Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
(PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN INFORMASI HASIL BELAJAR).

Disusun Oleh :
Marni Juantini (857242411)
Shabrina Fitry Annazmy (857242508)
Satim (857242672)
Dede Andri (857242515)

UPBJJ SERANG - POKJAR RANGKASBITUNG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Alat ukur yang berkualitas tidak akan dapat bisa mengukur atau
mengases hasil belajar siswa dengan tepat jika dalam
pengadministrasiannya tidak berjalan dengan tertib. Untuk itu tertib dalam
melaksanakan pengukuran dan asesmen sangatlah penting. Setelah
melakukan pengukuran atau asesmen, kita akan memperoleh data atau
informasi hasil belajar siswa yang berupa data kuantitatif atau data
kualitatif (hasil unjuk kerja). Data hasil pengukuran ataupun asesmen,
pada awalnya masih berupa data mentah, sehingga dapat memberikan
informasi tentang hasil belajar siswa. Data tersebut harus diolah terlebih
dahulu agar data tersebut mudah dibaca dan dapat memberikan informasi
yang jelas mengenai hasil belajar siswa. Pada makalah ini kami akan
mengajak teman-teman untuk mendiskusikan bagaimana cara
mengumpulkan dan mengolah hasil belajar dan perkembangan belajar
siswa.

B. PERMASALAHAN
1. Identifikasi Masalah
a. Cara mengumpulkan dan mengolah informasi hasil belajar baik
yang berupa data kuantitatif maupun data hasil pengamatan
(kualitatif)
b. Cara menginterpretasi dan menilai hasil belajar siswa
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana cara mengumpulkan dan mengolah informasi hasil
belajar baik yang berupa data kuantitatif maupun data hasil
pengamatan (kualitatif)?
b. Bagaimana cara menginterpretasi dan menilai hasil belajar siswa?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan


a. Untuk mengetahui cara mengumpulkan dan mengolah informasi
hasil belajar baik yang berupa data kuantitatif maupun data hasil
pengamatan (kualitatif)
b. Untuk mengetahui cara menginterpretasi dan menilai hasil belajar
siswa
BAB II

PEMBAHASAN

Kegiatan Belajar 1

A. Mengumpulkan dan Mengolah Informasi Hasil Belajar


Tujuan utama dari kegiatan penialaian adalah untuk mengetahui apakah
kompetensi dasar yang telah ditetapkan sudah dapat dicapai oleh siswa atau
belum. Untuk keperluan tersebut guru perlu menyusun prosedur penilaian dalam
bentuk kisi-kisi pengukuran. Kisi-kisi pengukuran tersebut antara lain berisi :
1. Aspek yang akan diukur, kognitif, afektif, atau psikomotor
2. Jenis alat ukur yang digunakan, tes atau nontes
3. Teknik atau cara pengukurannya, tertulis, lisan, atau perbuatan
4. Cara penskoran atau pengolahannya

Informasi hasil belajar siswa dalam upaya mencapai kompetensi yang telah
ditetapkan dapat dikumpulkan menggunakan berbagai bentuk penilaian, misalnya
dari tes tertulis (paper and pencil test) serta dari penilaian unjuk kerja
(performance). Tes tulis yang sering digunakan adalah tes objektif dan uraian.
Sedangkan unjuk kerja siswa sering dinilai dengan cara pemberian tugas atau
portofolio.

Informasi hasil belajar yang diperoleh dari tes tertulis dikumpulkan hasil tes
tertulis yang sudah dikerjakan siswa, baik yang berasal dari ulanganharian, tes
tengah semester, taupun tes akhir semester. Jenis tes yang sering digunakan di
lapangan adalah tes objektif dan tes uraian.

