Anda di halaman 1dari 16

STIMULASI PERKEMBANGAN BAHASA DI TAMAN KANAK-KANAK DENGAN

METODE BERCERITA

Jurnal Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Seminar Penelitian PAUD

Disusun Oleh :

MARDAYANTI

NIM : 14200104

Dosen Pengampu :

RACHMAN
SALEH,
S.Pd.I.,M.Pd

PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

2021/2022

Abstrak

Perekembangan bahasa anak sangat penting bagi anak usia dini untuk meningkatkan komunikasi
dan interaksi mereka dengan oran lain. bercerita adalah hal pentig untuk menstimulus anak
dalam meningkatkan kemampuan komunikasi anak usia dini secara aktif. Daripada
meningkatkan anak pada dunia digital, orang tua dan guru harus fokus untuk mengagkat metode
bercerita sebagai proses pembelajaran pada anak usia dini. penelitian ini menggunakan kualitatif
dengan mengumpulkan data dari dan jurnal sebgai cara untuk menjelaskan metode bercerita
dalam meningkatkan komunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Hasil dari penelitian ini
menunjukan bahwa metode bercerita cukup efektif untuk memicu anak berkomunikasi dan
berinteraksi dengan orang lain. lewat mendengarkan cerita anak dapat mengungkapkan kembali
isi cerita tersebut. Dengan begitu, anak dapat melatih bicaranya untuk menyampaikan ide dan
bentuk lisannya. selain itu anak juga akan mendapatkan pelajaran atau nasihat melalui cerita
dengan mendididk yang cerdas. sehingga memberikan pemuasan akan kebutuhan imajinasi dan
fantasi. Melalui penelitian model ini, akan lebih baiknya orang tua dan guru menekankan metode
bercerita sebagai cara menstimulasi bahasa anak usia dini.

Abstrac

Languange devolopment is very importent for early chilhood to improve their communication
and interaction with other people. storyteling is important to stimulate children to actively
improve early cholhood comunication skills. Instead of bringbchildren closer to the digital world,
parents and teacher should focus on adopting the storyteling method as a learning process at an
early age. This study uses qualitatuve research by collecting data from books and journals as a
way to explain storyteling methods in improving early age. This study uses qualitative research
by collecting data from books and journals as a way to explain storytelling methods in improving
early chilhood communication and intereaction . The results of this study indicate that the
method is quite effective to trigger children will reveak the contecs of the story. That way,
children can practice speaking to convey ideas and verbal forms . In addition, children will also
get lessons or advice through stories by educating inteligently . Thus providing satisfaction to the
need for imagination and fantasy. through this model research , it would be better to use tthe
storytelling method as a way to stimulate early childhood language.
PENDAHULUAN

Bahasa bagi seluruh manusia sesungguhnya menjadi salah satu kemahiran yang harus dimiliki.
Hal ini disebabkan karena manusia sebagai mahluk sosial memerlukan bahasa untuk
berkomunikasi dan bersosialisasi dalam menjalankan aktivitasnya. Bahasa juga harus dimiliki
oleh mannusia pada semua jenjang usia. tidak hanya orang dewasa, anak usia dinipun
memerlukan bahasa untuk menjalankan aktivitas kehidupannya.

Kemampuan bahasa pada anak usia dini dapat diperoleh melalui stimulasi yang diberikan oleh
orang tua,guru, dan lingkungan sekitar. Dalam rangka menngembngkan kemampuan bahasa
anak, maka hal yang perlu dilakukan oleh orang tua ataupun guru adalah dengan mengembngkan
kemampuan berbahasa . Hal ini disebabkan karena melalui aktivitas pengembangan bahasa maka
anak akan distimulasi untuk mendapatkan pemerolehan bahasa dengan mengembangkan
kemampuan berbahasa. Hal ini disebabkan karena melalui aktivitas pengembangan bahasa maka
anak akan distimulasi untuk mendapatkan pemerolehan bahasa yang mumpuni, aktif dan kretif
dalam menerima serta mentampaikan pesan yang di dengarnya. Perkembangan bahasa akan erat
kaitanya dengan kemampuan bahasa .

Berkaitan dengan perkembangan bahasa juga menjelaskan bahwa masa usia dini sebagai masa
usia peka bagi setiap individu dimana pada masa ini setiap perkembangan akan menjadi sangat
mudah untuk di stimulasi , sehingga masa usia dini merupakan masa yang sangat tepat untuk
mengembangkan kemampuan berbahasa.

Berkenaan dengan perkembangan bahasa pada anak usia dini, hal ini berdsarkan peraturan
menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 tahun 2014 tentang standar
nasional pendidikan anak usia dini menjelaskan bahwa perkembangan bahasa neliputi: 1)
Memahami bahasa. Tingkat pencapaian perkembangan yang diharapkan adalah: menyimak
perkataan orang lain ( bahasa ibu atau bahasa lainnya), mengerti dua perintah yang diberikan
bersamaan, memahami cerita yang dibacakan, mengenal pebendaharaan kata mengenai kata
sifat, mendengar dan membedakan bunyi-bunyian dalam bahasa Indonesia, 2) Mengungkapkan
bahasa. Tingkat pencapaian bahasa meliputi: mengulang kalimat sederhana, bertanya
menggunakan kalilmat yang benar, menjawab pertanyaan sesui pertanyaan, mengungkapkan
perasaan dengan kata sifat ( baik, senang , nakal, pelit, baik hati, berani, jelek dsb), menyebutkan
kata-kata yang dikenal kepada orang lain, menyatakan alasan terhadap sesuatu yang diinginkan ,
ketidaksetujuan, menceritakan kembali cerita/ dongeng yang pernah didengar , memperkaya
pembendaharaan kata, berpartisipasi dalam pembicaraan, dam 3) Keaksaraan. Tingkat
pencapaian pengembangan yang diharapkan meliputi: mengnenal simbol-simbol, mengenal
suara-suara hewan/ benda yang ada disekitarnya, membuat coretan yang bermakna, meniru
( menuliskan dan mengungkapkan ) huruf A-Z .

Tingkat pencapaian perkembangan bahasa pada anak usia dini yang telah terpapar di atas, dapat
di stimulasi melalui berbagai macam aktivitas yang dilakukan oleh guru, maupun oleh orang tua.
Anak usia dini merupakan anak yang berada dalam rentang usia 0-8 tahun . Pada rentang usia ini
sejatinya anak sedang berarda dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini sejalan
dengan pendapat The National Assosiation For The Education Of Young Children ( NAEYC),
yang menjelaskan bahwaanak usia dini adalah sekelompok individu yang berada pada rentang
usia 0-8 tahun.

Pendidikan anak usia dini merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
menitikberatkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan enam perkembangan yaitu :
perkembangan moral dan agama, perkembangan fisik ( koordinasi motorik kasar dan halus),
kecerdasan berpikir/ kognitif ( daya pikir dan daya cipta), sosial emosional ( sikap dan
emosi( bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan sesuai
dengan kelompok usia yang dilalui oleh anak usia dini. Pendidikan anak usia dini adalah
pendidikan yang memberikan pengasuhan, perawatan dan pelayanan kepada anak usia lahir
sampai 6 tahun.

Menurut undang-undang No.20 tahun 2003 halaman 6 tentang sistem pendidikan nasional pasal
1, butir 14: pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak
sejak lahir sampai dengan 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

• PAUD adalah usaha sadar dalam memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
penyediaan pengalaman dan stimulasi bersifat mengembangkan secara terpadu dan
menyeluruh agar anak dapat bertumbuh dan berkembang secara sehat dan optimal sesuai
dengan nilai ,norma, dan harapan masyarakat

• PAUD adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar merupakan suatu
upaya pemberian yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia 6 tahun dilakukan
melalui pemberian rangsangan Pendidikan untuk membantu pertumbuhan fan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan pada jalur formal, informal dan nonformal.

• PAUD adalah usia anak-anak (0-6 tahun) sebagai udia emas atau lebih dikenal " The
Golden Age". dimana dimasa perkembangan yang sangat menentukan bagi anak dimasa
depan atau disebut juga masa keemasan.Dapat disimpulkan bahwa pendidikan anak usia
dini adalah suatu bentuk pelayanan yang diberikan kepada anak usia lahir sampai dengan
usia enam tahun untuk memberi stimulasi baik jasmani/rohani serta menstimulasi aspek
perkembangan anak untuk mempersiapkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

perkembangan awal lebih penting dari pada perkembangan selanjutnya, karena dasar awal sangat
dipengaruhi oleh belajar dan pengalaman. Perkembangan adalah suatu proses perubahan dimana
anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Salah satu aspek penting
dalam perkembangan adalah aspek perkembangan bahasa. dalam menyatakan bahwa bahasa
merupakan alat untuk mengekspresikan ide dan bertanya, dan bahasa juga menghasilkan konsep
dan kategori-kategori berpikir. Perkembangan bahasa untuk anak usia dini meliputi empat
pengembangan yaitu mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca dan menulis.

Dalam penelitian ini akan membahas mengenai kemampuan berbicara anak. Berbicara adalah
suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh
keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar
dipelajari. Kemampuan berbicara dapat dikembangkan melalui bercerita, bercakap-cakap, tanya
jawab, dan peran micro. Dalam penelitian ini metode pembelajaran yang digunakan untuk
mengembangkan kemampuan berbicara pada anak usia dini yaitu dengan menggunakan metode
bercerita. Bercerita menjadi sesuatu yang penting bagi anak karena beberapa alasan: 1) Bercerita
merupakan alat pendidikan budi pekerti yang paling mudah dicerna anak disamping teladan yang
dilihat anak setiap hari; 2) Bercerita merupakan metode dan materi yang dapat diintegrasikan
dengan dasar keterampilan lain, yakni berbicara, ”membaca”, “menulis”, dan menyimak, tidak
terkecuali untuk anak Taman Kanak Kanak; 3) Bercerita memberi ruang lingkup yan bebas pada
anak untuk mengembangkan kemampuan bersimpati dan berempati terhadap peristiwa yang
menimpa orang lain. Hal tersebut mendasari anak untuk menilai kepekaan sosial; 4) Bercerita
memberi contoh pada anak bagaimana menyikapi suatu permasalahan dengan baik, bagaimana
melakukan pembicaraan yang baik, sekaligus memberi “pelajaran” pada anak bagaimana cara
mengendalikan keinginankeinginan yang dinilai negative oleh masyarakat; 5)Bercerita
memberikan barometer sosial pada anak, nilai-nilai apa saja yang diterima masyarakat sekitar,
seperti patuh pada perintah orang tua, mengalah pada adik, dan selalu bersikap jujur. 6) Bercerita
memberikan “pelajaran” budaya dan budi pekerti yang memiliki retensi lebih kuat daripada
“pelajaran” budi pekerti yang diberikan melalui penuturan dan perintah langsung. 7) Bercerita
memberikan ruang gerak pada anak, kapan sesuatu nilai yang berhasil ditangkap diaplikasikan.
8) Bercerita memberikan efek psikologis yang positif bagi anak dan guru sebagai pencerita,
seperti kedekatan emosional sebagai pengganti figure lekat orang tua. 9) Bercerita
membangkitkan rasa tahu anak akan peristiwa atau cerita, alur, plot, dan yang demikian itu
menumbuhkan kemampuan merangkai hubungan sebabakibat dari suatu peristiwa dan
memberikan peluang bagi anak untuk belajar menelaah kejadian-kejadian disekelilingnya. 10)
Bercerita memberikan daya tarik bersekolah bagi anak karena di dalam bercerita ada efek
rekreatif dan imajinatif yang dibutuhkan anak usia TK. Kehadiran cerita membuat anak lebih jou
in school dan memiliki kerinduan bersekolah. Karena cerita menyenangkan bagi anak, hal itu
membantu pembentukan serabut saraf pada anak. Setiap respon positif yang dimunculkan anak
akan memperlancar hubungan antar neuron. Secara tidak langsung, cerita merangsang otak untuk
menganyam jaringan intelektual anak. 11) Bercerita mendorong anak memberikan “makna” bagi
proses belajar terutama mengenai empati sehingga anak dapat mengkonkretkan rabaan psikologi
mereka bagaimana seharusnya memandang suatu masalah dari sudut pandang orang lain. Dengan
kata lain, anak belajar memahamisudut pandang orang lain secara lebih jelas berdasarkan
perkembangan psikologis masing-masing.

Dari beberapa alasan pentingnya bercerita, maka peneliti memilih metode bercerita untuk
mengembangkan kemampuan berbicara anak dilihat dari proses belajar mengajar di dalam kelas
yang mengharuskan anak untuk berbicara. Ada anak yang kemampuan berbicaranya cukup tetapi
belum berani menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaannya di depan kelas dengan suara yang
lantang, ada anak yang memerlukan bantuan guru dalam menyampaikan pendapatnya di depan
kelas dan ada pula anak yang masih bergantung dengan temannya ketika maju didepan kelas
masih harus berdua dengan temannya.

Ketika bercerita maka kemampuan berbicara anak akan terasah, anak akan terlibat dalam
kegiatan bercerita. Aspek bahasa, kognitif, dan sosial-emosional anak akan terstimulus. Hal ini
dapat dilihat berdasarkan hasil observasi dilapangan. Sebagai contoh, kemampuan berbicara pada
anak terlihat ketika anak diminta guru untuk memperkenalkan identitasnya di depan kelas, anak
belum berani memperkenalkannya sendiri. Anak berani berkenalan dengan ditemani oleh salah
satu temannya. Selain itu, anak belum mampu untuk menyampaikan ide atau gagasannya di
depan teman-teman dengan lantang.Dengan penelitian ini, peneliti berharap nantinya
kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dapat berkembang dengan baik serta
menjadi pengetahuan bagi anak .

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualiatif berupa penelitian dengan
menggunakan analisis dan bersifat deskriptif. Metode ini memberikan gambaran yang jelas
terhadap peran metode bercerita terhadap perekembangan bahasa anak di Taman Kanak-kanak.
Dalam melakukan penelitian ini menggunaka metode penelusuran studi pustaka . selain itu, juga
menggunakan referensi jurnal yang di ambil dari google dan buku.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Peran Bahasa untuk Anak usia dini

bahasa adalah perkembangan yang berperan aktif untuk melatih kemampuan anak dalam
berkomunikasi. kemampuan berbahasa pada anak usia dini biasanya diperoleh secara alami, baik
itu dari diri sendiri maupun dari lingkungannya. Bahasa digunakan sebagai alat komunkasi dan
interaksi sosial. selain itu bahasa pada anak usia dini juga mempengaruhi penggunaan kosakata
sebagai bekal pada tahap selanjutnya. Maka dari itu, bahasa pada anak usia dini harus selalu
dikembangkan untuk membantu kemampuan berpikir yang luas.

Bahasa digunakan anak usia dini untuk membantu menyampaikan keinginannya, menjaga diri
dan membantu anak untuk mengontrol dirinya. misalnya ketika anak bertanya tentang suatu hal
kepada temannya , kemudian temannya merespon disitulah terjadi interaksi antara keduannya.
jadi melalui bahsa, anak usia dini dapat saling berhubungan, berbagi pengalaman sehinnga dapat
membantu pengembangan dan keterampilan bahasanya.

Ketika anak sering bercerita dengan orang lain dilingkungan sekitarnya, kemungkinan anak
tersebut mempunyai pemikiran yang luas dan dapat memecahkan berbagai masalah. Seperti
halnya anak sedang bermain, dia akan bercakap-cakap, serta berbicara tentang sesuatu hal
dengan teman atau mungkin gurunya melalui kegiatan monolog dan dialog. Pada saat itulah
tanpa disadari anak akan belajar menambah kosakata dan kecakapan bahasa lain yang
disukainnya.

