BAB I
PENDAHULUAN
keterampilan yang dilihat dari kebiasaan orang, yaang menjadi bahan warisan dari
20 Tahun 2003, pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mampu mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya untuk
berakhlak mulia, kecerdasan, dan keterampilan yang diperlukan oleh dirinya dan
masyarakat bangsa dan negara. Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa Pendidikan
merupakan suatu proses secara sadar dan terencana yang dilakukan oleh pendidik dan
satunya adalah Pendidikan Anak Usia Dini. Pendidikan Anak Usia Dini sekarang ini
Anak Usia Dini berbeda dengan pendidikan yang ada di Sekolah Dasar, tingkat
dan cara pembelajaran khusus yang disesuaikan dengan karakteristik belajar anak.
Dalam Peraturan Menteri dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun
2
2014 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini meliputi nilai aspek nilai agama
dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional dan seni. Keenam aspek
perkembangan ini sangat penting dikembangkan pada anak usia dini yang
Fungsi kedua adalah sebagai acuan setiap satuan dan Program PAUD untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional serta sebagai dasar penjamin mutu PAUD.
Secara yuridis, istilah anak usia dini di indonesia ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun. Lebih lanjut pasal 1 ayat 14 undang-undang
“pendidikan anak usia dini adalah sustu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Secara umum tujuan pendidikan anak usia dini ialah memberikan stimulasi atau
rangsangan bagi perkembangan potensi anak agar menjadi manusia beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri dan menjadi warga negara yang
simbol-simbol huruf yang dikenal, mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda
yang ada di sekitarnya, memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf dengan
tingkat pencapaian perkembangan dalam hal anak mampu mengenal huruf dan angka.
mampu memahami kata dan kalimat serta memahami hubungan antara bahasa lisan
dan tulisan. Selain berbahasa anak juga harus belajar untuk bisa menghitung.
Sebelum anak itu bisa membaca dan menghitung pasti akan terlebih dahulu anak
bahasa anak agar mampu mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa yang
dilihat, didengar dan dirasakan sehingga anak dapat memiliki pemahaman yang utuh.
berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat
137 Tahun 2014 antara lain nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa,
sosial emosional dan seni. Dari keenam aspek perkembangan tersebut salah satu
aspek yang harus dimiliki oleh anak usia dini adalah aspek bahasa. Standar Tingkat
Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) dalam Permendikbud No. 137 Tahun 2014
Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini yang berkaitan dengan aspek
perkembangan bahasa anak usia 5-6 tahun adalah 1) Belajar dan Pemecahan Masalah,
4
2) Berpikir Logis dan 3) Berpikir Simbolik. Salah satu lingkup perkembangan bahasa
yang harus dicapai anak adalah berpikir simbolik salah satunya adalah mengenal
lambang huruf dengan huruf-huruf lain. Agar kemampuan kognitif dalam mengenal
lambang bilangan berkembang dengan baik, maka perlu didukung dengan media yang
sesuai dan menyenangkan bagi anak. Terdapat banyak media pembelajaran yang
Media adalah alat bantu yang digunakan untuk memudahkan peserta didik dalam
secara simbolik hanya sebatas ucapan. Anak-anak masih belum mengenal konsep
huruf dengan benar. Dengan jumlah anak 20 anak, perempuan 12 orang dan laki-laki
8 orang. Dari 20 anak tersebut anakmyang sudah dapat mengenal huruf 5 anak.
Sedangkan 15 anak belum bias mengenal huruf dengan baik dan belum mampu
menyebutkan huruf dan abjad dengan baik. Hal ini dikarenakan belum tersedianya
media-media menarik yang mendukung kemampuan bahasa anak. Selain itu metode
pembelajaran yang digunakan guru yaitu dengan memberikan tugas pada anak meniru
menulis huruf yang ditulis di papan dan dibuku. Dalam kegiatan ini anak kelihatan
5
jenuh saat mengerjakannya, sehingga anak tidak paham akan apa yang dikerjakannya.
Selain itu, pendidik juga mengalami kesulitan dalam menyediakan media khususnya
media yang berkaitan dengan mengenal huruf dalam proses pembelajaran yang dapat
menarik minat peserta didik agar dapat lebih mengenal dan memahami konsep huruf
yang disampaikan pendidik. Penggunaan media atau strategi yang menarik dapat
media papan flannel huruf untuk meningkatkan kemampuan mengenal huruf pada
Anak Usia Dini. Dengan media papan flanel huruf akan melibatkan langsung dalam
mengambil bagian untuk penyusunan kartu huruf. Dengan papan flannel huruf juga
siswa akan lebih semangat dan antusias, karena anak-anak lebih suka dengan
kreativitas baru yang dilakukan atau diberikan oleh guru. Pengembangan media
papan flannel huruf merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan kemampuan
mengenal huruf pada anak usia dini. Dengan adanya media papan flannel huruf akan
Media papan flanel huruf adalah media grafis yang efektif untuk menyajikan
pesan-pesan tertentu pada sasaran tertentu pula. Papan flanel termasuk salah satu
media pembelajaran dua dimensi, yang dibuat dari kain flanel yang ditempelkan pada
sebuah triplek atau papan atau gabus. Kemudian membuat guntingan-guntingan flanel
yang diletakkan di bagian belakang gambar. Papan flanel mudah untuk dibuat sendiri
oleh guru sehingga tidak mengeluarkan biaya yang banyak dalam pembuatannya.
Gambar-gambar yang disajikan dapat disajikan dapat dipasang dan dilepas dengan
6
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka peneliti merasa perlu untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Media Papan Flanel huru funtuk
Kemampuan Mengenal Huruf pada Anak Usia Dini Kelompok B di TKK Salvatoris
SATAP SDI Soka Kecamatan Golewa Selatan Kabupaten Ngada Tahun Ajaran
2019/2020”
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan
mengenal huruf pada anak kelompok B di TKK Salvatoris SATAP SDI Soka
mengenal huruf pada anak kelompok B di TKK Salvatoris SATAP SDI Soka
adalah:
7
1. Aspek Tampilan/fisik
1) Media papan flannel menggunakan kain flannel yang di tempelkan pada triplek
2. Aspek Isi
Isi papan flanel huruf terdapat kartu huruf yang terdiri dari huruf A-Z dan huruf
bervariasai sehingga anak dapat memahami dengan cepat yang mendukung huruf
sesuai tema.
8
3. Aspek Penggunaan
Anak dapat menggunakan media ini dengan cara mengamati bentuk huruf yang
ada pada media papan flanel huruf tersebut sehingga anak mampu mengenal huruf.
1. Tujuan pembelajaran ini hanya digunakan pada perkembangan aspek bahasa anak
2. Penelitian pengembangan ini hanya pada tahap uji kelayakan produk yakni uji ahli
bahasa.
7. Pengembangan media papan flanel huruf pada aspek bahasa dibuat sebagai acuan
huruf.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
PAUD (dalam Luluk Asmawali, dkk,2014: 1.9) terdiri atas dari: 1) 0,0 tahun - 2
Morrison (dalam Widarmi, dkk, 2014: 1.6) menyatakan bahwa pendidikan anak
usia dini mencakup anak-anak sejak lahir sampai delapan tahun, sesuai NAEYC
mencakup berbagai program yang melayani anak dari lahir sampai dengan usia enam
emosional, bahasa dan fisik anak. Masa perkembangan anak usia dini harus dipantau
secara terus menerus sehingga akan cepat diketahui kematangan dan kesiapan anak
Selanjutnya Mursid (2017: 78), anak usia dini adalah kelompok manusia yang
berusia 0-6 tahun dan mereka adalah kelompok anak yang berada dalam proses
11
pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik dalam arti memiliki pola
anak.
Menurut Mansur (2005: 88), anak usia dini adalah kelompok anak yang berada
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Mereka memiliki
pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa ini merupakan masa emas atau
golden age, karena anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat
anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
dicapai anak pada rentang usia tertentu. Perkembangan anak yang dicapai merupakan
integrasi aspek pemahaman nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, dan
sosial emosional. Dari pengertian di atas bahwa anak merupakan manusia yang masih
kecil yang merupakan turunan kedua, karena anak merupakan manusia kecil tentu ia
12
masih dapat tumbuh dan berkembang baik dari segi fisik maupun psikis, untuk
memberi pemahaman yang jelas berikut ini dikemukakan oleh Muri Yusuf dalam
bukunya pengantar ilmu pendidikan bahwa “Anak adalah manusia kecil yang sedang
tumbuh dan berkembang baik fisik maupun mental”. Dari pendapat di atas dapat
dipahami bahwa anak merupakan manusia kecil yang mengalami pertumbuhan dan
Anak sebagai subjek yang sedang tumbuh dan berkembang. Hal ini sesuai dengan
pendapat Siti Partini suardinan bahwa: “Pada dasarnya anak merupakan subyek yang
sedang tumbuh dan berkembang. sejak saat konsep di mana sel sperma laki-laki
pertumbuhan itu bersifat sangat cepat dan mencolok dari tiga tahap melalui tahap
merangkak, berdiri dan akhirnya berjalan dapat dicapai dalam waktu 1-2 tahun”.
Dengan adanya ketidak berdayaan dan belum mengenal apa-apa maka anak dapat
diserahkan atau dijadikan baik atau buruk oleh orang dewasa lainnya khususnya
orang tua. Dengan demikian, anak merupakan manusia yang masih kecil yang berada
pada taraf perkembangan. dimana awal kehidupannya ia tidak berada, tidak mengenal
sesuatu apapun sehingga dapat diarahkan kepada perbuatan dan perkembangan yang
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan dengan Anak
usia dini adalah pendidikan anak yang dimulai saat periode kelahiran hingga usia
delapan tahun yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat
13
pesat, sehingga diperlukan untuk meningkatkan tumbuh kembang anak mulai dari
antara perkembangan yang satu dengan yang lainnya salaing terkait, sehingga harus
dilaksanakan secara terpadu. Pada usia ini diperlukan pembelajaran yang tepat agar
anak memiliki kesiapan belajar dijenjang yang berikutnya. Anak Taman Kanak-
kanak tersebut dibagi menjadi dua kelompok usia yaitu usia 4-5 tahun yang disebut
kelompok A dan usia 5-6 tahun disebut kelompok B. Anak usia dini adalah anak yang
berada pada rentang usia 0-6 tahun (Undang-undang Sisdiknas tahun 2003) dan 0-8
Setiap anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek fisik,
kognitif, sosial emosional, kreativitas dan bahasa yang berbeda dengan orang dewasa,
selain itu anak adalah individu yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda antara
satu dengan yang lainnya. Menurut Rusdinar dkk,(2005: 35) anak usia 5-6 tahun
memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1) anak masih berada pada tahap berpikir pra
operasional sehingga belajar melalui benda atau pengalaman yang konkret, 2) anak
anak belajar melalui bahasa, sehingga pada usia ini kemampuan berbahasa anak
berkembang sangat pesat, 4) anak membutuhkan struktur kegiatan yang jelas dan
spesifik.
