Anda di halaman 1dari 9

Inisiasi

5
EVALUASI
PEMBELAJARAN DI SD

Oleh : Destiana, M. Pd
Modul 4
KEGIATAN BELAJAR 1
MENGUMPULKAN DAN MENGOLAH
INFORMASI HASIL BELAJAR

A. MEMERIKSA DAN MENGOLAH HASIL TES

1. Memeriksa Hasil tes Objektif


Salah satu keunggulan tes objektif adalah hasil tes dapat diperiksa sangat cepat dan tepat serta
mempunyai ketetapan hasil yang tinggi. Cara pemeriksaan yang paling banyak dilakukan oleh para
praktisi pendidikan di lapangan adalah dengan pemeriksaan secara manual. Cara yang paling umum
dilakukan adalah dengan membuat master kunci jawaban pada lembar jawaban kosong. Kemudian
lembar jawaban yang sudah terisi kunci jawaban tersebut dilubangi tepat pada kunci jawaban.
Pembacan jawaban siswa dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan mesin pembaca (scanner
Machine) dan untuk mengolah data selanjutnya dapat digunakan komputer. Sudah barang tentu apabila
Anda ingin menggunaka fasilitas scanner dan komputer maka persayaratan untuk itu harus dipenuhi.
Lembar jawaban yang digunakan siswa harus dapat dibaca oleh scanner (scanner form) dan alat tulis
yang digunakan untuk mengisi lembar jawaban tersebut harus menggunakan pinsil yang cukup
mengandung graphit, biasanya digunakan pinsil 2 B.
2. Memeriksa Hasil Tes Uraian
Pemberian skor atau scoring merupakan masalah serius dalam pemeriksaan hasil tes uraian.
Menurut Hopkins dan kawan-kawan (1990) terdapat lima faktor yang menjadi permsalahan
pada saat Anda memeriksa hasil tes uraian yaitu ketidaktetapan pemeriksa dalam memberikan
skor, adanya hallo effect, carry over effect, order effect, dan adanya efek penggunaan bahasa
serta tulisan siswa. Permasalahan tersebut akan menjadi semakin besar pada saat Anda
menggunakan tes uraian terbuka. Mengapa? Hal ini disebabkan karena dengan menggunakan
tes uraian terbuka maka jawaban yang diberikan siswa akan sangat beragam. Yang jelas dengan
menggunakan tes uraian terbatas maka jawaban yang diberikan siswa akan terbatas sesuai
dengan batasan-batasan yang diminta dalam butir soal. Dengan cara ini Anda dapat
menanyakan butir soal yang lebih banyak sehingga kerepresentatifan materi yang ditanyakan
dalam satu waktu ujian dapat ditingkatkan. Dengan cara inilah validitas isi tes dapat Anda
tingkatkan. Bagaimana sebaiknya memeriksa hasil tes uraian agar permasalahan-permasalahan
dalam pemeriksaan tes uraian dapat diminimalkan? Ikutilah cara-cara sebagai berikut.
a. Untuk menjaga ketetapan hasil pemeriksaan (reliabilitas), sebaiknya setiap lembar jawaban siswa
minimal diperiksa oleh dua orang pemeriksa yaitu pemeriksa 1 dan pemeriksa 2.
b. Sebelum mulai memeriksa jawaban siswa, kedua pemeriksa harus duduk bersama menyamakan
persepsi untuk mencari kesepakatan-kesepakatan tentang bagaimana cara memeriksa jawaban siswa.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah melihat kesesuaian antara pertanyaan dengan jawaban
yang ada pada pedoman penskoran. Jika ada sesuatu yang belum sesuai maka kedua pemeriksa tersebut
dapat mengubahnya.

