A PENDAHULUAN
Setiap orang pada hakikatnya memiliki potensi, yang memerlukan dukungan dan peluang yang tepat
untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Untuk memacu perkembangan potensi itu,
diperlukan berbagai cara yang tepat, termasuk inovasi-inovasi yang masif dan kondusif secara
sistematis, sistemis, dan intensif.
Di bidang pendidikan, misalnya agen pembaharu harus cermat, inovasi pendidikan apa yang paling
tepat untuk membekali masyarakat di era global. Salah satunya adalah life skill, yang harus
ditingkatkan inovasinya sejalan dengan perkembangan IPTek dan tuntutan kebutuhan masyarakat.
Kesadaran terhadap era global dan pentingnya melakukan inovasi pendidikan, misalnya dalam life
skill umumnya berawal dari kesadaran kritis para pihak yang bergelut di dunia pendidikan.
Inovasi dalam pendidikan baik formal maupun nonformal menjadi media alat pemicu pesatnya
perkembangan dunia pendidikan tersebut. Adapun pesatnya kemajuan inovasi pendidikan baik
formal, nonformal, dan
perkembangan pendidikan.
a. Pada pendidikan formal, dapat dilihat dari banyaknya guru yang sudah
puluhan tahun mengabdi sebagai tenaga sukarela, yang umumnya disebut sebagai guru bantu atau
sebutan lainnya untuk membantu masyarakat menyiapkan generasi muda untuk menyiapkan diri
menghadapi masa depannya.
b. Pada pendidikan nonformal dan informal dapat dilihat dari banyaknya instruktur atau sebutan
lainnya yang secara sukarela melakukan berbagai macam kegiatan pendidikan baik melalui program
Keaksaraan Fungsional, PAUD, Kesetaraan, Pendampingan, dan berbagai program pendidikan dan
pelatihan Berbagai program pendidikan dan pelatihan itu ditujukan untuk mengembangkan
keterampilan, keahlian, kecakapan, serta nilai-nilai keprofesian untuk mendorong produktivitas dan
kemandirian warga belajar PLS. Semua upaya di atas pada hakikatnya ditujukan untuk membantu
berbagai kelompok masyarakat dengan macam-macam kepentingan mereka, ada masyarakat yang
ingin mengatasi ketertinggalan, ada komunitas yang ingin meningkatkan keahlian profesi, ada
komunitas yang ingin meningkatkan life skill (keterampilan hidup), dan lain-lain. Kegiatan yang
dilaksanakan pun beragam mulai dari bidang pendidikan, keterampilan, kesehatan, pertanian,
ekonomi, olah raga, hingga kesenian. Pada dasarnya, instruktur atau istilah lainnya berupaya untuk
membantu masyarakat meningkatkan kompetensi untuk menyiapkan diri menghadapi masa
depannya. generasi muda
a Pada pendidikan formal Dimulai pada sekitar tahun 1960-an, diantaranya ditandai dengan
berkembangnya kritikan terhadap pendidikan formal yang dianggap kurang berhasil dalam
memecahkan masalah-masalah pendidikan terutama terkait dengan peranannya terhadap
pembangunan.
b. Pada pendidikan nonformal dan informal. Ada kritikan bahwa pendidikan nonformal dan informal
kurang solid atau kurang bersatu dalam mengelola program pendidikannya sehingga sulit dalam
pembinaannya.
a Pendidikan formal, nonformal, dan informal keberadaannya telah mendorong lahirnya kebijakan
pendidikan untuk pembangunan negara-negara berkembang. Ditegaskan bahwa berbagai studi
kasus memiliki keterampilan. Para inovator atau change agency perlu menganalisis pola pikir calon
adopter dengan cermat, dan selanjutnya menyusun strategi serta kinerja yang tepat bagaimana agar
hambatan dari faktor sejarah ini dapat diatasi, setidaknya mengarahkan pola pikirnya tentang
inovasi yang sangat penting untuk memacu tumbuhkembangnya kemajuan di sekelilingnya.
