Anda di halaman 1dari 6

Jawaban Tugas 1

Nama: Muhammad Ramadhani


NIM : 858287732

1. Tes Objektif
Tes Objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Hal itu
memang dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk essai atau uraian.
Dalam penggunaan tes objektif ini jumlah soal yang diajukan jauh lebih banyak dari pada tes
uraian. Kadang-kadang untuk tes yang berlangsung selama 60 menit dapat diberikan 30-40 buah
soal. Tes objektif memiliki beberapa keunggulan-keunggulan serta kelemahan-kelemahannya,
diantaranya sebagai berikut :

a. Keunggulan Tes Objektif


a) Tes objektif dapat digunakan untuk mengukur proses berfikir rendah sampai dengan sedang
(ingatan, pemahaman, dan penerapan). Bukannya tes objektif tidak dapat digunakan untuk
mengukur prose berpikir tingkat tinggi seperti analisis, evaluasi, dan kreasi tetapi untuk menulis butir
soal yang seperti itu memerlukan keterampilan sendiri.
b) Dengan menggunakan tes objektif maka semua atau sebagian besar materi yang telah diajarkan
dapat ditanyakan pada saat ujian. Dengan menanyakan semua materi yang telah diajarkan maka
semua atau sebagian besar tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam satuan pembelajaran
(SP) ataupun dalam Rencana Pembelajaran (RP) dapat diukur ketercapaiannya.
c) Dengan menggunakan test objektif maka pemberian skor pada setiap siswa dapat dilakukan
dengan cepat, tepat dan konsisten karena jawaban yang benar untuk setiap butir soal sudah jelas
dan pasti. Dapat juga menggunakan fasilitas komputer untuk memproses hasil ujian sehingga
kecepatan, ketepatan, dan kekonsistenannya dapat lebih terjamin. Penggunaan fasilitas komputer
sangat membantu terutama jika jumlah peserta tes sangat besar.
d) Dengan test objektif khususnya pilihan ganda, akan memungkinkan untuk dilakukan analisis butir
soal. Dari hasil analisis butir soal maka akan dapat diperoleh informasi tentang karakteristik setiap
butir soal maka akan dapat diperoleh informasi tentang karakteristik setiap butir soal seperti tingkat
kesukaran, daya beda, efektivitas pengecoh, serta reliabilitasnya set tes.
e) Tingkat kesukaran butir soal dapat dikendalikan. Dengan menggunakan tes objektif khususnya
pilihan ganda maka kita dapat mengendalikan tingkat kesukaran butir soal hanya dengan mengubah
homogenitas alternatif jawaban. Semakin homogen alternatif jawaban yang kita buat maka tingkat
kesukaran butir soal akan semakin tinggi. Dan sebaliknya semakin kurang homogenitas alternatif
jawaban yang kita buat maka tingkat kesukaran butir soal akan semakin rendah.
f) Informasi yang diperoleh dari tes objektif lebih kaya. Jika tes objektif di konstruksi dengan baik
maka akan memperoleh informasi yang banyak dari respon yang diberikan oleh siswa.

b. Kelemahan Tes Objektif


a) Persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit dari pada tes uraian, karena soalnya banyak dan
harus teliti untuk menghindari kelemahan-kelemahan yang lain.
b) Soal-soalnya cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan kembali saja dan
sukar mengukur proses mental yang tinggi.
c) banyak kesempatan untuk main untung-untungan.
d) “Kerja sama” antar siswa pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka.
e) Kurang ekomonis karena memakan biaya dan kertas yang banyak jika dibandingkan dengan
pembuatan essay test.
f) Kurang memberi kesempatan untuk menyatakan isi hati atau kecakapan yang sesungguhnya.
Upaya yang dapat ditempuh untuk meminimalkan kelemahan tes objektif antara lain sebagai
berikut .
1. Tulislah butir soal sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan diukur. Jika tujuan
pembelajaran yang akan diukur adalah ingatan maka tulislah butir soal yang mengukur ingatan.
Sebaliknya jika tujuan pembelajaran yang akan diukur menghendaki penerapan maka tulislah butir
soal penerapan.
2. Upaya untuk mengatasi lamanya waktu penulisan butir soal. Untuk menulis satu set tes
objektif memang diperlukan waktu yang relatif lebih lama jika dibandingkan dengan menulis satu set
tes uraian. Masalah tersebut akan menjadi berkurang jika anda sudah terlatih dengan baik dalam
menulis tes objektif. Kesulitan utama dalam mengembangkan tes objektif terutama untuk tes pilihan
ganda adalah terletak pada kesulitan untuk menemukan alternatif jawaban yang homogen. Tetapi
dengan bekal penguasaan materi yang baik dan latihan yang terus menerus maka masalah tersebut
tidak akan menjadi hambatan lagi.
3. Upaya untuk mengatasi agar kemampuan anak tidak terganggu oleh kemampuan membaca
dan menerka. Kemampuan anak akan terganggu oleh kemampuan membaca jika butir soal tersebut
tidak dikonstruksi dengan baik. Misalnya pokok soal dan alternatif jawaban dibuat dengan kalimat
yang sangat panjang, pokok soal sulit dimengerti, pokok soal dapat diterjemahkan lebih dari satu arti,
atau butir soal tidak dituis dengan bahasa indonesia yang baik dan benar. Maslaah ini dapat diatasi
dengan cara menulis butir soal yang baik sesuai dengan kaidah penulisan butir soal objektif yang
telah ditentukan.
4. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan tes
uraian karena hanya tes uraianlah yang memberikan kesempatan kepada anak untuk menjawab butir
soal sesuai dengan idenya sendiri.

2. Tes Uraian
Tes bentuk uraian atau essai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memrlukan jawaban yang
bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Ciri-ciri pertanyaannya didahului dengan kata-kata
seperti : uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan, dan sebagainya.
Soal-soal bentuk uraian biasanya jumlahnya tidak banyak, hanya sekitar 5-10 buah soal dalam waktu
kira-kira 90 hingga 120 menit. Soal-soal bentuk uraian ini menuntut kemampuan siswa untuk dapat
menghubungkan pengertian-pengertian yang telah dimiliki. Dengan singkat dapat dijelaskan bahwa
tes uraian menuntut kemampuan siswa untuk dapat mengingat-ingat dan mengenal kembali dan
terutama harus mempunyai daya kreativitas yang tinggi.
Seperti tes objektif, tes uraian memiliki beberapa keunggulan serta kelemahan, diantaranya sebagai
berikut :
a. Keunggulan Tes Uraian
a) Bagi guru, menyusun tes uraian sangat mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama.
b) Siswa mempunyai kebebasan dalam menjawab dan mengeluarkan isi hati atau buah pikirannya.
c) Melatih mengeluarkan buah pikiran dalam bentuk kalimat atau bahasa yang teratur (melatih
kreasi dan fantasi).
d) Lebih ekonomis, hemat karena tidak memerlukan kertas yang terlalu banyak untuk membuat soal
tes, dapat didiktekan atau ditulis di papan tulis.
e) Dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami suatu masalah yang diteskan.
f) Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untung-untungan.
b. Kelemahan Tes Uraian
a) Pemeriksaannya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan individual lebih banyak dari
penilaian.
b) Waktu untuk mengoreksinya lama dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain.
c) Baik buruk tulisannya dan panjang pendeknya jawaban yang tidak sama mudah menimbulkan
evaluasi dan penskoran (scoring) yang tidak atau kurang objektif.
d) Karakteristik pembuatan tes uraian yang berbeda-beda bagi setiap guru dapat menimbulkan
salah pengertian bagi siswa. Tes Objektif
Tes Objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Hal itu
memang dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk essai atau uraian.
Dalam penggunaan tes objektif ini jumlah soal yang diajukan jauh lebih banyak dari pada tes
uraian. Kadang-kadang untuk tes yang berlangsung selama 60 menit dapat diberikan 30-40 buah
soal. Tes objektif memiliki beberapa keunggulan-keunggulan serta kelemahan-kelemahannya,
diantaranya sebagai berikut :

a. Keunggulan Tes Objektif


a) Tes objektif dapat digunakan untuk mengukur proses berfikir rendah sampai dengan sedang
(ingatan, pemahaman, dan penerapan). Bukannya tes objektif tidak dapat digunakan untuk
mengukur prose berpikir tingkat tinggi seperti analisis, evaluasi, dan kreasi tetapi untuk menulis butir
soal yang seperti itu memerlukan keterampilan sendiri.
b) Dengan menggunakan tes objektif maka semua atau sebagian besar materi yang telah diajarkan
dapat ditanyakan pada saat ujian. Dengan menanyakan semua materi yang telah diajarkan maka
semua atau sebagian besar tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam satuan pembelajaran
(SP) ataupun dalam Rencana Pembelajaran (RP) dapat diukur ketercapaiannya.
c) Dengan menggunakan test objektif maka pemberian skor pada setiap siswa dapat dilakukan
dengan cepat, tepat dan konsisten karena jawaban yang benar untuk setiap butir soal sudah jelas
dan pasti. Dapat juga menggunakan fasilitas komputer untuk memproses hasil ujian sehingga
kecepatan, ketepatan, dan kekonsistenannya dapat lebih terjamin. Penggunaan fasilitas komputer
sangat membantu terutama jika jumlah peserta tes sangat besar.
d) Dengan test objektif khususnya pilihan ganda, akan memungkinkan untuk dilakukan analisis butir
soal. Dari hasil analisis butir soal maka akan dapat diperoleh informasi tentang karakteristik setiap
butir soal maka akan dapat diperoleh informasi tentang karakteristik setiap butir soal seperti tingkat
kesukaran, daya beda, efektivitas pengecoh, serta reliabilitasnya set tes.
e) Tingkat kesukaran butir soal dapat dikendalikan. Dengan menggunakan tes objektif khususnya
pilihan ganda maka kita dapat mengendalikan tingkat kesukaran butir soal hanya dengan mengubah
homogenitas alternatif jawaban. Semakin homogen alternatif jawaban yang kita buat maka tingkat
kesukaran butir soal akan semakin tinggi. Dan sebaliknya semakin kurang homogenitas alternatif
jawaban yang kita buat maka tingkat kesukaran butir soal akan semakin rendah.
f) Informasi yang diperoleh dari tes objektif lebih kaya. Jika tes objektif di konstruksi dengan baik
maka akan memperoleh informasi yang banyak dari respon yang diberikan oleh siswa.

b. Kelemahan Tes Objektif


a) Persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit dari pada tes uraian, karena soalnya banyak dan
harus teliti untuk menghindari kelemahan-kelemahan yang lain.
b) Soal-soalnya cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan kembali saja dan
sukar mengukur proses mental yang tinggi.
c) banyak kesempatan untuk main untung-untungan.
d) “Kerja sama” antar siswa pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka.
e) Kurang ekomonis karena memakan biaya dan kertas yang banyak jika dibandingkan dengan
pembuatan essay test.
f) Kurang memberi kesempatan untuk menyatakan isi hati atau kecakapan yang sesungguhnya.
Upaya yang dapat ditempuh untuk meminimalkan kelemahan tes objektif antara lain sebagai
berikut .
1. Tulislah butir soal sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan diukur. Jika tujuan
pembelajaran yang akan diukur adalah ingatan maka tulislah butir soal yang mengukur ingatan.
Sebaliknya jika tujuan pembelajaran yang akan diukur menghendaki penerapan maka tulislah butir
soal penerapan.
2. Upaya untuk mengatasi lamanya waktu penulisan butir soal. Untuk menulis satu set tes
objektif memang diperlukan waktu yang relatif lebih lama jika dibandingkan dengan menulis satu set
tes uraian. Masalah tersebut akan menjadi berkurang jika anda sudah terlatih dengan baik dalam
menulis tes objektif. Kesulitan utama dalam mengembangkan tes objektif terutama untuk tes pilihan
ganda adalah terletak pada kesulitan untuk menemukan alternatif jawaban yang homogen. Tetapi
dengan bekal penguasaan materi yang baik dan latihan yang terus menerus maka masalah tersebut
tidak akan menjadi hambatan lagi.
3. Upaya untuk mengatasi agar kemampuan anak tidak terganggu oleh kemampuan membaca
dan menerka. Kemampuan anak akan terganggu oleh kemampuan membaca jika butir soal tersebut
tidak dikonstruksi dengan baik. Misalnya pokok soal dan alternatif jawaban dibuat dengan kalimat
yang sangat panjang, pokok soal sulit dimengerti, pokok soal dapat diterjemahkan lebih dari satu arti,
atau butir soal tidak dituis dengan bahasa indonesia yang baik dan benar. Maslaah ini dapat diatasi
dengan cara menulis butir soal yang baik sesuai dengan kaidah penulisan butir soal objektif yang
telah ditentukan.
4. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan tes
uraian karena hanya tes uraianlah yang memberikan kesempatan kepada anak untuk menjawab butir
soal sesuai dengan idenya sendiri.

2. Tes Uraian
Tes bentuk uraian atau essai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memrlukan jawaban yang
bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Ciri-ciri pertanyaannya didahului dengan kata-kata
seperti : uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan, dan sebagainya.
Soal-soal bentuk uraian biasanya jumlahnya tidak banyak, hanya sekitar 5-10 buah soal dalam waktu
kira-kira 90 hingga 120 menit. Soal-soal bentuk uraian ini menuntut kemampuan siswa untuk dapat
menghubungkan pengertian-pengertian yang telah dimiliki. Dengan singkat dapat dijelaskan bahwa
tes uraian menuntut kemampuan siswa untuk dapat mengingat-ingat dan mengenal kembali dan
terutama harus mempunyai daya kreativitas yang tinggi.
Seperti tes objektif, tes uraian memiliki beberapa keunggulan serta kelemahan, diantaranya sebagai
berikut :
a. Keunggulan Tes Uraian
a) Bagi guru, menyusun tes uraian sangat mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama.
b) Siswa mempunyai kebebasan dalam menjawab dan mengeluarkan isi hati atau buah pikirannya.
c) Melatih mengeluarkan buah pikiran dalam bentuk kalimat atau bahasa yang teratur (melatih
kreasi dan fantasi).
d) Lebih ekonomis, hemat karena tidak memerlukan kertas yang terlalu banyak untuk membuat soal
tes, dapat didiktekan atau ditulis di papan tulis.
e) Dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami suatu masalah yang diteskan.
f) Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untung-untungan.
b. Kelemahan Tes Uraian
a) Pemeriksaannya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan individual lebih banyak dari
penilaian.
b) Waktu untuk mengoreksinya lama dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain.
c) Baik buruk tulisannya dan panjang pendeknya jawaban yang tidak sama mudah menimbulkan
evaluasi dan penskoran (scoring) yang tidak atau kurang objektif.
d) Karakteristik pembuatan tes uraian yang berbeda-beda bagi setiap guru dapat menimbulkan
salah pengertian bagi siswa.
2. Beberapa upaya yang dapat ditempuh untuk meminimalkan kelemahan tes uraian antara lain
sebagai berikut :

1. Upaya untuk meningkatkan jumlah sampel materi yang ditanyakan saat ujian. Jika anda
mengukur hasil belajar siswa dengan menggunakan tes uraian maka siswa akan menjawab tes
tersebut dengan menuliskan jawabannya dalam bentuk tulisan. Waktu yang diperlukan untuk
menjawab tes tersebut sangat bergantung kepada ragam tes uraian yang anda gunakan serta
kemampuan siswa dalam menuangkan ide atau gagasannya dalam bentuk tulisan.
2. Upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pemeriksa. Dalam memeriksa hasil tes uraian
siswa, masuknya unsur subjektivitas pemeriksa (guru) harus ditekan seminima mungkin. Upaya yang
dapat ditempuh untuk menekan adalah dengan memeriksa hasil ujian tanpa nama.
3. Upaya untuk mengatasi kesulitan dalam memeriksa hasil tes siswa. Agar hasil pemeriksaan tes
uraian yang anda lakukan dapat lebih objektif dan konsisten maka lakukan pemeriksaan dengan cara
sebagai berikut : a) gunakan tes uraian terbatas. Dengan tes uraian terbatas maka jawban yang
diinginkan dari butir soal tersebut lebih jelas. b) gunakan dua pemeriksa untuk memeriksa setiap
hasil test siswa. Dengan menggunakan dua pemeriksaan maka unsur subjektivitas pemeriksaan
dapat diminimalkan. c) sepakat tentang cara pemberian skor dengan pemeriksa kedua. d) lakukan uji
coba pemeriksaan.
4. Upaya untuk mengurangi hallo effect. Cara yang paling mudah untuk menhindari adanya hallo
effect adalah dengan menghilangkan atau menutup nama peserta tes.
5. Upaya untuk menghindari Carry Over Effect. Untuk mengurangi efek bawaan dapat anda
tempuh dengan cara memeriksa jawaban soal nomor 1 untuk keseluruhan siswa baru kemudian
memeriksa jawaban soal nomor 2 juga untuk ke seluruh siswa begitu seterusnya sampai jawaban
butir soa terakhir.
6. Upaya untuk menghindari Order Effect. Order Effect cenderung terjadi jika pemeriksa sudah
lelah sehingga ia tidak konsisten lagi dalam memberi skor. Untuk itu berhentilah memeriksa jika
anda sudah merasa lelah dalam memeriksa.

3. 1. Distracters yaitu setiap pertannyaan atau pernyataan mempunyai bebrapa pilihan jawaban
yang salah, tetapi disediakan satu pilihan jawaban yang benar. Contoh : berbagai komponen yang
saling berhubungan dan saling mempengaruhi disebut ...
a. Program
b. Sistem
c. Data
d. Central processing unit
e. Operation

2. Analisis hubungan-hubungan anatara hal, yaitu bentuk soal yang dapat digunakan untuk
melihat kemampuan peserta didik dalam menganalisis hubungan antara pernyataan dan alasan
sebab-akibat.
Contoh: pada soal dibawah ini terdapat kalimat yang terdiri atas pernyataan dan alasan. Pilihan
jawaban :
a. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan alasan merupakan sebab dari pernyataan.
b. Jika pernyataan benar, alasan benar, tetapi alasan bukan merupaka bukan sebab dari
pernyataan.
c. Jika pernyataan benar, tetapi alasan salah.
d. Jika pernyataan salah tetapi alasan benar.
e. Jika pernyataan salah dan alasan salah.

Kebaikan soal tes bentuk pilihan ganda dapat digunakan mengukur hasil belajar yang lebih komplek
dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Soal tes
bentuk pilihan ganda terdri atas pembawa pokok persoalan dan pilihan jawaban. Pembawa pokok
persoalan berbentuk pertannyaan dan dapat pula berbentuk pernyataan yang belum sempurna yang
biasa disebut stem, sedangkan pilihan jawaban berbentuk perkataan, bilangan tau kalimat dan sering
disebut options. Pilihanjawaban terdiri atas jawaban yang benar atau yang paling benar, selanjutnya
disebut kunci jawaban dan kemungkinan jawaban yang salah dinakan pengecoh tetapi
memungkinkan seseorang memilihnya apabila tidak menguasi materi yang ditanyakan dalam soal.

Anda mungkin juga menyukai