1. Memeriksa dan Mengolah Hasil Tes


a. Memeriksa Hasil Tes Objektif
Cara pemeriksaan yang paling banyak dilakukan oleh praktisi
pendidikan di lapangan adalah dengan pemeriksaan secara manual. Cara
ini tepat dilakukan jika jumlah peserta tesnya tidak terlalu banyak. Cara
yang paling umum dilakukan adalah dengan membuat master kunci
jawaban pada lembar jawaban kosong. Sudah barang tentu lembar jawab
yang akan digunakan sebagai master kunvi jawaban harus sama persis
dengan lembar jawaban yang digunakan siswa. Kemudia lembar jawaban
yang sudah terisi kunci jawaban tersebut dilubangi tepat pada kunci
jawaban. Jawaban siswa yang masuk pada lubang kunci jawaban adalah
jawaban yang benar, sedangkan jawaban yang tidak masuk pada lubang
kunci adalah jawaban yang salah. Jawaban yang benar diberi skor 1
sedangkan jawaban yang salah diberi skor 0.

Tetapi jika jumlah peserta tes sangat besar maka pemeriksaan secara
manual dirasa tidak efektif lagi. Pada saat ini maka anda dapat
menggunakan fasilitas computer untuk menskor dan mengolahnya.
Pembacaan jawaban siswa dapan dilakukan dengan menggunakan
bantuan mesin pembaca (scanner mechine) dan untuk mengolah data
selanjutnya dapat menggunakan computer. Lembar jawaban yang
digunakan siswa harus dapat dibaca oleh scanner (scannable form) dan
alat tulis yang digunakan untuk mengisi lembar jawaban tersebut harus
menggunakan pensil yang cukup mengandung graphit, biasanya adalah
pensil 2B. Prinsip kerja pemeriksaan jawaban dengan menggunakan
fasilitas computer adalah sebagai berikut.
1) Semua jawaban di scan. Dalam proses ini semua identitas dan
jawaban yang ada pada lembar jawaban siswa dibaca oleh mesin
scanner untuk kemudian data tersebut dipindahkan pada file computer.
2) Identitas data siswa yang terisi benar dipisahkan dengan identitas data
siswa yang salah melalui proses editing.
3) Data yang slah tersebut harus diperbaiki melalui proses up-dating.
Dengan proses ini diharapkan semua identiras data siswa sudah benar
artinya kita harus yakin bahwa data yang tersimpan adalah data milik
siswa yang bersangkutan.
4) Langkah selanjutnya adalah memasukan kunci jawaban ke dalam
computer. Prosese ini dapat dilakukan secara manual yaitu di key-in
satu persatu atau dilakukan melalui proses scanning. Untuk
menghindari kesalahan maka akan lebih baik kalau proses memasukan
kunci jawaban dilakukan melalui proses scanning, artinya kunci
jawaban yang sudah dibuat dalam lembar jawaban (scannable form)
kemudian lembar jawaban tersebut di scan.
5) Langkah berikutnya adalah menghitung jawaban yang benar untuk
setiap siswa melalui proses scoring. Dengan demikian dari langkah ini
anda sudah dapat mengetahui skor setiap siswa.

Jika dalam pemberian skor tes objektif ini anda memberi skor 1 untuk
setiap jawaban benar dan skor 0 ontuk jawaban yang salah, maka
penghitungan skor siswa didasarkan pada banyaknya butir soal yang dapat
dijawab dengan benar oleh setiap siswa.

Contoh, pada tes akhir semester mata pelajaran IPA kelas 6 SD


diujikan 60 butir soal pilihan ganda dengan 4 alternatif jawaban. Dalam
tes tersebut Bardan dapan menjawab dengan benar 40 butir soal, maka
skor yang diperoleh Bardan untuk mata pelajaran IPA tersebut adalah 40.

Tapi seperti anda ketahui bahwa penggunaan tes objektif mempunyai


kelemahan diantaranya adanya kemungkinan siswa menjawab hanya
dengan menebak. Jika anda ingin mengetahui kemungkinan siswa
menebak jawaban maka anda dapat menggunakan formula tebakan
(guessing formula) sebagai berikut :

S
Skor = B–
n–1

di mana, B : jumlah jawaban benar


S : jumlah jawaban salah
n : banyaknya alternative jawaban
Jika diberlakukan formula tersebut maka siswa akan berhati-hati saat
menjawab setiap pertanyaan. Karena jika ia menjawab salah maka akan
berakibat pada penurunan skor yang diperoleh. Tapi jika anda ingin
menggunakan formula tebakan dalam menghitung skor akhir, maka anda
harus mencantumkan keterangan tersebut pada lembar naskah soal
sehingga siswa mengetahui, misalnya dengan menjelaskan sebagai berikut
: Pikirkan baik-baik sebelum menjawab, jangan asal menebak, karena
jawaban yang salah akan mengakibatkan penurunan skor.

b. Memeriksa Hasil Tes Uraian


Menurut Hopkins dan kawan-kawan (1990) terdapat lima factor yang
menjadi permasalahan pada saat anda memeriksa hasil tes uraian yaitu
ketidaktetapan pemeriksa dalam memberikan skor, adanya hallo effect,
cary over effect, order effect, dan adanya efek penggunaan bahasa serta
tulisan siswa. Penskoran akan lebih sulit jika tes uraian diberikan dalam
bentuk tes uraian terbuka. Maka dari itu pembuat soal disarankan untuk
memilih soal uraian dalam bentuk tes uraian tertutup. Pembuatan
pedoman penskoran atau pedoman pemeriksaan butir soal sebaiknya
dibuat secepatnya setelah soal tes selesai dibuat. Hal ini untuk
meminimalaisir kemungkinan anda sebagai pembuat soal lupa terhadap
jawaban ideal untuk butir soal tersebut. Cara agar permasalahan –
permasalahan dalam pemeriksaan hasil tes uraian dapat diminimalisir,
adalah sebagai berikut:
1) Untuk menjaga ketetapan hasil pemeriksaan (reliabilitas), sebaiknya
setiap lembar jawaban siswa sebaiknya diperiksa oleh dua orang
pemeriksa yaitu pemeriksa 1 dan pemeriksa 2.
2) Sebelum mulai memeriksa jawaban siswa, kedua pemeriksa harus
duduk bersama menyamakan persepsi mencari kesepakatan-
kesepakatan tentang bagaimana cara memeriksa jawaban siswa.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah melihat kesesuaian
antara pertanyaan dengan jawaban yang ada pada pedoman penskoran.
Jika ada sesuatu yang belum sesuai maka kedua pemeriksa tersebut
dapat mengubahnya.
3) Setelah kedua pemeriksa sepakat dengan butir soal dan pedoman
penskorannya maka pedoman penskoran tersebut perlu diuji cobakan
pada 5 – 10 lembar jawaban siswa. Selama uji coba tersebut kedua
pemeriksa harus bekerja sendiri-sendiri tidak boleh saling berdiskusi.
Setelah selesai memeriksa lembar jawaban siswa dalam uji coba
tersebut maka skor yang diberikan oleh kedua pemeriksa perlu
dicocokan untuk melihat apakah kedua pemeriksa sudah mempunyai
persepsi yang sama dalam memberikasn skor atau belum. Kesamaan
perspsi antara kedua pemeriksa ditunjukan oleh pemberian skor yang
relative sama. Jika ternyata kedua pemeriksa belum mempunyai
persepsi yang sama dalam memberikan skor, maka kedua pemeriksa
harus duduk bersama untuk mendiskusikan masalah tersebut.

c. Mengolah Data Hasil Tes


Cara yang paling mudah dan paling umum digunakan untuk
mengolah hasil tes adalah dengan mengubah skor tersebut dalam bentuk
presentase sebagai berikut:
1) Untuk tes objektif (tanpa formula tebakan) :
Jumlah jawan benar
Presentase penugasan = --------------------------- x 100%
Jumlah butir soal

2) Untuk tes uraian :


Jumlah skor yang diperoleh siswa
Presentase penugasan = ------------------------------------------- x 100%
Jumlah skor maksimal

