Anda di halaman 1dari 28

PRESENTASI KELOMPOK 2

EVALUASI PEMBELAJARAN
Modul 2
Pengembangan Tes Hasil Belajar

UPBJJ Semarang
Pokjar Bangsri
2022.1
Disusun Oleh :
PETA KONSEP
Pengembangan Tes Hasil Belajar

KB 1 KB 2 KB 3

Keunggulan dan Mengembangkan Tes Perencanakan Tes


Kelemahan Tes

1. Tes Objektif
a. Benar – Salah
• Keunggulan dan b. Menjodohkan Membahas hal-hal
Kelemahan Tes c. Pilihan ganda yang harus
Objektif * Ragam tes pilihan ganda diperhatikan dalam
* Bagaimana mengkontruksi membuat
• Keunggulan dan tes objektif yang baik? perencanaan tes
Kelemahan Tes
Uraian 2. Tes Uraian
a. Bagaimana menulis tes uraian
yang baik
b. Bagaimana memeriksa hasil tes
uraian
KB. 1
Keunggulan dan Kelemahan Tes

Tes merupakan alat ukur yang paling banyak digunakan di sekolah untuk mengukur hasil
belajar siswa.
Ada 2 jenis tes yang digunakan di sekolah yaitu tes objektif dan tes uraian.
Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Tes
objektif sering digunakan terutama pada saat penerimaan siswa baru, tes sumatif dan Ujian
Nasional.
Sedangkan tes uraian atau yang sering disebut tes subjektif adalah butir soal dengan
pertanyaan dan jawabannya menuntut peserta didik untuk belajar beragumentasi dengan
bahasanya sendiri
Perbandingan Antara Tes Objektif Dan Tes Uraian

No Unsur Tes objektif Tes uraian


1 Proses berpikir Dapat digunakan untuk mengukur semua jenjang Dapat digunakan untuk mengukur semua jenjang
yang ingin diukur proses berpikir tetapi lebih tepat digunakan untuk proses berpikir tetapi lebih tepat digunakan untuk
mengukur proses berpikir ingatan, pemahaman mengukur proses berpikir analisis, sintesis dan
dan penerapan evaluasi
2 Cakupan materi Dapat menanyakan banyak materi dalam satu Hanya dapat menanyakan sedikit materi (sampel
yang ditanyakan waktu ujian. (sampel materi lebih banyak) materi lebih sedikit)
3 Waktu Untuk Menyusun satu test es memerlukan waktu Waktu yang diperlukan untuk Menyusun satu set
penyusunan tes cukup lama tes singkat
4 Penyusunan Untuk membuat butir soal yang baik relatif sukar Untuk membuat butir soal yang baik lebih mudah
pertanyaan jika dibandingkan dengan tes objektif
5 Pengolahan hasil Hasil tes dapat diolah dengan cepat dan objektif Adanya unsur subjektivitas dalam pemeriksaan
tes  Ketetapan hasil pemeriksaan tinggi  Ketetapan hasil pemeriksaan rendah

6 Jawaban siswa Siswa hanya memilih jawaban yang telah Dalam menjawab, siswa dapat mengemukakan,
disediakan oleh penulis soal mengorganisasikan, menghubungkan dan
 Dalam menjawab, siswa hanya mengingat, menganalisis idenya sendiri
menginterpretasi dan menganalisis ide orang lain

7 Pengganggu hasil Kemampuan siswa dapat terganggu oleh Kemampuan siswa dapat terganggu oleh
tes kemampuan siswa dalam membaca dan menerka kemampuan siswa dalam menulis atau bercerita
A.Keunggulan Tes
Objektif
B. Kelemahan Tes Objektif

1. Kebanyakan tes objektif hanya bisa mengukur proses berpikir


rendah.
2. Membuat pertanyaan tes objektif yang baik lebih sukar daripada
membuat pertanyaan tes uraian.
3. Kemampuan anak dapat terganggu oleh kemampuannya dalam
membaca dan menerka.
4. Siswa tidak dapat mengorganisasikan idenya sendiri karena semua
alternatif jawaban untuk setiap pertanyaan sudah diberikan oleh
penulis soal.
Upaya yang dapat ditempuh untuk
meminimalkan kelemahan tes objektif
antara lain sebagai berikut.

