Anda di halaman 1dari 21

PENDIDIKAN ANAK DI SD

Aulia Rahmadita 857330412

Belatinta 857327905

Widiadi Puji A 857329765


Modul 9 “Konvensi Hak Anak dan Pendidikan”
Kegiatan Belajar 1 “Jenis-jenis Hak Anak”

Konvensi Hak Anak merupakan instrument internasional di bidang Hak Asasi


Manusia dengan cakupan hak yang paling komprehensif. Ada 54 pasal dalam KHA, dan
hingga saat ini KHA dianggap sebagai satu-satunya konvensi di bidang HAM yang
mencakup baik hak-hak sipil dan politik maupun hak-hak ekonomi, sosial dan budaya
sekaligus (Konvensi Hak Anak-Sahabat Remaja PKBI DIY dan UNICEF).

Walaupun KHA terdiri dari banyak pasal yang menyatakan hak-hak anak, tetapi
harus diingat bahwa KHA merupakan kesatuan yang tidak dapat dipecah-pecah dan
bahwa pasal-pasalnya saling tergantung.

Berdasarkan strukturnya, KHA dibagi menjadi 4 bagian sebagai berikut.


Mukadimah (Preambule) : berisi konteks KHA;
Bagian Satu (Pasal 1-41) : mengatur hak bagi semua anak
Bagian Dua (Pasal 42-45) : mengatur masalah pemantauan dan pelaksanaan KHA;
Bagian Tiga (Pasal 46-54) : mengatur masalah pemberlakuan Konvensi.
Berdasarkan isinya, ada empat cara untuk mengategorisasikan KHA (Konvensi Hak
Anak-Sahabat Remaja dan UNICEF) sebagai berikut :
Pertama, kategorisasi berdasar konvensi induk Hak Asasi Manusia.
Konvensi Hak Anak mengandung :
1. hak-hak sipil dan politik;
2. hak-hak ekonomi, sosial dan politik.

Kedua, dilihat dari pihak yang berkewajiban melaksanakan KHA (yaitu Negara) dan
yang bertanggung jawab untuk memenuhi hak anak (orang dewasa pada umunya)
maka 3 kata kunci ini akan membantu dalam memahami isi KHA, yaitu :
1. Penuhi (fulfill)
2. Lindungi (protect)
3. Hargai (respect)
Ketiga, kategorisasi yang sudah sangat dikenal, yaitu dibuat berdasarkan cakupan
hak yang terkandung dalam KHA, yaitu :
1. Hak atas kelangsungan hidup (survival).
2. Hak untuk berkembang (development).
3. Hak untuk perlindungan (Protection).
4. Hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat (participation).

Keempat, Komite Hak Anak PBB mengelompokkan KHA menjadi 8 kategori, yaitu :
(1) Langkah-Langkah implementasi umum, (2) Definisi anak, (3) Prinsip-prinsip
umum, (4) Hak sipil dan kemerdekaan, (5) Lingkungan keluarga dan pengasuhan
alternatif, (6) Kesehatan dan kesejahteraan dasar, (7) Pendidikan, waktu luang, dan
kegiatan budaya, dan (8) Langkah-Langkah perlindungan khusus (berkaitan dengan
hak anak untuk mendapatkan perlindingan khusus).
Kategori 1 : Langkah-langkah Implementasi Umum
Pasal 4 KHA ini menegaskan tentang kewajiban menyeluruh dari negara peserta
untuk mengimplementasikan semua hak-hak dalam KHA.