Contoh :
Jika Bardan dapan menjawab benar 40 dari 50 butir soal mata
pelajaran IPS, maka:

Presentase penguasaan Bardan untuk mata pelajaran


40
IPS = ----- x 100% = 66,66%
60

Jika pada tes uraian mata pelajaran IPA, Ali memperoleh skor 52 dari
skor maksimal 82 maka:

52
IPA = ----- x 100% = 63,42%
82

2. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar Dari Unjuk


Kerja Siswa
Informasi hasil belajar yang diperoleh dari unjuk kerja siswa
dikumpulkan dari tugas-tugas yang telah dikerjakan siswa, baik yang
berupa unjuk kerja yang langsung diamati oleh guru, pembuatan laporan,
pengumpulan hasil karya, pengumpulan portofolio dan lain sebagainya.
Serta penilaian dari proses selama menghasilkan karya tersebut.
Untuk memperoleh informasi tersebut sudah barang tentu guru harus
menyiapkan pedoman pengamatan yang dilengkapi dengan kritreia
penskoran. Inilah yang kita kenal dengan rubrik.

Contoh Rubrik
No Indikator Skor
1 Cara membawa mikroskop 4 3 2 1
2 Cara memutar power mikroskop 4 3 2 1
3 Cara mencari bahaya 4 3 2 1
4 Cara meletakkan kaca onjek 4 3 2 1
5 Cara mencari focus untuk melihat objek 4 3 2 1
6 Cara melihat objek 4 3 2 1
Kegiatan Belajar 2

B. Pendekatan Dalam Pemberian Nilai


1. Pengorganisasian Informasi Hasil Belajar Siswa
Informasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes, pada awalnya masih
berupa skor mentah ( raw score) yang berupa data terserak (belum tertata).
Karna data belum tertata dengan baik maka anda kan menemui kesulitan
untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang hasil belajar siswa tersebut.
Data tersebut perlu diatur sedemikian rupa agar mudah dipahami, misalnya
diurutkan mulai dari data terbesar sampai dengan data terkecil. Berikut ini
disampaikan data terserak hasil tes tengah semester dan akhir semester.

Hasil Tes Mata Pelajaran Matematika


Hasil Tes
No Nama Siswa
Tengah Semester Akhir Semester
1 Aan 78 85
2 Adi 67 71
3 Ali 88 78
4 Amin 74 71
5 Ana 97 91
6 Anda 84 88
7 Andi 57 76
8 Ani 65 68
9 Aufa 81 94
10 Bardan 58 67
11 Bardi 70 72
12 Budi 81 87
13 Dadi 65 80
14 Dedi 92 93
15 Desita 53 69
16 Dudit 65 75
17 Edi 83 76
18 Edo 79 74
19 Eli 45 63
20 Filia 95 80
21 Gultom 62 58
22 Gusti 74 80
23 Hardi 85 96
24 Harso 76 81

Agar anda dapat memperoleh gambaran yang lebih baik, maka data
tersebut perlu diatur. Berikut gambaran data tengah smester yang diatur
berdasarkan ranking.

Ranking Siswa Hasil Tes Tengah Semester


Hasil Tes Tengah
No Nama Siswa
Semester
1 Ana 97
2 Filia 95
3 Dedi 92
4 Ali 88
5 Hardi 85
6 Anda 84
7 Edi 83
8 Aufa 81
9 Budi 81
10 Edo 79
11 Aan 78
12 Harso 76
13 Amin 74
14 Gusti 74
15 Bardi 70
16 Adi 67
17 Ani 65
18 Dadi 65
19 Dudit 65
20 Gultom 62
21 Bardan 58
22 Andi 57
23 Desita 53
24 Eli 45
Perhatikan kembali data ranking hasil tes ttengah semester mata
pelajaran matematika. Bagaimana cara menyajikan data hasil tes tengah
semester dalam bentuk daftar distribusi frekuensi? Cara membuat daftra
distribusi frekuensinya adalah sebagai berikut.

1. Tentukan rentang dengan cara data terbesar dikurangi dengan data


terkecil. Dalam hal ini karena data terbesarnya = 97 dan data terkecilnya
= 45, maka rentangnya 97 - 45 = 52.
2. Tentukan banyak kelas interval yang diperlukan. Untuk menentukan
banyak kelas interval dapat digunakan aturan sturges, yaitu:
Banyak kelas = 1 + 3,3 log n, dmana n adalah banyak data
= 1 + 3,3 log 24
= 1 + 3,3 (1,38)
= 1 + 4,55
= 5,55
Jadi banyak kelas interval yang dapat dibuat adalah 5 atau 6 buah.
3. Tentukan panjang kelas interval (p), dengan menggunakan aturan sebagai
berikut.
rentang
p = ----------------
banyak kelas
= 52 : 6
= 8,67
Panjang kelas interval dapat diambil 8 atau 9.
4. Tentukan ujung bawah kelas interval untuk data terkecil. Untuk ini dapat
diambil sama dengan data terkecil atau nilai data yang lebih kecil dari
data terkecil tapi selisihnya harus kurang dari panajang kelas yang telah
ditemukan.
5. Masukan semua data ke dalam kelas interval. Untuk dapat memudahkan
kerja anda dapat menambahkan kolom tally dan frekuensi.
Berdasarkan aturan tersebut di atas maka tabulasi data dapat dibuat sebgai
berikut.
Frekuensi Distribusi Hasil Tes Tengah Semester
Hasil Tes Tengah Semester Tally Frekuensi
90 – 98 III 3
81 – 89 IIIII I 6
72 – 80 IIIII 5
63 – 71 IIIII 5
54 – 62 III 3
45 – 53 II 2
Jumlah 24 24

2. Pendekatan Dalam Penilaian


Ada dua hal pendekatan yang sering digunakan untuk
menginterpretasikan data hasil pengukuran yaitu Penilaian Acuan Norma
(PAN) dan Penilaian Acuan Kriteria (PAK).

a. Pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN)


Pendekatan Penilaian Acuan Norma adalah suatu pendekatan untuk
menginterpretasikanhasil belajar siswa dimana hasil belajar yang
diperoleh seorang siswa dibandingkan dengan hasil belajar yang diperoleh
kelompoknya. Artinya pemberian nilai mengacu pada perolehan nilai di
kelompok itu.
Misalnya pada saat ulangan akhir semester mata peajalaran IPS kelas
V SD diujikan 50 butir soal dan hasil penskoran untuk 10 siswa di kelas
tersebut adalah sebagai berikut.
Sebaran Skor Siswa
No Nama Skor
1 Dita 37
2 Andi 33
3 Imam 30
4 Tina 30
5 Amin 27
6 Isti 25
7 Intan 21
8 Dewi 20
9 Rani 17
10 Tika 15

Dari skor mentah tersebut anda dapat mengetahui bahwa skor


tertinggi siswa kelas V adalah 37 yang dicapai oleh Dita dan skor
terendahnya adalah 15 yang dicapai oleh Tika. Untuk mengetahui tingkat
penguasaan tiap siswa dapat diketahui dengan menghitung skor tersebut
dalam bentuk presentase. Tingkat penguasaan Dita adalah:
37
----- x 100% = 74%
50

Hasil selengkapnya adalah sebagai berikut;

Sebaran skor yang sudah diubah dalam presentase


No Nama Skor Presentase
1 Dita 37 74%
2 Andi 33 66%
3 Imam 30 60%
4 Tina 30 60%
5 Amin 27 54%
6 Isti 25 50%
7 Intan 21 42%
8 Dewi 20 40%
9 Rani 17 34%
10 Tika 15 30%

Jika menggunakan pendekatan PAN anda dapat memberikan nilai 10


pada skor tertinggi dan nilai siswa lainnya dapat dihitung dengan cara
berikut:
33
Andi : ----- x 10 = 8,9
37
Dengan cara yang sama anda dapat menghitung nilai siswa yang lain.

Jika jumlah siswa anda sedikit maka pengolahan dengan cara seperti
diatas dapat dengan mudah dilakukan. Tetapi jika jumlah siswa yang di
tes ratusan maka dapat menggunakan statistika sederhana yaitu harga rata-
rata (mean) dan simpangan baku (SB) akan sangat membantu dalam
memberikan nilai untuk seluruh siswa.

1) Harga rata-rata (mean)


Mean merupakan pengukuran gejala pusat yang paling sering
digunakan. Mean atau harga rata-rata dapat dihitung menggunakan
rumus berikut:
Jumlah seluruh data Ʃx
M = -------------------------- atau M = -----
Jumlah data n

2) Simpangan baku (SB)


Simpangan baku sangat bermanfaat dalam pengukuran variasi
skor. Simpangan baku pada dasarnya mengukur seberapa jauh setiap
skor menyebar dari mean. Pendekatan untuk menghitung harga
simpangan baku diambil dari Jenkins seperti dikutip Edward, C.H.,
et.al (1977) dalam bukunya yang berjudul Planning, Teaching, and
Evaluating.
Rumus pendekatan tersebut adalah :
Jml skor 1/6 peserta kelp atas – jml skor 1/6 peserta kelp bawah
SB = ------------------------------------------------------------------------------
½ Jumlah Peserta
b. Pendekatan Penilaian Acuan Kriteria (PAK)
Dalam PAK keberhasilan setiap anak tidak dibandingkan dengan
hasil yang diperoleh kelompoknya, tetapi keberhasilan setiap anak akan
dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Penerapan PAK dalam kehidupan sehari-hari dapat anda temukan
dengan mudah , misalnya dalam penerimaan dosen baru di suatu
perguruan tinggi ditentukan dengan kriteria : berijazah S1 dalam program
studi yang relevan, Indeks Prestasi Kumulatif minimal 3,00, dan
persyaratan yang lainnya.

c. Penilaian
Penilaian dalam mata kuliah ini mengacu pada penilaian sebagai
asesmen yaitu serangkaian penilaian yang dilakukan untuk memperoleh
informasi tentang pencapaian hasil belajar siswa dan menggunakan
informasi tersebut untuk mencapai tujuan pendidikan. Penilaian yang
anda lakukan harus :
1) Berorientasi pada pencapaian kompetensi
2) Valid
3) Mendidik
4) Terbuka
5) Adil dan objektif
6) Berkesinambungan
7) Menyeluruh
8) Dan bermakna

d. Penyajian Hasil Penilaian


Dalam penilaian berbasis kompetensi terdapat empat bentuk
penilaian yang dapat digunakan guru untuk menilai hasil belajar siswa
yaitu:
1) Penilaian dengan menggunakan angka
2) Penilaian dengan menggunakan kategori
3) Penilaian dengan uraian atau narasi
4) Penilaian kombinasi

e. Proses Pemberian Nilai


Sesuai dengan prinsip penilaian yaitu menyeluruh maka pelaksanaan
penilaian harus anda lakukan pada semua aspek hasil belajar (kognitif,
afektif, psikomotor) sesuai dengan tuntutan kompetensi yang terdapat
dalam kurikulum.
Untuk memperoleh data dan informasi sebagai dasar penentuan
tingkat keberhasilan siswa dalam pencapaian kompetensi diperlukan
tagihan-tagihan. Setiap tagihan memerlukan seperangkat alat ukur.
Beberapa jenis alat ukur dan jenis tagihan yang dapat digunakan antara
lain:
1) Kuis
2) Pertanyaan lisan di kelas
3) Ulangan harian
4) Tugas individu atau kelompok
5) Ulangan semesteran
6) Laporan tugas atau laporan kerja
7) Ujian praktek
DAFTAR PUSTAKA

Suryanto, Ari, dkk. Evaluasi pembelajaran di SD. 2008. Tangerrang Selatan.


Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai