Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MANDIRI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS

MATA KULIAH

EVALUASI PEMBELAJARAN di SD

Semester 1 (Satu)

Tutor : Sagung T, S.Pd, MPd

Disusun oleh :
NILA PRIMASARI
NIM : 858641983

UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH ( UPBJJ)
SURABAYA
POKJAR MAGETAN
TAHUN 2019
MODUL 2

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR

KB 1: KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN TES

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa tes merupakan alat ukur yang paling
banyak digunakan di sekolah untuk mengukur hasil belajar siswa. Ada 2 jenis tes
yang digunakan di sekolah, yaitu tes oobjektif dan tes uraian. Untuk memilih jenis tes
yang tepat, kita harus paham apa kelemahan dan keunggulan kedua jenis tes tersebut.
Adapun kelemahan dan keunggulan tersebut adalah sebagai berikut:

Perbandingan Antara Tes Objektif dan Tes Uraian

1. Unsur pertama, yaitu proses berpikir yang ingin diukur


 Tes Objektif: dapat digunakan untuk mengukur semua jenjang proses
berpikir, tepatnya untuk mengukur proses berpikir ingatan,
pemahaman, daan penerapan.
 Tes Uraian: digunakan untuk mengukur semua jenjang proses berpikir,
tepatnya proses berpikir analisis, sintesis, dan evaluai.
2. Unsur kedua, yaitu cakupan materinya
 Tes Objektif: menanyakan banyak materi (sampel materi banyak).
 Tes Uraian: menanyakan sedikit materi (sampel materi sedikit).
3. Unsur ketiga, yaitu waktu penyusunan tes
 Tes Objektif: memerlukan waktu yang cukup lama (setiap set).
 Tes Uraian: memrlukan waktu yang singkat (setiap set).
4. Unsur keempat, yaitu penyususnan pertanyaan
 Tes Objektif: untuk membuat butir soal yang baik relatif sukar.
 Tes Uraian: untuk membuat butir soal yang baik lebih mudah.
5. Unusr kelima, yaitu pengolahan hasil tes
 Tes Objektif: hasil dapat diolah dengan cepat dan objektif. Ketetapan
hasil pemeriksaan tinggi
 Tes Uraian: adanya unsur subjektivitas dalam pemeriksaan. Ketetapan
hasil pemeriksaan rendah.
6. Unsur keenam, yaitu jawaban siswa
 Tes Objektif: Siswa hanya memilih jawaban yang disediakan, dengan
cara mengingat, menginterpretasi, dan menganalisis ide orang lain.
 Tes Uraian: siswa dapat mengemukakan, mengorganisasikan,
menghubungkan, dan menganalisis idenya sendiri.
7. Unsur ketujuh, yaitu pengganggu hasil tes
 Tes Objektif: terganggu oleh cara membaca dan bisa juga menerka
jawaban.
 Tes Uraian: terganggu oleh kemampuan siswa dalam menulis atau
bercerita.

Adapun keunggulan dan kelemahan dari kedua tes tersebut adalah sebagai berikut:

A. KEUNGGULAN TES OBJEKTIF


1. Tepat digunakan untuk mengukur poses berpikir rendah sampai dengan
sedang (ingatan, pemahaman, dan penerapan).
2. Semua/sebagian besar materi yang telah diajarkan dapat ditanyakan saat
ujian/tes sehingga semua/sebagian besar tujuan pembelajaran yang
ditetapkan dalam Rencana Pembelajaran (RP) dapat diukur
ketercapaiannya.
3. Pemberian skor pada setiap siswa dapat dilakukan dengan cepat, tepat, dan
konsisten, karena jawaban yang benar untuk setiap butir soal sudah jelas
dan pasti. Kita juga bisa menggunakan fasilitas komputer untuk
memproses hasil ujian/tes agar lebih terjamin dan terutama jika jumlah
peserta tes tersebut sangat besar.
4. Dengan tes Objektif khususnya pilihan ganda, akan memungkinkan untuk
dilakukan analisis butir soal sehingga kita dapat mengetahui karakteristik
setiap butir soal seperti tingkat kesukaran, daya beda, efektivitas
pengecoh, serta reliabilitasnya set tes dengan tujuan dapat
memperbaiki/merevisi butir soal sehingga akan menjadi lebih baik.
5. Tingkat kesukaran butir soal dapat dikendalikan, yaitu dengan mengubah
homogenitas alternatif jawaban.
6. Informasi yang diperoleh dari tes objektif lebih kaya, karena respons
jawaban siswa akan memberikan informasi kepada kita tentang
penguasaan kognitif agar kita mengetahui kemampuan dan kelemahan
siswa.

Disamping memiliki keunggulan, tes objektif juga memiliki kelemahan, yaitu


sebagai berikut:

B. KELEMAHAN TES OBJEKTIF


1. Butir soal yang diujikan kepada siswa kebanyakan hanya mengukur
proses berpikir rendah, walaupun tujuan pembelajaran yang akan diukur
sebenarnya lebih tinggi dari sekedar ingatan atau pemahaman.
2. Membuat pertanyaan tes objektif yang baik lebih sukar dari pada membuat
pertanyaan tes uraian dan waktu yang dibutuhkan juga sangat lama, karena
pada saat penulis membuat alternatif jawaban tes objektif yang baik semua
alternatif jawaban harus homogen dan pengecoh menarik untuk dipilih.
3. Kemampuan anak dapat terganggu oleh kemampuannya dalam membaca
dan menerka, maksudnya bukan anak tidak memahami materi tetapi sulit
dalam memahami kalimat dalam butir soal serta cenderung menebak
jawaban dikarenakan ragu/kehabisan waktu.
4. Anak tidak dapat mengorganisasikan, menghubungkan, dan menyatakan
idenya sendiri karena semua alternatif jawaban untuk setiap pertanyaan
sudah diberikan oelh penulis soal.
Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan kelemahan tersebut
di atas adalah sebagai berikut:

1. Agar soal yang ditulis dapat mengukur tujuan pembelajaran yang ditetapkan,
penulis harus berorientasi pada kisi-kisi soal, menguasai materi yang akan
ditulis, teknik-teknik penulisan tes, dan menulis butir soal baru/merevisi butir
soal berdasar hasil analisis butir soal.
2. Penulis harus sudah terlatih dengan baik dalam menulis tes objektif. Penulis
harus menguasai materi dengan baik dan terus berlatih, kemudian membuat
kumpulan butir soal (pooling item), analisis soal, memperbaiki/merevisi soal
setelah dianalisis, membuat bank soal (item bank), sehingga ketika membuat
butir soal lagi kita tidak perlu membuat yang baru tinggal memanfaatkan butir
soal yang sudah ada dalam bank soal tersebut.
3. Menulis butir soal yang baik sesuai dengan kaidah penulisan butir soal
objektif yang telah ditentukan, dan untuk mengatasi masalah tebakan yaitu
dengan memperbanyak alternatif jawaban sehingga probabilitas menebak
anak semakin kecil.
4. Menggunakan tes uraian karena hanya tes uraianlah yang memberoi
kesempatan kepada anak untuk menjawab butir soal sesuai dengan idenya
sendiri/kita dapat menggunakan secara bergantian dua jenis tes tersebut.

Keunggulan dan kelemahan tes uraian sebagai berikut:

Keunggulan:

1. Tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir tinggi. Dengan


pertimbangan jumlah siswa tidak terlalu banyak, jika jumlah siswa banyak
maka kita akan menghadapi kesulitan pada saat memeriksa hasil ujian.
2. Tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks yang tidak
dapat diukur menggunakan tes objektif walaupun siswanya banyak.
3. Waktu yang digunakan untuk menulis satu set tes uraian lebih cepat daripada
waktu yang digunakan untuk menulis satu set tes objektif.
4. Menulis tes uraian yang baik relatif lebih mudah daripada menulis tes objektif
yang baik dengan keterampilan yang sudah dimiliki.

Kelemahan:

1. Terbatasnya sampel materi yang ditanyakan. Tingginya validitas isi tes


merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam mengembangkan tes
hasil belajar.
2. Sukar memeriksa jawaban siswa, yaitu sulitnya memberikan skor yang
objektif dan konsisten (Gronlund & Linn, 1990).

Pemberian skor yang kurang objektif dan kurang konsisten dapat disebabkan karena
beberapa hal yaitu :

 Adanya hallo effect


 Adanya efek bawaan ( carry over effect)
 Efek urutan pemeriksaan ( order effect)
 Pengaruh penggunaan bahasa
 Pengaruh tulisan tangan

Upaya untuk meminimalkan kelemahan :


- Upaya untuk meningkatkan jumlah sampel materi yang ditanyakan saat ujian
adalah membuat tes uraian yang dapat dijawab dengan cepat oleh siswa ( tes uraian
terbatas )
- Upaya untuk mengurangi unsure subjektivitas pemeriksa adalah dengan
memeriksa hasil ujian tanpa nama.
- Upaya untuk mengatasi kesulitan dalam memeriksa hasil tes siswa adalah :
 Gunakan tes uraian terbatas
 Gunakan 2 pemeriksa untuk memeriksa setiap hasil tes siswa
 Sepakat tentang cara pemberian skor dengan pemeriksa kedua
 Lakukan uji coba pemeriksaan
- Upaya untuk mengurangi hallo effect adalah dengan menghilangkan / menutup
nama peserta tes
- Upaya untuk menghindari carry over effect adalah dengan cara memeriksa
jawaban soal no 1 untuk keseluruhan siswa baru kemudian baru memeriksa soal no 2
juga untuk keseluruh siswa begitu seterusnya sampai butir soal terakhir
- Upaya menghindari order effect adalah dengan berhenti memeriksa jika anda
sudah merasa lelah dalam memeriksa.

KB 2: MENGEMBANGKAN TES
A. TES OBJEKTIF
1) Tes benar salah / true false item
 Fungsi :
 Mengukur kemampuan siswa untuk mengidentifikasi kebenaran suatu
pernyataan mengenai fakta, definisi, prinsip, teori, hukum, dan sebagainya.
 Mengukur kemampuan siswa unuk membedakan antara fakta dengan
pendapat atau opini.
 Mengukur hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar ingatan.
 Keunggulan : mudah dikonstruksikan, dapat mennanyakan banyak sampel
materi, mudah penskoran, tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir
sederhana.
 Kelemahan : probabilitas siswa dalam menebak jawaban sangat tinggi yaitu
50%, sebagian besar soal benar salah hanya digunakan untuk mengukur hasil
belajar siswa yang sederhana yaitu aspek ingatan.
2) Tes menjodohkan / matching exercise
 Yaitu tes objektif yang ditulis dalam dua kolom. Kolom pertama adalah pokok
soal/premis dan kolom kedua adalah jawaban / respon.
 Keunggulan : mudah dibuat, mudah penskorannya, dapat menguji banyak
materi yang telah diajarkan pada siswa.
 Kelemahan : butir soal yang dibuat cenderung mengukur hasil belajar yang
sederhana.
3) Tes pilihan ganda / multiple choice
 Ragam tes pilihan ganda :
 Melengkapi pilihan ( ragam A)
Tersusun atas pokok soal dengan empat / lima alternatif jawaban.
 Hubungan antarhal (ragam B)
Tersusun atas pokok soal terdiri dari dua pernyataan yang independen
dipisahkan dengan kata sebab.
 Analisi kasus (ragam C)
 d. Ganda kompleks (ragam D)
 e. Membaca diagram , tabel, atau grafik ( ragam E )

Mengkonstruksi tes objektif yang baik


 Saran dalam mengkonstruksi tes B-S
Kalimat / pernyataan harus dapat ditentukan dijawab benar/ salah. Hindari
pernyataan yang membingungkan/ bermakna ganda.
Hindari penulisan butir soal yang hanya mengukur hasil belajar yang tdk
mengukur kompetensi.
Upayakan butir soal tsb menguji hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar
ingatan.
Hindari penggunaan pernyataan negatif apalagi pernyataan negatif ganda.
Hindari penggunaan kalimat yang terlalu kompleks.
Pernyataan benar dan salah harus dibuat seimbang dalam hal penulisan
kalimaat.
Jumlah jawanan untuk pernyataan benar/ salah harusnya seimbang.
 Saran dalam mengkonstruksi tes menjodohkan
Pernyataan pernyataan dibawah kolom pertama atau kedua harus terdiri dari
pernyataan yang homogen.
Jumlah pernyataan kolom kedua dibuat lebih banyak dari kolom kedua.
Penulisan kalimat pada respon hendaknya lebih pendek dari premis.
Jika jawaban pada respon berbentuk angka penulisan harus diurutkan.
Letakkan keseluruhan pernyataan premis dan respon pada halaman yang
sama.
 Saran dalam mengkonstruksi tes pilihan ganda
Inti permasalahan yang ditanyakan harus dirumuskan dengan jelas.
Hindari pengulangan kata yang sama pada alternatif jawaban.
Hindari penggunaan kalimat berlebihan pada pokok soal.
Alternatif jawaban hendaknya logis, homogen dari segi materi / panjang
pendek kalimat dan pengecoh menarik untuk dipilih.
Dalam merumuskan soal hindari adanya petunjuk ke jawaban yang benar.
Setiap soal hanya ada satu jawaban yang benar.
Hindari penggunaan ungkapan negatif dlm penulisan soal.
Hindari alternatif jawaban yang berbunyi semua jawaban benar / semua
jawaban salah.
Jika alternatif jawaban berupa angka, susunlah angka tersebut berurutan.
Dalam perumusan soal hindari penggunaan istilah teknis.
Upayakan agar jawaban soal tidak tergantung jawaban soal yang lain.

B. TES URAIAN
# Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonstruksi tes uraian yaitu :
a) Tulis tes uraian berdasarkan perencanaan tes yang dibuat.
b) Gunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang sukar.
c) Kembangkan butir soal dari suatu kasus.
d) Gunakan tes uraian terbatas.
e) Usahakan pertnyaan mengungkap pendapat siswa bukan hanya fakta.
f) Rumuskan pertanyaan dengan jelas dan tegas.
g) Rancanglah pertanyaan sesuai waktu yang disediakan dalam ujian.
h) Hindari penggunaan pernyataan pilihan.
i) Tuliskan skor maksimal yang dapat diperoleh siswa apabila ia mengerjakan
soal dengan benar.

 PEDOMAN PENSKORAN :
a) apa jawaban terbaik dari pertanyaan tersebut? Jika ada jawaban lain maka
jawaban tersebut harus ditulis.
b) Tandai butir, kata kunci / konsep penting yang harus muncul pada jawaban
tersebut.
c) Adakah butir, kata kunci / konsep yang lebih penting dari yang lain.
d) Beri skor pada setiap butir, kata kunci / konsep yang harus muncul pada
jawaban tersebut.
e) Butir , kata kunci, atau konsep yang lebih penting dapat diberi skor lebih dari
yang lain.

KB 3: PERENCANAKAN TES
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat kisi-kisi antara lain :
1. Pemilihan sampel materi yang akan diujikan. Pemilihan sampel materi harus
diupayakan serepresentatif mungkin.
2. Penentuan jenis tes yang akan digunakan. Penentuan jenis tes yang akan
digunakan apakah akan menggunakan tes pilihan ganda, tes uraian, atau
gabungan antara keduanya harus diperhitungkan terutama terkait dengan
materi, jumlah butir soal dan waktu tes yang disediakan.
3. Jenjang kemampuan berpikir yang diujikan harus sesuai dengan kemampuan
berpikir yang dilatihkan selama proses pembelajaran.
4. Sebaran tingkat kesukaran.
5. Waktu ujian yang disediakan
6. Jumlah butir soal yang akan ditanyakan tergantung waktu ujian yang
disediakan.

Anda mungkin juga menyukai