Belatinta 857327905
Walaupun KHA terdiri dari banyak pasal yang menyatakan hak-hak anak, tetapi
harus diingat bahwa KHA merupakan kesatuan yang tidak dapat dipecah-pecah dan
bahwa pasal-pasalnya saling tergantung.
Kedua, dilihat dari pihak yang berkewajiban melaksanakan KHA (yaitu Negara) dan
yang bertanggung jawab untuk memenuhi hak anak (orang dewasa pada umunya)
maka 3 kata kunci ini akan membantu dalam memahami isi KHA, yaitu :
1. Penuhi (fulfill)
2. Lindungi (protect)
3. Hargai (respect)
Ketiga, kategorisasi yang sudah sangat dikenal, yaitu dibuat berdasarkan cakupan
hak yang terkandung dalam KHA, yaitu :
1. Hak atas kelangsungan hidup (survival).
2. Hak untuk berkembang (development).
3. Hak untuk perlindungan (Protection).
4. Hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat (participation).
Keempat, Komite Hak Anak PBB mengelompokkan KHA menjadi 8 kategori, yaitu :
(1) Langkah-Langkah implementasi umum, (2) Definisi anak, (3) Prinsip-prinsip
umum, (4) Hak sipil dan kemerdekaan, (5) Lingkungan keluarga dan pengasuhan
alternatif, (6) Kesehatan dan kesejahteraan dasar, (7) Pendidikan, waktu luang, dan
kegiatan budaya, dan (8) Langkah-Langkah perlindungan khusus (berkaitan dengan
hak anak untuk mendapatkan perlindingan khusus).
Kategori 1 : Langkah-langkah Implementasi Umum
Pasal 4 KHA ini menegaskan tentang kewajiban menyeluruh dari negara peserta
untuk mengimplementasikan semua hak-hak dalam KHA.
ketentuan tentang pendidikan yang terdapat dalam konvensi hak anak yang disetujui oleh majelis
umum PBB pada tanggal 20 Nvember 1989 diilhami oleh deklarasi universal hak-hak asasi
manusia(1948), deklarasi hak-hak anak(1959) dan instrument internasional lainnya yang menegaskan
pentingnya prndidikan sebagai hak social budaya (Dall, 1993).
KHA Pasal 1-41 mengatur tentang hak bagi anak. Pasal 2,3,6,12 menyatakan tentang 4 prinsip yang
terkandung dalam KHA, yaitu 1). Nondiskriminasi 2). Yang terbaik bagi anak 3). Hak hidup,
kelangsungan hidup dan perkembangan 4). Penghargaan terhadap pendapat anak. Semua prinsip
berlaku untuk hal yang menyangkut anak dan kehidupannya (pendidikan).
Komite Hak Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa mengelompokan KHA menjadi 8 dan ke7 dari
kelompok tersebut tentang Pendidikan, Waktu Luang dan Kegiatan Budaya. 3 pasal KHA dalam
kategori pendidikan yaitu pasal 28, 29 dan 31.
Ada pula pasal 19 ‘langkah-langkah untuk melindungi anak dari segala kekerasan, penyiksaan
ataupun penyalah gunaan fisik dan mental’. Pasal 22 ‘hak-hak anak pengungsi’. Pasal 23 ‘hak-
hak anak minoritas’. Pasal 32 ‘anak-anak yang bekerja’. Pasal 33 ‘perlindungan terhadap obat-
obatan narkotika’. Pasal 37 dan 40 ‘perlakuan terhadap anak dalam system peradilan dan
institusi hukum pidana’. Pasal 38 ‘anak dalam konflik bersenjata’.
Hak asasi manusia merupakan salah satu dari kebutuhan manusia yang terakhir mendapatkan perhatian
yang seharusnya diterima (Dall, 1993). PBB mengadopsi deklarasi hak-hak anak yang menyatakan
bahwa anak “berhak mendapat pendidikan, yang bersifat Cuma-Cuma dan wajib paling tidak ditingkat
dasar”
Arti dari pasal 28, 29, dan 31 KHA yaitu,
a). Pasal 28, Bahwa pendidikan adalah hak dan mengusulkan langkah-langkah agar hak ini dapat
tercapai “secara progresif dan berdasar kesempatan sama”.
