Anda di halaman 1dari 7

TUGAS RANGKUMAN

EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD (PDGK4301)

MODUL 2
DOSEN PENGAMPU : Nurmalia Dewi S.Pd.,M.Pd

NAMA : 1. Uswatun Hasanah (856772189)


2. Suharsono (856773657)
3. Yunika Permata Sary (856773933)
4. Yulia Wijaya (85674319)
5. Zhelin Restiana (856774365)
SEMESTER :1
KELAS :F
UPBJJ : Palembang

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH


DASAR UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
MODUL 2

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR


1. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN TES
A. Tes Objektif
KELEMAHAN
&
KEUNGGULAN UPAYA UNTUK
MEMINIMALKANNYA

1. Tepat digunakan untuk 1. Butir soal yang ditulis cenderung


mengukur proses berpikir mengukur proses berpikir rendah.
rendah sampai dengan sedang Upaya : agar soal yang ditulis dapat
(ingatan, pemahaman, mengukur tujuan pembelajaran yang
penerapan). ditetapkan penulis harus berorintasi pada
2. Semua / sebagian besar materi kisi-kisi soal.
yang telah diajarkan dapat 2. Membuat pertanyaan tes objektif yang
ditanyakan saat ujian sehingga lebih baik lebih sukar sehingga
semua/ sebagian besar tujuan membutuhkan waktu lebih lama.
pembelajaran yang ditetapkan Upaya : penulis sudah terlatih d,engan
dalam RPP dapat diukur baik dalam menulis tes objektif.
ketercapaiannya. 3. Kemampuan anak dapat terganggu oleh
3. Pemberianskor pada setiap kemampuannya dalam membaca dan
siswa dapat dilakukan dengan menerka.
cepat ,tepat, dan konsisten Upaya : menuliskan butir soal dengan
karena jawaban yang benar baik sesuai kaidah penulisan butir soal
untuk setiap butir soal sudah objektif yang telah ditentukan.
jelas dan pasti. 4. Anak tidak dapat mengorganisasian ,
4. Memungkinkan untuk menghubungkan, dan menyatakan idenya
dilakukan analisis butir soal. sendiri karena semua alternatif jawaban
5. Tingkat kesukaran soal dapat untuk setiap pertanyaan sudah diberikan
dikendalikan. oleh penulis soal.
6. Informasi yang diperoleh lebih Upaya: menggunakan tes uraian
kaya.
B. Tes Uraian
 Keunggulan :
- Tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir tinggi
- Tepatdigunakan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks yang tidak dapat diukur dengan tes
objektif
- Waktu yang digunakan untukmenulis satu set tes uraian lebih cepat dari pada waktu yang
digunakan untuk menulis satu set tes objektif
- Menulis tes uraian yang baik relative lebih mudah dari pada menulis tes objektif.
 Kelemahan:
- Terbatasnya sampel materi yang ditanyakan
- Sukar memeriksa jawaban siswa
 Pemberian skor yang kurang objektif dan kurang konsisten dapat disebabkan karena beberapa hal yaitu :
- Adanya hallo effect
- Adanya efek bawaan ( carry over effect)
- Efek urutan pemeriksaan ( order effect)
- Pengaruh penggunaan bahasa
- Pengaruh tulisan tangan
 Upaya untuk meminimalkan kelemahan :
- Upaya untuk meningkatkan jumlah sampel materi yang ditanyakan saat ujian adalah membuat tes
uraian yang dapat dijawab dengan cepat oleh siswa ( tes uraian terbatas )
- Upaya untuk mengurangi unsure subjektivitas pemeriksa adalah dengan memeriksa hasil ujian tanpa
nama.
- Upaya untuk mengatasi kesulitan dalam memeriksa hasil tes siswa adalah :
 Gunakan tes uraian terbatas
 Gunakan 2 pemeriksa untuk memeriksa setiap hasil tes siswa
 Sepakat tentang cara pemberian skor dengan pemeriksa kedua
 Lakukan uji coba pemeriksaan
- Upaya untuk mengurangi hallo effect adalah dengan menghilangkan / menutup nama peserta tes
- Upaya untuk menghindari carry over effect adalah dengan cara memeriksa jawaban soal no 1 untuk
keseluruhan siswa baru kemudian baru memeriksa soal no 2 juga untuk keseluruh siswa begitu
seterusnya sampai butir soal terakhir
- Upaya menghindari order effect adalah dengan berhenti memeriksa jika anda sudah merasa lelah
dalam memeriksa.
2. MENGEMBANGKAN TES
A. Tes Objektif
1) Tes benar salah / true false item
- Fungsi :
 Mengukur kemampuan siswa untuk mengidentifikasi kebenaran suatu pernyataan mengenai
fakta, definisi, prinsip, teori, hukum, dan sebagainya.
 Mengukur kemampuan siswa unuk membedakan antara fakta dengan pendapat atau opini.
 Mengukur hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar ingatan.
- Keunggulan : mudah dikonstruksikan, dapat mennanyakan banyak sampel materi, mudah
penskoran, tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir sederhana.
- Kelemahan : probabilitas siswa dalam menebak jawaban sangat tinggi yaitu 50%, sebagian besar
soal benar salah hanya digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa yang sederhana yaitu aspek
ingatan.
2) Tes menjodohkan / matching exercise
- Yaitu tes objektif yang ditulis dalam dua kolom. Kolom pertama adalah pokok soal/premis dan
kolom kedua adalah jawaban / respon.
- Keunggulan : mudah dibuat, mudah penskorannya, dapat menguji banyak materi yang telah
diajarkan pada siswa.
- Kelemahan : butir soal yang dibuat cenderung mengukur hasil belajar yang sederhana.
3) Tes pilihan ganda / multiple choice
- Ragam tes pilihan ganda :
a. Melengkapi pilihan ( ragam A)
Tersusun atas pokok soal dengan empat / lima alternatif jawaban.
b. Hubungan antarhal (ragam B)
Tersusun atas pokok soal terdiri dari dua pernyataan yang independen dipisahkan dengan kata sebab.
c. Analisi kasus (ragam C)
d. Ganda kompleks (ragam D)
e. Membaca diagram , tabel, atau grafik ( ragam E )
- Mengkonstruksi tes objektif yang baik
a. Saran dalam mengkonstruksi tes B-S
Kalimat / pernyataan harus dapat ditentukan dijawab benar/ salah. Hindari pernyataan yang
membingungkan/ bermakna ganda.
Hindari penulisan butir soal yang hanya mengukur hasil belajar yang tdk mengukur kompetensi.
Upayakan butir soal tsb menguji hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar ingatan.
Hindari penggunaan pernyataan negatif apalagi pernyataan negatif ganda.
Hindari penggunaan kalimat yang terlalu kompleks.
Pernyataan benar dan salah harus dibuat seimbang dalam hal penulisan kalimaat.
Jumlah jawanan untuk pernyataan benar/ salah harusnya seimbang.
b. Saran dalam mengkonstruksi tes menjodohkan
Pernyataan pernyataan dibawah kolom pertama atau kedua harus terdiri dari pernyataan yang
homogen.
Jumlah pernyataan kolom kedua dibuat lebih banyak dari kolom kedua.
Penulisan kalimat pada respon hendaknya lebih pendek dari premis.
Jika jawaban pada respon berbentuk angka penulisan harus diurutkan.
Letakkan keseluruhan pernyataan premis dan respon pada halaman yang sama.
c. Saran dalam mengkonstruksi tes pilihan ganda
Inti permasalahan yang ditanyakan harus dirumuskan dengan jelas.
Hindari pengulangan kata yang sama pada alternatif jawaban.
Hindari penggunaan kalimat berlebihan pada pokok soal.
Alternatif jawaban hendaknya logis, homogen dari segi materi / panjang pendek kalimat dan pengecoh
menarik untuk dipilih.
Dalam merumuskan soal hindari adanya petunjuk ke jawaban yang benar.
Setiap soal hanya ada satu jawaban yang benar.
Hindari penggunaan ungkapan negatif dlm penulisan soal.
Hindari alternatif jawaban yang berbunyi semua jawaban benar / semua jawaban salah.
Jika alternatif jawaban berupa angka, susunlah angka tersebut berurutan.
Dalam perumusan soal hindari penggunaan istilah teknis.
Upayakan agar jawaban soal tidak tergantung jawaban soal yang lain.

B. Tes Uraian
# Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonstruksi tes uraian yaitu :
a) Tulis tes uraian berdasarkan perencanaan tes yang dibuat.
b) Gunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang sukar.
c) Kembangkan butir soal dari suatu kasus.
d) Gunakan tes uraian terbatas.
e) Usahakan pertnyaan mengungkap pendapat siswa bukan hanya fakta.
f) Rumuskan pertanyaan dengan jelas dan tegas.
g) Rancanglah pertanyaan sesuai waktu yang disediakan dalam ujian.
h) Hindari penggunaan pernyataan pilihan.
i) Tuliskan skor maksimal yang dapat diperoleh siswa apabila ia mengerjakan soal dg
benar. # Pedoman penskoran :
a) apa jawaban terbaik dari pertanyaan tersebut? Jika ada jawaban lain maka jawaban tersebut harus
ditulis.
b) Tandai butir, kata kunci / konsep penting yang harus muncul pada jawaban tersebut.
c) Adakah butir, kata kunci / konsep yang lebih penting dari yang lain.
d) Beri skor pada setiap butir, kata kunci / konsep yang harus muncul pada jawaban tersebut.
e) Butir , kata kunci, atau konsep yang lebih penting dapat diberi skor lebih dari yang lain.

3. PERENCANAAN TES
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat kisi-kisi antara lain :
a. Pemilihan sampel materi yang akan diujikan. Pemilihan sampel materi harus
diupayakan serepresentatif mungkin.
b. Penentuan jenis tes yang akan digunakan. Penentuan jenis tes yang akan digunakan apakah akan
menggunakan tes pilihan ganda, tes uraian, atau gabungan antara keduanya harus
diperhitungkan terutama terkait dengan materi, jumlah butir soal dan waktu tes yang disediakan.
c. Jenjang kemampuan berpikir yang diujikan harus sesuai dengan kemampuan berpikir yang
dilatihkan selama proses pembelajaran.
d. Sebaran tingkat kesukaran.
e. Waktu ujian yang disediakan
f. Jumlah butir soal yang akan ditanyakan tergantung waktu ujian yang disediakan.

Anda mungkin juga menyukai