3. Hambatan Ekonomi
Hambatan ekonomi merupakan urutan ke-3 setelah geografi dan sejarah. Ini berhubungan dengan
ketersediaan dana dari pemerintah dan juga pengaruh inflasi. Kita tahu bahwa tidak ada suatu
inovasi yang tidak membutuhkan dana, apalagi kalau pelaksanaan inovasi yang berskala nasional,
terlebih lagi bangsa Indonesia yang sedang berkembang. Para inovator atau change agency perlu
menganalisis aspek ekonomi masyarakat dengan tepat, dan selanjutnya menyusun langkah kerja
yang lebih efektif dan efisien sehingga hambatan dari faktor ekonomi ini dapat diatasi, idaknya
diminimalisir.
4. Hambatan Prosedur
Hambatan ini berkaitan teknis administrasi dalam pelaksanaan inovasi, dan faktor-faktor yang
termasuk dalam hambatan prosedur adalah:
persediaan material yang diperlukan tidak tepat waktu; b. kurang cakapnya tenaga yang
melaksanakan program inovasi;
a.
kurang adanya kerjasama atau koordinasi antar bagian yang d. tidak cukupnya persediaan materal
yang diperlukan;
Diantara masalah-masalah di atas, faktor yang paling dominan dan dianggap serius oleh responden
adalah persediaan material yang diperlukan tidak tepat waktu.
Para inovator atau change agency perlu menganalisis bagaimana Standar Operasional Prosedur
(SOP) dilaksanakan, dan selanjutnya memantau SOP tersebut, mengevaluasinya, dan hasil evaluasi
dijadikan media untuk memperbaiki pelaksanaan SOP tersebut sehingga unsur management waktu
atau setidak-tidaknya time schedule dalam difusi inovasi menjadi lebih terkendali dengan tepat.
[19.19, 26/11/2021] Rizal UT: tentang percobaan pendidikan untuk pembangunan di negara-negara
berkembang memberikan keberhasilan program-program pendidikan terutama pada pendidikan
nonformal dan informal yang menunjang pembangunan masyarakat dan bangsa pada kawasan
tersebut.
b. Faktor sumber daya manusia sebagai faktor dominan dalam kemajuan bangsa Indonesia. Kita
sadari bersama bahwa perkembangan setiap bangsa berbeda-beda. Dalam penggolongannya yang
kita kenal negara negara selatan atau negara berkembang, seperti Singapura, Australia, Afrika
Selatan termasuk di dalamnya Indonesia dan negara-negara utara atau negara maju seperti Amerika
Serikat, Kanada, Eropa Barat, Jepang, dan Korea Selatan, mereka memiliki perbedaan dalam
menyikapi perkembangan dan pembangunan bangsanya. Ada yang menekankan pada pembangunan
ekonomi, ada yang menekankan pada pembangunan SDM, ada yang Sumber Daya Alam.
Beberapa negara yang terbukti maju mereka di antaranya mengedepankan faktor sumber daya
manusia sebagai faktor pendorong kemajuan. Diantaranya adalah faktor kualitas sumber daya
manusianya. Sehubungan dengan kualitas sumber daya manusia ini banyak pakar melakukan
pendekatan terutama mengenai sikap SDM. Misalnya, yang dilakukan oleh Douglas Me Gregor
tentang teori X dan Y, William G. Ouchi tentang teori Z, teori-teori ini menekankan bahwa faktor
perilaku manusia memberikan daya dorong dalam kemajuan bangsa. Sebagai contoh, Jepang
termasuk negara yang miskin sumberdaya alam tetapi dia bisa maju, ternyata faktor sosial budaya
masyarakat Jepang memberikan kontribusi yang luar biasa dalam pembangunan bangsanya.
C. FAKTOR PENGHAMBAT
Dari hasil penelitian para ahli, menurut Ibrahim dalam bukunya "Inovasi Pendidikan", ternyata dalam
proses difusi inovasi terdapat berbagai faktor penghambat. Faktor-faktor penghambat tersebut
berkaitan dengan aplikasi bidang ilmu sosial meliputi bidang ekonomi, sejarah, geografi, politik,
sosial budaya, maupun politik.
