Dosen Pengampu:
Endang Wahyu A, S .SOS,M. PD
Halaman
Halaman Judul..................................................................................................
Kata pengantar...................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
3.1 Kesimpulan................................................................................................12
3.2 Saran..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………13
BAB I
PENDAHULUAN
Sebelum memasuki bangku sekolah, anak terbiasa mempelajari segala peristiwa yang
terjadi disekitarnya atau yang dialami sebagai suatu kesatuan yang utuh (holistik). Akan
tetapi, ketika memasuki bangku sekolah dasar, mereka disuguhi berbagai ilmu dan mata
pelajaran yang terpisah satu sama lain sehingga mereka terkadang mengalami kesulitan untuk
memahami fenomena yang terjadi di lingkungan masyarakat dan alam sekitarnya.
Kesulitan dalam pembelajaran yang memisahkan penyajian mata pelajaran, karena hanya
akan memberikan pengalaman belajar yang bersifat artifal atau pengalaman belajar yang
dibuat-buat. Sedangkan, pengalaman belajar yang menunjukan kaitan unsur-unsur konseptual
baik di dalam maupun antar mata pelajaran akan memberi peluang bagi terjadinya
pembelajaran yang efektif dan lebih bermakna (meaningful learning).
Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan yang berorientasi pada praktek pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan anak. Dengan pembelajaran terpadu diharapkan siswa
memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menilai, dan menggunakan
informasi yang ada disekitarnya secara lebih bermakna.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan pembelajaran terpadu?
2. Bagaimana karakteristik pembelajaran terpadu?
3. Apa landasan yang mendasari lahirnya pembelajaran terpadu?
4. Apa fungsi dan prinsip pembelajaran terpadu?
5. Apa manfaat yang terdapat dalam pembelajaran terpadu?
6. Apa sajakah beragam model pembelajaran terpadu?
1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah:
1. Untuk mendeskripsikan pengertian pembelajaran terpadu.
2. Untuk mendefenisikan karakteristik dari pembelajaran terpadu.
3. Untuk mengetahui landasan yang mendasari lahirnya pembelajaran terpadu.
4. Mengetahui fungsi dan prinsip pembelajaran terpadu.
5. Mengetahui manfaat pembelajaran terpadu.
6. Mengetahui beragam model pembelajaran terpadu.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Landasan Filosofis
Pentingnya aspek filsafat dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu, bahkan landasan
filsafat ini menjadi landasan utama yang melandasi aspek-aspek lainnya. Secara filosofis,
terdapat tiga aliran yang sangat mempengaruhi pembelajaran terpadu, yaitu:
a. Aliran Progresivisme, beranggapan bahwa proses pembelajaran pada umumnya perlu
sekali ditekankan pada: (a) pembentukan kreativitas, (b) pemberian sejumlah
kegiatan, (c) suasana yang alamiah (natural), dan (d) memperhatikan pengalaman
siswa. Dengan kata lain proses pembelajaran itu bersifat mekanistis (Ellis,1993).
b. Aliran Kontruktivisme, melihat pengalaman langsung siwa (direct
exsperiences) sebagai kunci dalam pembelajaran.
c. Aliran Humanisme, melihat dari segi: (a) keunikannya/kekhasannya, (b) potensinya,
dan (c) motivasi yang dimilikinya.
2. Landasan Psikologis
Terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi/teori belajar.
Pandangan-pandangan psikologis yang melandasi pembelajaran terpadu, antara lain:
a. Pada dasarnya masing-masing siswa membangun realitasnya sendiri.
b. Pikiran seseorang pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk mencari pola dan
hubungan antara gagasan-gagasan yang ada.
c. Pada dasarnya siswa adalah seorang individu dengan berbagai kemampuan yang
dimilikinya dan mempunyai kesempatan untuk berkembang.
d. Keseluruhan perkembangan anak adalah terpadu dan anak melihat dirinya dan
sekitarnya secara utuh (holistik).
3. Landasan Praktis
Berkaitan dengan kondisi-kondisi nyata yang pada umumnya terjadi dalam proses
pembelajaran saat ini, sehingga harus mendapat perhatian dalam pelaksanaan pembelajaran
terpadu. Landasan praktis yang melandasi pembelajaran terpadu diantaranya adalah:
a. Perkembangan ilmu pengetahuan begitu cepat sehingga terlalu banyak informasi yang
harus dimuat dalam kurikulum.
b. Hampir semua pelajaran di sekolah diberikan secara terpisah satu sama lain, padahal
seharusnya saling terkait.
c. Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sekarang ini cenderung bersifat lintas
mata pelajaran (interdisipliner) sehingga diperlukan usaha kolaboratif antara berbagai
mata pelajaran untuk memecahkannya.
d. Kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktik dapat dipersempit dengan
pembelajaran yang dirancang secara terpadu sehingga siswa akan mampuberpikir
teoritis dan pada saat yang sama mampu berpikir praktis.
4. Landasan IPTEK
Diperlukan dalam pengembangan pembelajaran terpadu sebagai upaya menyelaraskan
materi pembelajaran terpadu dengan perkembangan dan kemajuan yang terjadi dalam dunia
IPTEK. Baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam proses pelaksanaan pembelajaran terpadu, prinsip yang harus diperhatikan yaitu:
1. Guru hendaknya tidak bersikap otoriter atau menjadi single actor yang mendominasi
aktivitas dalam proses pembelajaran.
2. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas
yang menuntut adanya kerja sama kelompok.
3. Guru perlu bersikap okomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak
terpikirkan dalam perencanaan pembelajaran.
Dalam proses penilaian pembelajaran terpadu, prinsip yang harus diperhatikan antara lain:
Beberapa manfaat yang dapat dipetik dengan pelaksanaan pembelajaran terpadu, antara lain:
antarmata pelajaran
9. Membantu menciptakan struktur kognitif atau pengetahuan awal siswa.
10. Terjadi kerja sama yang lebih meningkat antara para guru, para siswa, guru-siswa dan siswa-
orang/narasumber lain; belajar menjadi lebih menyenangkan; belajar dalam situasi yang lebih
nyata dan dalam konteks yang lebih bermakna.
Menurut Robin Forgarty (1991), dilihat dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik
unit dan tematisnya terdapat sepuluh cara atau model pembelajaran terpadu, yaitu:
Ciri pemanduan yang hanya terbatas pada satu mata pelajaran. Model ini mempunyai
kelebihan yaitu siswa mampu menguasai secara penuh satu kemampuan tertentu untuk tiap
mata pelajaran, ia ahli dan terampil dalam bidang tertentu. Keterpaduan pada model
fragmented terjadi jika siswa telah menyelesaikan seluruh runtutan atau materi pelajaran yang
pada akhirnya seluruh satuan-satuan konsep itu mencapai keutuhan, baik, konsep,
pemahaman satu kajian, keterampilan dan nilai.
2.Model Keterhubungan (Connected)
Pemanduan topik-topik antar mata pelajaran yang berbeda secara paralel. Kelebihannya
yaitu dengan menyusun kembali urutan topik, bagian dari unit, guru dapat mengutamakan
prioritas kurikulum daripada hanya mengikuti urutan yang dibuat penulis dalam buku teks,
membantu siswa memahami isi pembelajaran dengan lebih kuat dan bermakna.
Bentuk pemaduan pembelajaran akibat adanya overlapping konsep atau ide pada dua mata
pelajaran atau lebih. Kelebihannya yaitu lebih mudah dalam menggunakannya sebagai
langkah awal maju penuh menuju model terpadu yang mencakup empat disiplin ilmu, dengan
menggabungkan disiplin ilmu serupa yang saling tumpang tindih akan memungkinkan
mempelajari konsep yang lebih dalam.
Tema dapat mengikat kegiatan belajar baik dalam mata pelajaran tertentu maupun lintas
mata pelajaran. Kelebihan pendekatan jaring laba-laba dalam mengintegrasikan kurikulum
adalah faktor motivasi sebagai bentuk seleksi tema yang menarik perhatian paling besar,
faktor motivasi siswa juga dapat berkembang karena adanya pemilihan tema yang didasarkan
pada minat siswa.
Pemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran yang berbeda, tetapi esensinya sama dalam
sebuah topik tertentu. Kelebihan dari model ini yaitu siswa saling mengaitkan, saling
menghubungkan diantara macam-macam bagian dari mata pelajaran. Keterpaduan secara
sukses diimplementasikan, pendekatan belajar yang lingkungan belajar yang ideal untuk hari
terpadu (integrated day) secara eksternal.
a. Adanya faktor motivasional yang dihasilkan dari menyeleksi tema yang sangat diminati.
b. Model jaring laba-laba relatif lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum
berpengalaman.
c. Model ini mempermudah perencanaan kerja tim untuk mengembangkan tema ke dalam
semua bidang isi pelajaran.
d. Memberi kemudahan bagi siswa dalam melihat kegiatan-kegiatan yang saling terikat.
Kekuatan model integrated:
1. Memudahkan siswa untuk mengarahkan keterkaitan dan keterhubungan di antara
berbagai mata pelajaran.
2. Memungkinkan pemahaman antar mata pelajaran dan memberikan penghargaan
terhadap pengetahuan dan keahlian.
3. Mampu membangun motivasi.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa ciri yaitu: berpusat pada
anak (student centered), proses pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman
langsung, serta pemisah antar bidang studi tidak terlihat jelas. Disamping itu pembelajaran
terpadu menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam satu proses pembelajaran.
Terdapat sepuluh model pembelajaran terpadu yang telah dikemukakan oleh Robin Forgarty
dan Jacobs, akan tetapi hanya ada tiga model pembelajaran yang dapat diterapkan di Sekolah
Dasar di Indonesia yaitu: Model Jaring Laba-laba (Webbed), Model Keterhubungan
(Connected), dan Model Keterpaduan (Intergrated).
B. SARAN
Masalah pembelajaran yang dihadapi para pendidik saat ini semakin kompleks. Untuk itu
para pendidik khususnya guru di SD diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya dalam menciptakan dan mengembangkan model-model pembelajaran, agar
dapat menunjang terciptanya proses belajar mengajar di kelas yang lebih bermakna dan
menyenangkan bagi peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA