Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KONSEP DASAR

DAN
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERPADU
MODUL 1

DISUSUN OLEH:

MEILIA YUDIANTI (858777477)


MUHAMMAD SAFIKI (858777003)
NILA KHOIRIYAH (858777065)
NUR AENI (858777105)
WIWID WIDIASTUTIK (858777112)
YOHANA KARTIKA DEVI (858776848)

Nama Tutor : Nila Runtika Sari, M.Pd


Mata Kuliah : Pembelajaran Terpadu di SD

PROGRAM S1 PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, taufik, dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “KONSEP DASAR DAN MODEL-MODEL
PEMBELAJARAN TERPADU”.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Kediri, 24 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. LATAR BELAKANG MASALAH..........................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................2
C. TUJUAN PENULISAN............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN TERPADU......................................3
B. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN TERPADU...............................4
C. LANDASAN PEMBELAJARAN TERPADU.........................................5
D. PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN TERPADU................................7
E. MANFAAT PEMBELAJARAN TERPADU...........................................8
F. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERPADU.....................................9
BAB III PENUTUP..............................................................................................14
A. KESIMPULAN.......................................................................................14
B. SARAN...................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Sebelum memasuki bangku sekolah, anak terbiasa mempelajari
segala peristiwa yang terjadi disekitarnya atau yang dialami sebagai suatu
kesatuan yang utuh. Akan tetapi, ketika memasuki bangku sekolah dasar,
mereka disuguhi berbagai ilmu dan mata pelajaran yang terpisah satu sama
lain sehingga mereka terkadang mengalami kesulitan untuk memahami
fenomena yang terjadi di lingkungan masyarakat dan alam sekitarnya.
Kesulitan dalam pembelajaran yang memisahkan penyajian mata
pelajaran, karena hanya akan memberikan pengalaman belajar yang
bersifat artifal atau pengalaman belajar yang dibuat-buat. Sedangkan,
pengalaman belajar yang menunjukan kaitan unsur-unsur konseptual baik
di dalam maupun antar mata pelajaran akan memberi peluang bagi
terjadinya pembelajaran yang efektif dan lebih bermakna (meaningful
learning).
Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan yang berorientasi
pada praktek pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak. Dengan
pembelajaran terpadu diharapkan siswa memiliki kemampuan untuk
mengidentifikasi, mengumpulkan, menilai, dan menggunakan informasi
yang ada disekitarnya secara lebih bermakna.

1
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini yaitu:

1. Apakah yang dimaksud dengan pembelajaran terpadu?


2. Bagaimana karakteristik pembelajaran terpadu?
3. Apa landasan yang mendasari lahirnya pembelajaran terpadu?
4. Apa fungsi dan prinsip pembelajaran terpadu?
5. Apa manfaat yang terdapat dalam pembelajaran terpadu?

C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
adalah:

1. Untuk mendeskripsikan pengertian pembelajaran terpadu.


2. Untuk mendefenisikan karakteristik dari pembelajaran terpadu.
3. Untuk mengetahui landasan yang mendasari lahirnya pembelajaran
terpadu.
4. Mengetahui fungsi dan prinsip pembelajaran terpadu.
5. Mengetahui manfaat pembelajaran terpadu.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN TERPADU
Terdapat dua istilah secara teoritis yang memiliki hubungan saling terkait
dan ketergantungan, yaitu integrated curriculum (kurikulum terpadu) dan
integrated learning (pembelajaran terpadu). Kurikulum terpadu adalah kurikulum
yang menggabungkan sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan isi, keterampilan
dan sikap (Wolfinger, 1994:133). Rasional pemaduan itu antara lain disebabkan
oleh beberapa hal berikut:

1. Kebanyakan masalah dan pengalaman (termasuk pengalaman belajar)


bersifat interdisipliner, sehingga untuk memahami, mempelajari dan
memecahkan diperlukan multi-skill.
2. Adanya tuntunan interaksi kolaboratif yang tinggi dalam memecahkan
masalah.
3. Memudahkan anak membuat hubungan antarskemata dan transfer
pemahaman antarkonteks.
4. Demi efisiensi.
5. Adanya tuntunan keterlibatan anak yang tinggi dalam proses
pembelajaran.

Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat diartikan sebagai


pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk
memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.

Fokus perhatian pembelajaran terpadu terletak pada proses yang ditentukan siswa
saat berusaha memahami isi pembelajran sesuai dengan bentuk-bentuk
keterampilan yang harus dikembangkannya (Aminuddin, 1994). Berdasarkan hal
tersebut, maka pengertian pembelajaran terpadu dapat dilihat sebagai:

1. Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai mata


pelajaran yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling serta dalm rentang
kemampuan dan perkembangan anak.

3
2. Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak
secara serempak (simultan).
3. Merakit dan menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa mata
pelajaran yang berbeda, dengan harapan siswa akan belajar dengan lebih
baik dan bermakna.

Menurut teori Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran itu haruslah


bermakna dan menekankan juga pentingnya program pembelajaran yang
berorientasi pada kebutuhan perkembangan anak. Pembelajaran terpadu ini lebih
menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning
by doing).

B. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN TERPADU


Karakteristik yang terdapat pada pembelajaran terpadu, antara lain:
1. Pembelajaran terpadu berpusat pada siswa (student centered). Peran guru
lebih banyak sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan kepada siswa
untuk melakukan aktivitas belajar.
2. Pembelajaran terpadu dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa
(direct exsperiences).
3. Dalam pembelajaran terpadu pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak
begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema
yang paling dekat dengan kehidupan siswa.
4. Pembelajaran terpadu menyajikan konsep-konsep dari berbagai mta
pelajaran dalam suatu proses pembelajaran.
5. Pembelajaran terpadu bersifat luwes (fleksibel), sebab guru dapat mengaitkan
bahan ajar suatu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai minat dan kebutuhan siswa.

Kelebihan pembelajaran terpadu adalah:


1. Pengalam dan kegiatan belajar akan selalu bersifat relevan dengan tingkat
perkembangan siswa.
2. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu
sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.

4
3. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi siswa sehingga hasil belajar
akan dapat bertahan lebih lama.
4. Pembelajaran terpadu dapat menumbuh kembangkan keterampilan berpikir
siswa.
5. Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan
yang sering ditemui siswa dengan lingkungannya.
6. Menumbuh kembangkan keterampilan sosial siswa seperti kerja sama,
toleransi, komunikasi, dan respek terhaap gagasan orang lain.

Kendala atau kekurangan pembelajaran terpadu adalah:


1. Kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa dalam kurikulum sekolah
dasar tahun 2004 masih terpisah-pisah ke dalam mata pelajaran yang ada.
2. Dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu dibutuhkan sarana dan prasarana
belajar yang memadai untuk mencapai kompetensi dasar secara optimal.
3. Belum semua guru sekolah dasar memahami konsep pembelajaran terpadu ini
secara utuh, bahkan ada kecendrungan yang menjadi kendala utama dalam
pelaksanaan yaitu sifat konservatif guru.
C. LANDASAN PEMBELAJARAN TERPADU
Landasan-landasan dalam pembelajaran terpadu disekolah dasar, meliputi:
1.      Landasan Filosofis
Pentingnya aspek filsafat dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu, bahkan
landasan filsafat ini menjadi landasan utama yang melandasi aspek-aspek lainnya.
Secara filosofis, terdapat tiga aliran yang sangat mempengaruhi pembelajaran
terpadu, yaitu:
a.  Aliran Progresivisme, beranggapan bahwa proses pembelajaran pada umumnya
perlu sekali ditekankan pada: (a) pembentukan kreativitas, (b) pemberian
sejumlah kegiatan, (c) suasana yang alamiah (natural), dan (d) memperhatikan
pengalaman siswa. Dengan kata lain proses pembelajaran itu bersifat mekanistis
(Ellis,1993).
b.    Aliran Kontruktivisme, melihat pengalaman langsung siwa (direct exsperiences)
sebagai kunci dalam pembelajaran.

5
c.  Aliran Humanisme, melihat dari segi: (a) keunikannya/kekhasannya, (b)
potensinya, dan (c) motivasi yang dimilikinya.
3.Landasan Psikologis
Terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan
psikologi/teori belajar. Pandangan-pandangan psikologis yang melandasi
pembelajaran terpadu, antara lain:
a.      Pada dasarnya masing-masing siswa membangun realitasnya sendiri.
b.      Pikiran seseorang pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk mencari pola dan
hubungan antara gagasan-gagasan yang ada.
c.       Pada dasarnya siswa adalah seorang individu dengan berbagai kemampuan yang
dimilikinya dan mempunyai kesempatan untuk berkembang.
d.      Keseluruhan perkembangan anak adalah terpadu dan anak melihat dirinya dan
sekitarnya secara utuh (holistik).
3.      Landasan Praktis
Berkaitan dengan kondisi-kondisi nyata yang pada umumnya terjadi dalam
proses pembelajaran saat ini, sehingga harus mendapat perhatian dalam
pelaksanaan pembelajaran terpadu. Landasan praktis yang melandasi
pembelajaran terpadu diantaranya adalah:
a.       Perkembangan ilmu pengetahuan begitu cepat sehingga terlalu banyak informasi
yang harus dimuat dalam kurikulum.
b.      Hampir semua pelajaran di sekolah diberikan secara terpisah satu sama lain,
padahal seharusnya saling terkait.
c.       Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sekarang ini cenderung bersifat
lintas mata pelajaran (interdisipliner) sehingga diperlukan usaha kolaboratif antara
berbagai mata pelajaran untuk memecahkannya.
d.      Kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktik dapat dipersempit dengan
pembelajaran yang dirancang secara terpadu sehingga siswa akan mampuberpikir
teoritis dan pada saat yang sama mampu berpikir praktis.
4.      Landasan IPTEK
Diperlukan dalam pengembangan pembelajaran terpadu sebagai upaya
menyelaraskan materi pembelajaran terpadu dengan perkembangan dan kemajuan
yang terjadi dalam dunia IPTEK. Baik secara langsung maupun tidak langsung.

6
D. PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN TERPADU
Dalamproses penggaliantema-temaperludiperhatikanprinsip-
prinsipsebagaiberikut:
1. Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk
memadukan matapelajaran.
2. Tema harus bermakna, maksudnya tema yang dipilih untuk dikaji harus
memberikan bekal bagisiswa untuk belajar selanjutnya.
3. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa

4. Tema yang dikembangkan harus mampu menunjukkan sebagian besar minat


siswa.

5. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik


yang terjadi didalam rentang waktu belajar.

6. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta


harapan masyarakat.

Dalam proses pelaksanaan pembelajaran terpadu, prinsip yang harus


diperhatikan yaitu:

1. Guru hendaknya tidak bersikap otoriter atau menjadi single actor yang
mendominasi aktivitas dalam proses pembelajaran.
2. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap
tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok.
3. Guru perlu bersikap okomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali
tidak terpikirkan dalam perencanaan pembelajaran.

Dalam proses penilaian pembelajaran terpadu, prinsip yang harus


diperhatikan antara lain:

1. Memberi kesempatan siswa untuk melakukan penilaian diri (self evaluation)


disamping bentuk penilaian lainnya.
2. Guru perlu mengajak para siswa untuk menilai perolehan belajar yang telah
dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan atau kompetensi
yang telah disepakati.

7
E. MANFAAT PEMBELAJARAN TERPADU

Beberapa manfaat yang dapat dipetik dengan pelaksanaan pembelajaran terpadu,


antara lain:
1. Dengan menggabungkan berbagai mata pelajaran akan terjadi
penghematan karena tumpang-tindih materi dapat dikurangi bahkan
dihilangkan;
2. Siswa dapat melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab materi
pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat.
3. Meningkatkan taraf kecakapan berpikir siswa.
4. Kemungkinan pembelajaran yang terpotong-potong sedikit sekali terjadi.
5. Memberikan penerapan-penerapan dunia nyata.
6. Pemaduan pembelajaran antarmata pelajaran diharapkan penguasaan materi
pembelajaran akan semakin baik dan meningkat
7. Pengalaman belajar antarmata pelajaran sangat positif untuk membentuk
pendekatan menyeluruh pembelajaran terhadap pengembangan ilmu
pengetahuan.
8. Motivasi belajar dapat diperbaiki dan ditingkatkan dalam
pembelajaranantarmata pelajaran.
9. Membantu menciptakan struktur kognitif atau pengetahuan awal siswa.
10. Terjadi kerja sama yang lebih meningkat antara para guru, para siswa, guru-
siswa dan siswa-orang/narasumber lain; belajar menjadi lebih menyenangkan;
belajar dalam situasi yang lebih nyata dan dalam konteks yang lebih
bermakna.

8
F. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERPADU
1.      Berbagai model pembelajaran terpadu
Menurut Robin Forgarty (1991), dilihat dari cara memadukan konsep,
keterampilan, topik unit dan tematisnya terdapat sepuluh cara atau model
pembelajaran terpadu, yaitu:
1.      Model Penggalan (Fragmented)
Ciri pemanduan yang hanya terbatas pada satu mata pelajaran. Model ini
mempunyai kelebihan yaitu siswa mampu menguasai secara penuh satu
kemampuan tertentu untuk tiap mata pelajaran, ia ahli dan terampil dalam bidang
tertentu. Keterpaduan pada model fragmented terjadi jika siswa telah
menyelesaikan seluruh runtutan atau materi pelajaran yang pada akhirnya seluruh
satuan-satuan konsep itu mencapai keutuhan, baik, konsep, pemahaman satu
kajian, keterampilan dan nilai.
2.      Model Keterhubungan (Connected)
Butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu.
Kelebihan dari model connected adalah adanya hubungan antar ide-ide dalam satu
mata pelajaran, anak akan memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari
konsep yang dijelaskan dan siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman,
tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.
3.      Model Sarang (Nested)
Pemaduan berbagai bentuk penguasaankonsep keterampilan melalui sebuah
kegiatan pembelajaran. Kelebihan model ini yaitu guru dapat memadukan
beberapa keterampilan sekaligus dalam pembelajaran satu mata pelajaran,
memberikan perhatian pada berbagai bidang penting dalam satu saat sehingga
tidak memerlukan penambahan waktu dan guru dapat memadukan kurikulum
secara luas.
4.      Model Urutan/Rangkaian (Sequenced)
Pemanduan topik-topik antar mata pelajaran yang berbeda secara paralel.
Kelebihannya yaitu dengan menyusun kembali urutan topik, bagian dari unit, guru
dapat mengutamakan prioritas kurikulum daripada hanya mengikuti urutan yang
dibuat penulis dalam buku teks, membantu siswa memahami isi pembelajaran
dengan lebih kuat dan bermakna.

9
5.      Model Bagian (Shared)
Bentuk pemaduan pembelajaran akibat adanya overlapping konsep atau ide pada
dua mata pelajaran atau lebih. Kelebihannya yaitu lebih mudah dalam
menggunakannya sebagai langkah awal maju penuh menuju model terpadu yang
mencakup empat disiplin ilmu, dengan menggabungkan disiplin ilmu serupa yang
saling tumpang tindih akan memungkinkan mempelajari konsep yang lebih dalam.
6.      Model Jaring Laba-laba (Webbed)
Tema dapat mengikat kegiatan belajar baik dalam mata pelajaran tertentu maupun
lintas mata pelajaran. Kelebihan pendekatan jaring laba-laba dalam
mengintegrasikan kurikulum adalah faktor motivasi sebagai bentuk seleksi tema
yang menarik perhatian paling besar, faktor motivasi siswa juga dapat
berkembang karena adanya pemilihan tema yang didasarkan pada minat siswa.
7.      Model Galur (Threaded)
Model pemanduan bentuk keterampilan. Kelebihan model ini antara lain: konsep
berputar berputar sekitar metakurikulum yang menekankan pada perilaku
metakognitif, materi untuk tiap mata pelajaran yang tetap murni, dan siswa dapat
belajar bagaimana seharusnya belajar di masa yang akan datang sesuai dengan
laju perkembangan era globalisasi.
8.      Model Keterpaduan (Integrated)
Pemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran yang berbeda, tetapi esensinya sama
dalam sebuah topik tertentu. Kelebihan dari model ini yaitu siswa saling
mengaitkan, saling menghubungkan diantara macam-macam bagian dari mata
pelajaran. Keterpaduan secara sukses diimplementasikan, pendekatan belajar yang
lingkungan belajar yang ideal untuk hari terpadu (integrated day) secara eksternal.
9.      Model Celupan (Immersed)
Membantu siswa dalam menyaring dan memadukan berbagai pengalaman dan
pengetahuan yang dihubungkan dengan medan pemakainya. Kelebihan dari model
ini adalah setiap siswa mempunyai ketertarikan mata pelajaran yang berbeda
maka secara tidak langsung siswa yang lain akan belajar dengan siswa lainnya.
Mereka terpacu untuk dapat menghubungkan mata pelajaran yang satu dengan
yang lainnya.