1. Upaya untuk mengatasi agar butir soal yang ditulis tidak cenderung
mengukur proses berpikir rendah.
2. Upaya untuk mengatasi lamanya waktu penulisan butir soal.
3. Upaya untuk mengatasi agar kemampuan siswa tidak terganggu oleh
kemampuan membaca dan menerka,
4. Dengan tes objektif siswa tidak dapat mengemukakan ide yang sendiri
tetapi harus mengikuti ide orang lain dalam hal ini ide penulisan.
C. Keunggulan Tes
Uraian
D. Kelemahan Tes Uraian

1. Terbatasnya sampel materi yang ditanyakan


Misalkan dalam waktu ujian 90 menit mungkin hanya 5 sampai 6 butir soal
yang dapat ditanyakan. Dengan demikian masih banyak materi yang telah
diajarkan kepada siswa tetapi tidak dapat terukur ketercapaiannya.
2. Sukar memeriksa jawaban siswa
Dalam hal ini disebabkan karena dalam menjawab pertanyaan yang diberikan,
siswa menjawab dengan kata-katanya sendiri. Jawaban yang diberikan
siswa tersebut mungkin sesuai atau kurang sesuai dengan jawaban yang
dikehendaki oleh pembuat soal. Karena sifat jawaban seperti itu maka
pemberian skor sangat tergantung pada pertimbangan pemeriksa. Dalam
keadaan seperti itu unsur subjektivitas pemeriksa soal sering ikut
mewarnai pemberian skor.
Pemberian skor yang kurang objektif dan kurang
konsisten pada tes uraian dapat disebabkan karena
beberapa faktor, antara lain :

1. Adanya hallo effect


Atau kemunculan penilaian terhadap kepribadian seseorang dengan berdasarkan kesan pertama
2. Adanya efek bawaan (carry over effect)
Yaitu kondisi dimana pada saat guru memeriksa jawaban tes uraian siswa, efek atau kondisi
tersebut masih terbawa dan mempengaruhi guru tersebut pada saat memeriksa jawaban siswa
berikutnya.
3. Efek urutan pemeriksaan (order effect)
Biasanya hasil tes yang diperiksa diawal cenderung diberi skor lebih tinggi dari hasil tes siswa
yang diperiksa mendekati akhir.
4. Pengaruh penggunaan Bahasa
Beberapa peneliti mengemukakan bahwa penggunaan bahasa, kesalahan ejaan, kesalahan tanda
baca dan lainnya juga mempengaruhi nilai.
5. Pengaruh tulisan tangan
Kualitas tulisan yang bagus cenderung diberi skor lebih tinggi daripada kualitas tulisan tangan
yang jelek.
Beberapa upaya yang ditempuh untuk
meminimalkan kelemahan tes uraian antara
lain :

1. Upaya meningkatkan jumlah sampel materi yang ditanyakan saat ujian.


2. Upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pemeriksa
3. Upaya untuk mengatasi kesulitan dalam memeriksa hasil tes siswa.
Dapat dilakukan pemeriksaan dengan cara berikut :
1)Gunakan tes uraian terbatas
2)Gunakan dua pemeriksa untuk memeriksa setiap hasil tes siswa
3)Sepakat tentang cara pemberian skor dengan pemeriksan kedua
4)Lakukan uji coba pemeriksaan
4. Upaya untuk mengurangi hallo effect
5. Upaya untuk menghindari carry over effect
6. Upaya untuk menghindari order effect
Ada dua jenis tes yang paling sering
digunakan di sekolah yaitu:

A. Tes Objektif
B. Tes Uraian
A. Tes Objektif
1. Tes benar-salah (true-false item)

Butir soalnya terdiri dari suatu pernyataan dimana siswa


diminta untuk menentukan apakah pernyataan tersebut benar
atau salah, tepat atau tidak tepat, ya atau tidak.

Tes benar – salah dapat digunakan untuk mengukur


kemampuan siswa untuk membedakan antara fakta dengan
pendapat.
Contoh :
Perintah :
Lingkarilah huruf B jika pernyataan di bawah ini benar dan S jika salah.
1.B – S : ikan bernapas dengan insang
2.B – S : luas empat persegi panjang adalah panjang kali lebar
3.B – S : logam jika dipanaskan akan memuai
4.B – S : hukum newton 1 menyatakan bahwa setiap benda akan bergerak
lurus beraturan atau diam jika tidak ada resultante gaya yang bekerja pada
benda tersebut.
a) Keunggulan tes benar – salah
1) Mudah di konstruksi
2) Dapat menyakan banyak sampel materi
3) mudah penskorannya
b) Kelemahan tes benar – salah
Probilitas siswa dalam menebak jawaban sangat
tinggi memungkinkan jawaban benar – salah
adalah sama.
2. Tes menjodohkan
Tes menjodohkan merupakan tes objektif yang ditulis dalam
dua kolom, kolom pertama merupakan pokok soal(premis)
sedangkan kolom kedua adalah kolom jawaban (respon).
Siswa diminta untuk menjodohkan pernyataan-pernyataan
yang ada pada kolom.
Contoh :
1. Candi Borobudur a. Kalimantan Tengah
2. Istana Maimun b. Sumatra Selatan
3. Astana giri jaya c. Sumatra Barat
4. Kerajaan majapahit d. Daerah Istimewa
5. Kerajaan Sriwijaya Yogyakarta
e. Jawa tengah
3. Tes pilihan ganda