Kategori 2 : Definisi Anak

Kategori 3 : Prinsip-prinsip umum yang tercakup dalam KHA


Ada 4 prinsip-prinsip umum yang sangat penting dalam KHA, yaitu :
 Nondiskriminasi.
 Yang terbaik bagi anak (in the best interest of the child).
 Hak hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan (child’s right to life, maximum
survival and development).
 Penghargaan terhadap perndapat anak (respect for the views of the child).
Kategori 4 : Hak-hak Sipil dan Kemerdekaan
Hak-hak sipil dan kemerdekaan sebenarnya mencakup “hak-hak sipil dan politik”,
seperti yang terkandung dalam Hak Asasi Manusia (Sahabat Remaja-PKBI DIY dan
UNICEF). Dalam Konvensi Hak Anak, hak-hak sipil dan kemerdekaan meliputi 8
kelompok, seperti yang terdapat dalam Pedoman Anak, yaitu :
 Hak untuk memperoleh nama dan kebangsaan.
 Hak untuk mempertahankan identitas.
 Kebebasan untuk menyatakan pendapat (Pasal 13).
 Hak untuk memperoleh informasi yang cepat.
 Kebebasan berpikir, berhati nurani dan beragama.
 Kebebasan untuk berserikat dan berkumpul dengan damai.
 Perlindungan untuk kehidupan pribadi.
 Hak untuk dilindungi dari siksaan, perlakuan yang merendahkan martabat, dan
perampasan kemerdekaan.
Kategori 5 : Lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif
Dalam buku Pedoman Perlindungan Anak (1999), disebutkan 10 hak anak yang
termasuk dalam lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif, yaitu :
 Bimbingan orang tua
 Tanggung jawab orang tua
 Seorang anak berhak untuk tidak dipisahkan dari orang tua
 Masuk atau meninggalkan negara untuk Penyatuan kembali keluarga (reunifikasi
keluarga)
 Rehabilitasi anak yang menjadi korban
 Anak yang kehilangan lingkungan keluarga
 Adopsi
 Memberantas pemindahan gelap anak ke luar negeri dan tidak kembalinya anak
dari luar negeri
 Hak anak untuk mendapat perlindungan dari segala bentuk kekerasan
 Hak anak untuk peninjauan kembali secara periodik perlakuan terhadapnya
Kategori 6 : Kesehatan dan kesejahteraan dasar
Ada 5 hak yang tercakup dalam kelompok ini, yaitu :
 Pasal 6 adalah pasal yang dirancang oleh Komite Hak Anak untuk menjadi prinsip
umum (seperti yang telah dibahas pada kategori ketiga) yang menjamin hak dasar
anak untuk hidup, dan kelangsungan hidup serta perkembangan semaksimum
mungkin.
 Hak anak cacat
 Hak anak untuk kesehatan dan pelayanan kesehatan
 Hak anak untuk mendapat manfaat dari jaminan sosial
 Hak anak untuk standar hidup yang layak

Kategori 7 : Pendidikan, waktu luang dan kegiatan budaya


Kategori 8 : Langkah-Langkah perlindungan khusus
Anak merupakan aset utama bagi masa depan bangsa. Tetapi mereka juga
sangat tergantung pada orang tua atau orang dewasa lainnya, untuk pemenuhan
kebutuhan fisik, mental, sosial dan psikologis. Situasi ketergantungan ini
menyebabkan anak rawan untuk tindakan eksploitasi, perlakuan salah, kekerasan,
penelantaran dan lainnya. Komite Hak Anak PBB menyebutkan 4 kelompok anak
yang memerlukan perlindungan khusus, yaitu :
 Anak yang berada dalam situasi darurat, yakni anak pengungsi dan anak yang
berada dalam situasi konflik bersenjata berhak mendapat perlindungan
 Anak yang mengalami masalah dengan hukum
 Anak yang mengalami situasi eksploitasi, yaitu eksploitasi ekonomi,
penyalahgunaan obat, eksploitasi seksual, penjualan dan perdagangan anak,
dan yang mengalami bentuk-bentuk eksploitasi lainnya
 Anak yang berasal dari kelompok minoritas dan masyarakat adat atau pribumi
Kegiatan Belajar 2
Konvensi Hak Anak dan Pendidikan

ketentuan tentang pendidikan yang terdapat dalam konvensi hak anak yang disetujui oleh majelis
umum PBB pada tanggal 20 Nvember 1989 diilhami oleh deklarasi universal hak-hak asasi
manusia(1948), deklarasi hak-hak anak(1959) dan instrument internasional lainnya yang menegaskan
pentingnya prndidikan sebagai hak social budaya (Dall, 1993).

KHA Pasal 1-41 mengatur tentang hak bagi anak. Pasal 2,3,6,12 menyatakan tentang 4 prinsip yang
terkandung dalam KHA, yaitu 1). Nondiskriminasi 2). Yang terbaik bagi anak 3). Hak hidup,
kelangsungan hidup dan perkembangan 4). Penghargaan terhadap pendapat anak. Semua prinsip
berlaku untuk hal yang menyangkut anak dan kehidupannya (pendidikan).

