DAN
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERPADU
MODUL 1
DISUSUN OLEH
1.
2.
3.
4.
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Sebelum memasuki bangku sekolah, anak terbiasa mempelajari segala peristiwa yang terjadi disekitarnya atau
yang dialami sebagai suatu kesatuan yang utuh (holistik). Akan tetapi, ketika memasuki bangku sekolah dasar,
mereka disuguhi berbagai ilmu dan mata pelajaran yang terpisah satu sama lain sehingga mereka terkadang
mengalami kesulitan untuk memahami fenomena yang terjadi di lingkungan masyarakat dan alam sekitarnya.
Kesulitan dalam pembelajaran yang memisahkan penyajian mata pelajaran, karena hanya akan memberikan
pengalaman belajar yang bersifat artifal atau pengalaman belajar yang dibuat-buat. Sedangkan, pengalaman
belajar yang menunjukan kaitan unsur-unsur konseptual baik di dalam maupun antar mata pelajaran akan
memberi peluang bagi terjadinya pembelajaran yang efektif dan lebih bermakna (meaningful learning).
Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan yang berorientasi pada praktek pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan anak. Dengan pembelajaran terpadu diharapkan siswa memiliki kemampuan untuk
mengidentifikasi, mengumpulkan, menilai, dan menggunakan informasi yang ada disekitarnya secara lebih
bermakna.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan pembelajaran terpadu?
2. Bagaimana karakteristik pembelajaran terpadu?
3. Apa landasan yang mendasari lahirnya pembelajaran terpadu?
4.Apa fungsi dan prinsip pembelajaran terpadu?
5.Apa manfaat yang terdapat dalam pembelajaran terpadu?
6.Apa sajakah beragam model pembelajaran terpadu?
C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah:
1. Untuk mendeskripsikan pengertian pembelajaran terpadu.
2. Untuk mendefenisikan karakteristik dari pembelajaran terpadu.
3. Untuk mengetahui landasan yang mendasari lahirnya pembelajaran terpadu.
4. Mengetahui fungsi dan prinsip pembelajaran terpadu.
5. Mengetahui manfaat pembelajaran terpadu.
6. Mengetahui beragam model pembelajaran terpadu.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut teori Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran itu haruslah bermakna dan menekankan juga pentingnya
program pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan perkembangan anak. Pembelajaran terpadu ini lebih
menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing).
1. Landasan Filosofis
Pentingnya aspek filsafat dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu, bahkan landasan filsafat ini menjadi landasan
utama yang melandasi aspek-aspek lainnya. Secara filosofis, terdapat tiga aliran yang sangat mempengaruhi
pembelajaran terpadu, yaitu:
a. Aliran Progresivisme, beranggapan bahwa proses pembelajaran pada umumnya perlu sekali ditekankan pada: (a)
pembentukan kreativitas, (b) pemberian sejumlah kegiatan, (c) suasana yang alamiah (natural), dan (d) memperhatikan
pengalaman siswa. Dengan kata lain proses pembelajaran itu bersifat mekanistis (Ellis,1993).
b. Aliran Kontruktivisme, melihat pengalaman langsung siwa (direct exsperiences) sebagai kunci dalam pembelajaran.
c. Aliran Humanisme, melihat dari segi: (a) keunikannya/kekhasannya, (b) potensinya, dan (c) motivasi yang dimilikinya.
2. Landasan Psikologis
Terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi/teori belajar. Pandangan-pandangan
psikologis yang melandasi pembelajaran terpadu, antara lain:
a. Pada dasarnya masing-masing siswa membangun realitasnya sendiri.
b. Pikiran seseorang pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk mencari pola dan hubungan antara gagasan-gagasan
yang ada.
c.Pada dasarnya siswa adalah seorang individu dengan berbagai kemampuan yang dimilikinya dan mempunyai
kesempatan untuk berkembang.
d. Keseluruhan perkembangan anak adalah terpadu dan anak melihat dirinya dan sekitarnya secara utuh (holistik).
3. Landasan Praktis
Berkaitan dengan kondisi-kondisi nyata yang pada umumnya terjadi dalam proses pembelajaran saat ini, sehingga
harus mendapat perhatian dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu. Landasan praktis yang melandasi pembelajaran
terpadu diantaranya adalah:
a. Perkembangan ilmu pengetahuan begitu cepat sehingga terlalu banyak informasi yang harus dimuat dalam kurikulum.
b.Hampir semua pelajaran di sekolah diberikan secara terpisah satu sama lain, padahal seharusnya saling terkait.
c. Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sekarang ini cenderung bersifat lintas mata pelajaran (interdisipliner)
sehingga diperlukan usaha kolaboratif antara berbagai mata pelajaran untuk memecahkannya.
d. Kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktik dapat dipersempit dengan pembelajaran yang dirancang secara
terpadu sehingga siswa akan mampuberpikir teoritis dan pada saat yang sama mampu berpikir praktis.
4. Landasan IPTEK
Diperlukan dalam pengembangan pembelajaran terpadu sebagai upaya menyelaraskan materi pembelajaran terpadu
dengan perkembangan dan kemajuan yang terjadi dalam dunia IPTEK. Baik secara langsung maupun tidak langsung.
D. PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN TERPADU
Dalam proses penggalian tema-tema perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk memadukan mata pelajara
n
2.Tema harus bermakna, maksudnya tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar
selanjutnya.
3.Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.
4.Tema yang dikembangkan harus mampu menunjukkan sebagian besar minat siswa.
5.Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik yang terjadi di dalam rentang waktu
belajar.
6.Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat.
7.Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
Dalam proses pelaksanaan pembelajaran terpadu, prinsip yang harus diperhatikan yaitu:
1.Guru hendaknya tidak bersikap otoriter atau menjadi single actor yang mendominasi aktivitas dalam proses
pembelajaran.
2. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama
kelompok.
3.Guru perlu bersikap okomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan
pembelajaran.
Dalam proses penilaian pembelajaran terpadu, prinsip yang harus diperhatikan antara lain:
1. Memberi kesempatan siswa untuk melakukan penilaian diri (self evaluation) disamping bentuk penilaian lainnya.
2. Guru perlu mengajak para siswa untuk menilai perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan
pencapaian tujuan atau kompetensi yang telah disepakati.
Kegitatan Belajar 2
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERPADU
1. Berbagai model pembelajaran terpadu
Menurut Robin Forgarty (1991), dilihat dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik unit dan tematisnya terdapat
sepuluh cara atau model pembelajaran terpadu, yaitu:
1. Model Penggalan (Fragmented)
Ciri pemanduan yang hanya terbatas pada satu mata pelajaran. Model ini mempunyai kelebihan yaitu siswa mampu
menguasai secara penuh satu kemampuan tertentu untuk tiap mata pelajaran, ia ahli dan terampil dalam bidang
tertentu. Keterpaduan pada model fragmented terjadi jika siswa telah menyelesaikan seluruh runtutan atau materi
pelajaran yang pada akhirnya seluruh satuan-satuan konsep itu mencapai keutuhan, baik, konsep, pemahaman satu
kajian, keterampilan dan nilai.
2. Model Keterhubungan (Connected)
Butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu. Kelebihan dari model connected
adalah adanya hubungan antar ide-ide dalam satu mata pelajaran, anak akan memperoleh gambaran yang lebih jelas
dan luas dari konsep yang dijelaskan dan siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki
dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.
3. Model Sarang (Nested)
Pemaduan berbagai bentuk penguasaankonsep keterampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran. Kelebihan model
ini yaitu guru dapat memadukan beberapa keterampilan sekaligus dalam pembelajaran satu mata pelajaran,
memberikan perhatian pada berbagai bidang penting dalam satu saat sehingga tidak memerlukan penambahan waktu
dan guru dapat memadukan kurikulum secara luas.
4.Model Urutan/Rangkaian (Sequenced)
Pemanduan topik-topik antar mata pelajaran yang berbeda secara paralel. Kelebihannya yaitu dengan menyusun
kembali urutan topik, bagian dari unit, guru dapat mengutamakan prioritas kurikulum daripada hanya mengikuti urutan
yang dibuat penulis dalam buku teks, membantu siswa memahami isi pembelajaran dengan lebih kuat dan bermakna.
5. Model Bagian (Shared)
Bentuk pemaduan pembelajaran akibat adanya overlapping konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih.
Kelebihannya yaitu lebih mudah dalam menggunakannya sebagai langkah awal maju penuh menuju model terpadu yang
mencakup empat disiplin ilmu, dengan menggabungkan disiplin ilmu serupa yang saling tumpang tindih akan
memungkinkan mempelajari konsep yang lebih dalam.
6.Model Jaring Laba-laba (Webbed)
Tema dapat mengikat kegiatan belajar baik dalam mata pelajaran tertentu maupun lintas mata pelajaran. Kelebihan
pendekatan jaring laba-laba dalam mengintegrasikan kurikulum adalah faktor motivasi sebagai bentuk seleksi tema yang
menarik perhatian paling besar, faktor motivasi siswa juga dapat berkembang karena adanya pemilihan tema yang
didasarkan pada minat siswa.
