EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
MODUL 4
OLEH:
NAMA : ACHMAD HASANNUDIN
NIM : 857724664
UPBJJ SEMARANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021MODUL 4
KEGIATAN BELAJAR 1
MENGUMPULKAN INFORMASI DAN MENGOLAH INFORMASI
HASIL BELAJAR
Informasi hasil belajar siswa dapat dikumpulkan dengan menggunakan berbagai bentuk
penilaian, misalnya dari tes tertulis (paper and pencil test) serta dari penilaian unjuk
kerja (performance).
1
itu kemudian dilubangi pada bagian pilihan jawaban yang benar. Namun,
guru harus teliti dalam membuat master kunci, sebelumnya pastikan terlebih
dahulu lembar jawaban untuk master kunci sama dengan lembar jawaban
milik siswa. Akan tetapi metode ini memiliki kelemahan yakni seringkali
kita temukan siswa memilih 2 alternatif jawaban di dalam satu soal, jika kita
menggunakan master kunci yang seperti ini dikhawatirkan kita tidak melihat
jawaban siswa tersebut. Untuk mengatasi masalah ini, guru dapat membuat
master kunci dari plastik tranparan, sehingga jika siswa memilih 2 alternatif
jawaban dapat terlihat oleh guru.
b. Peserta Tes Banyak
Jika jumlah peserta tes atau jumlah tesnya sangat banyak cara manual dirasa
akan membuat pemeriksa kesulitan. Jika jumlah peserta tes banyak maka
akan lebih efisien jika memeriksa menggunakan fasilitas komputer untuk
menskor dan mengolahnya.
Pemeriksaan menggunakan komputer biasanya menggunakan bantuan mesin
pembaca (scanner machine) dan lembar jawaban yang digunakan pun
khusus, yaitu lembar jawaban komputer (LJK) dan diisi menggunakan pensil
2B.
Prinsip kerja pemeriksaan jawaban dengan menggunakan fasilitas komputer
adalah sebagai berikut:
1. Semua jawaban siswa di-scan
2. Proses editing
3. Proses updating
4. Proses pemeriksaan (dapat dengan cara key-in dan scanning)
5. Scoring
Dalam memberikan skor pada tes objektif ini terdapat dua cara, yaitu skor 1
untuk jawaban yang benar skor 0 untuk jawaban yang salah dan yang kedua
kita dapat menggunakan formula tebakan (guessing formula).
2
Sedangkan untuk menghindari siswa asal menebak kita bisa
menggunakan rumus:
Skor = Jumlah jawaban benar – Jumlah jawaban salah
2. Tes Menjodohkan (Matching)
Dalam pemberian skor di tes menjodohkan kita dapat menggunakan
rumus:
Skor = Jumlah jawaban benar
3. Pilihan Ganda (Multiple Choice)
Dalam pemberian skor di tes pilihan ganda kita juga dapat menggunakan
rumus:
Skor = Jumlah jawaban benar
Dapat pula menggunakan formula tebakan (guessing formula) untuk
menghindari siswa asal menebak, dengan menggunakan rumus:
S
Skor = B−
n−1
B : Jumlah jawaban benar
S : Jumlah jawaban salah
N : Banyaknya alternatif jawaban
Dalam tes akhir semester IPS diujikan 60 butir soal pilihan ganda dengan
4 alternatif jawaban. Tita dapat menjawab benar 40 butir soal, 20 butir salah.
Tini dapat menjawab 40 butir soal benar, 10 butir soal salah, dan 10 butir soal
3
tidak diisi. Jika penskoran tes tersebut didasarkan pada penggunaan formula
tebakan (guessing formula) maka:
Ada lima hal yang harus diperhatikan selama memeriksa hasil tes uraian
(Hopkins dkk, 1990), yaitu:
4
Cara mengatasinya: Guru dapat memeriksa jawaban setiap butir soal untuk
seluruh siswa.
2) Adanya hallo effect
Cara mengatasinya: Tutuplah nama peserta tes
3) Carry over effect
Cara mengatasinya: Sama dengan masalah ketidaktetapan pemeriksa dalam
memberikan skor, guru dapat memeriksa jawaban setiap butir soal untuk
seluruh siswa
4) Order effect
Cara mengatasinya: Tundalah untuk memeriksa apabila sudah terasa lelah
dan jenuh
5) Efek penggunaan bahasa serta tulisan siswa
Cara mengatasinya: Untuk masalah efek penggunaan bahasa serta tulisan
siswa, guru dapat terus berpegang pada pedomaan penskoran yang telah
disepakati bersama.
5
Jika pada tes uraian mata pelajaran IPA, Ali memperoleh skor 52 dari skor
maksimal 82 maka:
Persentase penguasaan Ali untuk mata pelajaran:
52
IPA = x 100 %=63,41 %
82
No Indikator Skor
1. Cara membawa mikroskop 4 3 2 1
2. Cara memutar power mikroskop 4 3 2 1
3. Cara mencari cahaya 4 3 2 1
4. Cara meletakkan kaca objek 4 3 2 1
5. Cara mencari fokus untuk melihat objek 4 3 2 1
6. Cara melihat objek 4 3 2 1
6
Contoh hasil pengamatannya adalah sebagai berikut:
Nama : Aufa
Kelas : VI (Enam)
No Indikator Skor
1. Cara membawa mikroskop 4 3 2 1
2. Cara memutar power mikroskop 4 3 2 1
3. Cara mencari cahaya 4 3 2 1
4. Cara meletakkan kaca objek 4 3 2 1
5. Cara mencari fokus untuk melihat objek 4 3 2 1
6. Cara melihat objek 4 3 2 1
Pengolahan skor:
1. Hitung jumlah skor maksimal dan minimal yang mungkin diperoleh siswa
untuk semua indikator
2. Jumlahkan skor yang diperoleh Aufa untuk semua indikator
3. Bandingkan skor total yang diperoleh Aufa dengan standard yang telah
ditetapkan, atau
4. Jika ingin menghitung persentase keberhasilan Aufa, dapat juga dengan
rumus:
S kor y ang d iperole h
x 100 %
S kor maksim a l
Berarti persentase keterampilan Aufa adalah:
20
x 100 %=83,33 %
24
7
KEGIATAN BELAJAR 2
PENDEKATAN DALAM PEMBERIAN NILAI
8
3. Tentukan panjang kelas interval (p), dengan menggunakan aturan
sebagai berikut:
R entang 52
p= = =8,67
b anyak k elas 6
Panjang kelas interval dapat diambil 8 atau 9.
4. Tentukan ujung bawah kelas interval untuk data terkecil. Untuk
ini dapat diambil sama dengan data terkecil atau nilai data yang
lebih kecil dari data terkecil tetapi selisihnya harus kurang dari
panjang kelas yang ditemukan
5. Masukkan semua data ke dalam kelas interval. Untuk
memudahkan kerja, guru dapat menambah kolom tally dan
frekuensi
Berdasarkan aturan tersebut di atas maka tabulasi data dapat dibuat sebagai berikut:
Tabel Frekuensi Distribusi Hasil Tes Tengah Semester
9
Pada UAS IPS kelas V SD diujikan 50 butir soal dan hasil penskoran 10 siswa di
kelas tersebut adalah sebagai berikut:
No Nama Skor
1. Dita 37
2. Andi 33
3. Imam 30
4. Tina 30
5. Amin 27
6. Isti 25
7. Intan 21
8. Dewi 20
9. Rani 17
10. Tika 15
Dari skor mentah di atas dapat kita lihat bahwa siswa yang skornya
paling tinggi adalah Dita dengan skor 37 sedangkan siswa yang skornya paling
rendah adalah Tika dengan skor 15. Untuk mengetahui tingkat penguasaan setiap
siswa dapat diketahui dengan menghitung skor tersebut dalam bentuk
37
persentase. Contoh: tingkat penguasaan Dita adalah = x 100 %=74 %
50
10
Jika guru menggunakan pendekatan PAN maka pemberian skor siswa
dapat diberikan berdasarkan pada hasil belajar kelompoknya. Siswa yang meraih
skor tertinggi dapat diberikan nilai yang tertinggi. Dalam contoh di atas, Dita
adalah siswa dengan skor tertinggi yaitu 37, guru dapat memberi nilai 10 kepada
Dita. Untuk menentukan nilai siswa lainnya akan dihitung dengan mengacu pada
nilai Dita. Misalnya kita akan menghitung nilai untuk Andi yang meraih skor 33
kita dapat menghitung nilainya dengan cara
33
x 10=8,9
37
Nilai 10 yang diperoleh Dita dapat juga diperoleh dari pengubahan persentase
penguasaan materi yang diperoleh Dita. Cara menghitungnya adalah:
33
x 10=10
37
11
b. Simpangan Baku (SB)
Simpangan baku sangat bermanfaat dalam pengukuran variasi skor. Pada
dasarnya simpangan baku mengukur seberapa jauh setiap skor menyebar dari
mean. Semakin besar simpangan bakunya semakin heterogenlah data
tersebut, namun semakin kecil harga simpangan bakunya maka data semakin
homogen.
Zainul, A dan Nasoetion, N (1977) memberikan pendekatan
penghitungan harga simpangan baku yang sederhana, yaitu diambil dari
Jenkins seperti dikutip Edward, C.H, et.al (1977)
Rumus pendekannya:
1 1
J ml s kor p es � �rta k elp a tas−J ml p eserta k el p .b awah
6 6
S B=
1
j ml p eserta
2
c. Penggunaan Kurva Normal
Jika jumlah siswa banyak maka penerapan Penilaian Acuan Norma (PAN)
dapat juga dilakukan dengan menggunakan pendekatan sebaran data
berdasar kurva normal.
Jika dalam suatu tes akhir semester tes IPA guru telah menghitung harga
rata-rata dan simpangan baku yang diperoleh kelompok tersebut maka
berdasarkan kurva normal, jumlah siswa yang memperoleh hasil tes di atas
dengan beberapa batasan:
1) Rata-rata sampai dengan rata-rata +1 SB adalah 34,13%
2) Rata-rata + 1SB sampai dengan rata-rata +2SB adalah sebanyak 13,59%
3) Rata-rata + 22 SB sampai dengan rata-rata + 3SB adalah sebanyak
2,14%
12
Misalnya siswa dinyatakan berhasil jika siswa telah mampu
mencapai tingkat penguasaan lebih besar atau sama dengan 75% (≥75%).
Artinya siswa yang penguasaannya kurang dari 75% akan dinyatakan kurang
berhasil dan siswa tersebut harus mengikuti program remidiasi sampai
mereka mampu mencapai standart tersebut.
3. Penilaian
Agar penilaian tepat sasaran maka pada saat guru melakukan
penilaian harus memperhatikan prinsip-prinsip penilaian, di antaranya: (1)
Berorientasi pada pencapaian kompetensi (2)Valid, (3) Menyeluruh, (4)
Terbuka, (5) Adil & objektif, (6)Berkesinambungan, (7)Menyeluruh, dan
(8)Bermakna.
4. Penyajian Hasil Penilaian
Dalam penilaian berbasis kompetensi terdapat empat bentuk
penilaian yang dapat dipergunakan guru untuk menilai hasil belajar siswa
yaitu:
a. Penilaian dengan menggunakan angka
b. Penilaian dengan menggunakan kategori
c. Penilaian dengan uraian atau narasi
d. Penilaian kombinasi
5. Proses Pemberian Nilai
Penguasaan kompetensi hasil belajar untuk setiap mata pelajaran
tidak sama. Ada mata pelajaran yang kompetensi belajarnya lebih
menekankan pada ranah kognitif (misalnya matematika), afektif (misalnya
agama dan PKN), dan ranah psikomotor (misalnya olah raga).
Untuk memperoleh data dan informasi sebagai dasar penentuan
tingkat keberhasilan siswa dalam pencapaian kompetensi diperlukan tagihan-
tagihan. Beberapa jenis alat ukur dan jenis tagihan yang dapat guru gunakan
antara lain:
a. Kuis
b. Pertanyaan lisan di kelas
c. Ulangan Harian
d. Tugas individu dan kelompok
13
e. Ulangan Semesteran
f. Laporan tugas atau laporan kerja
g. Ujian Praktek
14