Bahasa adalah perkembangan yang paling cepat untuk anak yang berupa ucapan, kata, kalimat,
sampai pada wacana. Awal anak belajar bahasa biasanya melalui peniruan bunyi-bunyian yang
berasal dari orang tua maupun lingkunggannya. Apapun yanng sering dikatakan oleh oran tua
biasanya akan muda ditiru oleh anaknya, walaupun anak tidak tau apa maksud perkataan itu.
Sebagaimana perkembangan anak usia dini yang sering meniru perkataan, sikap atau perilaku
orang-orang disekitarnya atau imitative. Maka dari itu orang tua agar menggunakan bahsa atau
perkataan yang baik sehinnga anak dapat menirunya dengan baik juga.

Anak yang suka ercerita, mendongeng, menyampaikan hal-hal yang menarik akan lebih
mempunyai kemampuan yang kreatif. sehingga bahasa anak dapat berkembang secara potensial.
Namun pada usia ini, strategi yang harus digunakan untuk mengembangkan cara belajarnya
harus sesuai dengan karakteristik anak tersebut. Setiap anak mempuyai karakteristik yang
berbeda-beda. Maka dari itu, perlu adanya cara untuk mengembangkannya. adapun cara
mengembangkannya ada 4 cara yaitu : menyimak, berbicara, membaca dan menulis. dalam
mengembangkan cara tersebut, membutuhkan kemampuan berpikir pada anak, juga dapat
melatih kemampuan berkosakata yang baik dan benar.

Kegiatan menyimak memegang peranan penting dalam kehidupan anak untuk mengembangkan
keterampilan melalui stimulasi dan latihan. Menyimak berarti mendengar atau menangkan isi
cerita secara aktif dan kreatif sehingga mempero;eh informasi yang jelas. Biasanya dilakukan
dengan mendengarkan bunyi-bunyian yang ada disekitarnya. Cara ini sangat cocok bagi anak
usia dini untuk mengembangkan bahasanya dalam berkomunikasi. Apalagi saat ini anak lebih
banyak berkomunikasi dengan benda mai daripada dengan sesamanya. Misalnya, saat anak
menonton kartu di televisi, anak akan lebih cenderung menirukan suara atau gaya tokoh tersebut.

Perkembangan Bahasa melalui Bercerita

Banyak orang yang tidak menyadari pengaruh bercerita terhadap perkembangan anak usia dini.
Padahal metode bercerita dapat mengembangkan keterampian berbicara anak dan dengan
mendengarkannya lalu mengungkapkan kembali isi cerita tersebut. Dengan bgitu, anak dapat
melatih bicaranya untuk menyiapkan ide dan bentuk lisannya. Selain itu juga anak mendapatkan
pelajaran atau nasehat melalui cerita degan mendidik yang cerdas. Seingga memberikan
pemuasan terhadap kebutuhan akan imajinasi dan fantasi.

salah satu yang harus dilakukan adalah embangkitkan semangat belajar dengan melalui
pembelajaran yang menyenangkan. dengan bercerita akan membuat anak menjadi senang dan
tertarik dengan isi cerita yang disampaikan. selain itu, anak akan mendapatkan pegalaman-
pengalaman yang banyak dari mendengarkan cerita trsebut. dalam hal bercerita banyak yang
mengatakan bahwa itu hanya sebagai hiburan semata. padahal dengan bercerita kita dapat
meanamkan nilai-niai moral atau pesan yang terkandung dalam cerita yang disampaikan.