Berikut ini adalah diagram yang menunjukan pengaruh dari bidang ilma, sosial terhadap difusi
inovasi sebagaimana dikemukakan oleh Ibrahim.
cukup
politik
1. Hambatan Geografi
Beberapa penghambat yang berkaitan dengan geogragi ini mencakup. a. jarak jauh:
Dari hasil data yang diamati dan diteliti, ternyata masalah transportasi yang lambat yang tertinggi
frekuensi kemunculannya sehingga bagi para inovator atau change agency perlu mempertimbangkan
faktor geografis ini sebaik mungkin sehingga keterlambatan di bidang trasportasi bisa diminimalisir.
2. Hambatan Sejarah
Masalah peraturan kolonial, tradisi yang bertentangan dengan inovasi, dan perjuangan yang
diperlukan untuk memperoleh kemerdekaan adakalanya merupakan bagian dari hambatan sejarah.
Masalah sistem pendidikan kolonial yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat menurut
Ibrahim (Ibrahim, 1988: 119) merupakan masalah yang paling serius dari masalah lainnya.
Sebagaimana diketahui bahwa sistem pendidikan pada jaman kolonial lebih berfokus pada
kepentingan pemerintah kolonial, yakni mendidik rakyat Indonesia dengan tujuan untuk
menjadikannya pegawai rendahan untuk kepentingan pemerintah kolonial, bukan mendidik
sebagaimana tujuan pendidikan di era kemerdekaan, yakni membangun manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, cerdas, dan
[19.19, 26/11/2021] Rizal UT: Para inovator atau change agency perlu melakukan pendekatan secara
lebih intensif dengan tokoh politik. Melalui pendekatan itu, diharapkan inovator dapat memiliki
dukungan moril dalam menyampaikan inovasi pada masyarakat.
Hambatan yang akan dibahas adalah hambatan yang diambil dari kombinasi penafsiran pengertian
dari orang yang menyusun item dan dari responden. Setelah diolah melalui analisa statistik maka
diperoleh 6 faktor utama hambatan difusi inovasi, yaitu estimasi tidak tepat, konflik pribadi dan
motivasi, proses inovasi tidak berkembang, masalah finansial, penolakan dari kelompok penentu,
dan kurangnya hubungan sosial.
tidak tepat pertimbangan tentang implementasi inovasi; b. kurang adanya hubungan anggota tim
pelaksana inovasi:
c. kurang adanya kesamaan pendapat tentang tujuan yang akan dicapai: d. kurang adanya kerjasama
yang baik..
Item yang termasuk dalam faktor estimasi yang tidak tepat, yaitu tidak cukup adanya koordinasi
antar petugas yang berlainan bidang garapannya, tidak jelas struktur pengambilan keputusan,
kurang adanya kesamaan pemahaman tentang tujuan inovasi, kurang adanya komunikasi yang baik
dengan pimpinan politik, perlu sentralisasi data penentuan kebijakan, terlalu banyak undang undang
dan peraturan yang harus diikuti, keputusan secara formal untuk memulai kegiatan proyek
terlambat, tidak tepatnya pertimbangan untuk menghadapi masalah penerapan inovasi, tekanan
dari pimpinan politik (penguasa pemerintah) untuk mempercepat hasil inovasi dalam waktu yang
sangat singkat.
Oleh karena itu, bagi para pelaksana program difusi inovasi disarankan untuk benar-benar
merencanakan dan mempertimbangkan segala kemungkinan pelaksanaan difusi inovasi dengan
mantap tanpa mengesampingkan segala kenyataan yang ada di tempat sasaran inovasi. Lakukan
hubungan kerja sama
Faktor personel ini berhubungan erat dengan orang yang melaksanakan inovasi tersebut baik, itu
penerima ataupun pemakai inovasi Hal-hal yang berhubungan dengan hambatan personel adalah:
kurang adanya pemberian penguatan/hadiah,
csikap kaku dan sempit dari para personalia, d. adanya pertentangan pribadi.