Wajib belajar pendidikan Sembilan tahun(1994). Kewajiban belajar untuk tingkat
pendidikan dasar yang berlaku di Indonesia hingga saat ini tidak identic dengan wajib
belajar. Program wajib belajar pendidikan dasar di Indonesia lebih bersifat pendidikan
semesta/ universal education yang sudah diperkenalkan sejak tahun 1994 dan
diberlakukan untuk pendidikan dasar 6 tahun menjadi 9 tahun (SD dan SMP) dengan usia
minimum 6 tahun. Namun pendidikan belum sepunuhnya Cuma-Cuma gratis.
Pada tahun 1994/1995 Angka Partisipasi Murni(APM) untuk anak sekolah dasar adalah
94,71%, sedangkan untuk SLTP mencapai 43,13%. Namun satu tahun kemudian menjadi
73%, karena banyak anak yang mengalami kesulitan untuk meneruskan pendidikan.
Anggaran pendidikan yang kecil menyebabkan sekolah bergantung pada dukungan dana
dari masyarakat untuk membiayai proses belajar mengajar.
b). Pasal 29: mengembangkan tujuan pendidikan pada pengembangan 1). Kepribadian, bakat dan
kemampuan anak 2). Penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia dan kebebasan fundamental 3).
Pengembangan rasa hormat kepada orang tua, anak, budaya 4) mempersiapkan anak untuk hidup yang
bertanggung jawab dalam suatu masyarakat yang bebas 5). Mengembangkan rasa hormat terhadap
lingkungan alam.
Dalam laporan Indonesia (CRC, first periodic report Indonesia, 1993-june2000), menyebut bahwa
Indonesia dalam 5 tahun ke depan berjanji akan berupaya untuk,
1. Mengembangkan kurikulum berdiferensiasi untuk pengembangan kepribadian dan bakat anak
karena kurikulum yang homogen, seperti sekarang digunakan akan kecil kemungkinan dapat
menghargai perbedaan bakat dan minat anak.
2. pemerintah sedang mempertimbangkan pendidikan budi pekerti, khususnya di sekolah dasar,
dalam rangka pengembangan rasa hormat terhadap orang tua anak dan sebagainya.
3. Pembedahan pendidikan agama yang diajarkan di sekolah dalam upaya mempersiapkan anak untuk
kehidupan yang bertanggung jawab dalam masyarakat.
c). Pasal 31: yang mengetahui hak anak untuk beristirahat, santai, bermain dan turut serta dalam
kegiatan-kegiatan rekreasi yang sesuai dengan usia anak dan sebagainya. Dalam laporan indonesia
dinyatakan bahwa fasilitas rekreasi yang dapat diakses oleh anak-anak dapat dikatakan tidak ada.
Banyak sekolah dan daerah perumahan yang tidak mempunyai lahan kosong untuk tempat anak
bermain. Hal ini menyebabkan ruang anak semakin terbatas dan konsekuesinya adalah anak harus
bermain dimana saja.
Pemerintah telah mengembangkan Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan diharapkan tahun
2009 jumlah anak yang memproleh pelayanan PAUD 40% baik melalui PAUD formal ataupun PAUD
nonformal.
Pada tahun 2004 Indonesia telah mencapai APM SD/MI sebesar 93% dan APM SMP/MTS sebesar
65%. Namun dalam laporan The Millenium Development Goals Progress in Asia-Pasific 2006
Indonesia termasuk dalam katagori yang sangat buruk dalam mencapai indicator penurunan masalah,
antara lain yang menyangkut kekurangan gizi, pendidikan dasar dan jender.
Modul 10
IMPLIKASI HAK ANAK DI SEKOLAH DASAR
Kegiatan Belajar 1
Mutu pendidikan
a) 1. ketersedian pendidik dan tenaga kependidikan serta kesejahterannya belum memadai
baik secara kuantitas maupun kulitas. sarana dan prasarana belajar yang terbatas dan
belum didayagunakan secara optimal
b) -kondisi sekolah rusak
c) -pendanaan pendidikan yang belum memadai untuk menunjang mutuy pembelajaran.
d) -proses pembelajaran yang belum efisien dan efektif
Tidak semua sekolah sd melakasan kegiatan ekstrarikuler
1) -sikap orang tua kurang mendukung
2) -memerlukan biaya yang cukup besar.
3) -loklasi sekolah cukup jauh
4) -kondisi keluarga yang mengharuskan anak bekerja nembantu orang tua.
5) Kurangnya fasilitas
6) -kurangnya dukunngan dari pihak sekolah.