Tujuan bercerita untuk anak usia dini adalah agar anak mampu mendengarkan dengan seksama
apa yang disampaikan oleh orang lain, memberi dan menjawab pertanyaan sehingga anak
mampu menceritakan dan mengekspresikan apa yang didengar dan diceritakan. Banyak manfaat
dari bercerita untuk anak usia dini antara lain : pertama, daya serap dan daya tangkap anak dapat
dirangsang untuk dapat memhami isi atau ide pokok dalam cerita. kedua, anak akan terlatih daya
pikirannya karna mampu memahami, mempelajari proses-proses yang ada diceita. ketiga,anak
akan lebih berkonsentrasi. Karena pada saat inilah anak sangat tertarik dengan isi cerita yang
disampaikan. maka dari itu, anak akan memusatkan perhatiannya da menagkap ide-ide pokok
dalam cerita. keempat,imajinasi anak dapat berkembang. saat inilah anak akan membayangkan
situasi yang jauh dari pemikiran orang dewasa. Seperti inilah yang membuat wawasan anak
semakin banyak. kelima,dengan bercerita perkembangan bahasa anak akan semakin efektif
dalam bicaranya.

Pengembangan bahasa bisa menggunakan berbagai cara yang menarik yaitu dengan pemilihan
media yang baik. Misalnya gguru bercerita dengan menggunakan alat peraga seperti boneka
tangan. melalui media itu anak akan mampu berimajinasi pada cerita tersebut. cara itu mampu
menarik perhatian anak untuk mendengarkan dan memperhatikan isi cerita. maka dari itu, anak
akan mejadi pendegar yang kritis dan kreatif.

Dari pembahsan diatas bercerita sangat diperlukan untuk anak usia dini. karena pada masa-masa
itu anak perlu banyak perkembanngan yang harus diperhatikan. Dengan begitu anak usia dini
dapat berkomunikasi atau menyampaikan keinginan dan kebutuhannya degan bahasa yang jelas.
selain itu, anak juga mudah untuk mengekspresikan dirinya terutama dalam hal bahasanya.

Metode Bercerita yang Efektif

Berdasarkan multiple inteligences yang merupakan teori kecerdasan dari howard gardner, anak
memiliki 9 kecerdasan yaitu kecerdasan liguistik ( cerdas kosakata), kecerdasan logika dan mate-
matika ( cerdas angka dan rasional), kecerdasan visual-spesial ( cerdas ruang/ tempat/
gambar),kecerdasan kinstika atau raga ( cerdas raga), kecerdasan musik ( cerdas musik),
kecerdasan interpersonal ( cerdas bergaul), kecerdasan inyerpersonal ( cerrdas diri), kecerdasan
natutralis, ( kecerdasan alam), dan kecerdasan spiritual. Sehingga guru harus memiliki strategi
dalam mennyesuaikan kecerdasan yang dimiliki anak untuk menyampaikan pembelajaran. begitu
juga dalam menngembangkan aspek linguistik atau bahasa pada anak, seorang guru harus
memiliki strategi atau metode yang menarik anak usia dini untuk terus meningktkan kemampuan
dirinya terutama dalam hal berbahasa.

Setiap metode yang digunakan dalam bercerita pasti memiliki kelebihan dan keurangan. Maka
dari itu, harus ada pembelajaran dari metode yang bervariasi untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. kelebihan dari metode bercerita antara lain: (1) mampu menjaga jumlah anak relativ
banyak, (2) waktu semakin efektif dan efisien, (3) lebih, sederhana dalam pengaturan kelas, (4)
guru dengan muda dapat menguasai kelas, dan (5) hemat dalam mengeluarkan biaya. Adapun
kekurangannya antara lain: (1) anak menjadi pasif karena hanya mendengarkan penjelasan pada
guru, (2) kurang kreatif dan kurang mampu mengungkapkan pendaptanya, (3) cerita yang
berbelit-belit akan membuat anak sukar untuk memahami isi cerita, (4) jika dalam menyajikan
cerita tidak menarik,maka akan tumbu rasa bosan pada anak.

Kekurangan maupun kelebihan bercerita tidak menjadi masalah untuk terus mengembangkan
kemampuan bahasa pada anak usia dini. Tetapi dengan bercerita banyak manfaat yang dapat
diterapkan dan diajarkan pada anak usia dini. Adapun manfaat yang diberikan yaitu: mampu
menananmkan sifat kejujuran pada anak, sifat keberanian, keramahan, ketulusan, dan sikap
positif yang muncul selain dalam lingkungan kehidupan, lingkungan keluarga, sekolah, maupun
diluar sekolah. Maka dari itu, bimbingan sangat perlu dilakukan oleh anak usia dini untuk bekal
kedepannya.

Memiliki bahasa yang baik dan benar melakukan bekal yang cocok untuk anak usia dini.
Sedangkan metode dan strategi yang menarik merupakan bekal yang harus dimiliki oleh seorang
guru. Bercerita menggunakan alat peraga menjadi strategi yang efektif untuk membantu
menstimulasi bahasa anak usia dini. Salah satunya menggunakan media alat peraga berupa
boneka tangan. Media adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu dan mempermudah
pembelajaran agar menghasilkan kemampuan yang optimal.

Berdasarkan proses pengembangan bahasa anak usia dini, metode bercerita dapat berkembang
bai apabila guru mempunyai strategi yang menarik. jadi, peran guru disini sangat penting untuk
menunjang keberhasilan anak dalam berbahasa. Guru juga harus memperhatikan dan
mengevaluasi setiap perkembangan anak, sehingga tujuan dari metode bercerita untuk
menstimulasi bahasa anak usia dini dapat tercapai secara optimal.

KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perlunya bercerita pada anak usia dini
untuk membantu menstimulasi perkembanngan bahasa. bagi anak, bahasa sangat penting karena
digunakan sebagai simbol untuk mengungkapkan sesuatu kepada teman, oranng tua, maupun
lingkungannya. Selain itu, bahasa membatu anak dalam kegiatan mendongeng dan
berkomunikasi.

Kegiatan yang dapat menstimulasi bahasa anak salah satunya adalah denngan bercerita.Melalu
cara tersebut, anak mampu mendengarkan dengan seksama . Sehungga, anak mampu
menyampaikan, bahkan mengulang kembali isi cerita yang di dengarnya. Dengan begitu , anak
usia dini sudah dinilai mampu mencapai tujuan perekembangan bahasanya secara optimal.
Metode bercerita yang memanrik mampu mendorong anak lebih aktif dan kreatif dalam
berbahasa dan mampu meningkakan perekembangan bahasa pada anak usia dini.

DAFTAR PUSTAKA
Apriyanti Yofita Rahayu, 2013. Membutuhkan kepercayaan Diri Melalui kegiatan bercerita,
jakarta : indeks.

Abdul Aziz Abdul majid. 2008. Mendidik dengan Cerita. Bandung;Rosda.

Ahmad Susanto. 2011. Perekembanngan Anak usia Dini, jakarta: Rineka Cipta.

Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul jannah.2014.metode penelitian Kuantitatif. jakarta : PT


rajagrafindo persada.

Departemen pendidikan Nasional.2000.permainan membaca dan Menulis di Taman kanak-


kanak, Jakarta : Depdiknas.

Dalman,2014.keterampilan membaca, Jakarta: rajawali.

Henry Guntur tariga,2008. membaca Sebagai Suatu Keterampilan berbahasa, Bandung:


Angkasa.

Murti Bunata,2004.Buku Mendongeng dan Minat membaca. jakrta: Pustaka tangga.

Masri sareb Putra. menumbuhkan Minat baca Sejak Dini.Jakarta: Indeks

Moeslischatoen,.2004. Metode Pengajaran di Tama Kanak-kanak, jakarta: Rineka Cipta.

Priyanto Duwi. 2016 SPSS HANBOOK , Jakarta: PT Buku Seru.

Anita. 2015. Perkembangnan Bahasa Anak Usia Dini. Jurnal Al-Shifa,6(2),161-180.

Anwar,A.(2008).Memeilih,Menyusun,dan Menyajikan Cerita untuk Anak Usia


Dini.Yogyakarta:Tiara Wacana.

Nurmiati,2018.Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak melalui Metode Bercerita pada Anak


Usia Dini di TK.

Republik Indonesia . Undang- Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003).

Anda mungkin juga menyukai