14
karakeristik anak usia dini meliputi : 1) anak memiliki rasa ingin tahu yang besar, 2)
merupakan pribadi yang unik , 3) suka berfantasi dan berimajinasi, 4) masa paling
karakteristik yang menonjol yaitu unik, egosentris, aktif dan energik, memiliki rasa
ingin tahu yang tinggi, eksploratif dan berjiwa petualang, mengekspresikan prilaku
relatif spontan, kaya dengan fantasi atau khayalan, mudah frustrasi, kurang
pertimbangan dalam melakukan sesuatu, memiliki daya perhatian yang masih pendek,
bergairah untuk belajar dan banyak belajar dari pengalaman, serta semakin
karakteristik-karakteristik anakusia dini antara lain anak bersifat unik baik secara
lahiriah maupun tumbuh kembangnya, bersifat aktif, memiliki rasa ingin tahu dan
imajinasi yang tinggi, suka berteman dan memiliki daya perhatian yang rendah. Oleh
karena itu sebagai seorang pendidik haruslah pandai-pandai memilih dan membuat
kegiatan agar mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak baik
1) Teori Behaviorisme
Suyono (2011: 58 dan 70), aliran ini disebut dengan behaviorisme karena
Ada beberapa dari rumpun teori ini yaitu: mengutamakan unsur-unsur atau
tetap, pasti dan tidak berubah. Dalam proses belajar mengajar siswa dianggap
sebagai objek pasif yang selalu membutuhkan motivasi dan penguatan dari
pengajar.
Conditioning”.
belajar daripada hasil belajar. Teori ini menekankan bahwa perilaku seseorang
suatu bentuk teori belajar yang sering disebut sebagai model perseptual.
dapat terlihat sebagai tingkah laku yang tampak. Teori ini berpandangan
unsur terpenting dalam proses belajar adalah pengetahuan yang dimiliki setiap
individu sesuai dengan situasi belajarnya. Apa yang sudah diketahui oleh anak
Salah satu tokoh yang mengembangkan teori kognitif adalah Jean Piaget.
Teori Jean Piaget disebut dengan teori perkembangan kognitif. Teori ini
berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar yang dikemas dalam tahap-
interaksi ini akan memperoleh skema. Skemata yaitu schema yang berupa
tindakan baik secara mental maupun fisik yang terlibat dalam memahami atau
mengetahui sesuatu.
pengetahuan bukanlah sesuatu yang diberi dari alam karena kontak manusia
manusia itu sendiri. Pengetahuan bukanlah gambaran dari dunia nyata yang
Tokoh dari teori ini adalah Jean Piaget dan Vygotsky. Teori Piaget
hasil rekayasa sendiri, dan setiap anak manusia berkembang dalam konteks
Vygotsky (dalam Khadijah, 2016: 56), kognitif anak-anak tumbuh tidak hanya
melalui tindakan terhadap objek, melainkan juga oleh interaksi dengan orang
dewasa dan teman sebayanya. Bantuan dan petunjuk dari guru dapat
anak-anak lain melalui model atau bimbingan secara lisan. Artinya, anak-anak
dan tidak semata-mata dari benda atau objek). Vygotsky (dalam Sujiono,
19
2013: 129) mengatakan bahwa prinsip dasar teorinya adalah bahwa anak
kepada para pembaca melalui pemahaman konsep bentuk dan bunyi huruf cetak.
Rasyid, (2009:241) menyatakan bahwa mengenal huruf bagi anak PAUD dapat
dalam berbahasa dan berbicara secara lebih lancar. Oleh karena itu, anak perlu
dipahamkan tentang konsep huruf cetak yang meliputi bentuk dan bunyi huruf.Hal ini
mengenai huruf cetak, adanya pengalaman yang berulang dan sesering mungkin
terhadap huruf cetak, lama kelamaan anak akan mengerti akan fungsi dari huruf cetak
menggunakan nama diri, nama benda di sekitarnya akan membantu anak untuk
mengenal huruf–huruf, kata–kata dan suara, selain itu juga membantu anak untuk
mulai belajar membaca dan menulis dengan cara menyambungkan antara bentuk
huruf dengan bunyi huruf. Oleh karena itu dalam mengenalkan huruf dengan
selanjutnya .
Ehri, (dalam Seefeld, 2008: 330) mengatakan bahwa belajar abjad adalah
komponen paling hakiki dan paling penting dari perkembagan baca tulis anak usia
dini. Selain itu, Kuby & Aldridge (dalam Sefeeld,2008:330) mengatakan bahwa
dalam mengesoalisasikan antara sebuah konsep dan sebuah lambang, anak akan
belajar bahwa sekelompok huruf yang tersusun dapat membentuk satu kata yang bisa
dibaca dan dapat memberikan suatu informasi yang berarti bagi anak.
gambar tertentu, misalnya gambar jenis binatang atau gambar objek tertentu yang
sudah dikenal anak. Sedangkan Suyanto (2005:165) mengatakan bahwa dalam upaya
mengenalkan huruf kepada anak sebaiknya kenalkan dahulu huruf-huruf yang mudah
bagi anak dan hindari huruf-huruf yang sulit. Untuk huruf-huruf yang sulit dapat
anak atau nama benda di sekitar anak akan membantu anak secara cepat dalam
mengenal huruf, berilah penekanan pada satu huruf pertama dari nama mereka atau
nama benda yang akan dikenalkan. Seefelt & Wasik (2008:331) menjelaskan bahwa
seseorang anak yang baru pertama kali mempelajari huruf abjad akan mulai mengerti
tentang perbedaan huruf itu dengan mencirikan bentuk berbeda dari masing-masing
huruf tersebut.
21
Anak Usai Dini merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan
kemampuan membaca permulaan. Oleh karena itu, bagi anak usia dini perlu
dipahamkan konsep huruf yang meliputi bentuk dan bunyi huruf. Cara yang paling
efektif untuk mengenalkan huruf pada anak usia dini adalah memperlihatkan bentuk
huruf dan berikan penekanan pada satu huruf pertama dari nama benda yang ingin
dikenalkan serta memberikan contoh pengucapan yang benar dan jelas bagi anak.
Dalam upaya mengenalkan huruf pada anak usia dini terdapat beberapa macam
bentuk huruf yang perlu untuk dikenalkan. Nangoy (2007:1-3) mengatakan bahwa
bentuk–bentuk huruf yang dapat dikenalkan untuk anak usia dini adalah sebagai
berikut.
1. Konsonan
dihasilkan dengan menghambat aliran udara pada salah satu tempat di saluran di
penghambatan atau perintangan arus udara dari paru-paru ketika bunyi tersebut
dilafalkan, hambatan tersebut dapat terjadi secara total ataupun sebagian saja.
Selain fonem tersebut terdapat bunyi semi vokal yaitu w dan y. dengan demikian
(hambatan total), tempat penutupan atau penyempitan dan bersuara atau tidak
yang penting untuk dikenalkan pada anak usia dini adalah bentuk huruf B, P, D, T,
J, C, K, G, F, S, Z, X, H, M, N, R.
2. Vokal
Dalam mengenalkan bentuk huruf pada anak usia dini, selain bentuk konsonan
terdapat juga bentuk huruf vokal. Nangoy (2007:1) mengatakan bahwa vokal
adalah bunyi bahasa yang dihasilkan dengan getaranpita suara dan tanpa terjadi
bahwa fonem vocal merupakan bunyi yang dihasilkan dengan udara yang keluar
dari paru-paru di daerah dasar ucapan tidak mengalami hambatan atau rintangan
ketika bunyi tersebut dilafalkan. Dalam bahasa Indonesia dikenal ada lima macam
Dalam mengenal huruf, setiap anak usia dini pasti memiliki kemampuan yang
berbeda antara anak yang satu dengan yang lain. Menurut Rasyid,(2009:241) bahwa
kemampuan mengenal huruf bagi anak usia dini merupakan bagian penting dalam
merekam berbagai jenis bunyi dan bentuk huruf yang didengar dan dilihat anak dari
lingkungannya, baik huruf latin, arab maupun huruf lainnya. Berbagai bunyi huruf
23
yang dikenal anak akan menumbuhkan kemampuan anak dalam memilah dan
memilih berbagai jenis huruf yang ada. Selain itu, Rasyid,(2009:241) menegaskan
bahwa dalam melatih anak untuk mengenal huruf dan mengucapkannya harus
Pada awalnya, anak usia dini dapat mulai mengenal simbol danhuruf sejak dini
melalui lingkungan sekitar. Dengan demikian, anak akan menjadi semakin akrab
dengan simbol huruf yang ada disekitar anak. Stratton 2006 (dalam Rasyid 2009:72)
menyatakan bahwa sesungguhnya anak usia dini juga tertarik dengan bunyi dan
suara, sehingga dalam mengenal suatu huruf terlebih dahulu anak harus mendengar
Suyanto (2005:165) mengatakan bahwa bagi anak usia dini dalam mengenal
huruf A-Z dan untuk mengingatnya sebenarnya bukanlah hal yang sulit. Seefeldt &
Wasik (2008 :328) mengatakan bahwa hal ini disebabkan karena sesungguhnya anak-
anak sudah mulai dapat mengenal huruf cetak dengan berinteraksi dengan buku dan
Pendapat lain yang senada juga dikemukakan oleh Seefeldt & Wasik (2008:330)
bahwa anak-anak juga mulai mengenal huruf cetak melalui huruf cetak lingkungan
atau biasa disebut environmental print. Apabila seorang anak sudah belajar satu huruf
maka sangat dianjurkan bagi orang tua dan pendidik untuk memberikan latihan
lanjutan.
(Sunartyo 2005: 49) berpendapat bahwa latihan tersebut dapat dilakukan dengan
mencari huruf yang sudah dikenal anak tersebut pada bungkus makanan, kotak kue,
24
surat kabar atau pada papan iklan yang ada dipinggir jalan. Yang perlu diperhatikan
oleh orang tua dalam hal ini adalah ketika melakukan latihan tersebut usahakan dalam
situasi bermain yang menyenangkan bagi anak sehingga anak tidak merasa
tertekan.Kegiatan ini bertujuan supaya kemampuan anak dalam mengenal huruf dapat
semakin baik.
mengenal huruf tidak sama, sehingga dalam upaya mengenalkan huruf harus
anak merupakan bagian terpenting dalam merekam berbagai jenis bunyi dan
Dalam mengucapkan huruf yang telah dikenal oleh anak sebenarnya bukanlah
hal yang sulit. Anak akan mengalami hambatan dalam mengucapkan huruf apabila
terdapat gangguan pada alat tutur atau karena cara mengenalkan huruf yang kurang
tepat bagi anak. Seefeldt & Wasik (2008: 327) mengatakan bahwa seorang guru anak
usia 3-5 tahun, perlu memahami bahwa kesadaran fonemik bukanlah bunyi bahasa
(fonik). Kesadaran fonemik adalah tanda untuk memahami bunyi huruf yang terdapat
dalam kata.Untuk itu, anak memerlukan dasar yang kuat dalam kesadaran fonemik,
kesempatan yang sangat banyak untuk bermain dengan bahasa dan mendengarkan
25
bunyi dalam kata. Wasik (dalam Seefeldt & Wasik, 2008: 328) mengatakan bahwa
ketika anak belajar tentang nama huruf, maka anak juga belajar tentang bunyi huruf.
Crimus, Thomas (dalam Rasyid, 2009: 72) mengatakan bahwa sekitar 60 % anak
usia 5 tahun megalami kesulitan dalam mendengar bunyi suara atau kata dikarenakan
karena anak belum mengetahui nama benda atau kata yang didengar. Karenatidak
juga akan mengalami kesulitan. Oleh karena itu, anak usia dini memerlukan latihan
konsentrasi dalam mendengar bunyi/suara yang datang dari lingkungan sekitar anak.
Menurut Sunartyo (2005: 49) walaupun anak sudah mampu untuk mengetahui nama
dan bunyi huruf, namun kadang anak masih sering lupa untuk menyebutkan nama
huruf tersebut.
Hal ini wajar terjadi, karena memang anak masih dalam tahap mengenal huruf.
Jika suatu saat anak salah dalam menyebutkan bunyi huruf tertentu, sebagai orang tua
atau pendidik sebaiknya segera memberikan sebutan yang benar. Jangan biarkan anak
menerka-nerka sendiri sebutan yang benar. Sebaliknya, apabila anak sudah tepat dan
benar dalam menyebutkan suatu huruf maka berilah pujian untuk anak agar anak
semakin percaya diri dan yakin dalam mengucapkan huruf yang dikenalnya.
sulit bagi anak, Anak usia dini mengalami hambatan dalam mengucapkan huruf
biasanya terjadi karena adanya gangguan dalam alat ucap anak karena cara
Menurut Sadiman,dkk (2009: 6), istilah media itu sendiri berasal dari bahasa
Latin dan merupakan bentuk jamak dari “medium”yang secara harafiah berarti
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan dari pengirim ke penerima
anak sedemikian rupa sehingga proses belajar itu terjadi. Sementara menurut Criticos
merupakan salah satu teknologi pembawa pesan untuk keperluan pendidikan. Dalam
hal ini media yang dimaksud dapat berupa televisi, video, film dan sebagainya yang
kesimpulan bahwa media pembelajaran merupakan salah satu bentuk teknologi yang
media cetak maupun audio visual sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
Ada beberapa jenis media pembelajaran yang bisa digunakan sebagai proses
berikut:
1. Media visual adalah media yang hanya dilihat saja. Media visual ini terdiri atas
media yang dapat diproyeksikan, misalnya overhead proyektor (OHP) dan media
realita.
2. Media audio adalah yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat
3. Media Audio-Visual, merupakan kombinasi dari media dan media visual, misalnya
Sedangkan menurut Sadiman (2006: 28) media terdiri beberapa jenis yang dapat
1. Media grafis
Media grafis termasuk dalam media visual yang berfungsi untuk menyalurkan
memiliki beberapa jenis, antaranya adalah papan flanel, gambar atau foto,sketsa,
diagram, bagian atau chart, grafik, kartun, poster, peta dan globe papan bulletin.
28
2. Media Audio
verbal (kata-kata) maupun non verbal. Ada beberapa jenis media audio, antara lain
dalam media proyeksi diam. Perbedaanyang jelas diantara adalah media grafis
dapat secara langsung berinteraksi dengan media pesan yang bersangkutan pada
dilihat oleh sasaran. Beberapa jenis media proyeksi di antara lain film bingkai
Dari kedua pendapat mengenai jenis-jenis media seperti yang sudah dijelaskan
visual,media audio dan media audio visual. Media visual mencakup media yang dapat
dilihat dari penghilat yang didalamnya terdapat media grafis seperti media papan
flanel. Media audio merupakan media yang berhubungan dengan indera pendengaran,
misalnya kaset, dan radio. Sedangkan media audio visual adalah media yang terjadi
bentuk penggabungan antara media audio dan visual, misalnya televisi, dari ketiga
jenis media tentu saja memiliki fungsi yang sama yang dapat digunakan untuk
29
menunjang proses pembelajaran, terutama pembelajaran anak usia dini usia 4-6
tahun.
Pada saat ini masih banyak guru yang menganggap bahwa peran media dalam
proses pembelajaran hanya sebatas alat bantu semata dan boleh diabaikan manakala
media itu tidak tersedia TKK, padahal media merupakan salah satu komponen dari
proses pembelajaran yang memiliki peran cukup dalam mengajar terutama pada
Menurut Eliyawati (2005: 111), manfaat bagi pembelajaran anak usia dini
sesuai kebutuhan. 5) Menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak bagi
belajar anak.
Memperbatasi ruang, gerak dan daya indera, misalnya objek yang terlalu besar,
terlalu kecil, gerak yang lambat atau cepat, kejadian di masa lalu, dan objek teralu
komplek. 3) Penggunaan media secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap
30
pasif anak didik. Dalam hal ini media dapat menimbulkan kegairahan dalam belajar,
Dari beberapa pendapat yang telah dijelaskan diatas, dapat disimpulkan bahwa
media memiliki manfaat yang cukup besar dalam pembelajaran. Manfaat yang
didapatkan dari penggunaan media antara lain dapat mengatasi keterbatasan ruang
dan waktu, meningkatkan motivasi belajar anak, dan menimbulkan persepsi yang
Dari uraian yang telah dipaparkan diatas bahwa media mempunyai fungsi yang
menerangkan sebuah materi ajar dengan mudah dan menghemat waktu. Melalui
media pula sesuatu yang tidak mungkin dihadirkan didalam kelas dapat menjadi
sesuatu yang dihadirkan didalam proses pembelajaran sehingga anak akan dengan
proses belajar mengajar di TKK Salvatoris Satap SDI Soka. Dengan menggunakan
pembelajaran di TKK terutama dalam pengenalan huruf adalah media papan flanel
huruf.
Menurut Ismail (2006: 222),media papan flanel adalah media grafis yang efektif
sekali untuk menyajikan pesan-pesan tertentu pada sasaran tertentu pula. Papan
berlapis kain flanel ini dapat dilipat sehingga praktis untuk disimpan.Gambar-gambar
yang akan disajikan dapat dipasang dan dicopot dengan mudah,sehingga dapat
dipakai berkali-kali. Selain gambar, papan flanel dapat dipakai pula untuk
penyampaian materi.
Sejalan dengan hal itu, Sadiman, dkk (2009: 48) mengungkapkan bahwa papan
flanel adalah media grafis yang efektif untuk menyajikan pesan-pesan tertentu pada
sasaran tertentu pula. Papan berlapis flanel ini dapat dilipat secara praktis. Gambar
atau angka yang akan disajikan dapat dipasang dan dapat dilepas berkali-kali, untuk
itu media papan flanel ini mengenalkan huruf di TKK Salvatoris Satap SDI
Sokakarena suatu media yang efektif dan efesien. Menurut Daryanto (2010: 22),
papan flanel sering disebut dengan visual board, adalah suatu papan flanel yang
dilapisi kain flanel atau kain berbulu dimana padanya diletakan potongan gambar-
gambar atau simbol atau angka yang disebut biasanya disebut dengan item flanel.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa papan flanel huruf adalah
sebuah media grafis yang berupa papan yang dilapisi kain flanel atau kain berbulu
yang efektif untuk menyampaikan materi seperti gambar, huruf, simbol ataupun
32
Dari apa yang telah di uraikan mengenai pengertian media papan flanel huruf
diatas, tampak bahwa media papan flanel huruf mempunyai kegunaan dan
keuntungan dalam sebuah proses belajar mengajar di TKK untuk mengenal huruf
Menurut Daryanto (2010: 22) kegunaan media flanel adalah sebagai berikut: 1)
Sedangkan Moedjiono dan Sukardi yang dikutip oleh Multiasih (1997: 17)
1. Dapat dipakai pada semua tingkat sekolah dari Pendidikan Anak UsiaDini sampai
Perguruan tinggi.
Media papan flanel huruf juga merupakan tempat yang efektif untuk
tumbuhan. Melihat kegunaan dari papan flanel yang telah ada, maka papan flannel
sangat cocok untuk mengenalkan huruf pada anak usia 4-6 tahun, karena media papan
flanel ini memiliki keefektifan dalam penggunaannya selain itu, kain yang melekat
pada papan flanel ini memiliki keefektifan dalam penggunaan. Pemanfaatan papan
penggunaan papan flanel menurut Suleiman (1985: 124) adalah sebagai berikut :1)
Dalam pembuatannya tidak sukar dan tidak memerlukan biaya yang banyak. 2) Papan
memperlihatkan bagian demi bagian dapat dikontrol, artinya dapat dipendekkan atau
dipanjangkan menurut keperluan. 4) Pada bahan flanel yang ditempelkan pada papan
flanel diatasnya dapat ditempelkan lagi guntingan yang lebih kecil. 5) Orang yang
diberi pelajaran dapat ikut serta dalam menempelkan guntingan pada papan flanel,
guntingan yang akan di gunakan sebagai bahan ajar dapat dipakai berulang-ulang,
sebagai berikut.1) Dapat dibuat sendiri. 2) Item-item dapat diatur sendiri. 3) Item-
Sementaraitu menurut Kathy Carier yang dikutip oleh Vitriani (2011: 21),
(1) Karena papan flanel bersifat sederhana maka papan flanel ini bisa dibuat sendiri
oleh guru. (2) Sebelum menggunakan papan flanel dalam pembelajaran, terlebih
dahulu papan flanel ini dapat dipersiapkan dengan sebaik mungkin dengan teliti. (3)
Dengan hemat waktu pembelajaran karena segala sesuatu yang akan diajarkan telah
dipersiapkan dengan sebaik mungkin, sehingga anak secara langsung dapat melihat
secara langsung apa yang sedang diajarkan. (4) Membantu anak dalam membilang
atau menghitung banyaknya benda. (5) Membantu anak dalam memahami konsep
Media papan flanel dalam pengenalan hurufini dapat digunakan pada saat
Wasdi Dan Irine (2015: 68) Sebelum penggunaan media papan flanel, terlebih dahulu
anak dibagi dalam lima kelompok yang terdiri dari 10 anak tiap kelompoknya.
sesuai dengan materi yang akan dijelaskan dan dikaitkan dengan lingkungan sekitar
anak, langkah selanjutnya guru menulis kata-kata di papan tulis dan menerangkan
tentang berbagai huruf abjad dan cara membacanya serta menulis jumlah misalnya
jumlah dari buah-buahan. Kemudian guru menerangkan tentang media papan flanel
kepada anak dan menjelaskan kegunaan media papan flanel dan menempelkan media
papan flanel di papan dengan menyusun kata-kata agar anak-anak mudah memahami
35
dan guru mengajak anak untuk membaca kata-kata tersebut yang ditempelkan di
papan dan guru mengajak anak untuk membaca huruf yang ada didalam kata
kemudian anak menulis huruf tersebut di papan tulis satu persatu dan anak-anak dan
guru mengulangnya seperti itu lagi agar anak-anak memahami dalam mengenal huruf
selesai, maka saatnya guru dapat melihat umpan balik dari anak dengan anak untuk
pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut
(UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 14). di Indonesia anak usia dini
adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun.Usia ini merupakan usia yang
Anak Usia dini merupakan usia di mana anak mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang pesat. Oleh karena itu, Usia dini sering kali disebut sebagai usia
emas (golden age). Makanan yang bergizi yang seimbang serta stimulasi yang
meskipun usia dini merupakan rentang usia dimana anak mengalami masamasa
golden age bukan berarti anak harus dijejali dengan berbagai pembelajaran yang
selanjutnya. Anak memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang dewasa dalam
berperilaku.
Dengan demikian dalam hal belajar anak juga memiliki karakteristik yang tidak
sama pula dengan orang dewasa. Karakteristik cara belajar anak merupakan
fenomena yang harus dipahami dan dijadikan acuan dalam merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran untuk anak usia dini. Adapun karakterisktik cara belajar
adalah membaca, menulis dan berhitung (calistung) baik itu di sekolah dasar
pengetahuan selanjutnya yang akan dipelajari anak pada tingkatan yang lebih
tinggi. Tetapi berbicara anak usia dini yang merupakan usia golden age calistung
bukanlah suatu hal yang utama dalam pembelajaran karena pada usia ini
pengembangan tidaklah hanya pada otak kiri saja melainkan harus ada
keseimbangan antara otak kiri dan otak kanan, yang pada dasarnya menurut
37
beberapa penelitian akan terjadi kemampuan yang luar biasa ketika kedua otak
sudah dilatih untuk menggunakan suatu belahan otak secara eksklusif relatif tidak
menjelaskan jika bagian otak yang lebih lemah dirangsang dan didorong untuk
Berdasarkan pada isu diatas, National Association for the education of young
bagian anak usia dini yang salah satunya menekankan penerapan bermain
(termasuk bernyanyi dan bercerita) sebagai alat utama belajar anak. Sejalan
bermain”.
hanya dianggap membuang-buag waktu anak masih saja ada. Berkenaan dengan
Hal ini dapat diartikan bahwa anak belajar dengan pengalamannya secara
langsung, guru hanya bertugas memberikan fasilitas dan stimulus pada anak agar
akhirnya anak akan mendapatkan sebuah pengalaman baru yang nantinya akan
Anak belajar dengan kemampuan, potensi serta apa yang dimiliki tanpaada
paksaan atau tuntutan yang berlebihan, sehingga anak tumbuh dan berkembang
sesuai dengan fitrahnya melalui cara belajar alamiah. Anak belajar paling baik jika
Dari pernyataan tersebut bisa kita teliti satu persatu, yang pertama adalah
pembelajaran pada anak usia dini dilakukan secara terintegrasi dan berdasarkan
Garner, yang menyatakan bahwa anak memiliki banyak sekali potensi dan semua
potensi tersebut harus berusaha dikembangkan yang pada akhirnya akan diketahui
Kedua bermakna, sistem belajar pada anak usia dini harus dilaksanakan
seefektif mungkin sesuai dengan karakteristik anak usia dini itu sendiri sehingga
tidak hanya sekedarpentransferan ilmu saja melainkan harus ada makna dibalik
pembelajaran tersebut. Ketiga menarik, tentu saja ketika anak merasa tertarik
dengan pembelajaran akan timbul semangat dan keingintahuan anak tentang apa
yang dibahas oleh guru, hal tersebut juga melatih anak agar memiliki jiwa kreatif.
Terakhir adalah fungsional yang berarti anak akan belajar apabila yang
Penelitian yang dilakukan oleh Agnes Matiled Ngatu pada tahun 2019 dengan
Mengenal Huruf dan Angka pada AUD Kelompok B di TKK Harapan Ngorabolo.
(sangat valid); 2) Validasi ahli media memperoleh skor 88,57 (sangat valid); 3)
Validasi ahli desain memperoleh skor 80 (valid); 4) uji coba kelayakan perorangan
Penelitian yang dilakukan oleh Maulidatus Sholahiyah tahun 2015 dengan judul
materi huruf hijaya pada siswa RA Muslimat Nu Mafatihul Huda Bae Kudus. Hasil
penelitian penggunaan media papan flanel untuk mengenal huruf berdasarkan tiga
tahapan dapat memberikana nilai 1-4 pada setiap kolom dari masing – masing anak
Penelitian yang dilakukan oleh Hanifa Nur Dwi Apriyani pada tahun 2019
dengan judul Implementasi Penggunaan Media papan flanel untik mengenlan huruf
Hasil dari penelitin ini adalah anak memiliki kemampuan mengenal huruf setelah
telah diperkenalkan ketika anak berada di kelas namun, ternyata anak masih
huruf melalui pembiasaan penyebutkan dan penulisan nama yang telah dilakukan
secara rutin setiap hari anak masih sulit dalam mengenal huruf dikarenakan pada saat
anak menirukan untuk menulis hurufdi papan tulis dan menyebutkan huruf anak
masih mengalami kesulitan dan perlu bimbingan guru pada saat dikelas dan
mengunakan kertas anak belum bisa mengenal huruf. Salah satu media yang dapat
digunakan untuk pengenalan huruf pada anak usia 5-6 tahun adalah media papan
41
flanel huruf, media papan flanel huruf yang efektif untuk menyajikan pesan- pesan
pada sasaran tertentu. Media papan flanel huruf ini mudah dibuat sendiri oleh guru
yang ditempel pada papan flanel yang disajikan dapat dicopot dengan mudah dengan
demikian dapat dipakai berkali- kali. Media papan flanel huruf ini juga dapat dipakai
Dari apa yang telah diuraikan di atas ialah kemampuan mengenal huruf dan
angka usia 4-6 tahun di TKK Salvatoris Satap SDI Soka masih belum maksimal
kemampuan mengenal huruf pada anak usia 5-6 tahun di TKK Salvatoris Satap SDI
Soka secara optimal. Alur kerangka berpikir di atas, dapat digambarkan pada gambar
beriut ini.
42
MASALAH SOLUSI
HARAPAN
BAB III
METODE PENELITIAN
ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda.
Salah satu fungsi ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan
Menurut Rohman dan Amri (2013: 210-211) menyatakan bahwa Prosedur yang
dilakukan model ADDIE ada lima tahap yaitu: Analysis (Analisis), Design (Desain),
Produk yang dihasilkan pada penelitian ini adalah media Papan Flanel. Dalam
penggunaan model, ADDIE memiliki 5 tahapan prosedur yang dilakukan antara lain
Analyze
Development
1) Analisis Kurikulum.
kurikulum 2013 yang dibuat oleh Depdiknas dan diterbitkan oleh BSNP. Peneliti
melakukan penyesuaian isi materi yang akan dimuat dalam media penggunaan
Papan Flanel dalam konteks pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk lebih
aktif.
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui secara detail kondisi peserta didik. Hasil
Analisis ini meliputi analisis terhadap kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar
(KD) apa yang akan dimuat dan yang utuh dengan alat-alat pendukung pada
3) Analisis Kompensi
Analisis ini meliputi analisis hadap Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
(KD) apa yang akan dimuat dan yang utuh dengan alat-alat pendukung pada
Tahap ini dikenal juga dengan istilah membuat rancangan (blueprint). Ibarat
kertas harus ada terlebih dahulu. Apa yang kita dilakukan dalam tahap desain ini?
tentukanlah strategi pembelajaran yang tepat harusnya seperti apa untuk mencapai
tujuan tersebut. Dalam hal ini ada banyak pilihan kombinasi metode dan media yang
dapat kita pilih dan tentukan yang paling relevan. Di samping itu, pertimbangkan pula
belajar yang seperti apa seharusnya dan lain-lain. Semua itu tertuang dalam suatu
kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa multimedia
cetak, maka modul tersebut perlu dikembangkan. Begitu pula halnya dengan
lingkungan belajar lain yang akan mendukung proses pembelajaran semuanya harus
diimplementasikan. Tahap uji coba ini merupakan bagian dari salah satu langkah
ADDIE, yaitu evaluasi. Lebih tepatnya evaluasi formatif, karena hasilnya digunakan
1) Pembuatan Produk
produk. Semua komponen yang telah dipersiapkan pada tahap desain dirangkai
menjadi satu kesatuan produk yang utuh dengan alat-alat pendukung pada
Pada tahap ini produk awal divalidasi oleh ahli materi (dosen), hasil validasi
berupa komentar, saran dan masukan yang dijadikan sebagai dasar untuk
2) Revisi I
Pada tahap ini produk direvisi berdasarkan komentar, saran dan masukan dari ahli
dari model desain sistem pembelajaran ADDIE. Langkah ini memang mempunyai
makna adanya penyampaian materi pembelajaran dari guru atau instruktur kepada
siswa.
1) Uji Coba
Peneliti melakukan uji coba terhadap media yang telah diproduksi berdasarkan
naskah yang telah dikembangkan dan divalidasi ahli. Uji coba dilakukan dengan
Setelah uji coba maka dilakukan revisi kembali jika diperlukn revisi berdasarkan
Peneliti melakuakn kepada 6 anak kelompok B TKK Salvatoris Satap SDI Soka.
4) Produk
Dari hasil uji coba maka dapatlah produk akhir berupa media papan flanel huruf.
48
b) Tahap Evaluasi
Evaluasi adalah proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang sedang
dibangu berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Sebenarnya tahap evaluasi
bisa terjadi pada setiap empat tahap diatas. Evaluasi yang terjadi pada setiap empat
tahap itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi.
Misalnya, pada tahap rancangan mungkin kita memerlukan salah satu bentuk evaluasi
formatif misalnya review ahli untuk memberikan input terhadap rancangan yang
sedang kita buat. Pada tahap pengembangan, mungkin perlu uji coba dari produk
yang kita kembangkan atau mungkin perlu evaluasi perorangan dan lain-lain.
49
Tahap Analisis
Tahap Desain
Tahap Pengembangan
Tahap Implementasi
Produk akhir
Tahap Evaluasi
Prosedur penelitian atau pengembangan pada bagian ini memuat tahapan prosedur
melakukan pengembangan, pada refrensi yang digunakan. Namun secara garis besar, pada
TAHAP III
1. Pengujian ahli materi
2. Pengujian ahli media
3. Pengujian ahli desain pembelajaran
kualitatif. Studi kualitatif diawali dengan studi literature, kemudian studi lapangan
2) Pada studi pendahuluan ini diakhiri dengan deskripsi dan analisis temuan. Dalam
tahap ini dilakukan peneliti yaitu mengetahui secara jelas tentang subjek yang ada
terhadap guru untuk mengetahui variable latar belakang siswa, orang tua,
pendidikan, sikap terhadap sesuatu dan perhatian. Pada pedoman wawancara ini
belajar siswa. Studi pendahuluan inilah yang menjadi dasar berbagai aspek dalam
pengembangan ini.
Tahap ini merupakan tahapan produksi dimana segala sesuatu telah dibuat dalam
flanel huruf untuk meningkatkan kemampuan mengenal huruf pada anak usia dini
2) Validasi Desain
produk valid atau tidak. Tahapan validasi ini bertujuan untuk memperoleh
dikembangkan. Pada tahap ini media divalidasi oleh ahli media yaitu media papan
flanel huruf.
3) Revisi Desain
Media yang telah divalidasi selanjutnya melalui tahap revisi. Revisi terhadap
media dilakukan berdasarkan masukan dari ahli materi dan ahli media yang
diberikan pada tahap validasi. Validasi dari ahli materi peneliti dijadikan dasar
untuk melakukan perbaikan pada materi. Sedangkan, validasi dari ahli media,
peneliti mendapatkan komentar atau saran terkait media. Komentar atau saran dari
Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan
sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan daya tarik dari
Desain uji coba merupakan hal yang penting dalam tahap uji coba. Pada tahap uji
coba, produk akan dievaluasi melalui beberapa tahap agar menghasilkan produk yang
Rancangan uji coba produk, seperti terlihat pada Gambar di bawah ini.
53
Pada penelitian ini pengembangan yang dilakukan ada dua tahap yaitu uji coba
kelompok kecil dan uji coba lapangan. Subjek uji coba yang terlibat adalah ahli
media, dua orang ahli materi, dan siswa TKK Salvatoris Satap SDI Soka.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan data
kuantitatif, yaitu:
54
Flanel pada anak usia dini yang berupa kritik dan saran dari ahli media atau
ahli materi.
2) Data kuantitatif merupakan data pokok dalam penelitian yang berupa data
penilaian tentang media pembelajaran Papan Flanel pada anak usia dini dari
ahli materi, ahli media, dan siswa kelompok B TKK Salvatoris Satap SDI
Data-data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini dapat dipaparkan seperti
table berikut.
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono,
1) Metode Observasi
Menurut Nassution ( Sugyono, 2011: 310), Observasi adalah dasar utama semua
ilmu pengetahuan. Melalui observasi ini Peneliti dapat mempelajari tentang perilaku
dan makna dari perilaku tersebut. Metode observasi ini digunakan untuk mengamati
pembelajaran dan untuk mengamati anak pada saat pembelajaran. Dalam Observasi
ini Peneliti melakukan Uji coba awal dan Uji coba lapangan
2) Metode Wawancara
berpikir, proses penginderaan dan berbagai hal yang merupakan tingkah laku over
yang tidak dapat ditangkap langsung oleh atau melalui metode observasi. Wawancara
penelitian, (2) Peserta didik di TKK Salvatoris Satap SDI Soka tentang kemampuan
3) Metode angket
56
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
4) Metode Dokumentasi
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku.
tertulis yang merupakan pelengkap bahwa kegiatan yang telah direncanakan telah
Instrumen penelitian ini adalah pedoman hasil observasi, wawancara, angket dan
berdasarkan media papan flanel huruf yang dikembangkan dan terlebih dahulu diuji
dengan produk yang dikembangkan dan evaluasi produk yang dilakukan tepat
Data yang diperoleh dari ahli materi, ahli media kemudian dianalisis. Dalam
penelitian pengembangan menggunakan dua teknik analisis data yaitu, teknik analisis
Teknik ini digunakan untuk merevisi produk media pembelajaran yang sedang
dikembangkan. Dasar revisi ini adalah dari masukan, saran dari beberapa ahli isi,
ahli media, ahli desain pembelajaran, mahasiswa saat uji coba dan dosen
Teknik ini digunakan untuk mengolah data yang berasal dari angket dalam bentuk
deskriptif persentase.
Keterangan :
P = Persentase
100% = Konstansta
58
Keterangan :
P = Persentase
100% = Konstansta
Prosentase Keterangan
BAB 1V
penilaian media papan flanel huruf dan panduan penggunaan media papan flanel
huruf. Instrumen penelitian media papan flanel huruf diserahkan kepada ahli isi
materi. Ahli isi media papan flanel huruf (validator) yang menilai produk
pengembangan media papan flanel huruf adalah ahli yang profesional di bidang
PAUD. Produk pengembangan serta instrumen yang diserahkan kepada ahli isi adalah
uji ahli isi dan media papan flanel huruf. Data disajikan secara berurutan mulai dari
Instrumen ahli isi yang diserahkan kepada ahli isi (validator), setelah mendapat
masukan dan saran dari ahli isi instrumen uji coba ahli isimendaptkan persetujuan
untuk di gunakan pada tahap selanjutnya dangan saran dari validator. Kemudian
setelah di ACC sesuai dengan saran lalu kemudian diserahkan kembali pada ahli isi
(validator) bersamaan dengan media papan flanel huruf. Dari 7 butir komponen yang
60
diajukan oleh peneliti media papan flanel huruf kepada ahli isi (validator), secara
Berikut ini adalah pemaparan hasil penilaian ahli isi terhadap produk
penilaian. Hasil Penilaian Ahli Isi terhadap Produk Pengembangan Media Papan
Berdasarkan Table 4.1 di atas maka dapat dijelaskan bahwa: Instrumen penilaian
untuk ahli konten/materi berfungsi untuk menilai isi dari materi-materi yang terdapat
pada media papan flanel yang dikembangkan. Selain itu, penilaian ahli konten juga
berfungsi untuk merevisi media sehingga dapat menghasilkan media papan flanel
Berdasarkan ke 7 aspek yang di nilai oleh ahli materi dengan skala penilaian 5
yaitu dikategorikan sangat valid memperoleh nilai 5 dari masing-masing aspek oleh
nilai rata-rata 100% prosentase dihitung 35: (7 x 5 ) x 100% =100%. Hasil kalkulasi
Uji coba ahli konten dengan melibatkan 1 orang dosen Stkip Citra Bakti Ngada.
Ahli konten dengan Ibu Elisabhet Tantiana Ngura, M.Pd. Beliau adalah dosen dari
STKIP Citra Bakti Ngada. Instrumen penilaian untuk ahli konten/materi berfungsi
untuk menilai isi dari materi-materi yang terdapat pada media yang dikembangkan.
Selain itu, penilaian ahli konten juga berfungsi untuk merevisi media sehingga dapat
menghasilkan media papan flanel huruf dari bahan tripleks dan kain flanel yang
kerkualitas. Penilaian ahli materi ini dengan melibatkan guru TKK dengan kualifikasi
PG-PAUD yang mengajar di TKK Salvatoris Satap SDI Soka. Adapun komponen
atau aspek yang dinilai terhadap ahli materi terhadap media yang dikembangkan.
Instrumen penilaian oleh ahli media dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini.
62
Prosentase Keterangan
Masukan dan saran yang diberikan oleh ahli isi yang berkenaan dengan
pengembangan media papan flanel huruf adalah media tidak ada perbaikan dan tanpa
revisi hasil yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang dikembangkan dan
untuk meningkatkan kualitas media papan flanel huruf. Sehinggah dengan perolehan
skor dari ahli materi maka penilaian untuk ahli konten/materi layak digunakan ke
tahap berikutnya.
Uji coba oleh ahli media pembelajaran dilakukan oleh Ferdinandus Bate
Dopo,S.Fil,M.Pd. Beliau adalah dosen STKIP Citra Bakti Ngada. Pendidikan terakhir
ahli media ini adalah S2 Teknologi pendidikan. Beliau dipercayakan sebagai ahli
media dalam media papan flanel huruf menghasilkan media papan flanel yang
huruf menghasilkan media papan flanel yang berkulalitas. Untuk mengetahui apakah
media yang digunakan dalam media papan flanel yang dikembangkan baik media
gambar, warna, ukuran, bentuk sudah sesuai dengan karakteristik media papan flanel
huruf. Instrumen penelitian beserta media papan flanel huruf diserahkan kepada ahli
media. Ahli media yang dipilih oleh peneliti untuk menilai hasil produk
pengembangan media papan flanel huruf adalah seseorang validator yang mempunyai
keahlian atau pengetahuan pembelajaran yang profesional dibidang media, ahli media
memberikan saran dan masukan untuk revisi median papan flanel huruf. Saran dan
1. Bagian belakang media papan flanel harus ada gambar binatang dan gambar
2. Adapun penambahan huruf A-Z yang terbuat dari Styrofoam dengan masing-
masing warna yang berbeda ( hijau, kuning, orange) agar mudah bagi anak
Berdasarkan saran dan masukan dari ahli media adalah yang 1) Penambahan
binatang (kucing, anjing, dan sapi) adalah dengan adanya gambar tersebut anak
64
dengan dididkan dari guru anak mampu menyusun dan anak dapat mengenal bentuk,
warna pada masing-masing huruf yang di acak. 2) Penambahan huruf A-Z yang
terbuat dari Styrofoam adalah sehingga anak mampu mengenal huruf, warna, dan
bentuk.
Sehinggah dengan demikian media papan flanel huruf tersebut dengan perolehan
skor dari ahli media maka media papan flanel huruf sudah layak untuk digunakan
Setelah melakukan revisi media papan flanel huruf sesuai dengan masukan dan
saran dari ahli media, kemudian media beserta instrumen kembali diserakan oleh
peneliti kepada ahli media untuk dikoreksi dan dinilai hasil revisinya. Dari ke-6 butir
komponen yang diajukan oleh peneliti untuk mengevaluasi media papan flanel huruf,
ahli media menyetuji semua ke-6 aspek yang dinilai tersebut. Berikut ini akan
Tabel 4.2 Hasil Penilaian Ahli Media terhadap Produk Pengembangan Media
Papan Flanel Huruf Untuk Aspek Bahasa.
No Aspek yang dinilai Skala Penilaian
1 2 3 4 5
1. Kelogisan Struktur papan flanel huruf √
2. Navigasi media papan flanel huruf dan tidak √
menyesatkan
3. Ketepatan pemilihan Media dengan materi √
4. ketepatan mematuhi prinsip penggunaan warna, yakni: √
warna untuk membedakan dari setiap media yang satu
dengan yang lainnya, memfokuskan, akses untuk link
65
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas maka dapat dijelaskan bahwa: Dari ke 6 Aspek
Penilaian Instrumen Ahli Media ada pula 3 Aspek Penyajian Penggunaan dari ke 6
aspek yang dinilai oleh ahli media dengan skala penilaian 6 yaitu dengan masing-
masing penilaian yang berbeda yaitu 4 apek dikategorikan valid dan 2 aspek di
kategorikan sangat valid, dari Penyajian Penggunaan skala penilaian 3 yaitu dengan
dan 1 penyajian penggunaan valid oleh ahli media sehinggah dari keseluruhan aspek
yang dinilai berjumlah 9 aspek. Sehinggah dari ke 9 aspek tersebut memperoleh skor
66
Instrumen penilaian untuk ahli konten/materi berfungsi untuk menilai isi dari
materi-materi yang terdapat pada media yang dikembangkan. Selain itu, penilaian
ahli konten juga berfungsi untuk merevisi media sehingga dapat menghasilkan media
papan flanel huruf dari bahan tripleks dan kain flanel yang kerkualitas.
Penilaian oleh ahli media berfungsi untuk mengetahui apakah media yang
digunakan dalam media papan flanel huruf yang dikembangkan baik media gambar,
warna, ukuran, bentuk sudah sesuai dengan karakteristik anak. Instrumen penilaian
oleh ahli media dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini.
Prosentase Keterangan
86% - 100% A. Sangat Valid
Berdasarkan perolehan skor dari ahli media maka media ini layak digunakan
dengan revisi untuk tahap berikutnya. Saran dan komentar sebagai masukan dari ahli
67
media terhadap media papan flanel huruf adalah media papan flanel huruf sudah
layak untuk digunakan agar mudah bagi anak dalam proses pembelajaran.
Uji coba ahli konten dengan melibatkan 1 orang dosen STKIP Citra Bakti Ngada.
Ahli konten dengan Ibu Elisabhet Tantiana Ngura, M.Pd. Beliau adalah dosen dari
kepada ahli desain setelah angket dinilai dan direvisi, diserahkan kembali beserta
produk pengembangan Media Papan Flanel Huruf. Ahli desain yang dipilih oleh
peneliti untuk menilai produk pengembangan media papan flanel huruf dan RPPH
adalah validator yang mempunyai keahlian di bidang pengetahuan tentang PAUD dan
huruf sebelum digunakan, terlebih dahulu dinilai oleh ahli desain pembelajaran. Dari
15 aspek yang dinilai dalam instrumen desain pembelajaran yang diajukan oleh
peneliti untuk mengevaluasi pengembangan media papan flanel huruf, ahli media
menyetuji semua aspek tersebut tanpa revisi. Hasil tanggapan ahli desain
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Ahli Desain terhadap Produk Pengembangan Media Papan
Flanel Huruf
No Aspek yang dinilai Skala
Penilaian
5 4 3 2 1
1. Identitas mapel, KI, KD, Tujuan, Indikator, Strategi (metode, √
teknik,taktik), Materi, Media, Latihan, evaluasi formatif
2. Rumusan KD sesuai PERMENDIKNAS √
3. Mengacu pada konsep ketepatan menggunakan kata kerja √
operasional
4. Mengacu pada seberapa banyak tujuan di rumuskan dari setiap √
KD
5. mengacu pada ketepatan menggunakan kata kerja operasional √
6. Mengacu pada kecukupan butir indikator yang diturunkan dari √
KD
7. Ketepatan metode yang digunakan dengan tujuan pembelajaran √
yang dirumuskan
8. Mengacu pada kesesuaian metode dengan teknik yang √
digunakan. Jika metode diskusi dipandang cocok untuk
mencapai tujuan, apakah teknik diskusi yang baik sudah
dilaksanakan?
9. Apakah materi dalam produk ini sesuai dengan tujuan yang √
mencakup fakta, konsep, prosedur,dan prinsip
10. Apakah produk pengembangan dilengkapi dengan tambahan √
materi pengayaan
11. Apakah Metode asesmen yang digunakan cocok dengan tujuan √
12. Apakah instrumen yang digunakan telah sesuai dengan metode √
asesmen?
13. Mengacu pada ketepatan pemilihan kata tanya yang gayut √
dengan tujuan yang dipilih sesuai taksonomi yang digunakan
14. Apakah produk pengembangan ini tampak jelas tahapan √
69
KELENGKAPAN
1. √
Media papan flanel huruf dilengkapi dengan buku
panduan siswa dan guru yang di print terpisah
Jumlah Skor 34
Rata-rata 80
Kriteria Valid
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas maka dapat dijelaskan bahwa: Instrumen penelitian
diserahkan kepada ahli desain setelah angket dinilai dan direvisi, diserahkan kembali
beserta produk pengembangan Media Papan Flanel Huruf. Ahli desain yang dipilih
oleh peneliti untuk menilai produk pengembangan media papan flanel huruf dan
PAUD dan benar-benar mengetahui tentang kurikulum yang digunakan di PAUD dan
STPPA.
70
Kelengkapan dari ke 14 aspek yang dinilai oleh ahli desain dengan skala penilaian 14
valid dan 1 aspek di kategorikan sangat valid, dari Kelengkapan skala penilaian 2
sangat valid dan 1 penyajian penggunaan valid oleh ahli desain sehinggah dari
tersebut memperoleh skor 34 dengan nilai rata-rata 80% dengan prosentasi dihitung
34 : (16 x 5) x 100% =80%. Hasil kalkulasi sebesar 80% berada pada kategori valid.
revisi atau perbaikan terhadap desain pengembangan media papan flanel huruf.
Penilaian ahli desain ini dengan melibatkan salah satu dosen STKIP Citra Bakti ini.
Penilain ahli desain dapat dilihat pada table 4.3 di bawah ini.
Prosentase Keterangan
86% - 100% A. Sangat Valid
Berdasarkan perolehan skor rata-rata dari ahli desain maka pendapat ahli desain
pembelajaran terdapat media papan flanel huruf valid tidak ada revisi. Dengan
demikian skor dari ahli materi maka media papan flanel ini akan direvikan pada tahap
Adapun saran dan komentar dari ahli desain pembelajaran terhadap media papan
Tahap ini merupakan tahap dimana tingkat kemampuan untuk mencapai standar
kelulusan yang harus dimiliki peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program
memilih KI harus sesuai dengan tema pembelajaran misalnya peneliti memilih KI-
teknoligi, seni, dam budaya di rumah, tempat bermain dan satuan PAUD dengan
insrtumen Ahli Desain adalah sebagai pedoman bagi guru untuk melaksanakan
kegiatan belajar mengajar dikelas agar dapat berjalan efektif dan efisien. RPPH
untuk mencapai satu KD dan KI yang ditetapkan dalam standar isi yang telah
dijabarkan.
Bagian (RPPH) buku pedoman harus tercantum dalam KI dan KD adalah Buku
pembelajaran pada setiap pelajaran yang terdapat dalam buku pedoman alternative
pencapaian yang dituju dan sebagai dasar dan tujuan untuk guru.
Setelah melalui tahapan draf I dan draf II sebagai produk pengembangan yang
telah direvisi berdasarkan saran dan masukan dari ahli isi, ahli media dan ahli desain
pembelajaran maka selanjutnya draf III pengembangan, pada draf III ini membahas
tentang hasil uji coba produk perorangan dan kelompok kecil. Tahap uji coba
perorangan menurut Tessmer (1995) sering disebut sebagai one to one areconducted
the instruction.
Oleh sebabnya, lebih lanjut Tessmer menyatakan uji perorangan dapat menilai
dua aspek kualitas intrinsik dan dampaknya dalam pembelajaran. Peneliti melakukan
73
uji coba produk perorangan dengan melibatkan 3 orang anak kelas B yang berusia 6
tahun di TKK Salvatoris Satap SDI Soka. Uji coba perorangan dilakukan untuk
media papan flanel huruf yang dikembangkan oleh peneliti dan untuk meningkatkan
kualitas media papan flanel huruf tersebut. Pada tahap uji coba perorangan
menggunakan instrument. Hasil penilaian uji coba perorangan dapat dilihat pada
Tabel 4.4
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Media Papan Flanel Huruf pada Uji Coba Perorangan
Jumlah Skor 12
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas maka dapat dijelaskan bahwa: Uji coba perorangan
respon awal anak terhadap produk yang dikembangkan sehinggah dapat diketahui dan
Media terdiri dari 6 Aspek yang di nilai oleh peneliti dengan respon anak yaitu
dikategorikan cukup valid karena dalam respon anak tidak ada bagian yang sulit
dalam media papan flanel huruf. Sedangkan pada butir lainnya anak memberikan
respon Ya atau diberi nilai 1 dikategorikan sangat valid karena media yang
dikembangkan sesuai dengan lingkungan belajar anak, sehinggah anak merasa senang
dari masing-masing respon anak dengan jumlah nilai 6 setiap komponen dengan
jumlah respon anak adalah 12 dan nilai rata-ratanya 100% oleh peneliti sehinggah
dari ke 6 komponen, respon anak tersebut memperoleh skor 12 dengan nilai rata-rata
media papan flanel huruf yang dikembangkan. Penilaian ini berfungsi untuk
75
menghasilkan media papan flanel huruf yang berkualitas. Selain itu, penilaian diberi
oleh guru pendamping dengan cara wawancara atau bertanya pada anak tentang
pendapat anak atas media papan flanel huruf dengan terlebih dahulu memberikan
kesempatan kepada anak untuk menggunakan media papan flanel huruf. Jawaban
yang diberikan oleh anak dapat menjadi bahan perbaikan atau revisi terhadap media
papan flanel huruf ini. Penilaian media papan flanel huruf ini dengan melibatkan uji
coba perorangan 3 (tiga) orang anak kelompok B TKK Salvatoris Satap SDI Soka.
Segala aspek atau komponen penilaian oleh anak sebagai pengguna produk dapat
Prosentase Keterangan
86% - 100% A. Sangat Valid
Berdasarkan hasil uji perorangan dengan 3 orang anak TKK Salvatoris Satap SDI
Soka semua anak terlihat sangat senang, yang menunjukan bahwa media sudah jelas
dan dapat digunakan untuk anak usia dini. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui
keterlaksanaan dan respon awal anak terhadap produk yang dikembangkan sehinggah
76
dapat deketahui dan diidentifikasi kesalahan yang nyata dalam produk tersebut. Dari
tabel tersebut, dapat dikategorikan bahwa kualitas media papan flanel berdasarkan
tanggapan 3 orang anak dapat dikategorikan “baik” dengan demikian media ini tidak
perlu direvisi. Hasil atau kriteria sangat baik sehinggah bisa dilanjutkan kepada uji
kelompik kecil. Hasil atau kriteria tersebut menunjukan kelayakan media papan flanel
huruf.
Uji coba media papan flanel huruf pada kelompok kecil melibatkan enam orang
anak kelompok B yang berusia 5-6 tahun di TKK Salvatoris Satap SDI Soka. Uji
coba dilakukan untuk mendapatkan informasi yang akan digunakan untuk merevisi
kelayakan penggunaan produk media papan flanel huruf yang dikembangkan dan
untuk meningkatkan kualitas media papan flanel tersebut. Hasil penilaian uji coba
Table 4.5 Tabel Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Terhadap Media Papan
Flanel Huruf
Anak
No 1 2 3 4 5
Pertanyan
Tida Tida Tida Tida Tida
Ya Ya Ya Ya ya
k k k k k
1 Apakah media papan flanel 1 1 1 1 1
huruf ini mudah digunakan?
2 Apakah tampilan media 1 1 1 1 1
papan flanel ini menarik?
3 Apakah anak tidak 1 1 1 1 1
membutuhkan bantuan
dalam menggunakan media
papan flanel huruf ini ?
4 Apakah guru boleh 1 1 1 1 1
menggunakan mediapapan
77
Sangat valid
Kriteria
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas maka dapat dijelaskan bahwa: Uji coba ini
bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan dan respon awal anak terhadap produk
Media terdiri dari 6 Aspek yang di nilai oleh peneliti dengan respon anak yaitu
dikategorikan cukup valid karena dalam respon anak tidak ada bagian yang sulit
dalam media papan flanel huruf. Sedangkan pada butir lainnya anak memberikan
respon Ya atau diberi nilai 1 dikategorikan sangat valid karena media yang
dikembangkan sesuai dengan lingkungan belajar anak, sehinggah anak merasa senang
78
dari masing-masing respon anak dengan jumlah nilai 6 setiap komponen dengan
jumlah respon anak adalah 36 dan nilai rata-ratanya 100% oleh peneliti sehinggah
dari ke 6 komponen, respon anak tersebut memperoleh skor 36 dengan nilai rata-rata
Instrumen penilaian untuk anak kelompok kecil melibatkan 6 (enam) orang anak
kelompok B TKK Salvatoris Satap SDI Soka. Uji coba dilakukan untuk mendapatkan
informasi yang akan digunakan untuk merevisi kelayakan penggunaan media papan
flanel huruf yang dikembangkan dan untuk meningkatkan kualitas media papan flanel
huruf tersebut. Pada tahap uji coba kelompok kecil menggunakan instrumen
pengumpuan data berupa wawancara atau bertanya. Hasil penilaian uji coba
Prosentase Keterangan
86% - 100% A. Sangat Valid
Tahap akhir dalam penelitian dan pengembangan setelah melewati uji coba
dalam draf I sampai draf III pengembangan adalah mepersiapkan media papan flanel
huruf dari produk yang dihasilkan kepada anak usia 5-6 tahun. Dengan demikian
media papan flanel huruf layak bagi anak sehingga media tidak perlu di revisi.
Analisis yang dipaparkan pada draf I pengembangan adalah analis dari hasil
Angket uji ahli materi yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini
telah divalidasi oleh ibu Elisabeth Tantiana Ngura, M.Pd di bidang teknologi
pembelajaran yang professional di bidang ahli materi. Komponen, sub komponen dan
butir kreteria yang diajukan kepada ahli materi disetujui untuk digunakan dalam
Berdasarkan hasil penilaian ahli materi sebagaimana tersaji pada Tabel 4.1, maka
P= x 100%
Keterangan :
P = Persentase
80
100% = Konstansta
X =35
P =35/35x100%=100%
Berdasarkan bobot setiap butir dalam kreteria peneliti adalah 5, maka prosentase
kriteria Sangat valid, sehingga media papan flanel huruf tidak perlu direvisi. Kendati
hasil intepretasi terhadap media papan flanel huruf tidak perlu direvisi, namun
mempertimbangkan masukan dan saran dari ahli materi, maka hal ini akan dijadikan
Mencermati hasil analisis data pada uji ahli materi terhadap media papan flanel
huruf yang berada pada kriteria sangat valid dan kualifikasi tidak perlu direvisi.
Analisis yang dipaparkan pada draf II pengembangan adalah analis dari hasil
diskripsi data uji ahli media dan desain pembelajaran. Analisis draf II pengembangan
Berdasarkan hasil penilaian ahli media sebagaimana tersaji pada Tabel 4.2, maka
dapat dihitung prEsentase tingkat pencapaian media papan flanel huruf sebagai
berikut.
P= x 100%
Keterangan :
P = Persentase
100% = Konstansta
X =40
P =40/45x100%=88,91%
Berdasarkan bobot setiap butir dalam kreteria angket adalah 5, maka Presentase
pada kriteria valid, sehingga media papan flanel huruf tidak perlu direvisi. Kendati
82
hasil intepretasi terhadap media papan flanel ini tidak perlu direvisi, namun
mempertimbangkan masukan dan saran dari ahli media, maka hal ini akan dijadikan
Berdasarkan hasil penilaian ahli desain sebagaimana tersaji pada Tabel 4.3, maka
dapat dihitung prosentase tingkat pencapaian media papan flanel huruf sebagai
berikut.
P= x 100%
Keterangan :
P = Persentase
100% = Konstansta
X =34
P =34/80x100%=80%
83
Berdasarkan bobot setiap butir dalam kreteria angket adalah 5, maka prosentase
dihitung = 34 : (16 × 5 ) × 100% = 80%. Hasil kalkulasi sebesar 80% berada pada
kriteria valid, sehingga media papan flanel huruf tidak perlu direvisi.
Analisis data pada draf II yang menunjukkan kualifikasi media papan flanel
huruf tidak perlu direvisi, namun mencermati rata-rata yang tampak diberikan oleh
ahli media dan ahli desain, maka pengembang memutuskan untuk merevisi ringan
Analisis yang dipaparkan pada draf III pengembangan adalah analisis dari
tersaji pada Tabel 4.4, maka dapat dihitung prosentase tingkat pencapaian media
P= x 100%
Keterangan :
P = Persentase
84
100% = Konstansta
X =12
P =12/12x100%=100%
Berdasarkan bobot setiap butir dalam kreteria angket adalah 1, maka prosentase
kriteria sangat valid. Hasil uji perorangan dengan melibatkan 3 orang anak di TKK
Salvatoris Satap SDI Soka, anak terlihat sangat senang, yang menunjukkan bahwa
media yang dikembangkan sudah jelas dan dapat digunakan untuk anak usia dini. Uji
coba ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan dan respon awal anak terhadap
yang nyata dalam produk tersebut. Berdasarkan tabel 4.4, dapat dikategorikan bahwa
kualitas media papan flanel huruf berdasarkan tanggapan 3 anak, rata-rata skor yang
diperoleh adalah 100%. Skor tersebut berada pada kriteria sangat valid. Hasil atau
kriteria tersebut menunjukkan kelayakan media papan flanel huruf. Dengan demikian
Berdasarkan hasil penilaian anak dalam uji coba kelompok kecil sebagai mana
tersaji pada Tabel 4.5, maka dapat dihitung presentase tingkat pencapaian media
P= x 100%
Keterangan :
P = Persentase
100% = Konstansta
X =36
P =36/42x100%=85,71%
berada pada kriteria valid. Hasil uji kelompok kecil dengan melibatkan 6 orang anak
di TKK Salvatoris Satap SDI Soka, anak terlihat sangat senang, yang menunjukkan
bahwa media yang dikembangkan sudah jelas dan dapat digunakan untuk anak usia
dini. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan dan respon awal anak
kesalahan yang nyata dalam produk tersebut. Berdasarkan tabel 4.5, dapat
orang anak, rata-rata skor yang diperoleh adalah 83,71%. Skor tersebut berada pada
kriteria valid. Hasil atau kriteria tersebut menunjukkan kelayakan media papan flanel
huruf. Dengan demikian media papan flanel huruf tidak perlu direvisi.
Analisis data pada draf III yang menunjukkan kualifikasi media papan flanel
huruf tidak perlu direvisi, namun mencermati skor yang diberikan, maka
menggunakan tripleks penggaris, dan pensil. Tripleks yang digunakan dengan ukuran
lebar 30 dan cm panjang 30 cm. Papan tripleks ini di pres dan di amplas
menggunakan mesin, serta abjad-abjadnya terbuat dari kartu huruf berupa kertas
HVS. Dalam media papan flanel huruf ini di tentukan tema binatang.
Bahan utama untuk media papan flanel huruf ini yaitu papan tripleks. Papan
flanel huruf ini dibuat dengan ukuran panjang 30 cm dan lebar 30 cm. Papan di
87
amplas sebaik mungkin sehingga terlihat rapi. Pinggiran papan serta bagian belakang
papan di beri tempelan berupa kain flanel berwarna hijau sehingga terlihat menarik
oleh anak-anak. Bagian dalam diberi abjad (A-Z) sesuai dengan tingkat anak usia dini
Keping-keping huruf ( A-Z ) terbuat dari kertas HVS. Keping huruf ini juga
di gunting dengan rapih sehingga menghasilkan huruf yang baik dan bagian depan
kepingan diberikan warna yang berfariasi sesuai urutan abjat (A-Z) di dalam papan
flanel. Tema serta sub tema dalam papan flanel ini adalah tema binatang dan sub
tema binatang peliharaan. Papan flanel huruf ini di buat sebanyak 54 buah. Kemudian
ini, peneliti membahas tentang hasil pengembangan media papan flanel huruf yang
belum direvisi oleh ahli. Hasil pengembangan media papan flanel huruf untuk aspek
Bahan utama untuk media papan flanel huruf ini yaitu papan tripleks. Papan
flanel huruf ini dibuat dengan ukuran panjang 30 cm dan lebar 30 cm. Papan di
amplas sebaik mungkin sehingga terlihat rapi. Pinggiran papan serta bagian papan di
beri warna yang cerah menggunakan kain flanel sehingga terlihat menarik oleh anak-
anak. Bagian dalam diberi abjad (A-Z) sesuai dengan tingkat anak usia dini dan
Keping-keping huruf ( A-Z ) terbuat dari kertas HVS. Keping huruf ini juga di
gunting dengan rapih sehingga menghasilkan huruf yang baik dan bagian depan
kepingan diberikan warna yang berfariasi sesuai urutan abjat (A-Z) di dalam papan
flanel. Tema serta sub tema dalam papan flanel ini adalah tema binatang dan sub
tema binatang peliharaan. Papan flanel huruf ini di buat sebanyak 54 buah. Kemudian
Berdasarkan gambar 4.2 di atas dapat dijelaskan bahwa: Komentar dari ahli
media adalah pada tahap pembuatan media ini tampak belakang pada gambar
pembuatan media ini di buat dengan menggunakan kertas bufalo dengan warna
berbeda-beda. Pada tahap tersebut kertas di gunting membentuk beberapa huruf yang
berbeda yang terdapat dalam pengembangan media papan flanel huruf yang
dikembangkan harus bersifat kontekstual terutama pada gambar, huruf yang dapat
mendukung anak terhadap pemahaman materi. Selain itu juga, ukuran, warna pada
90
gambar atau pada tampak belakang media papan flanel huruf dibuat lebih menarik
lagi.
