Anda di halaman 1dari 5

MENGUMPULKAN DAN MENGOLAH INFORMASI HASIL BELAJAR

A. MEMERIKSA DAN MENGOLAH HASIL TES


1. Memeriksa Hasil Tes Objektif
 Salah satu keunggulan tes obektif adalah hasil tes dapat diperiksa sangat cepat dan
tepat serta mempunyai ketetapan hasil yang tinggi.
 Cara memeriksa hasil tes objektif ada 2 (dua), yaitu:
a) Secara manual
 Merupakan cara pemeriksaan yang paling banyak dilakukan oleh para praktisi
pendidikan di lapangan.
 Cara ini tepat dilakukan jika jumlah peserta tesnya tidak terlalu banyak yaitu
dengan membuat master kunci jawaban pada lembar jawaban kosong.
 Lembaran jawaban yang akan digunakan sebagai master kuci jawaban harus
sama persis dengan lembar jawaban yang digunakan siswa.
 Lembar jawaban yang sudah terisi kunci jawaban dilubangi tepat pada kunci
jawaban dengan bara rokok atau obat nyamuk bakar.
 Jawaban siswa yang masuk pada lubang kunci jawaban adalah jawaban yang
benar, sedangkan jawaban yang tidak masuk pada luban kunci jawaban adalah
jawaban yang salah.
 Jawaban yang benar diberi skor 1, sedangkan jawaban yang salah atau tidak
menjawab diberi skor 0.
 Pastikan bahwa untuk setiap nomor jawaban tidak ada siswa yang menjawab
dengan memberi tanda silang lebih dari satu alternatif jawaban.
 Untuk menghindari masalah lebih dari satu jawaban,bisa membuat master kunci
jawaban pada plastik transparan.
 Berikut adalah contoh lembar jawaban siswa, lembar kunci jawaban, dan
penggunaan kunci jawaban untuk menghitung jawaban yang benar dari jawaban
siswa
b) Menggunakan fasilitas komputer
 Cara ini tepat dilakukan jika jumlah peserta tes dalam jumlah besar.
 Pembacaan jawaban siswa dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan
mesin pembaca (scanner machine) dan untuk mengolah data selanjutnya dapat
digunakan komputer.
 Syarat menggunakan fasilitas scanner dan komputer adalah lembar jawaban
yang digunakan siswa harus dapat dibaca oleh scanner (scannable form) dan
alat tulis yang digunakan untuk mengisi lembar jawaban harus menggunakan
pensil yang cukup mengandung graphit, biasanya digunakan pensil 2B.
 Prinsip kerja pemeriksaan jawaban dengan menggunakan fasilitas komputer
adalah:
1) Semua jawaban siswa discan.
2) Identitas data siswa yang terisi benar dipisahkan dengan identitas data siswa
yang salah melalui proses editing.
3) Data yang salah tersebut harus diperbaiki melalui proses up-dating.
4) Setelah semua identitas data siswa benar maka langkah selanjutnya adalah
memasukan kunci jawaban ke dalam komputer.
5) Menghitung jawaban yang benar untuk setiap siswa melalui proses scoring.
 Berikut adalah contoh jawaban siswa dalam scannable form

 Jika dalam pemberian skor tes objektif yaitu skor 1 untuk jawaban yang benar dan
skor 0 untuk jawaban yang salah maka penghitungan skor yang diperoleh siswa
didasarkan pada banyaknya butir soal yang dapat dijawab dengan benar setiap siswa.
Contoh, pada tes akhir semester mapel IPA kelas 6 SD diujikan 60 butirsoal pilihan
ganda dengan 4 alternatif jawaban.dalam tes tersebut Bardan dapat menjawab dengan
benar 40 soal maka skor yang diperoleh Bardan untuk mapel IPA adalah 40.
 Kelemahan dari penggunaan tes objektif yaitu adanya kemungkinan siswa menjawab
hanya dengan menebak.
 Untuk meminimalkan kemungkinan siswa menebak jawaban, dapat menggunakan
formula tebakan (guessing formula) yaitu
S dimana, B : jumlah jawaban benar
Skor = B - S : jumlah jawaban salah
n -1 n : banyaknya alternatif jawaban
 Jika diberlakukan formula tebakan, maka siswa akan berhati-hati dalam menjawab
setiap pertanyaan karena jika ia menjawab salah maka akan berakibat pada penurunan
skor yang diperoleh. Contoh dalam tes akhir semester IPS diujikan 60 butir soal
pilihan ganda dengan 4 alternatif jawaban. Tita dapat menjawab benar 40 butir, 20
butir salah. Tini dapat menjawab benar 40 butir, 10 butir salah, dan 10 butir tidak
diisi. Jika penskoran tes tersebut didasarkan pada penggunaanformula tebakan maka:
a) Skor yang diperoleh Tita adalah
20
Skor Tita = 40 − (4−1)

= 40 – 6,66
= 33,33
b) Skor yang diperoleh Tini adalah
10
Skor Tini = 40 − (4−1)

= 40 – 3,33
= 36,67
 Jika menggunakanformula tebakan dalam menghitung skor akhir maka harus
mencantumkan keterangan tersebut pada lembar naskah soal sehingga siswa
mengetahui, misalnya dengan penjelasan sebagai berikut: Pikirkan baik-baik sebelum
menjawab, jangan asal menebak, karena jawaban yang salah akan mengakibatkan
penurunan skor.

2. Memeriksa Hasil Tes Uraian


 Masalah serius dalam pemeriksaan hasil tes uraian adalah pemberian skor (scoring).
 Menurut Hopkins dan kawan-kawan (1990) terdapat 5 faktor yang menjadi
permasalahan pada saat kita memeriksa hasil tes uraian, yaitu
a) Ketidaktetapan pemeriksa dalam memberikan skor.
b) Adanya hallo effect.
c) Adanya carry over effect.
d) Adanya order effect.
e) Adanya efek penggunaan bahasa serta tulisan siswa.
 Dari kelima permasalahan di atas akan menjadi semakin besar pada saat kita
menggunakan tes uraian terbuka karena dengan menggunakan tes uraian terbuka
maka jawaban yang diberikan siswa akan sangat beragam sehingga pengaruh
subjektivitas pemeriksa dalam penskoran aan sangat tinggi.
 Untuk meminimalkan kelemahan tersebut, sebaiknya kita menggunakan tes uraian
terbatas karena dengan tes uraian terbatas jawaban yang diberikan siswa akan terbatas
sesuai dengan batasan-batasan yang diminta dala butir soal.
 Pada saat selesai menulis tes uraian terbatas untuk ujian akhir semester atau ujian
akhir tahun maka sekaligus meulis pedoman penskoran atau pedoman pemeriksaan
butir soal tersebut.
 Cara-cara agar permasalahan dapat diminimalkan saat memeriksa hasil tes uraian:
a) Untuk menjaga ketetapan hasil pemeriksaan (realiabilitas), sebaiknya setiap
lembar jawaban siswa minimal diperiksa oleh dua orang pemeriksa.
b) Sebelum mulai memeriksa jawaban siswa, kedua pemeriksa harus duduk bersama
menyamakan persepsi untuk mencari kesepakatan-kesepakatan tentang bagaimana
cara memeriksa jawban siswa.

3. Mengolah Data Hasil Tes


Skor mentah perlu diolah agar mudah dipahami oleh murid atau orang tua. Cara yang
paling mudah dan umum digunakan untuk mengolah hasil tes adalah dengan mengubah
skor tersebut dalam bentuk presentase sebagai berikut:
a. Untuk tes objektif
Jumlah Jawaban yang Benar
Persentase Penguasaan = ————————————————– x 100%
Jumlah Butir Soal

b. Untuk tes uraian


Jumlah Skor yang Diperoleh Siswa
Persentase Penguasaan = ————————————————– x 100%
Jumlah Skor Maksimal
B. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN INFORMASI HASIL BELAJAR DARI
UNJUK KERJA SISWA
Informasi hasil belajar yang diperoleh dari unjuk siswa kerja siswa, baik yang
berupa unjuk kerja yang langsung diamati guru, pembuatan laporan, pengumpulan hasil
karya, pengumpulan portofoio dan lain sebagianya. Satu hal yang tidak kalah penting adalah
informasi yang berkenaan dengan proses selama menghasilkan karya tersebut. Untuk
memperoleh informasi tersebut sudah barang tentu guru harus mempersiapkan pedoman
pengamatan yang dilengkapi dengan kriteria penskoran. Inilah yang dikenal dengan rubrik
Pengolahan Data dari Pengukuran Unjuk Kerja Siswa (melalui Skala Rating atau
Skala Sikap dari Likert), dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
1) Hitung jumlah skor maksimal dan minimal yang mungkin diperoleh siswa untuk semua
indikator.
2) Jumlahkan skor yang diperoleh setiap siswa.
3) Bandingkan skor yang diperoleh dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan atau
4) Membagi jumlah skor yang diperoleh siswa dengan skor maksimal kali 100%.

Anda mungkin juga menyukai