10
10.  Model Jaringan (Networked)
Model pemaduan pembelajaran yang mengandaikan kemungkinan pengubahan
konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntunan bentuk keterampilan baru
setelah siswa mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi maupun konteks
yang berbeda-beda. Kelebihan dari model ini adalah siswa memperluas wawasan
pengetahuan pada satu atau dua mata pelajaran secara dalam dan sempit
sasarannya.

2.      Model Pembelajaran Terpadi di Sekolah Dasar


Dari model-model pembelajaran yang dikemukakan oleh Robin Fogarty dan
Jacobs tidak semuanya tepat diterapkan di Sekolah Dasar di Indonesia. Menurut
hasil pengkajian Tim Pengembang PGSD (1997), terdapat tiga model
pembelajaran terpadu yang paling cocok atau tepat untuk diterapkan di Sekolah
Dasar di Indonesia, yaitu:
1.      Model Jaring Laba-laba (Webbed)
Model jaring laba-laba (Webbed) adalah model pembelajaran terpadu yang
menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini dimulai dengan menentukan tema,
yang kemudian dikembangkan menjadi subtema dengan memperhatikan keterkaitan
tema tersebut dengan mata pelajaran yang terkait. Dari subtema tersebut diharapkan
aktivitas siswa dapat berkembang dengan sendirinya.
Kekuatan pembelajaran terpadu model jaring laba-laba adalah sebagai berikut:
a. Adanya faktor motivasional yang dihasilkan dari menyeleksi tema yang sangat
diminati.
b. Model jaring laba-laba relatif lebih mudah dilakukan oleh guru yang
belum berpengalaman.
c. Model ini mempermudah perencanaan kerja tim untuk mengembangkan tema ke
dalam semua bidang isi pelajaran.
d.  Memberi kemudahan bagi siswa dalam melihat kegiatan-kegiatan yang saling
terikat.
Kelemahan pembelajaran terpadu model jaring laba-laba sebagai berikut:
a. Langkah yang sulit dalam pembelajaran terpadu model jaring laba-laba
adalah menyeleksi tema.

11
b. Adanya kecenderungan merumuskan suatu tema yang dangkal sehingga hal ini
hanya berguna secara artifisial di dalam perencanaan kurikulum.
c. Guru dapat menjaga misi kurikulum.Dalam pembelajaran guru lebih fokus pada
kegiatan daripada pengembangan konsep.
2.      Model Keterhubungan (Connected)
Model keterhubungan adalah keterkaitan dalam seluruh bidang, keterkaitan
antar topik, keterkaitan antar konsep, keterkaitan antar keterampilan, mengaitkan
tugas pada hari ini dengan selanjutnya bahkan ide-ide yang dipelajari dalam satu
semester dengan ide-ide yang akan dipelajari pada semester berikutnya di dalam
satu bidang studi.

Kekuatan pembelajaran terpadu model keterhubungan adalah:


a. Dengan mengaitkan ide-ide dalam satu mata pelajaran, siswa memiliki keuntungan
gambaran yang besar seperti halnya suatu mata pelajaran yang terfokus pada satu
aspek.
b. Konsep-konsep kunci dikembangkan siswa secara terus-menerus sehingga
terjadi internalisasi.
c. Mengaitkan ide-ide dalam suatu mata pelajaran memungkinkan siswa mengkaji,
mengkonseptualisasi, memperbaiki, dan mengasimilasi ide secara berangsur-
angsur dan memudahkan transfer atau pemindahan ide- ide tersebut dalam
memecahkan masalah.
Kelemahan model pembelajaran keterhubungan adalah:
a. Berbagai mata pelajaran di dalam model ini tetap terpisah dan nampak tidak
terkait, walaupun hubungan dibuat secara eksplisit antara mata pelajaran
(interdisiplin).
b. Guru tidak didorong untuk bekerja secara bersama-sama sehingga isi pelajaran
tetap terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep dan ide-ide antara mata
pelajaran.
c. Usaha-usaha yang terkonsentrasi untuk mengintregrasikan ide-ide dalam
suatu mata pelajaran dapat mengabaikan kesempatan untuk mengembangkan
hubungan yang lebih global dengan mata pelajaran lain.