7. Model Galur (Threaded)
Model pemanduan bentuk keterampilan. Kelebihan model ini antara lain: konsep berputar berputar sekitar
metakurikulum yang menekankan pada perilaku metakognitif, materi untuk tiap mata pelajaran yang tetap murni, dan
siswa dapat belajar bagaimana seharusnya belajar di masa yang akan datang sesuai dengan laju perkembangan era
globalisasi.
8. Model Keterpaduan (Integrated)
Pemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran yang berbeda, tetapi esensinya sama dalam sebuah topik tertentu.
Kelebihan dari model ini yaitu siswa saling mengaitkan, saling menghubungkan diantara macam-macam bagian dari
mata pelajaran. Keterpaduan secara sukses diimplementasikan, pendekatan belajar yang lingkungan belajar yang ideal
untuk hari terpadu (integrated day) secara eksternal.
9. Model Celupan (Immersed)
Membantu siswa dalam menyaring dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan yang dihubungkan dengan
medan pemakainya. Kelebihan dari model ini adalah setiap siswa mempunyai ketertarikan mata pelajaran yang berbeda
maka secara tidak langsung siswa yang lain akan belajar dengan siswa lainnya. Mereka terpacu untuk dapat
menghubungkan mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya.
10. Model Jaringan (Networked)
Model pemaduan pembelajaran yang mengandaikan kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah,
maupun tuntunan bentuk keterampilan baru setelah siswa mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi maupun
konteks yang berbeda-beda. Kelebihan dari model ini adalah siswa memperluas wawasan pengetahuan pada satu atau
dua mata pelajaran secara dalam dan sempit sasarannya.
2. Model Pembelajaran Terpadi di Sekolah Dasar
Dari model-model pembelajaran yang dikemukakan oleh Robin Fogarty dan Jacobs tidak semuanya tepat diterapkan di
Sekolah Dasar di Indonesia. Menurut hasil pengkajian Tim Pengembang PGSD (1997), terdapat tiga model pembelajaran
terpadu yang paling cocok atau tepat untuk diterapkan di Sekolah Dasar di Indonesia, yaitu:
1. Model Jaring Laba-laba (Webbed)
Model jaring laba-laba (Webbed) adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik.
Pendekatan ini dimulai dengan menentukan tema, yang kemudian dikembangkan menjadi subtema dengan
memperhatikan keterkaitan tema tersebut dengan mata pelajaran yang terkait. Dari subtema tersebut diharapkan
aktivitas siswa dapat berkembang dengan sendirinya.
Kekuatan pembelajaran terpadu model jaring laba-laba adalah sebagai berikut:
a. Adanya faktor motivasional yang dihasilkan dari menyeleksi tema yang sangat diminati.
b. Model jaring laba-laba relatif lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman.
c. Model ini mempermudah perencanaan kerja tim untuk mengembangkan tema ke dalam semua bidang isi pelajaran.
d. Memberi kemudahan bagi siswa dalam melihat kegiatan-kegiatan yang saling terikat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa ciri yaitu: berpusat pada anak (student centered),
proses pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman langsung, serta pemisah antar bidang studi tidak terlihat
jelas. Disamping itu pembelajaran terpadu menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam satu proses
pembelajaran.
Jadi, pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual
maupun kelompok, aktif mencari, menggali dan mengemukakan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik,
bermakna, dan otentik.
Kurikulum terpadu merupakan undang-undang/peraturan yang telah ditetapkan sedangkan pembelajaran terpadu
merupakan pelaksanaan pembelajaran yang dapat dilakukan atau dilaksanakan sesuai situasi dan kondisi.
Terdapat sepuluh model pembelajaran terpadu yang telah dikemukakan oleh Robin Forgarty dan Jacobs, akan tetapi
hanya ada tiga model pembelajaran yang dapat diterapkan di Sekolah Dasar di Indonesia yaitu: Model Jaring Laba-laba
(Webbed), Model Keterhubungan (Connected), dan Model Keterpaduan (Intergrated).
Setiap model pembelajaran memiliki diri khusus masing-masing yang pelaksanaannya disesuaikan dengan situasi dan
kondisi, sebagai pendidik sebaiknya memiliki kemampuan dalam menentukan pembelajaran yang sesuai dan dapat
dipahami oleh peserta didik.
B. SARAN
Masalah pembelajaran yang dihadapi para pendidik saat ini semakin kompleks. Untuk itu para pendidik khususnya
guru di SD diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam menciptakan dan
mengembangkan model-model pembelajaran, agar dapat menunjang terciptanya proses belajar mengajar di kelas yang
lebih bermakna dan menyenangkan bagi peserta didik.