modul
1 A diterapkan tanpa
kedua pengamat adalah 20 dan disagreement
pembelajaran
1.
metode
revisi adalah 0, dengan selisih nilai antara kedua
Layak diterap- pengamat adalah 0,2. Hal ini menunjukkan
bercerita 2 A
kan tanpa revisi
Dapat diterap- bahwa kedua pengamat sepakat bahwa
1 A
2.
Program kan tanpa revisi kemampuan guru melaksanakan metode bercerita
Semester Dapat diterap-
2 A
kan tanpa revisi
terlaksana dengan Percentage of Agreement (PA)
Dapat diterap- = 100% sedangkan rata-rata penilaian dari kedua
Rencana 1 A
3. Kegiatan
kan tanpa revisi pengamat diperoleh hasil 2,8. Jika dikonfirmasi
Dapat diterap-
Mingguan 2 A
kan tanpa revisi dengan kriteria keterlaksanaan, maka
1 A
Dapat diterap- disimpulkan kemampuan guru melaksanakan
Rencana kan tanpa revisi metode bercerita dapat telah terlaksana
4.
Kegiatan Harian Layak diterap-
2 A
kan tanpa revisi seluruhnya (2,5 ≤ KM≤ 3,0).
Walaupun pada pertemuan pertama masih
Berdasarkan kedua validator dapat ada anak didik yang tidak mau mengikuti
disimpulkan bahwa pengembangan metode instruksi guru untuk belajar aktif pada sentra
bercerita memenuhi aspek praktis sehingga model belajarnya, namun pada pertemuan-pertemuan
pembelajaran ini layak digunakan. Adapun uji berikutnya hampir seluruh anak didik sudah
kepraktisan kemampuan berbahasa anak melalui mengikuti semua instruksi guru dengan baik
pengembangan metode bercerita dapat dilakukan sehingga seluruh aspek dari komponen kegiatan
pengukuran dengan melakukan pengamatan guru mengelola pembelajaran metode bercerita
terhadap pengelolaan pembelajaran menggunakan dalam mengembangkan kemampuan berbahasa
instrumen lembar observasi pengelolaan anak dapat terlaksana seluruhnya.
pembelajaran (LPPP). Penilaian dilakukan
12

Secara keseluruhan hasil pengamatan perkembangan belajar anak berada pada kategori
kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dengan
dan melaksanakan metode bercerita seperti persentase yang beragam sebagaimana dapat
tercantum pada lampiran 10 ternyata kedua dilihat pada penyajian tabel 4.14 di bawah ini:
pengamat sepakat bahwa setiap aspek terlaksana Tabel 4.14 Rekapitulasi Persentase Nilai Rata-
dengan percentage of agreement (PA) = 100%. rata Perkembangan Belajar Anak
Jika hasil rata-rata pengamatan dari kedua Didik melaluiMetode Bercerita
pengamat dikonfirmasi dengan kriteria Kegiatan Metode
kemampuan guru mengelola pembelajaran dan No Nama Anak Bercerita
kriteria keterlaksanaan metode bercerita, maka 1 2
dapat disimpulkan bahwa setiap aspek dari 1 Ainun Jariyah 4.0 4.0
pengamatan guru dalam mengelola pembelajaran 2 Syaqilah Davirah 3.0 4.0
3 Fahirah 3.0 3.5
dan melaksanakan metode bercerita berada
4 Naurah 3.0 3.5
dalam kategori baik dan terlaksana seluruhnya. 5 Raqif Al Jabbar 3.0 3.5
Namun demikian, masih ada beberapa hal yang 6 Muh. Dafa 4.0 4.0
masih perlu diperbaiki berdasarkan saran-saran 7 Adelia Azzahrah 4.0 4.0
dari pengamat, antara lain: 8 Ridho Rahman 4.0 4.0
1) Arahan dan petunjuk validator agar lebih 9 Andi Aditya 3.0 4.0
10 Danang Ferdiansyah 3.0 4.0
terampil dan teliti dalam memberikan
11 Muh. Qarny 3.0 4.0
penilaian agar kemampuan berbahasa anak 12 Muh. Naufal 3.5 4.0
dapat terukur dengan baik serta bagaimana 13 Faiz Al Ghazali 3.5 4.0
guru dalam melaksanakan pembelajaran 14 Haikal Kamil 3.0 4.0
metode bercerita dengan mengoptimalkan 15 Arya Pratama 4.0 4.0
kemampuan yang ada; Jumlah 16 18
Rata-rata 3,4 3,9
2) Pelaksanaan pengembangan metode bercerita
Persentase (%) 85% 98%
pada anak usia dini kelompok B, guru masih Persentase kumulatif 91%
butuh pemahaman dan edukasi agar program
pengembangan kemampuan berbahasa anak Berdasarkan tabel di atas menunjukkan
dapat di implementasikan lebih optimal lagi; bahwa (1) persentase perkembangan belajar anak
dan pada kegiatan pertama mencapai 85% dengan
3) Hasil pengamatan pada ujicoba terbatas rata-rata kemampuan anak 3,4 yang menunjukkan
menunjukkan bahwa semua aspek dalam anak sudah mulai memperlihatkan berbagai
komponen pengamatan guru mengelola kemampuan dalam aspek perkembangan imajinasi
pembelajaran dan kemampuan guru melalui metode bercerita, dan (2) persentase
melaksanakan metode bercerita telah perkembangan belajar anak pada kegiatan kedua
terlaksana seluruhnya. mencapai 98% dengan rata-rata kemampuan anak
Perkembangan belajar anak dapat dianalisis 3,9 yang menunjukkan anak sudah semakin
dengan menggunakan lembar memperlihatkan berbagai kemampuan dalam
observasiperkembangan belajar anak. Observasi aspek berbahasa melalui metode bercerita.
ini dilakukan selama penelitian berlangsung Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
kemudian ditabulasi nilai rata-rata melalui kedua kegiatan pengembangan metode
persentasepada seluruh pertemuan pada setiap bercerita yang diamati, rata-rata perkembangan
aspek perkembangan. Terdapat 4 (empat) kriteria belajar anak berada dalam kategori Berkembang
yang digunakan untuk mengukur aspek Sesuai Harapan (BSH) dengan tingkat persentase
perkembangan kemampuan berbahasa anak yang beragam.
melalui metode bercerita yang diamati langsung Adapun observasi aktivitas anak dengan
oleh peneliti dengan memberikan kode sesuai menganalisis kemampuanberbahasa anak melalui
kriteria perkembangan belajar anak yang telah metode bercerita dapat diketahui dengan
ditentukan sebelumnya. menggunakan lembar observasi aktivitas anak
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari yang dilakukan selama penelitian berlangsung.
pengamatan perkembangan belajar anak melalui Adapun tabel rekapitulasi hasil pengamatan
metode bercerita dapat dilihat pada lampiran 11. aktivitas anak dapat dilihat pada lampiran 14.
Pada lampiran tersebut diperoleh nilai rata-rata Berdasarkan hasil rekapitulasi pengamatan
13

aktivitas anak dari kedua observer jika dilihat dari dari konsep dasar pembelajarannya.Prototipe metode
kriteria yang telah dikemukakan, maka diperoleh bercerita bagi anak usia dini terdiri atas dua jenis
nilai rata-rata 3,7 berarti aktivitas anak berada kegiatan meliputi: (1) bercerita dengan gambar seri,
pada kategori sangat tinggi (3,5 ≤ AAD<4). dan (2) mendongeng. Semua kegiatan tersebut
Penilaian guru dilakukan untuk memperoleh bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
masukan langsung dari tutor/guru terhadap berbahasa anak.Tingkat validitas dan kepraktisan
pengembangan metode bercerita yang dibuat pengembangan metode bercerita pada anak usia dini
setelah dievaluasi oleh para ahli. Kegiatan menunjukkan bahwa penilaian validator dari semua
penilaian oleh guru dilakukan oleh peneliti sendiri perangkat yang telah disajikan dapat dinyatakan valid
dengan melakukan wawancara langsung dan untuk digunakan dan pengembangan metode
lembar angket kepada guru di beberapa lembaga bercerita memenuhi aspek praktis sehingga layak
pendidikan anak usia dini lainnya yang dianggap digunakan.
telah memiliki kompetensi dalam dunia Sebaiknya guru memberikan pembelajaran yang
pendidikan anak usia dini dan berpengalaman. menarik dan menyenangkan bagi anak dalam
Hasil penilaian guru tersebut kemudian pengembangan kemampuan berbahasa anak yang
dicatat. Kegiatan wawancara melalui lembar salah satu kegiatan yang dapat digunakan dalam
angket berupa catatan-catatan sebagai bahan pengembangan tersebut adalah metode bercerita.
masukan terhadap perbaikan pengembangan Diharapkan pula bagi peneliti selanjutnya,diharapkan
metode bercerita. Catatan-catatan tersebut akan dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai
dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk referensi untuk melakukan penelitian yang lebih baik
merevisi metode bercerita dalam mengembangkan lagi dan dapat mencoba menggunakan metode serta
kemampuan berbahasa anak setelah dilakukan media lainnya dalam mengembangkan kemampuan
respon guru melalui angket. Adapun guru yang berbahasa anak.
menilai pengembangan metode bercerita
menunjukkan bahwa respon guru dalam DAFTAR PUSTAKA
pengembangan metode bercerita terhadap Adi, Waluyo. 2009. Implementasi Pembelajaran
pelaksanaan pembelajaran sangat diperlukan. Terpadu pada Anak Usia Dini Vol. 5.
Hasil dari presentase respon guru dapat dilihat http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/5109769
pada lampiran 15. Jika dilihat dari kriteria yang 0_0216-7999.pdf. [diakses 08-04-2012]
telah dikemukakan, diperoleh 88% respon guru Bredekamp, Sue dan Copple. 1997. Developmentally
yang menyatakan positif pada setiap komponen Appropriate Practice in Early. Childhood
metode bercerita dalam mengembangkan Programs. Washington DC: National Association
kemampuan berbahasa anak. Cendikia, Tim Pena. 2013. Panduan Mendongeng
Adapun keuntungan yang akan diperoleh untuk TK/TPA/TPQ Sederajat. Surakarta:
anak dengan melaksanakan kegiatan metode Gazzamedia.
bercerita menurut penilaian guru/ responde adalah Dhieni, Nurbiana dkk. 2009. Materi Pokok Metode
sebagai berikut: (1) membantu perkembangan Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas
bahasa anak dalam berkomunikasi secara efektif Terbuka.
dan efesien sehingga proses percakapan menjadi Fadillah, M. 2012. Desain Pembelajaran PAUD.
komunikatif; (3) melatih daya kosentrasi anak TK Yogjakarta: Ar-Ruzz Media.
untuk memusatkan perhatiannya kepada Hurlock, E. B. 1999. Perkembangan Anak Jilid 1
keseluruhan cerita, karena dengan pemusatan (Alih Bahasa: Meitasari Tjandrasa dan
perhatian tersebut anak dapat melihat hubungan Muslichach Zarkasih). Jakarta: Erlangga.
bagian-bagian cerita sekaligus menangkap ide Idris, H Meity. 2014. Meningkatkan Kecerdasan Anak
pokok dalam cerita. Melalui Dongeng. Jakarta: Luxima Metro Media.
Isjoni. 2010. Model Pembelajaran Anak Usia Dini.
SIMPULAN DAN SARAN Bandung: Alfabeta.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh Jalongo, Mary Renck. 1992. Early Childhood
disimpulkan bahwa metode bercerita menjadi Language Arts. Boston: Allyn and Bacon
kebutuhan pengembangan walaupun sebelumnya Kartono, Kartini. 1995. Psikologi Anak (Psikologi
metode tersebut bukan metode pembelajaran baru Perkembangan). Bandung: Mandar Maju.
bagi anak didik untuk diberikan namun dalam Majid, Abdul Aziz Abdul. 2005. Mendidik Anak
mempelajarinya perlu diberikan pemahaman awal Lewat Cerita. Jakarta: Mustaqiim.
14

Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran di Taman


Kanak-Kanak. Jakarta: Rhineka Cipta.

Patmonodewo, Soemiarti. 2003. Pendidikan Anak


Prasekolah. Cetakan kedua. Jakarta: Rineka
Cipta.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan
Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014
Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia
Dini.
Putra, Nusa. 2015. Research & Development
(Penelitian dan Pengembangan: Suatu
Pengantar). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Rachmawati, Yeni dan Kurniawati, Euis. 2010.
Strategi PengembanganKreativitas pada Anak
Usian Taman Kanak-Kanak. Jakarta. Kencana.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia
Dini, Pengantar dalam Berbagai Aspeknya.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Anda mungkin juga menyukai