Anda di halaman 1dari 4

Tugas Mandiri Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Pendidikan Evaluasi Pembelajaran di SD


PDGK 4301
Dosen Pengampu :Siti Rostima, M.Pd

TUGAS 1

Disusun oleh :
RAHMA AGUSTIA
(856462278)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH ( UPBJJ)
RIAU
POKJAR DURI
TAHUN 2021
1. Menganalisis perbedaan keunggulan tes objektif dengan tes penilaian

Keunggulan tes objektif

1. Tes objektif tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir rendah sampai dengan sedang.
Bukannya tes objektif tidak dapat digunakan untuk mengukur proses berpikir tingkat tinggi
seperti analisis, evaluasi, dan kreasi tetapi untuk menulis future soal yang seperti itu memerlukan
keterampilan tersendiri.
2. Dengan menggunakan tes objektif mata semua atau sebagian besar materi yang telah diajarkan
dapat ditanyakan saat ujian.
3. Dengan dengan menggunakan tes objektif maka pemberian skor pada setiap siswa dapat
dilakukan dengan cepat tepat dan konsisten karena jawaban yang benar untuk setiap butir soal
sudah jelas dan pasti. Kita juga dapat menggunakan fasilitas komputer untuk memproses hasil
ujian sehingga kecepatan, ketepatan, dan kekonsistenan nya dapat lebih terjamin.
4. Dengan tes objektif khususnya pilihan ganda, akan memungkinkan untuk dilakukan analisis butir
soal. Dari hasil analisis butir soal maka akan dapat diperoleh informasi tentang karakteristik
setiap butir soal seperti tingkat kesukaran, daya beda, efektivitas pengecoh, serta reliabilitasnya.
5. Tingkat kesukaran butir soal dapat dikendalikan. Dengan menggunakan tes objektif khususnya
pilihan ganda maka kita dapat mengendalikan tingkat kesukaran butir soal hanya dengan
mengubah homogenitas alternatif jawaban.
6. Informasi yang diperoleh dari tes objektif lebih kaya. Jika tes objektif di konstruksi dengan baik
maka kita akan memperoleh informasi yang banyak dari Respon yang diberikan oleh siswa.
Setiap respon siswa terhadap setiap alternatif jawaban akan memberikan informasi kepada kita
tentang penguasaan kognitif siswa terhadap materi yang diujikan. Dengan demikian kita dapat
mengetahui kemampuan dan kelemahan siswa.

Keunggulan tes uraian

1. Tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir tinggi. Ini artinya kalau tujuan pembelajaran
adalah mengajarkan proses berpikir tinggi maka untuk mengukurnya akan lebih tepat jika
menggunakan tes uraian. Tentu saja dengan tambahan pertimbangan bahwa jumlah siswa kita
tidak terlalu banyak. Jika jumlah siswa kita terlalu banyak maka kita akan menghadapi kesulitan
pada saat memeriksa hasil ujian.
2. Tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks yang tidak dapat diukur dengan
tes objektif. Dapatkah keterampilan menulis, kemampuan dalam menghasilkan, mengorganisasi
dan mengekspresikan ide atau gagasan, serta kemampuan dalam membuat rancangan penelitian
diukur dengan tes objektif? Inilah Salah satu keunggulan tes uraian yang tidak dimiliki oleh tes
objektif. Jika kita mempunyai tujuan pembelajaran yang seperti ini maka kita tidak dapat
mengukurnya dengan menggunakan tes objektif tetapi kita harus mengukurnya dengan
menggunakan tes uraian walaupun jumlah siswanya banyak.
3. Waktu yang digunakan untuk menulis satu set tes uraian untuk satu waktu ujian lebih cepat
daripada waktu yang digunakan untuk menulis satu set tes objektif.
2. Membandingkan kelemahan tes objektif dengan tes uraian
Kelemahan Tes Uraian
1. Terdapat subjektivitas dalam penilaiannya karena penilai yang berbeda atau situasi yang
berbeda.
2. Tes esai menghendaki jawaban yang panjang, sehingga tidak memungkinkan ditulis butir
tes dalam jumlah banyak (soal menjadi tidak representatif).
3. Penggunaan soal esai membutuhkan waktu koreksi yang lama dalam menentukan nilai.
4. Sering terjadi hallo effect, carry over effect, dan order effect.

2. Kelemahan Tes Objektif


1. Tes objektif diragukan kemampuannya untuk mengukur hasil belajar yang kompleks dan
tinggi.
2. Peluang melakukan tebakan (guessing) sangat tinggi.
3. Penyusunan tes sukar dan memerlukan waktu yang cukup banyak
4. Kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk menyatakan kemampuan ilmiahnya
5. Sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi
6. Kerjasama antar siswa dalam mengerjakan soal lebih terbuka
7. Menggunakan bahan (kertas) yang lebih banyak

mencari perbedaan. Semua bentuk pertanyaan tersebut mengharapkan agar murid-murid


menunjukkan pengertian mereka terhadap materi yang dipelajari. Tes esai digunakan untuk
mengatasi kelemahan daya ukur soal objektif yang terbatas pada hasil belajar rendah. Soal tes
bentuk ini cocok untuk mengukur hasil belajar yang level kognisinya lebih dari sekedar
memanggil informasi, karena hasil belajar yang diukur bersifat kompleks (Subino, 1987 : 1) dan
sangat mementingkan kemampuan menghasilkan, memadukan dan menyatakan gagasan
(Grounlund, 1981: 71).

3. Memilih jenis tes yang tepat berdasar tujuan pembelajaran


Sebuah tes dikatakan baik jika memenuhi persyaratan:
Bersifat valid atau memiliki validitas yang cukup tinggi. Suatu tes dikatakan valid bila tes itu
isinya dapat mengukur apa yang seharusnya di ukur, artinya alat ukur yang digunakan tepat
Bersifat reliable, atau memiliki reliabelitas yang baik. Reliabelitas sering diartikan dengan
keterandalan. Suatu tes dikatakan relliabel jika tes itu diberikan berulang-ulang memberikan
hasil yang sama.
Bersifat praktis atau memiliki kepraktisan. Tes memiliki sifat kepraktisan artinya praktis dari
segi perencanaan, pelaksanaan tes dan memiliki nilai ekonomi tetapi harus tetap
mempertimbangkan kerahasiaan tes.

4. Menentukan cara mengatasi kelemahan tes objektif

1. Kesulitan menyusun tes objektif dapat diatasi dengan jalan banyak berlatih terus
menerus hingga betul-betul mahir.
2. Menggunakan tabel spesifikasiuntuk mengatasi kelemahan nomor satu dan dua.
3. Menggunakan norma (standar) penilaian yang memperhitungkan faktor tebakan
(guessing) yang bersifat spekulatif.

5. Memberikan contoh faktor pembatas dalam penyusunan kisi-kisi


a. Kisi-kisi harus dapat mewakili isi silabus/kurikulum atau materi yang telah diajarkan
secara tepat dan proporsional.
b. Komponen-komponennya diuraikan secara jelas dan mudah dipahami.
c. Materi yang hendak ditanyakan dapat dibuatkan soalnya.
d. Ruang lingkup (scope)

e. Proporsi jumlah item daripada tiap-tiap sub materi


f. Jenis pengetahuan atau aspek proses mental yang hendak diukur
g. Bentuk/tipe tes yang akan digunakan

Anda mungkin juga menyukai