Merupakan jenis tes objektif yang paling banyak digunakan


di sekolah. Konstruksi tes ini terdiri atas dua bagian yaitu
pokok soal (stem) dan alternative jawaban (option). Satu di
antara alternative jawaban tersebut adalah jawaban yang
benar atau yang paling benar (kunci jawaban) sedangkan
alternative jawaban yang lain berfungsi sebagai
pengecoh(distractor).
Tata tulis tes pilihan ganda

• Jika pokok soal (stem) ditulis dengan kalimat tidak selesai


maka awal kalimat ditulis dengan huruf besar dan awal
option ditulis dengan huruf kecil (kecuali nama diri atau
nama tempat),

• pada akhir kalimat disertai dengan empat buah titik, tiga


buah titik pertama untuk pokok soal yg ditulis dengan
kalimat tidak selesai dan satu titik terakhir merupakan
titik akhir alternative jawaban.

• Jika pokok kalimat ditulis dengan kalimat Tanya maka


awal kalimat ditulis dengan huruf capital dan akhir
kalimat di beri tanda Tanya.
1) Ragam tes pilihan ganda

a. Melengkapi pilihan (ragam A)


b. Hubungan antar hal (ragam B)
c. Analisis kasus (ragam C)
d. Ganda kompleks 9ragam D)
e. Membaca diagram, table atau grafik (ragam E)
2) Bagaimana mengkonstruksi tes objektif yang baik?

a) Hindari pernyataan yang membingungkan atau bermakna


ganda.
b) Hindari penulisan butir soal B – S yang hanya mengukur hasil
belajar yang tidak mengulur kompetensi tetapi kontruksilah
butir soal B – S yang dapat mengukur hasil belajar yang lebih
penting dan bermakna
c) Upayakan butir soal B – S menguji hasil belajar yang lebih
tinggi dari sekedar ingatan.
B. Tes Uraian
Grondlund & Linn (1990) mengelompokkan tes uraian
dalam dua kelompok
a. Tes uraian terbuka ( Extended Response Question)
tepat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam
menghasilkan, mengorganisasi, dan mengeksresikan ide
b. Tes uraian terbatas (Restricted Resonse Question)
untuk mengukur kemampuan siswa dalam menjelaskan
hubungan sebab akibat, menerapkan suatu teori,
memformulasikan hipotesis,dll
Bagaimana menulis tes uraian yang
baik?

1. Tulislah tes uraian berdasarkan perencanaan tes


yang telah anda buat.
2. Gunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar
yang sukar atau tidak tepat jika diukur dengan tes
objektif
3. Agar dapat mengukur jenjang berpikir tinggi,
kembangkanlah butir soal tersebut dari suatu
kasus
Bagaimana memeriksa hasil tes uraian?

Cara
memeriksa
hasil tes
Perencanaan Tes KB 3

Ada beberapa hal penting yang harus diperthatikan dalam membuat perencanaan tes antara lain
:
•Pemilihan sampel materi yang akan diujikan, pemilihan sampel materi harus serepresentatif mungkin
dapat mewakili semua materi yang diajarkan.
•Penentuan Jenis tes yang akan digunakan, bisa menggunakan tes pilihan ganda, tes uraian atau
gabungan harus diperhitungkan terutama terkait dengan materi, jumlah butir soal, dan waktu tes yang
disediakan.
•Jenjang kemampuan berpikir yang akan diajukan, harus sesuai dengan jenjang kemampuan berpikir
yang dilatihkan selama proses pembelajaran.
•Sebaran tingkat kesukaran
•Waktu ujian yang disediakan
•Jumlah butir soal yang ditanyakan.
Teknik menulis Kisi-Kisi

Untuk membantu memepermudah pengisian format kisi-kisi , lakukan Langkah-


Langkah berikut :
•Siapkan format kisi-kisi dan buku materi sebagai sumber dalam pembuatan kisi-kisi.
•Tentukan pokok bahasan dan sub pokok bahasan sebagai sampel materi
•Tentukan berapa jumlah butir soal.
•Sebarkan jumlah butir soal tersebut per pokok bahasan.
•Distribusikan jumlah butir soal per pokok bahasan tersebut ke dalam sub-pokok
bahasan.
•Distribusikan jumlah butir soal per sub-pokok bahasan tersebut ke dalam kolom-
kolom proses berpikir dan tingkat kesukaran butir soal.

Anda mungkin juga menyukai