Komite Hak Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa mengelompokan KHA menjadi 8 dan ke7 dari
kelompok tersebut tentang Pendidikan, Waktu Luang dan Kegiatan Budaya. 3 pasal KHA dalam
kategori pendidikan yaitu pasal 28, 29 dan 31.
Ada pula pasal 19 ‘langkah-langkah untuk melindungi anak dari segala kekerasan, penyiksaan
ataupun penyalah gunaan fisik dan mental’. Pasal 22 ‘hak-hak anak pengungsi’. Pasal 23 ‘hak-
hak anak minoritas’. Pasal 32 ‘anak-anak yang bekerja’. Pasal 33 ‘perlindungan terhadap obat-
obatan narkotika’. Pasal 37 dan 40 ‘perlakuan terhadap anak dalam system peradilan dan
institusi hukum pidana’. Pasal 38 ‘anak dalam konflik bersenjata’.
Hak asasi manusia merupakan salah satu dari kebutuhan manusia yang terakhir mendapatkan perhatian
yang seharusnya diterima (Dall, 1993). PBB mengadopsi deklarasi hak-hak anak yang menyatakan
bahwa anak “berhak mendapat pendidikan, yang bersifat Cuma-Cuma dan wajib paling tidak ditingkat
dasar”
Arti dari pasal 28, 29, dan 31 KHA yaitu,
a). Pasal 28, Bahwa pendidikan adalah hak dan mengusulkan langkah-langkah agar hak ini dapat
tercapai “secara progresif dan berdasar kesempatan sama”.
Wajib belajar pendidikan Sembilan tahun(1994). Kewajiban belajar untuk tingkat
pendidikan dasar yang berlaku di Indonesia hingga saat ini tidak identic dengan wajib
belajar. Program wajib belajar pendidikan dasar di Indonesia lebih bersifat pendidikan
semesta/ universal education yang sudah diperkenalkan sejak tahun 1994 dan
diberlakukan untuk pendidikan dasar 6 tahun menjadi 9 tahun (SD dan SMP) dengan usia
minimum 6 tahun. Namun pendidikan belum sepunuhnya Cuma-Cuma gratis.
Pada tahun 1994/1995 Angka Partisipasi Murni(APM) untuk anak sekolah dasar adalah
94,71%, sedangkan untuk SLTP mencapai 43,13%. Namun satu tahun kemudian menjadi
73%, karena banyak anak yang mengalami kesulitan untuk meneruskan pendidikan.
Anggaran pendidikan yang kecil menyebabkan sekolah bergantung pada dukungan dana
dari masyarakat untuk membiayai proses belajar mengajar.
b). Pasal 29: mengembangkan tujuan pendidikan pada pengembangan 1). Kepribadian, bakat dan
kemampuan anak 2). Penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia dan kebebasan fundamental 3).
Pengembangan rasa hormat kepada orang tua, anak, budaya 4) mempersiapkan anak untuk hidup yang
bertanggung jawab dalam suatu masyarakat yang bebas 5). Mengembangkan rasa hormat terhadap
lingkungan alam.
Dalam laporan Indonesia (CRC, first periodic report Indonesia, 1993-june2000), menyebut bahwa
Indonesia dalam 5 tahun ke depan berjanji akan berupaya untuk,
1. Mengembangkan kurikulum berdiferensiasi untuk pengembangan kepribadian dan bakat anak
karena kurikulum yang homogen, seperti sekarang digunakan akan kecil kemungkinan dapat
menghargai perbedaan bakat dan minat anak.
2. pemerintah sedang mempertimbangkan pendidikan budi pekerti, khususnya di sekolah dasar,
dalam rangka pengembangan rasa hormat terhadap orang tua anak dan sebagainya.
3. Pembedahan pendidikan agama yang diajarkan di sekolah dalam upaya mempersiapkan anak untuk
kehidupan yang bertanggung jawab dalam masyarakat.
c). Pasal 31: yang mengetahui hak anak untuk beristirahat, santai, bermain dan turut serta dalam
kegiatan-kegiatan rekreasi yang sesuai dengan usia anak dan sebagainya. Dalam laporan indonesia
dinyatakan bahwa fasilitas rekreasi yang dapat diakses oleh anak-anak dapat dikatakan tidak ada.
Banyak sekolah dan daerah perumahan yang tidak mempunyai lahan kosong untuk tempat anak
bermain. Hal ini menyebabkan ruang anak semakin terbatas dan konsekuesinya adalah anak harus
bermain dimana saja.
Pemerintah telah mengembangkan Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan diharapkan tahun
2009 jumlah anak yang memproleh pelayanan PAUD 40% baik melalui PAUD formal ataupun PAUD
nonformal.
Pada tahun 2004 Indonesia telah mencapai APM SD/MI sebesar 93% dan APM SMP/MTS sebesar
65%. Namun dalam laporan The Millenium Development Goals Progress in Asia-Pasific 2006
Indonesia termasuk dalam katagori yang sangat buruk dalam mencapai indicator penurunan masalah,
antara lain yang menyangkut kekurangan gizi, pendidikan dasar dan jender.
Modul 10
IMPLIKASI HAK ANAK DI SEKOLAH DASAR
Kegiatan Belajar 1

Implikasi pelaksanaan Hak Anak


pada Pembelajaran SD
Implikasi pelakasaan hak anak pada pembelajaran sd
Pada teori Bronfenbrenner,myers (1995) mengemukan pandanganya
dimana lingkungan belajar anak yang berdiri dari lingkungan
keluarga,kelompok teman sebaya dan tetangga,masyarakat.
A.pengertian kurikuler,kokurikuler dan ektrakurikuler.
Kurikuler merupakan kegiatan yang berkaitan dengan kurikulum.
Kokurikuler selain menujang kegiatan kurikuler juga dilakukan disaat
anak berada dalam lingkungan sekolah atau berada dalam
kelas,khususnya di saat pelajaran berlangsung.
Ekstrakurikuler merupakan kegiatan pengayaan yang berhubungan
dengan program kurikuler.
B.tujuan dilakukan kegiatan kokurikuler dan ekstrakuler
Kokurikuler misalnya dalam pelajaran ips,agar siswa memahami mengenai fungsi
anggota legislative pemeritah republic Indonesia.
Ekstrakurikuler lebih diarahkan untuk memantapan pembentukan kepribadian anak
melalui kegiatan pramuka,uks,olahraga,palang merah,kesenian.
C.pelaksan hak anak dalam kurikuler kokurikuler ekstrakurikuler
Recana bappenas mengenai wajib pendidik dasar 9 tahun sd/mi/smp/mts
menunjukan kegiatan pokok pemeritah berupa.
1.pendanaan biaya oprasi wajar
2.penyediaan sarana danb prasarana pendidikan wajar
3.rekrutmen pendidik dan tenaga kependidikan (program wajib belajar)
4. perluasan akses pendidik wajib belajar pada jaur nonformal.
5.perluasan akses slb dan inklusif
6.pengembangan sekolah wajib belajar layanan khusus bagi daerah bagi daerah
terpanci/kepulau yang berpenduduk jarang dan terpencar
Ekstrkrikuler dilakukan sebagaimabns dicantumkan
1.meningkatkan iman,takwa,dan akhlak mulia
2.meningkatan penguasaan ilmu pengetahuan dan tekonologi
3.meningkatan sensitivitas dan kemampuan ekspresi estetis
4.meningkatan kulitas jasmani
5. meningkatan pemeratan kesempatan belajar pada semua jenis dan
jenjang pendidikan bagi semua warga begara secara adil,tidak
diskriminatifjenis kelamin,agama,kelompok etis,kelainan
fisik,emosi,mental,intelektual
6.memperluas aklses pendidikan nonformal bagi pendudk laki
maupn perempuan,tidak pernah sekolah,buta aksara, putus sekolah.
Kegiatan Belajar 2
Contoh-contoh pelanggaran
hak anak disekolah
Menurut uniceff 1995 diketahui bahwa dalam kurun waktu sepuluh tahun terakir hamper
2 juta anak tewas,dan 4-5 juta anak hidup cacat akibat perang.di beberapa negara seperti
Uganda,Myanmar,atau afghansitan anak dikenakan wajib militer.dinegara tidak mengalami
konfilik negara,pembaguan ekonomi,seperti pekerjan anak,anak jalanan,pekerja seks
anak,peculikan dab perdagangan anak,kekerasan anak,penyikasan terhadap anak.

Mutu pendidikan
a) 1. ketersedian pendidik dan tenaga kependidikan serta kesejahterannya belum memadai
baik secara kuantitas maupun kulitas. sarana dan prasarana belajar yang terbatas dan
belum didayagunakan secara optimal
b) -kondisi sekolah rusak
c) -pendanaan pendidikan yang belum memadai untuk menunjang mutuy pembelajaran.
d) -proses pembelajaran yang belum efisien dan efektif
Tidak semua sekolah sd melakasan kegiatan ekstrarikuler
1) -sikap orang tua kurang mendukung
2) -memerlukan biaya yang cukup besar.
3) -loklasi sekolah cukup jauh
4) -kondisi keluarga yang mengharuskan anak bekerja nembantu orang tua.
5) Kurangnya fasilitas
6) -kurangnya dukunngan dari pihak sekolah.

Perlindungan anak dalam pendidikan


Penyelenggran perlindungan anak dalam pendidikan dalam:
1. - semua anak wajib belajar 9 tahun.
2. -anak yang menyadang cacat fisik dan atau mental diberikan kesempatan yang sama
dan aksesibilitas untuk memperoleh pendidikan biasa san oendidikan luar biasa
3. -anak yang memiliki keunggulan diberikan kesempatan dan akses untuk memperoleh
pendidikan khusus
4. -anak dalam lingkungan sekolah atau Lembaga
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai