Anda di halaman 1dari 11

Menganalisis Butir Soal

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah: Evaluasi Pengajaran Bahasa

Dosen Pengampu: Reni Rokhayati ,S.S,. M.Pd.

Disusun oleh :

1. Dea Claudea Risky 201921500081

2. Dinda Amanah Al-Muhammadan 201921500119

3. Dien Amira Zahra 201921500130

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI JAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami
membahas mengenai “Menganalisis Butir Soal”.

Makalah ini dibuat dengan berbagai referensi, sumber dan beberapa bantuan
dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Reni Rokhayati, S.S,, M.Pd.
selaku dosen mata kuliah Evaluasi Pengajaran Bahasa yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan


makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan
saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari
pembaca sangat kami harap kan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya

Jakarta, 3 Oktober 2022

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...1

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………….1


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………2
1.3 Tujuan………………………………………………………………………...2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….3

2.1 Menilai Tes yang dibuat sendiri……………………………………………...3


2.2 Langkah-langkah Dalam Penyusunan Tes………………………………….3
2.3 Analisis Butir Soal (Item Analisis)…………………………………………..4
a. Taraf Kesukaran…………………………………………………...4
b. Daya Pembeda……………………………………………………..4
c. Pola Jawaban Soal…………………………………………………5

BAB III PENUTUP……………………………………………………………….7

3.1 Simpulan………………………………………………………………………7

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….8
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Tes adalah suatu pernyataan, tugas atau seperangkat tugas yang


direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait atau atribut
pendidikan dan psikologi. Setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut
mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar. Tes dapat
diklasifikasikan menurut bentuk, tipe dan ragamnya (Asmawi Zainul, dkk
:1997).

Pengukuran adalah pemberian angka kepada suatu atribut atau


karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal atau obyek tertentu
menurut aturan atau formulasi yang jelas. Karakteristik dari pengukuran
adalah penggunaan angka atau skala tertentu dan menggunakan aturan atau
formula tertentu (Asmawi Zainul, dkk :1997).

Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan


menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar,
baik yang menggunakan instrumen tes atau non tes. Dengan kata lain,
penilaian adalah pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu. Keterkaitan
antara tes, pengukuran dan penilaian adalah penilaian hasil belajar baru
dapat dilakukan dengan baik dan benar bila menggunakan informasi yang
diperoleh melalui pengukuran hasil belajar yang menggunakan tes sebagai
alat ukurnya. Kegunaan tes, pengukuran dan penilaian dalam pendidikan
antara lain adalah untuk seleksi, penempatan, diagnosa, remedial, umpan
balik, memotivasi dan membimbing, perbaikan kurikulum, program
pendidikan serta pengembangan ilmu.

Perencanaan dalam pengujian sangat penting karena tes baru akan


berarti bila terdiri dari butir-butir soal yang menguji tujuan yang penting
dan mewakili ranah pengetahuan, kemampuan dan keterampilan secara
representatif. Ada enam hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan
tes yaitu: pengambilan sampel dan pemilihan butir soal, tipe tes yang akan
digunakan, aspek yang akan diuji, format butir soal, jumlah butir soal dan
distribusi tingkat kesukaran butir soal.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang terurai diatas maka penulis membuat


rumusan masalah sebagai berikut :

1. Untuk apa menilai tes yang dibuat sendiri?


2. Bagaimana langkah-langkah dalam penyusunan tes?
3. Bagaimana cara untuk menilai tes tersebut?
4. Bagaimana menganalisis butir-butir soal?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui bagaimana menilai tes yang dibuat sendiri.


2. Dapat menganalisis butiran-butiran soal yang dibuat.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Menilai Tes yang dibuat Sendiri

Tidak ada usaha guru yang lebih baik selain usaha untuk selalu
meningkatkan mutu tes yang disusunnya. Namun, hal ini tidak dilaksanakan
karena adanya kecenderungan seorang untuk beranggapan bahwa hasil
karnyanya adalah yang terbaik atau setidak tidaknya sudah cukup baik.

Guru yang sudah banyak berpengalaman, mengajar, dan menyusun


soal-soal tes, juga masih sukar menyadari bahwa tesnya belum sempurna.
Oleh karena itu, cara yang baik adalah secara jujur melihat hasil yang
diperoleh dari siswa.

Apabila hampir seluruh siswa memperoleh nilai jelek, ada


kemungkinan bahwa tes yang disusun terlalu suka. Sebaliknya jika siswa
memperoleh nilai yang baik, dapat diartikan testnya terlalu mudah. Tentu
saja interpretasi terhadap soal tes akan lain seandainya tes itu sudah disusun
sebaik-baiknya sehingga memenuhi persyratan sebagai tes.

Dengan demikian bila kita memperoleh hasil tes, kita dapat


mengadakan penilaian secara objektif terhadap tes yang kita susun.

2.2 Langkah-langkah Dalam Penyusunan Tes

Urutan langkah yang dilakukan adalah :

1) Menentukan tujuan mengadakan tes


2) Mengadakan pembatasan terhadap bahan yang akan diteskan
3) Merumuskan tujuan instruksional khusus dari tiap bahan
4) Menderetkan semua tujuan tersebut
5) Menuliskan butir soal berdasarkan TIK yang sudah disusun
` 2.3 Analisis Butir Soal (Item Analisis)

Analisis soal bertujuan untuk mengadakan identifikasi soal-soal


yang baik, kurang baik dan soal yang jelek. Dengan analisis soal dapat
diperoleh informasi tentang kejelekan sebuah soal dan “petunjuk” untuk
mengadakan perbaikan. Kapan sebuah soal dikatakan baik? Untuk
memberikan jawaban terhadap pertanyaan ini, perlu diterangkan dua
masalah yang berhubungan dengan analisis soal, yaitu taraf kesukaran, daya
pembeda dan pola jawaban.

a. Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak
terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk
mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya, soal yang terlalu
sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak
mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar
jangkauannya. Seorang siswa akan menjadi hafal akan kebiasaan-
kebiasaan gurunya dalam membuat soal.

Rumus :
𝐵
P=
𝐽𝑆

Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul
Js = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Di dalam pelaksanaan pengerjaan analisis butir soal, jawaban benar


diberi nilai 1, dan untuk jawaban salah diberi nilai 0.

b. Daya Pembeda
Daya beda butir soal ialah indeks yang menunjukkan tingkat
kemampuan butir soal membedakan kelompok yang berprestasi
tinggi (kelompok atas) dari kelompok yang berprestasi rendah
(kelompok bawah) diantara para peserta tes (Asmawi Zainul, dkk :
1997). Suryabrata (1999) menyatakan tujuan pokok mencari daya
beda adalah untuk menentukan apakah butir soal tersebut memiliki
kemampuan membedakan kelompok dalam aspek yang diukur,
sesuai dengan perbedaan yang ada pada kelompok itu. Daya beda
butir soal yang sering digunakan dalam tes hasil belajar adalah
dengan menggunakan indeks korelasi antara skor butir dengan skor
totalnya. Daya beda dengan cara ini sering disebut validitas internal,
karena nilai korelasi diperoleh dari dalam tes itu sendiri. Daya beda
dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasi biserial maupun
koefesien korelasi point biserial. Dalam analisis ini digunakan nilai
koefisien korelasi biserial untuk menentukan daya beda butir soal.
Koefisien korelasi biserial menunjukkan hubungan antara dua skor,
yaitu skor butir soal dan skor keseluruhan dari peserta tes yang sama.

c. Pola Jawaban Soal


Pola jawaban adalah distribusi testee dalam hal menentukan pilihan
jawaban pada soal bentuk pilihan ganda. Pola jawaban soal
diperoleh dengan menghitung banyaknya testee yang memilih
pilihan jawaban soal diperoleh dengan mengitung banyaknya testee
yang memilih pilihan jawaban a, b, c, atau d atau yang tidak memilih
pilian manapun.

Dalam istilah evaluasi disebut omit, disingkat 0. Dan pola jawaban


soal dapat ditentukan apaka pengecoh (distractor) berfungsi sebagai
pengecoh dengan baik atau tidak. Pengecoh yang tidak dipili sama
sekali oleh testee berarti pengecoh itu jelek , terlalu mencolok
menyesatkan. Sebaliknya sebuah distraktor(pengecoh) dapat
dikatakan berfungsi dengan baik apabila distraktor tersebut
mempunyai daya tarik yang besar bagi pengikut - pengikut tes yang
kurang memahami konsep atau kurang menguasai bahan.

Dengan melihat pola jawaban soal, dapat di tentukan :


1. Taraf kesukaran soal
2. Daya pembeda soal
3. Baik dan tidaknya distraktor
Sesuatu distraktor dapat diperlakukan dengan 3 (tiga) cara :
1. Diterima, karena sudah baik
2. Ditolak, karena tidak baik
3. Ditulis kembali, karena kurang baik
BAB III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Menganalisis Hasil Tes salah satu upaya guru untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan cara mendidik serta sebagai cara untuk menilai taraf kesuksesan
dalam penyampaian materi, sebagai metode untuk menilai taraf kemampuan siswa
dalam memahami materi yang telah diberikan. Oleh karena itu Menganalisis Hasil
Tes sangatlah penting dilakukan agar mutu tes yang dianalisis dapat selalu
ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Supriyadi. 2021. Evaluasi Pendidikan

Subhayni, Iqbal. 2020. Evaluasi Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

Anda mungkin juga menyukai