Anda di halaman 1dari 20

EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD

MODUL 4
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN INFORMASI HASIL BELAJAR

1. Hanna Zakiyah (857745722)


2. Luthfiyah (857743507)
3. Masthohatul Aziza (857739997)
4. Muzaikhah Agus Vita (857745629)
5. Nia Karlina (857742046)
A. Memeriksa dan Mengolah Hasil Tes
KB 1
Mengumpulkan
dan Mengolah
Informasi Hasil
Belajar
B. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi
Hasil Belajar dari Unjuk Kerja Siswa

MODUL 6
Pengumpulan dan
Pengolahan
Informasi Hasil
Belajar

A. Pengorganisasian Informasi Hasil


KB 2 Belajar Siswa
Pendekatan dalam
Pemberian Nilai

B. Pendekatan dalam Penilaian


KB 1
MENGUMPULKAN DAN MENGOLAH INFORMASI HASIL BELAJAR

Informasi hasil belajar siswa dalam upaya mencapai kompetensi yang telah ditentukan dapat dikumpulkan
dengan menggunakan berbagai bentuk penilaian, masalnya dari tes tertulis serta panilaian unjuk
kerja. Informasi hasil belajar yang diperoleh dari tes tertulis dikumpulkan dari hasil tes tertulis yang telah
dikerjakan siswa, baik yang berasal dari ulangan harian, tes tengah semester, ataupun tes akhir semester. Jenis
tes yang sering digunakan di lapangan adalah tes objektif  dan tes uraian.
A. MEMERIKSA DAN MENGOLAH HASIL TES

1. Memeriksa Hasil Tes Objektif


Salah satu keuntungan tes objektif adalah hasil tes dapat diperiksa secara cepat dan tepat serta mempunyai ketetapan hasil
yang tinggi.
Cara pemeriksaan yang sering dilakukan adalah cara manual, yaitu dengan menggunakan master lembar jawaban yang sama
persis dengan lembar kerja siswa. Master lembar jawaban objektif bisa dilubangi dengan menggunakan putung roko atau
bara obat nyamuk. Master inilah yang kemudian diigunakan untuk memeriksa jawaban siswa, yakni dengan cara
menempelkan master lembar jawaban dengan lembar jawaban siswa. Jika lembar jawaban siswa tidak masuk pada lubang
master lembar jawaban, maka jawaban tersebut dinilai salah.
Jika peserta tes dalam jumlah besar maka dapat menggunakan fasilitas komputer untuk menskor dan mengolahnya.
Pembacaan jawaban siswa dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan mesin pembaca (scanner machine) dan untuk
mengolah data selanjutnya dapat digunakan komputer.
• Prinsip kerja pemeriksaan jawaban dengan fasilitas komputer:

A)       semua jawaban siswa di-scan.


B)      identitas data siswa yang terisi benar dipisahkan dari yang terisi salah melalui proses editing.

C)      data yang salah diperbaiki melalui proses up-dating.

D)      setelah semua identitas siswa benar, kunci jawaban dimasukkan ke dalam komputer.

E)      menghitung jawaban yang benar dari setiap siswa melalui proses scoring.


Tes objektif memiliki kelemahan adanya kemungkinan siswa menjawab hanya dengan menebak, jika anda ingin
menggunakan formula tebakan dalam menghitung skor akhir, maka anda harus mencantumkan keterangan pada
lembar naskah soal agar siswa mengetahuinya, misalkan dengan penjelasan sebagai berikut: pikirkan baik-baik
sebelum menjawab, jangan asal menebak, karena jawaban yang salah akan mengakibatkan penurunan skor.

Dan anda dapat menggunakan formula tebakan (guessing formula) sebagai berikut:

Skor = B - S__
n-1
Di mana : B : Jumlah jawaban benar
S : Jumlah jawaban salah
n : banyaknya alternatif jawaban
2. Memeriksa Hasil Tes Uraian

Pemberian skor atau scoring merupakan masalah serius dalam pemeriksaan hasil tes uraian. Menurut hopkins dan kawan-
kawan (1990) terdapat lima faktor yang menjadi permasalahan pada saat memeriksa hasil tes uraian yaitu ketidaktetapan
pemeriksa dalam memberikan skor, adanya hallo effect, carri over effect, order effect, dan adanya efek penggunakan bahasa
serta tulisan siswa.
• Untuk memeriksa hasil tes uraian sebaiknya mengikuti cara-cara berikut:

A. Setiap lembar jawaban siswa sebaiknya diperiksa oleh dua orang pemeriksa
B. Prosedur pemeriksaan:
– Kedua pemeriksa menyamakan persepsi untuk mencari kesepakatan cara memeriksa jawaban siswa.

– Pemeriksa mengujicobakan pedoman penskoran yang sudah disepakati dengan memeriksa 5 – 10 lembar jawaban
siswa.
– Pemeriksaan jawaban siswa dilaksanakan setelah uji coba pemeriksaan menunjukkan hasil pemeriksaan yang baik.
– Pemeriksa menentukan skor yang diperoleh setiap siswa.
Setelah memeriksa semua jawaban siswa maka selanjutnya adalah pemeberian skor.
Skor setiap siswa dapat ditentukan dengan menjumlahkan skor dari pemeriksa I
dengan pemeriksa II kemudian dibagi 2.