( A-Z ) terbuat dari kertas HVS. Keping huruf ini juga di gunting dengan rapih
sehingga menghasilkan huruf yang baik dan bagian depan kepingan diberikan warna
yang berfariasi sesuai urutan abjat (A-Z) di dalam papan flanel. Tema serta sub tema
dalam papan flanel ini adalah tema binatang dan sub tema binatang peliharaan.
Papan flanel huruf ini di buat sebanyak 54 buah. Kemudian setiap kepingan huruf
dan orange.
Berdasarkan gambar 4.3 di atas dapat dijelaskan bahwa: Adapun saran dan
masukan yang diberikan oleh ahli media yaitu (1) menambahkan abjad A-Z dari
diberikan oleh ahli media, maka media pembelajaran papan flanel huruf disetuju
Dalam media papan flanel huruf ini dibuat untuk mencapai tujuan pembelajaran.
dan mengenal warna, bentuk dan nama berdasarkan jumlah binatang). Tujuan
dirumuskan dengan jelas, karena perumusan yang jelas dapat digunakan sebagai tolak
Ahli desain juga memberikan beberapa saran atau masukan untuk terus
mendesain media menjadi semenarik mungkin dan sesuai dengan perkembangan anak
yang dipahami oleh anak dan memperhatikan kesempurnaan KD. Keputusan ahli
desain terhadap desain produk media papan flanel ini adalah “layak untuk diuji
Berdasarkan pada uji ahli materi didapatkan bahwa kriteria media papan flanel
huruf yang dikembangkan berada pada kriteria “sangat valid” dengan presentase
sebesar 80%. Ahli materi memberikan penilaian pada 7 aspek instrumen yang ada
yaitu dengan poin 5. Poin 5 produk dikembangkan mengacu pada akurasi tujan
pembelajaran menunjukkan poin tertinggi, ini berarti materi pada media papan flanel
93
huruf sependapat dengan apa yang dikehendaki oleh ahli materi dan dibuat sesuai
dengan instrumen tersebut. Pada aspek Kesesuaian materi dengan kurikulum yang
digunakan di TKK, instrumen ini ahli konten memberikan poin atau skor 5, karena
dalam media papan flanel huruf yang dikembangkan ini sesuai dengan tema dan sub
tema dan sesuai dengan teori anak usia dini. Kurikulum mengacu pada standar
pendiidkan anak usia dini. Hal ini didukung oleh Maimunah Hasan (2009: 73)
menyatakan bahwa pemberian stimulasi dengan media papan flanel huruf, akan
memberikan dampak positif selama sifatnya tidak memaksa dan disesuaikan dengan
tahap perkembangan anak. Materi yang disajikan bersifat aktif, menyenangkan, dan
autentik. Pada butir instrumen ini ahli konten memberikan poin atau skor 5, karena
dalam media papan flanel huruf yang dikembangkan ini merangsang anak untuk aktif,
bermain yang menyenangkan tidak bosan sesuai dengan tahapan perkembangan anak.
Hal ini didukung oleh Maimunah Hasan (2009: 73) menyatakan bahwa pemberian
stimulasi dengan media papan flanel huruf, akan memberikan dampak positif selama
sifatnya tidak memaksa dan disesuaikan dengan tahap perkembangan anak. Materi
relevan dengan tujuan pembelajaran. Pada butir instrumen ini ahli materi memberikan
poin atau skor 5, karena dalam media papan flanel huruf yang dikembangkan ini,
menggunakan media papan flanel huruf. Materi mampu merangsang interaksi dengan
anak, pada butir instrumen ini ahli materi memberikan poin atau skor 5, karena dalam
media papan flanel huruf yang dikembangkan ini sudah mampu merangsang anak
untuk belajar. Selain itu memampukan anak untuk berinteraksi dengan pendidik
94
huruf. Hal ini didukung oleh teori Hasan (dalam Chandra, 2017:51) menjelaskan
manfaat media papan flanel adalah membangkitkan keinginan dan minat baru pada
siswa, Melalui alat/media siswa akan memperoleh pengalaman lebih luas dan lebih
kaya. Materi sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Pada butir instrumen ini ahli
konten memberikan poin atau skor 5, karena dalam media papan flanel huruf yang
flanel huruf : (1) Identitas mapel, KI, KD, Tujuan, Indikator, Strategi (metode,
teknik,taktik), Materi, Media, Latihan, evaluasi formatif, (2) Materi pada p roduk
mengacu pada keterkaitan dengan topik lain, (3) Materi mengacu pada kesesuaian
dengan perkembangan iptek, (4) Apakah materi papan flanel huruf mampu
merangsang interaksi dengan pembelajaran, (5) Apakah materi yang disajikan dapat
gaya belajar peserta didik dimana anak akan lebih mudah memahami konsep bahasa
dengan baik dengan menggunakan gambar dan benda sesuai dengan tingkat dan
perkembangan anak. Bahasa yang digunakan mudah dipahami. Pada butir instrumen
ini ahli konten memberikan poin atau skor 5, hal ini karena kalimat yang ada dalam
media papan flanel huruf ini dibuat dan memperhatikan ketentuan penggunaan tata
bahasa yang mudah dipahami oleh anak usia dini. Didukung oleh teori Carol dan
95
bahwa bahasa meliputi suatu sistem simbol yang kita gunakan untuk berkomunikasi
Ahli materi memberikan komentar bahwa media papan flanel huruf yang
disiapkan sangat baik karena telah dibuat secara baik. Keputusan ahli materi terhadap
materi dalam pengembangan media papan nflanel huruf ini yaitu “layak
diujicobakan”
Dari hasil uji perorangan dengan melibatkan tiga orang anak di TKK Salvatoris
Satap SDI Soka, dapat disimpulkan bahwa anak terlihat sangat senang, yang
menunjukkan bahwa media sudah jelas dan dapat digunakan untuk anak usia dini. Uji
coba ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan dan respon awal anak terhadap
yang nyata dalam produk tersebut. Bagian butir pertanyaan pertama, anak
memberikan jawaban tidak atau 0 karena tidak ada bagian yang sulit dalam media
papan flanel huruf. Sedangkan pada butir lainnya anak memberikan respon Ya atau
diberi nilai 1 karena media yang dikembangkan sesuai dengan lingkungan belajar
anak, anak- merasa senang dengan media yang dikembangkan. Berdasarkan hasil
tanggapan, dapat dikategorikan bahwa kualitas media papan flanel huruf berdasarkan
tanggapan 3 anak, rata-rata skor yang diperoleh adalah 100%. Skor tersebut berada
pada kategori sangat valid. Menurut Orinstein dalam Suyadi (2014: 22) anak yang
96
pada usia dininya mendapat rangsangan yang cukup dalam mengembangkan otaknya
(2012: 18) menjelaskan bahwa pola pembelajaran guru dengan media merupakan
pola pembelajaran dimana dalam kegiatan pembelajarannya guru dibantu dengan alat
bantu tertentu, namun pola ini masih berpusat pada guru. Dengan kata lain,
pembelajar difokuskan pada sebuahtujuan yang jelas. Hasil atau kriteria tersebut
menunjukkan kelayakan media papan flanel huruf. Dengan demikian media tidak
Berdasarkan respon anak dalam kelompok kecil terhadap media papan flanel
huruf yang dikembangkan ini dapat memberikan kelebihan- kelebihan, seperti belajar
akan terasa asyik dan menarik. Bagian butir pertanyaan yang ke 7, anak memberikan
jawaban tidak atau 0 karena, belajar dengan menggunakan media papan flanel ini
tidak membutuhkan waktu yang lama. Sedangkan pada butir pertanyaan lainnya anak
memberikan respon Ya atau diberi nilai 1 karena media papan flanel huruf yang
dikembangkan sesuai dengan lingkungan belajar anak, anak- merasa senang dengan
media papan flanel huruf yang dikembangkan. Berdasarkan respon anak terhadap
media pembelajaran papan flanel huruf ini dsapat meningkatkan motivasi belajar
proses belajar siswa adalah pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa
97
sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar yang akan lebih baik bagi anak usia
Hasil uji coba media papan flanel huruf oleh siswa sebagai pengguna produk
ada pada kategori sangat valid. Hal ini dikarenakan gambar dan kombinasi warna
latar membuat anak lebih mudah memahami materi. Karena media papan flanel huruf
ini adalah penyampaian pesan yang sangat baik untuk anak. Berdasarkan temuan
yang dilakukan oleh Azhar Aryad (2011:16:17), bahwa media visual berfungsi
menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran
besar.
98
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
hasil uji coba diperoleh dengan cara penialian melalui lembar kuisioner, media papan
mengembangkan aspek bahasa anak. Pada kelayakan isi berdasarkan uji coba ahli
konten atau materi berada pada kategori “Sangat Valid“ dengan kriteria 100%.
Berdasarkan uji coba ahli desain pembelajaran ada pada kategori “Valid“ dengan
kriteria 80%, hasil uji coba ahli media ada pada kategori “ Sangat Valid “ dengan
kriteria 80,91% uji coba pengguna produk kepada (anak) uji coba perorangan ada
pada kriteria “Sangat Valid” dengan kriteria 100% uji coba kelompok kecil berada
Melalui uji coba yang telah dilakukan oleh ahli dan anak sebagai pengguna
produk maka media papan flanel huruf yang dikembangkan ini dinyatakan layak
untuk digunakan dalam pembelajaran pengembangan aspek bahasa anak usia dini.
5.2 Saran
99
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakuakan di TKK Satap SDI Soka dapat
1. Anak
Media papan flanel huruf dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk
2. Bagi Guru
pembuatan media yang memiliki nilai edukatif, pembuatan media yang baru
sehingga dapat mengembangkan bahasas anak usia dini di TKK Salvatoris Satap
SDI Soka.
pembelajaran dapat lebih sering digunakan untuk anak usia dini. Produk
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah Siti. 2018. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini.
Tanggerang selatan: universitas terbuka.
Eliyawati. (2005). Pengembangan dan Pemilihan Sumber Belajar untuk Anak Usia
Dini. Jakarta: Depdiknas.
Nangoy, Isadora, Maria, Marti. (2007).Memperkenalkan bentuk huruf pada anak usia
dini. Jakarta: Universitas Terbuka.
101
Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia nomor 137 tahun
2014 tentang standar nasional pendidikan anak usia dini.
Rasyid, Harun, dkk. (2009). Metode engenalan huruf. Jakarta : Universitas Terbuka.
Rohman, Muhammad & Amri, Sofan. (2013). Strategi & Desain Pengembangan
Sistem Pembelajaran. Jakarta : Prestasi Pustakaraya.