12
3.      Model Keterpaduan (Integrated)
Menggunakan pendekatan antar mata pelajaran. Model ini diusahakan dengan
cara menggabungkan mata pelajaran dengan cara menetapkan prioritas kurikuler
dan menentukan keterampilan, konsep, dan sikap yang saling tumpang tindih di
dalam beberapa mata pelajaran.
Kekuatan model integrated:
1)    Memudahkan siswa untuk mengarahkan keterkaitan dan keterhubungan di antara
berbagai mata pelajaran.
2)  Memungkinkan pemahaman antar mata pelajaran dan memberikan penghargaan
terhadap pengetahuan dan keahlian.
3)     Mampu membangun motivasi.
Kelemahan model keterpaduan antara lain:
1)      Model yang sangat sulit diterapkan secara penuh.
2)    Menghendaki guru yang terampil, percaya diri dan menguasai konsep, sikap dan
keterampilan yang sangat di prioritaskan.
3)      Menghendaki tim antar mata pelajaran yang terkadang sulit dilakukan, baik
dalam perencanaan maupun pelaksanaan.

13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa ciri yaitu:
berpusat pada anak (student centered), proses pembelajaran mengutamakan
pemberian pengalaman langsung, serta pemisah antar bidang studi tidak terlihat
jelas. Disamping itu pembelajaran terpadu menyajikan konsep dari berbagai
bidang studi dalam satu proses pembelajaran.
Jadi, pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang
memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari,
menggali dan mengemukakan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik,
bermakna, dan otentik.
Kurikulum terpadu merupakan undang-undang/peraturan yang telah
ditetapkan sedangkan pembelajaran terpadu merupakan pelaksanaan pembelajaran
yang dapat dilakukan atau dilaksanakan sesuai situasi dan kondisi.
Terdapat sepuluh model pembelajaran terpadu yang telah dikemukakan
oleh Robin Forgarty dan Jacobs, akan tetapi hanya ada tiga model pembelajaran
yang dapat diterapkan di Sekolah Dasar di Indonesia yaitu: Model Jaring Laba-
laba (Webbed), Model Keterhubungan (Connected), dan Model Keterpaduan
(Intergrated).
Setiap model pembelajaran memiliki diri khusus masing-masing yang
pelaksanaannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi, sebagai pendidik
sebaiknya memiliki kemampuan dalam menentukan pembelajaran yang sesuai dan
dapat dipahami oleh peserta didik.

B. SARAN
Masalah pembelajaran yang dihadapi para pendidik saat ini semakin
kompleks. Untuk itu para pendidik khususnya guru di SD diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam menciptakan dan
mengembangkan model-model pembelajaran, agar dapat menunjang terciptanya
proses belajar mengajar di kelas yang lebih bermakna dan menyenangkan bagi
peserta didik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Modul PDGK 4205 – Pembelajaran Terpadu di SD, Universitas Terbuka.


Bretz. (1971). The Selection of Appropriate Communication Media for
Instruction: A Guide for Designers of Air force Tecnical Programs.California:
Santa Monica,Rand.

http://terdidik.com/2009/10/26/arti-fungsi-media-pendidikan.html

http://www.slideshare.net/suediahmad/pemanfaatan-media-pembelajaran.html

Fardiaz, D. & Gardjito. (1988). Mefia Trandparansi ( Makalah dipresentasikan


pada workshop Produksi Media di IPB Bogor,11 - 16 juli 1988 )

U of M/ 3M Study,Teaching With Overhead Projaction.

Schramm,w. (1977). Big Media Little Mefia.London: Sage Publication.

Kemp & Daytone. (1985). Planing &Producing Instructional Mefia. New York :
Harper & Row Publishers.

Marisa. (2014). Komputer dan Media Pembelajaran. Tangerang Selatan : Penerbit


Universitas Terbuka

15

Anda mungkin juga menyukai