0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
122 tayangan4 halaman
Dokumen pertama membahas efektivitas pembelajaran online pendidik PAUD di masa pandemi Covid-19 di Kota Kendari. Hasilnya menunjukkan bahwa pembelajaran online kurang efektif karena interaksi langsung antara pendidik dan anak didik sangat dibutuhkan. Dokumen kedua membahas penerapan diskresi aparat Polri dalam menangani kasus amuk massa sesuai UU No. 2/2002. Diskresi merupakan kebebasan aparat unt
Dokumen pertama membahas efektivitas pembelajaran online pendidik PAUD di masa pandemi Covid-19 di Kota Kendari. Hasilnya menunjukkan bahwa pembelajaran online kurang efektif karena interaksi langsung antara pendidik dan anak didik sangat dibutuhkan. Dokumen kedua membahas penerapan diskresi aparat Polri dalam menangani kasus amuk massa sesuai UU No. 2/2002. Diskresi merupakan kebebasan aparat unt
Dokumen pertama membahas efektivitas pembelajaran online pendidik PAUD di masa pandemi Covid-19 di Kota Kendari. Hasilnya menunjukkan bahwa pembelajaran online kurang efektif karena interaksi langsung antara pendidik dan anak didik sangat dibutuhkan. Dokumen kedua membahas penerapan diskresi aparat Polri dalam menangani kasus amuk massa sesuai UU No. 2/2002. Diskresi merupakan kebebasan aparat unt
Judul Efektivitas Pembelajaran Online Pendidik PAUD di Tengah Pandemi
Covid 19 Jurnal Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Volume dan halaman Volume 5 Issue 1 Pages 686-697 Tahun 2021 Penulis Nurdin dan La Ode Anhusadar Reviewer Siti Romlah Tanggal 11 Februari 2021 Tujuan penelitian untuk mengetahui efektivitas pembelajaran online yang dilakukan oleh pendidik PAUD di tengah pandemi covid 19 di Kota Kendari. Subjek penelitian pendidik PAUD se Kota Kendari. Metode penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian survey deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian Dari hasil temuan penelitian bahwa masih ada pendidik PAUD yang tidak menjalankan pembelajaran di tengah pandemi covid 19. Masih banyak pendidik PAUD yang belum mahir menggunakan aplikasi pembelajaran online. Metode pembelajaran yang digunakan masih dominan pemberian tugas kepada peserta didik. Banyak pendidik PAUD yang tidak setuju dengan pembelajaran online karena tidak efektif dan tidak semua orang tua yang memiliki Laptop atau HP untuk pembelajaran online. Kekuatan Dalam Efektivitas Pembelajaran Online Pendidik PAUD di Tengah Pandemi Covid 19 memang kurang efektif, dimana interaksi pendidik dengan naka usia dini membutuhkan emosional lebih dalam dengan caa bertatap muka langsung. Terciptanya pembelajaran secara kondisonal kurang terealisasi karena anak usia dini merasa seperti hanya menonton video di hp atau laptop. Kelemahan Pendidik PAUD menjalankan pembelajaran online tanpa memperhatikan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) yang telah dibuat sehingga indikator-indikator pembelajaran tidak bisa terukur. kesimpulan II.
Judul PENERAPAN DISKRESI OLEH APARAT
POLRI PADA KASUS AMUK MASSA MENURUT UU NOMOR 2 TAHUN 2002. Jurnal Lex Administratum. Volume dan halaman Vol. III/No. 8 Tahun 2015 Penulis Mursyid Hilala2 Reviewer Tiffany . 150930101004 Tanggal 11 februari 2021 Tujuan penelitian Untuk mengetahui bagaimana pengaturan diskresi dalam sistem hukum di Indonesia dan bagaimana penerapan diskresi aparat Polri pada kasus amuk massa. Subjek penelitian Penerapan diskresi aparat Polri pada kasus amuk massa Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif dan dapat disimpulkan: 1. Diskresi merupakan kebebasan atau keleluasaan aparat penegakan hukum untuk menentukan sikap tindaknya dalam menghadapi situasi dan kondisi tertentu berdasarkan penilaiannya sendiri sesuai dengan kewenangan dan tanggungjawabnya. Diskresi berkembang mulanya dari disiplin Ilmu Hukum Administrasi Negara yang dikenal dengan istilah Freises Ermessen, kemudian berkembang dan diterapkan di kalangan aparat penegak hukum misalnya Hakim, Jaksa, dan Polri. 2. Diskresi aparat Polri berkaitan dengan penerapannya dalam menghadapi situasi dan kondisi tertentu secara cepat dan seketika, yang lazimnya dikenal dalam redaksi “melakukan tindakan lain” seperti diatur dalam Hukum Kepolisian Negara Republik Indonesia menurut Undangundang No. 2 Tahun 2002, yang menempatkan Polri sebagai aparat penegak hukum yang secara langsung dan pertama kali berhubungan dengan kegiatan penegakan hukum dibandingkan dari aparat- aparat penegak hukum lainnya. Hasil penelitian Diskresi merupakan kebebasan atau keleluasaan aparat penegakan hukum untuk menentukan sikap tindaknya dalam menghadapi situasi dan kondisi tertentu berdasarkan penilaiannya (Lihat PP. No. 58 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas PP No. 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab UndangUndang Hukum Pidana (Pasal 2A)) sendiri sesuai dengan kewenangan dan tanggungjawabnya. Diskresi berkembang mulanya dari disiplin Ilmu Hukum Administrasi Negara yang dikenal dengan istilah Freises Ermessen, kemudian berkembang dan diterapkan di kalangan aparat penegak hukum misalnya Hakim, Jaksa, dan Polri. 2. Diskresi aparat Polri berkaitan dengan penerapannya dalam menghadapi situasi dan kondisi tertentu secara cepat dan seketika, yang lazimnya dikenal dalam redaksi “melakukan tindakan lain” seperti diatur dalam Hukum Kepolisian Negara Republik Indonesia menurut Undangundang No. 2 Tahun 2002, yang menempatkan Polri sebagai aparat penegak hukum yang secara langsung dan pertama kali berhubungan dengan kegiatan penegakan hukum dibandingkan dari aparat- aparat penegak hukum lainnya. Polri secara langsung dan pertama kali berhadapan dengan para pelanggar hukum melalui proses penyidikan maupun penyelidikan, sehingga aparat penegak hukum yang paling sering bersentuhan langsung dengan masyarakat dan terkena getah (pihak yang disalahkan) adalah kepolisian. Kekuatan Hukum Kepolisian Negara Republik Indonesia menurut Undangundang No. 2 Tahun 2002, yang menempatkan Polri sebagai aparat penegak hukum yang secara langsung dan pertama kali berhubungan dengan kegiatan penegakan hukum dibandingkan dari aparat- aparat penegak hukum lainnya. Kelemahan Perlu kiranya dicantumkan dan dirumuskan diskresi secara tegas dan jelas sehingga tidak menimbulkan multitafsir pada penerapannya. Kecenderungan Ebuse of power. Untuk itu perlu ditetapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) Diskresi aparat Polri.