3. Mengolah Data Hasil Tes


Dari 50 butir soal mata pelajaran IPS, Bardan dapat menjawab dengan benar 40 butir soal. Dengan hasil
tersebut, Bardan memperoleh skor mentah 40. Jika skor tersebut ditunjukkan kepada orang tuanya
maka ada kemungkinan orang tua Bardan menemui kesulitan untuk memahami arti skor tersebut.
Untuk itu skor mentah tersebut perlu diolah agar mudah dan paling umum digunakan untuk mengolah
hasil tes adalah dengan mengubah skor tersebut dalam bentuk persentase sebagai berikut.
1) Untuk tes objektif (tanpa formula tebakan)
2) Tes Uraian
B. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN INFORMASI HASIL BELAJAR DARI UNJUK KERJA SISWA
Informasi hasil belajar yang diperoleh dari unjuk kerja siswa dikumpulkan dari tugas-tugas yang telah
dikerjakan siswa, baik yang berupa unjuk kerja yang langsung diamati guru, pembuatan laporan,
pengumpulan hasil karya, pengumpulan portofolio dan lain sebagainya. Satu hal yang tidak kalah
penting adalah informasi yang berkenaan dengan proses selama menghasilkan karya tersebut. Jika Anda
menggunakan skala rating atau skala sikap dari Likert untuk mengukur suatu keterampilan atau
kecenderungan sikap maka pengolahan datanya dapat dilakukan sebagai berikut.
a. Hitung jumlah skor maksimal dan minimal yang mungkin diperoleh siswa untuk semua indikator.
b. Jumlahkan skor yang diperoleh setiap siwa.
c. Tentukan tingkat keterampilan siswa dengan cara membandingkan jumlah skor yang diperoleh setiap
siswa dengan jumlah skor maksimal kali 100% kemudian bandingkan skor tersebut dengan standar
yang telah ditentukan.
d. Untuk menentukan kecenderungan sikap seseorang dapat dilakukan dengan cara membandingkan
skor yang diperoleh siswa dengan standar yang telah ditentukan
KEGIATAN BELAJAR 2
PENDEKATAN DALAM PEMBERIAN
NILAI

A. PENGORGANISASIAN INFORMASI HASIL BELAJAR SISWA


Informasi hasil belajar siswa yang diperoleh tes, pada awalnya masih berupa skor mentah (raw
score ) yang berupa data terserak (belum tertata). Karena data belum tertata dengan baik maka
Anda akan menemui kesulitan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang hasil belajar
siswa tersebut. Data tersebut perlu diatur sedemikian rupa agar mudah dipahami, misalnya
diurutkan mulai data terbesar sampai dengan data terkecil. Informasi hasil belajar siswa dapat
dikumpulkan dengan menggunakan berbagai jenis tagihan seperti kuis, ulangan harian, ujian
Akhir semester, pemberian tugas, laporan kerja praktek dan sebagainya. Setiap jenis tagihan
tersebut dikumpulkan berbagai jenis alat tagihan seperti tes, pedoman pengamatan, skala
ranting, atau skala sikap.

B. PENDEKATAN DALAM PENILAIAN


Pendekatan yang sering digunakan untuk menginterprestasikan data hasil pengukuran :
1. Pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN)
Yang dimaksud dengan pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN) adalah suatu pendekatan untuk
Menginterprestasikan hasil belajar siswa di mana hasil belajar yang diperoleh seorang siswa
dibandingkan dengan hasil belajar yang diperoleh kelompoknya. Artinya pemberian nilai mengacu pada
perolehan nilai di kelompok itu.

2. Pendekatan Penilaian Acuan Kriteria (PAK)


Dalam PAK keberhasilan setiap anak tidak dibandingkan dengan hasil yang diperoleh kelompoknya
tetapi keberhasilan setiap anak akan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Penentuan kriteria atau patokan berorientasi pada pencapaian kompetensi atau tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan. Jika seorang anak berhasil mencapai kriteria atau bahkan melebihi kriteria yang
telah ditetapkan maka anak tersebut dinyatakan berhasil. Sebaliknya apabila anak tersebut belum
mampu mencapai kriteria yang telah ditetapkan maka dia dinyatakan belum berhasil.

3. Penilaian
Penilaian yang Anda lakukan harus : (1) Berorietasi pada Pencapaian kompetensi, (2) Valid, (3) Mendidik
, (4) Terbuka, (5) Adil dan objektif, (6) Berkesinambungan, (7) Menyeluruh, dan (8) Bermakna.
4. Penyajian Hasil Penilaian
Penilaian dengan kategori Anda terapkan pada penilaian kecenderungan siswa dalam merespon sesuatu
atau dapat juga Anda gunakan untuk menilai tingkat keterampilan siswa dalam melakukan sesuatu. Skor
yang diperoleh siswa kita bandingkan dengan kriteria tertentu yang telah kita siapkan. Kriteria tersebut
dapat kita peroleh dengan menggunakan statistik sederhana yaitu median atau kuartil.

5. Proses Pemberian Nilai


Sesuai dengan prinsip penilaian yaitu menyeluruh maka pelaksanaan penilaian harus Anda lakukan pada
semua aspek hasil belajar (kognitif, afektif, dan psikomotor) sesuai dengan tuntutan kompetensi yang
terdapat dalam kurikulum.

Anda mungkin juga menyukai