Anda di halaman 1dari 9

Inisiasi

2
EVALUASI
PEMBELAJARAN DI SD

Oleh : Destiana, M. Pd
Modul 2
KEGIATAN BELAJAR 1
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN TES

A. KEUNGGULAN TES OBJEKTIF


1. Tes objektif tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir rendah sampai dengan sedang
(ingatan, pemahaman, dan penerapan). Bukannya tes objektif tidak dapat digunakan untuk
mengukur proses berpikir tingkat tinggi seperti analisis, evaluasi, dan kreasi tetapi untuk menulis
butir soal yang seperti itu memerlukan keterampilan tersendiri.
2. Dengan menggunakam tes objektif maka semua atau sebagian besar materi yang telah diajarkan
maka semua atau sebagian besar tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam Satuan
Pembelajaran (SP) ataupun dalam Rencana Pembelajaran (RP) dapat diukur ketercapaiannya.
3. Dengan menggunakan tes objektif maka pemberian skor pada setiap siswa dapat dilakukan dengan
cepat, tepat dan konsisten karena jawaban yang benar untuk setiap butir soal sudah jelas dan pasti.
Kita juga dapat menggunakan fasilitas komputer untuk memproses hasil ujian sehingga kecepatan,
ketepatan, dan konsistenannya dapat lebih terjamin. Keunggulan penggunaan tes objektif inilah
yang dimanfaatkan UT untuk mengukur hasil belajar mahasiswanya.
4. Dengan tes objektif khususnya pilihan ganda, akan memungkinkan untuk dilakukan analisis butir
soal. Dari hasil analisis butir soal maka akan dapat diperoleh informasi tentang karakteristik setiap
butir soal seperti tingkat kesukaran, daya beda, efektivitas pengecoh, serta rehabilitasnya set tes.
5. Tingkat kesukaran butir soal dapat dikendalikan. Dengan menggunakan tes objektif khususnya pilihan
ganda mak kita dapat mengendalikan tingkat kesukaran butir soal hanya dengan mengubah
homogenitas alternatif jawabannya. Semakin homogen alternatif jawaban yang kita buat maka tingkat
kesukaran butir soal akan semakin tinggi. Dan sebaliknya semakin kurang homogen alternatif jawaban
yang kita buat maka tingkat kesukaran butir soal akan semakin rendah.
6. Informasi yang diperoleh dari tes objektif lebih kaya. Jika tes objektif di konstruksi dengan baik maka
kita akan memperoleh informasi yang banyak dari respon yang diberikan siswa. Setiap respons siswa
terhadap setiap alternatif jawaban akan memberikan informasi kepada kita tentang penguasaan kognitif
siswa terhadap materi yang diujikan. Dengan demikian kita dapat mengetahui kemampuan dan
kelemahan siswa.

B. KELEMAHAN TES OBJEKTIF


1. Walaupun tes objektif dapat digunakan untuk mengukur semua proses berpikir dalam ranah kognitif
mulai dari jenjangberpikir sederhana (ingatan) sampai dengan jenjang berpikir tinggi (kreasi), tetapi
pada kenyataannya butir soal yang diujikan kepada siswa atau mahasiswa kebanyan hanya mengukur
proses berpikir rendah, walaupun tujuan pembelajaran yang akan diukur sebenarnya lebih tinggi dari
sekedar ingatan atau pemahaman.
2. Membuat pertanyaan tes objektif yang baik lebih sukar daripada membuat pertanyaan tes uraian.
Tampaknya menulis tes objektif dalam bentuk pilihan ganda tidak sulit karena hanya membuat
pokok soal (stem) yang diikuti dengan tiga sampai dengan lima alternatif. Tetapi kesulitan tersebut
akan muncul pada saat penulis harus membuat alternatif jawaban yang memenuhi syarat sebagai
tes objektif yang baik, misalnya semua alternatif jawaban harus homogen dan pengecoh menarik
untuk dipilih.Karena membuat tes objektif yang baik sulit maka untuk membuat satu set tes untuk
ujian sumatif atau EBTA diperlukan waktu yang lama.
3. Kemampuan anak dapat terganggu oleh kemampuannya dalam membaca dan menerka. Jika tes
objektif tidak dikontruksi dengan baik misalnya ditulis dengan menggunakan kalimat yang terlalu
panjang serta tidak menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar maka maksud butir
soal tersebut akan sukar dipahami oleh siswa.
4. Anak tidak dapat mengorganisasikan, menghubungkan, dan menyatakan idenya sendiri karena
semua alternatif jawaban untuk setiap pertanyaan sudah diberikan oleh penulis sial. Dalam hal ini
anak hanya dapat mengingat, menginterpretasi, atau menganalisis ide orang lain yaitu ide penulis
soal.
KEGIATAN BELAJAR 2
MENGEMBANGKAN TES

A. TES OBJEKTIF

B. TES BENAR-SALAH (TRUE-FALSE ITEM)


Butir soal Benar-Salah merupakan butir soal yang terdiri dari suatu pernyataan di mana siswa diminta
untuk menentukan apakah pernyataan tersebut benar atau salah, tepat atau tidak tepat, ya atau tidak.
Karena pada umumnya siswa hanya diminta untuk menentukan benar atau salah tentang suatu
Pernyataan maka butir soal ini lebih dikenal dengan butir soal benar-salah. Pada umumnya tes benar-
Salah digunakan untuk mengukur kemampuan siswa untuk mengidentifikasi kebenaran suatu
Pernyataan mengenai : fakta, definisi, teori, hukum, dan sebagainya. Keunggulan butir soal benar-salah
Antara lain mudah dikonstruksi, dapat menanyakan banyak sampel materi, mudah penskorannya,
Dan tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir yang sederhana. Kelemahan yang paling menonjol
Pada butir soal benar-salah adalah probabilitas siswa dalam menebak jawaban sangat tinggi yaitu 50%.
Jadi kemungkinan untuk menjawab benar dan salah adalah sama. Di samping itu sebagian besar butir
Benar-salah hanya digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa yang sederhana yaitu aspek ingatan.
C. TES PILIHAN GANDA (MULTIPLE CHOICE)
Tes objektif jenis pilihan ganda ini merupakan jenis tes objektif yang paling banyak
digunakan di sekolah. Konstruksi tes pilihan ganda terdiri atas dua bagian yaitu pokok soal
(stem) dan alternatif jawaban (option). Satu di antara alternatif jawaban tersebut adalah
jawaban yang benar atau yang paling benar (kunci jawaban) sedangkan alternatif
jawaban yang lain berfungsi sebagai pengecoh (distractor). Pokok soal dapat dibuat
dalam dua bentuk yaitu dalam bentuk pernyataan tidak selesai atau dalam bentuk
kalimat tanya. Jumlah alternatif jawaban yang dibuat biasanya tiga sampai lima. Semakin
banyak alternatif jawaban yang dibuat maka probabilitas siswa untuk menebak jawaban
semakin kecil.
B. TES URAIAN

TES URAIAN :
1. Tulislah tes uraian berdasarkan perencanaan tes (kisi-kisi) yang ada;
2. Gunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang kurang tepat atau tidak dapat diukurdengan
tes objektif;
3. Gunakan tes uraian terbatas untuk menambah sampel yang dapat ditanyakan dalam satu waktu
ujian;
4. Gunakan tes uraian untuk mengungkap pendapat, tidak hanya sekedar menyebutkan fakta. Untuk
itu gunakan kata tanya seperti : jelaskan, bandingkan, formulasikan, dan lain sebagainya. Hindarkan
penggunaan kata tanya seperti sebutkan karena kata tanya seperti itu biasanya hanya meminta
siswa untuk menyebutkan fakta saja;
5. Rumuskan butir soal dengan jelas sehingga tidak menimbulkan salah tafsir;
6. Usahakan agar jumlah butir soal dapat dikerjakan dalam waktu yang telah ditentukan;
7. Jangan menyediakan sejumlah pertanyaan yang dapat dipilih oleh siswa;
8. Tuliskan skor maksimal yang dapat diperoleh siswa pada setiap butir soal.
KEGIATAN BELAJAR 3
PERENCANAKAN TES

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat kisi-kisi antara lain:
1. Pemilihan sampel materi yang akan diujikan. Pemilihan sampel materi harus diupayakan
serepresentatif mungkin.
2. Penentuan jenis tes yang akan digunakan. Penentuan jenis tes yang akan digunakan apakah akan
menggunakan tes pilihan ganda, tes uraian, atau gabungan antara keduanya harus
diperhitungkan terutama terkait dengan materi, jumlah butir soal, dan waktu tes yang
disediakan.
3. Jenjang kemampuan berpikir yang akan diujikan. Jenjang kemampuan berpikir yang ditanyakan
harus sesuai dengan jenjang kemampuan berpikir yang dilatihkan selama proses pembelajaran.
4. Sebaran tingkat kesukaran. Penentuan sebaran tingkat kesukaran butir soal sebenarnya
tergantung pada interprerasi skor yang akan digunakan.
5. Waktu ujian yang disediakan. Waktu ini akan membatasi jumlah butir soal yang akan ditanyakan.
6. Jumlah butir soal. Jumlah butir soal yang akan ditanyakan tergantung pada waktu ujian yang
disediakan.

Anda mungkin juga menyukai