Para inovator atau change agency perlu melakukan pendekatan personal secara lebih intensif,
khusust melalui tokoh masyarakat baik formal maupun nonformal sehingga masyarakat lebih
memiliki keyakinan atas inovasi yang disampaikan oleh agen pembaharu.
6. Hambatan Sosial Budaya
Hal-hal yang berhubungan dengan hambatan sosial budaya mencakup: pertentangan ideologi
tentang inovasi,
Para inovator atau change agency perlu mencermati budaya masyarakat. Melalui pengenalan
budaya yang tepat diharapkan inovator dapat menyampaikan inovasi secara lebih efektif melalui
budaya yang mereka taati.
7. Hambatan Politik
Seperti terlihat dalam diagram terdahulu maka dapat diketahui bahwa hambatan yang disebabkan
oleh politik menempati prosentasi yang paling sedikit. Ini berarti dari ke-7 hambatan difusi inovasi ini
hambatan politik bukan termasuk hambatan yang serius. Adapun yang termasuk hambatan politik ini
adalah:
a. hubungan yang kurang baik dengan pimpinan politik: b. adanya pergantian pemerintahan;
Pesatnya kemajuan inovasi pendidikan baik formal, nonformal, dan informal, terutama dipengaruhi
secara positif oleh para praktisi pendidikan di masyarakat, para pengritik pendidikan dan para
perencana pendidikan untuk pembangunan di tingkat nasional dan internasional.
Faktor-faktor penghambat inovasi pendidikan berkaitan dengan aplikasi bidang ilmu sosial meliputi
bidang ekonomi, sejarah, geografi, politik, sosial budaya maupun politik. Hambatan Geografi,
misalnya jarak jauh, transportasi yang lambat, daerah yang terisolasi, dan lain-lain.
Hambatan Sejarah, yakni pendidikan jaman kolonial mendidik rakyat untuk menjadikannya pegawai
rendahan pada pemerintah kolonial. Para inovator perlu menyusun strategi yang kondusif dengan
keadaan mereka. Hambatan Ekonomi. Inovasi membutuhkan dana maka change agency perlu
menganalisis aspek ekonomi masyarakat dengan tepat.
Hambatan Prosedur, berkaitan teknis administrasi dalam inovasi, misalnya persediaan material,
kurang cakapnya tenaga yang melaksanakan program inovasi, dan lain-lain. Diantara masalah-
masalah di atas, faktor yang paling dominan, dan dianggap serius oleh responden adalah persediaan
material yang diperlukan tidak tepat waktu.
5. Hambatan Personal Faktor personel ini berhubungan erat dengan orang yang melaksanakan
inovasi tersebut baik, itu penerima ataupun pemakai inovasi. Hal-hal yang berhubungan dengan
hambatan personel adalah a kurang adanya pemberian penguatan/hadiah,
Hal-hal yang berhubungan dengan hambatan sosial budaya mencakup a. pertentangan ideologi
tentang inovasi;
d.
Para inovator atau change agency perlu mencermati budaya masyarakat Melalui pengenalan budaya
yang tepat diharapkan inovator dapat menyampaikan inovasi secara lebih efektif melalui budaya
yang mereka tanti.