Misalnya pemeriksa I memberikan skor 31 dan pemeriksa II memberikan 34 maka


skor yang diperoleh adalah: (31+34) : 2 = 32,5
3. Mengolah Data Hasil Tes
Skor mentah perlu diolah agar mudah dipahami oleh murid atau orang tua. Cara yang paling mudah dan umum
digunakan untuk mengolah hasil tes adalah dengan mengubah skor tersebut dalam bentuk presentase sebagai berikut:
A. Untuk tes objektif
                                                       Jumlah jawaban yang benar
      Persentase penguasaan =  ————————————————– x 100% 
                                                       jumlah butir soal
B. Untuk tes uraian
                                                            Jumlah skor yang diperoleh siswa
       Persentase penguasaan =  ————————————————– x 100% 
                                                     jumlah skor maksimal
B. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN INFORMASI HASIL BELAJAR DARI UNJUK KERJA SISWA

Pengolahan data dari pengukuran unjuk kerja siswa (melalui skala rating atau skala sikap dari likert), dapat
dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
A.  Hitung jumlah skor maksimal dan minimal yang mungkin diperoleh siswa untuk semua indikator.

B.  Jumlahkan skor yang diperoleh setiap siswa.

C.  Bandingkan skor yang diperoleh dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan atau

D.  Membagi jumlah skor yang diperoleh siswa dengan skor maksimal kali 100%.
Dari contoh di samping, dapat dihitung skor minimal yang
akan diperoleh siswa adalah 6 dan skor maksimal adalah
24. Aufa memperoleh skor 20 maka presentase
keterampilan Aufa dalam menggunakan mikroskop adalah:

20
___________ x 100% = 83,33%

24
KB. 2
PENDEKATAN DALAM PEMBERIAN NILAI

A. PENGORGANISASIAN INFORMASI HASIL BELAJAR SISWA

 Tentu kita sebagai guru biasanya memberiakn tes atau assessment tentu kita akan mendapat informasi hasil
belajar siswa berupa nilai nilai atau angka angka. Informasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes
awalnya masih berupa skor mentah (raw score) dan terserak (belum tertata, belum diatur)
 Data nilai siswa perlu diatur sedemikian rupa agar mudah dipahami dan dapat menggambarkan
dengan jelas hasil belajar siswa.
 Dengan mengurutkan data hasil tes siswa, maka guru dapat dengan mudah melihat ranking dan
peringkat siswa.
B. PENDEKATAN DALAM PENILAIAN

Ada dua pendekatan yang sering digunakan untuk mengintepretasikan data hasil penilaian, yaitu:
1. Pendekatan penilaian acuan norma (PAN)
2. Pendekatan penilaian acuan kriteria (PAK)
1. Pendekatan Penilaian Norma (PAN)
Pendekatan penilaian acuan norma (PAN) adalah suatu pendekatan untuk mengiterpretasikan hasil belajar
siswa dengan membandingkan pada hasil belajar yang diperoleh kelompoknya.
Contoh modul hal 4.28
Jika guru menggunakan pendekatan penilaian acuan norma (PAN) maka pemberian skor seorang siswa
dapat diberikan berdasarkan pada pencapaian hasil belajar kelompoknya. Guru dapat memberikan nilai
tertinggi kepada siswa yang memperoleh skor tertinggi dan sebaliknya siswa yang memperoleh skor
terendah diberi nilai terendah.
Jika jumlah siswa banyak maka guru dapat menggunakan sistem statistika sederhana yaitu: Harga Rata-rata
(mean), Simpangan Baku (SB) dan pengguna kurva normal. Contoh modul hal 4.30
Rata-rata (mean)
Simpangan baku
2. PENDEKATAN PENILAIAN ACUAN KRITERIA (PAK)

• Pendekatan penilaian acuan kriteria adalah pendekatan penilaian yang mengacu pada kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnya
• Penentuan kriteria atau patokan berorientasi pada pencapaian kompetensi atau tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan
• Jika siswa telah mencapai nilai sesuai dengan kriteria tersebut atau diatasnya , maka mereka
dinyatakan telah berhasil
• Jika nilai yang diperoleh siswa dibawah kriteria yang sudah ditentukan, maka siswa dinyatakan belum
berhasil. (guru akan melakukan remidiasi sampai siswa berhasil mencapai standart yang telah
ditetapkan)
3. PENILAIAN

Penilaian adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian hasil
belajar siswa, dan menggunakan informasi tersebut untuk mencapai tujuan pendidikan.
Agar penilaian tepat sasaran maka perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
a. Berorientasi pada pencapaian kompetensi
b. Valid (terukur bisa dipertanggung jawabkan)
c. Mendidik
d. Terbuka
e. Adil dan objektif
f. Berkesinambungan (penilaian ini bersifat berkelanjutan)
g. Menyeluruh
h. Bermakna
• 4. PENYAJIAN HASIL PENILAIAN

Ada 4 bentuk penilaian yang dapat digunakan guru untuk menilai hasil belajar siswa, yaitu:
a. Penilaian dengan menggunakan angka
b. Penilaian dengan menggunakan kategori
c. Penilaian dengan uraian atau narasi
d. Penilaian kombinasi
5. PROSES PEMBERIAN NILAI

Penilaian yang dilakukan harus mencakup 3 aspek hasil belajar (kognitif, afektif, dan psikomotor)
Penguasaan kompetensi hasil belajar siswa untuk setiap mata pelajaran tidaklah sama. Misal pada ranah kognitif
(matematika), ranah afektif (pendidikan agama, pkn), ranah psikomotor (olahraga, SBDP)
Keputusan tentang hasil belajar siswa harus merupakan gabungan dari seluruh komponen informasi hasil belajar siswa.

Ada beberapa jenis alat ukur atau tagihan yang dapat gigunakan untuk memberikan nilai:
a. Kuis
b. Pertanyaan lisan dikelas
c. Ulangan Harian
d. Tugas Individu atau Kelompok
e. Ulangan Semesteran
f. Laporan Tugas atau Laporan Kerja
g. Ujian praktik,
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai