MATA KULIAH
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
DISUSUN OLEH:
AMILA DWIRISKY
NIM:858862164
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan
tugas 1 "pengantar pendidikan" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas 2 Mata Pelajaran perkembangan peserta didik. Selain itu, makalah ini
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa memahami hakikat pertumbuhan dan perkembangan
peserta didik mulai sejak usia dini, sekolah dasar, menengah dan dewasa. Memahami aspek-aspek pertumbuhan
dan perkembangan berdasarkan tahap-tahap perkembangannya (anak, remaja dan dewasa). Memahami tugas-
tugas perkembangan manusia dan implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan dari usia anak, remaja dan
dewasa, dan mampu mengidentifikasi masalah-masalah yang mungkin terjadi pada setiap tahap-tahap
perkembangan dan implikasinya dalam proses pendidikan. Serta mampu mengembangkan program
belajar/kegiatan sebagai solusi dalam mengatasi masalah di setiap tugas perkembangan manusia (anak, remaja
dan dewasa). Adapun dalam makalah ini, kami membahas tentang perkembangan Bahasa anak, pengembangan
cara berpikir matematis anak, dan perancangan pembelajaran dengan mempertimbangkan sosial emosionl anak.
Makalah ini disusun berdasarkan dari Modul MKDK4001 dan referensi sumber google.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu guru Mata Pelajaran Perkembangan peserta didik. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Amila Dwirisky
Pembahasan
1. Menjelaskan cara pengembangan bahasa anak
Referensi:ders/osfstorage/5c5aca51e16f5500178ce4ee?action=download&direct&version=1
2. Mejelaskan cara pengembangan cara berpikir matematis anak
Pendidikan merupakan bidang penting dalam menentukan kualitas suatu bangsa.
Pendidikan formal ditandai dengan adanya mata pelajaran yang diberikan di sekolah dan diatur
oleh kurikulum. Trianto (2011:1) menyatakan bahwa pendidikan bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Matematika sebagai salah satu mata
pelajaran di sekolah. Matematika dengan berbagai peranannya menjadikannya sebagai ilmu yang
sangat penting dan salah satu peranan matematika adalah sebagai alat berpikir untuk
menghantarkan siswa memahami konsep matematika yang sedang dipelajarinya.
Dalam menghadapi dan menyikapi kurikulum yang menekankan pendekatan saintifik, penguatan
karakter, berpikir tingkat tinggi di setiap satuan pendidikan sehingga dituntut harus mampu
merencanakan sendiri materi pelajarannya untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.
Implementasi kurikulum sekarang ini sebenarnya membutuhkan penciptaan iklim pendidikan
yang memungkinkan tumbuhnya semangat intelektual dan ilmiah bagi setiap guru, mulai dari
rumah, sekolah, maupun masyarakat. Lebih spesifiknya di masa pandemi Covid-19 ini, setiap
guru semakin tertantang dalam membuat pembelajaran jarak jauh tetapi tetap bermakna. Hal ini
berkaitan dengan adanya pergeseran peran guru yang semula sebagai instruktur dan kini menjadi
fasilitator pembelajaran. Banyak guru semakin belajar menjadi brainware pendidikan yang
handal semisal mampu menggunakan software Camtasia mengedit video pembelajaran, software
Geogebra dan Autograph menyajikan media pembelajaran matematika, bahkan menggunakan
media online (daring) dalam memberdayakan belajar jarak jauh.
Ada banyak model pembelajaran yang bisa digunakan dalam upaya menumbuhkembangkan
kemampuan berpikir kreatif matematis tersebut, salah satu model pembelajaran yang diduga
akan sejalan dengan karakteristik matematika dan harapan kurikulum yang berlaku pada saat
ini adalah model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning atau PBL). Model ini
merupakan pendekatan pembelajaran peserta didik pada masalah autentik (nyata) sehingga
peserta didik dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan
yang tinggi dan inkuiri, memandirikan peserta didik, dan meningkatkan kepercayaan dirinya
(Trianto, 2011:92).
Sebagai contoh soal diberikan adalah: Gambarlah 3 buah titik A, B, dan C yang tidak segaris
dalam sebuah diagram kartesius. Kemudian tentukan sebuah titik D sehingga ABCD merupakan
sebuah jajar genjang. Jelaskan cara memperoleh titik D tersebut! Dengan penyelesaian:
Menggambar titik koordinat tidak segaris (memungkinkan aspek keaslian) sesuai keinginan titik
koordinat yang dibuat oleh siswa). Misalnya titik A(1,2); B(5,1); dan C(7,5). Dengan buatan
siswa maka akan mudah ditempatkan titik D. Ditempatkan titik D(5,5) sehingga keempat titik
dihubungkan membentuk jajar genjang. Jadi, jawaban akan benar-benar asli dimana titik A, B,
dan C, sesuai keinginan masing-masing tetapi akan terikat pada penentuan titik D.
Pada tahap kedua, seseorang seakan-akan melepaskan diri secara sementara dari masalah
tersebut. Tahap ini penting sebagai awal proses timbulnya inspirasi yang merupakan titik mula
dari suatu penemuan atau kreasi baru dari daerah prasadar. Pada tahap ketiga, seseorang
mendapatkan sebuah pemecahan masalah yang diikuti dengan munculnya inspirasi dan ide-ide
yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi dan gagasan baru. Pada tahap terakhir
adalah tahap seseorang menguji dan memeriksa pemecahan masalah tersebut terhadap realitas.
Disini diperlukan pemikiran kritis (konvergen). Pada tahap verifikasi ini seseorang setelah
melakukan berpikir kreatif maka harus diikuti dengan berpikir kritis. Maka sangat dibutuhkan
analisis kesulitan proses berpikir kreatif matematis siswa setelah diberikan pembelajaran model
PBL.
Sebagai contoh soal lain adalah “Pak Budi memiliki tanah berbentuk persegi seluas 1 hektar dan
akan dibagikan kepada kedua anaknya sebagai warisan. Bantulah Pak Budi membagikan
tanahnya agar anaknya mendapat warisan sama luas?”. Jawaban peserta didik bisa beraneka
ragam sesuai kemampuannya. Pertama sekali siswa lancar menjawab pertanyaan dengan
membagi persegi menjadi dua persegi panjang, lalu diberikan scaffolding sehingga mampu
membagi persegi menjadi dua buah segitiga. Semakin mencoba proses berpikir ternyata siswa
menemukan cara untuk membagi persegi dengan bantuan setengah lingkaran. Hal itulah proses
demi proses generasi bangsa akan bisa semaki kreatif. Dengan mengembangkan pembelajaran
matematika yang sesuai pada kebutuhan dan sumber daya yang ada serta berpandangan pada
tuntutan era globalisasi dan kurikulum diharapkan mampu meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa.
Referensi:https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/berpikir-kreatif-matematis-siswa/
Strategi merupakan suatu bentuk rangkaian proses yang akan dijalani sehinggadengan
adanya strategi akan memudahkan dalam mencari jenis yang akan dilakukandan mencapai tujuan
yang diharapkan. Pada pembelajaran anak usia dini tentunyauntuk mencapai kompetensi
dari setiap perkembangan anak. Strategi merupakansebuah rencana yang komprehensif
mengintegrasikan segala Resounces dan capabilities yang mempunyai tujuan jangka panjang
untuk memenangkan kompetensi(Naway, 2016). Perencanaan adalah proses dasar dimana
manajemen memutuskantujuan dan cara memutuskannya (Suryana & Rizka, 2019). Sedangkan
menurutLestaningrum (2017) perencanaan adalah suatu rangkaian persiapan tindakan
untukmencapai tujuan.
Menurut Suryana (2019) pembelajaran adalah proses melalui aktivitas yangterorganisasi atau
perubahan melalui aktivitas untuk menghadapi situasi, membentukkarakter setiap aktivitas
menuju kedewasaan. Setiap pembelajaran yang terlaksanamemiliki target, sasaran ataupun
tujuan. Pembelajaran merupakan suatu proses yangdilakukan oleh guru yang telah diprogram
dalam rangka membelajarkan siswa untukmencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan
sesuai dengan petunjukkurikulum yang berlaku (Naway, 2016). Selanjutnya dikemukakan
Suryana (2019) bahwa perencanaan pembelajaran pada anak usia dini merupakan suatu rencana
yangdisusun oleh guru untuk melaksanakan proses belajar mengajar dengan memiliki pengaturan
yang cermat pada setiap aktivitas serta memperhatikan isi kegiatan, metodedan evaluasi yang
sesuuai dengan kemampuan anak
B.Perkembangan Sosial Emosional
Menurut Suyadi (2010), perkembangan sosial adalah tingkat jalinan interaksi anakdengan
orang lain, mulai dari orang tua, saudara, teman bermain, hingga masyarakatsecara luas. Entri
poin dalam pendapatnya, Suyadi menekankan pentingnya pembekalan interaksi yang baik
kepada anak dalam bersosial bersama orang-orang disekitarnya. Sejalan dengan pendapat di atas,
Masganti Sitorus (2017) mengemukakan bahwa perkembangan sosial merupakan kematangan
yang dicapai dalam hubungansosial. Perkembangan sosial dapat juga dimaknai sebagai proses
belajar untukmenyesuaikan diri terhadap norma-norma yang berlaku serta meleburkan diri dalam
bergaul dan bersosial di masyarakat.
Referensi:https://www.academia.edu/49071401/
STRATEGI_PERENCANAAN_PEMBELAJARAN_DALAM_MENSTIMULASI_SOSIAL_E
MOSIONAL_ANAK_USIA_DINI_SELAMA_PANDEMI_COVID19
Daftar Pustaka
Simandjuntak dan Pasaribu, 1984:49. potensi untuk mengungkapkan apa yang ada di dalam
pikiran dan hatinya melalui suara
Patmonodewo (2008:29). Perkembangan bahasa pada anak
Bachir, (2005:10). metode bercerita
Moeslichatoen (2004:170). tujuan dari metode bercerita
Trianto (2011:1). pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik
Suryana & Rizka, 2019. Perencanaan proses pembelajaran
Suyadi (2010). Perkembangan emosional