7. Hambatan Politik
Seperti terlihat dalam diagram terdahulu maka dapat diketahui bahwa hambatan yang disebabkan
oleh politik menempati prosentasi yang paling sedikit Ini berarti dari ke-7 hambatan difusi inovasi ini
hambatan politik bukan termasuk hambatan yang serius Adapun yang termasuk hambatan politik ini
adalah
a hubungan yang kurang baik dengan pimpinan politik, b adanya pergantian pemerintahan,
pendidikan yang menangani proyek tidak tahu realita politik, d adanya kepentingan golongan
tertentu,
Hambatan yang akan dibahas adalah hambatan yang diambil dari kombinasi penafsiran pengertian
dari orang yang menyusun item dan dari responden. Setelah diolah melalui analisa statistik maka
diperoleh 6 faktor utama hambatan difusi inovasi, yaitu estimasi tidak tepat, konflik pribadi dan
motivasi, proses inovasi tidak berkembang, masalah finansial, penolakan dari kelompok penentu dan
kurangnya hubungan sosial
L. Estimasi Tidak Tepat Faktor kurang tepatnya perencanaan dalam proses inovasi ini, merupakan
faktor yang paling penting dan paling kompleks sebagai hambatan pelaksanaan difusi inovasi
Hambatan yang disebabkan kurang tepatnya perencanaan atau
estimasi (underestimating) dalam proses difusi inovasi, yaitu: a. tidak tepat pertimbangan tentang
implementasi inovasi;
b. kurang adanya hubungan anggota tim pelaksana inovasi: C kurang adanya kesamaan pendapat
tentang tujuan yang akan dicapai;
Item yang termasuk dalam faktor estimasi yang tidak tepat, yaitu tidak cukup adanya koordinasi
antar petugas yang berlainan bidang garapannya, tidak jelas struktur pengambilan keputusan,
kurang adanya kesamaan pemahaman tentang tujuan inovasi, kurang adanya komunikasi yang baik
dengan pimpinan politik, perlu sentralisasi data penentuan kebijakan, terlalu banyak undang undang
dan peraturan yang harus diikuti, keputusan secara formal untuk memulai kegiatan proyek
terlambat, tidak tepatnya pertimbangan untuk menghadapi masalah penerapan inovasi, tekanan
dari pimpinan politik (penguasa pemerintah) untuk mempercepat hasil inovasi dalam waktu yang
sangat singkat
Oleh karena itu, bagi para pelaksana program difusi inovasi disarankan untuk benar-benar
merencanakan dan mempertimbangkan segala kemungkinan pelaksanaan difusi inovasi dengan
mantap tanpa mengesampingkan segala kenyataan yang ada di tempat sasaran inovasi. Lakukan
hubungan kerja sama
dengan semua pihak yang terlibat dalam penanganan membangun rasa kebersamaan dalam
organisasi yang mantap.
a. lambatnya pengiriman material yang diperlukan: b. material tidak siap tepat waktu;
adanya inflasi; d. sistem pendidikan kolonial yang tidak sesuai dengan kebutuhan
masyarakat; orang yang sudah dilatih untuk menangani proyek tidak mau ditempatkan sesuai
kebutuhan proyek; e.
f. terjadi inflasi;
4. Masalah Finansil
Yang termasuk dalam faktor finansil ini adalah: 3. tidak memadainya bantuan finansil dari daerah:
b. tidak memadainya bantuan finansil dari luar daerah; c kondisi ekonomi daerah secara keseluruhan
minim;
d. prioritas ekonomi secara nasional lebih banyak pada bidang lain dari pada bidang pendidikan:
f. terjadi inflasi.
Berbeda dengan faktor-faktor yang lain, faktor hambatan ini benar-benar merupakan suatu
penolakan terhadap suatu inovasi yang cenderung datang dari kelompok tertentu. Hal yang
termasuk ke dalam kelompok ini adalah
a kelompok elite yang memiliki wewenang dalam masyarakat tradisional menentang inovasi atau
perluasan suasana pendidikan;
b terdapat pertentangan antar idealogi mengenai inovasi, e proyek inovasi dilaksanakan sangat
lambat,
d. peraturan kolonial meninggalkan sikap masyarakat yang penuh kecurigaan terhadap sesuatu yang
asing. e. keberadaan terhadap inovasi karena sebab keuntungan kelompok.
6. Kurang Adanya Hubungan Sosial
Ada dua hal yang berhubungan dengan faktor ini, yaitu hubungan antar tim dan hubungan dengan
orang di luar tim. Hal yang termasuk dalam hubungan
sosial ini adalah: a ada masalah dalam hubungan sosial antara anggota tim yang satu dengan
yang lain, b. ada ketidak harmonisan dan hubungan yang kurang baik antar anggota tim
Dari ke-6 faktor tersebut dapat kita lihat bahwa faktor utama hambatan inovasi adalah kelemahan
dalam bidang perencanaan (faktor ke-1), dan ini mengakibatkan terjadinya faktor lain atau rangkaian
dari faktor pertama tadi. yaitu masalah personal dan motivasi (faktor ke-2).