Anda di halaman 1dari 9

MEMAHAMI BENTUK-BENTUK SOAL PADA EVALUASI PEMBELAJARAN

Secara umum bentuk soal terbagi ke dalam dua bagian, yakni soal essai dan soal objektif. Soal essai
adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawab dalam bentuk menguraikan, menjelaskan,
mendiskusikan,membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan
tuntutan pertanyaan denganmenggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Maka dalam test dituntut
kemampuan siswa untukmenggeneralisasikan gagasannya memalului bahasan tulisan.Soal objektif ini
lebih baru dari soal essay, tetapi bentuk test ini banyak digunakan dalam menilai hasil belajar disekolah-
sekolah. Hal ini disebabkan antara lain karena luasnya bahan pelajaran yang dapat dicapaidalam test dan
mudahnya menilai jawaban test. Test ini dikategori selalu menghasilkan nilai yang samameskipun yang
menilai guru yang berbeda atau guru yang sama pada waktu yang berbeda. Test objektif lebihdikategori
pada speed tests

2.2.1 Pengertian Tes Uraian/essai

Tes uraian adalah bentuk tes yang mengandung pertanyaan yang jawabannya tidak disediakan oleh
pembuatsoal. Tes esai adalah suatu bentuk tes yang terdiri dari pertanyaan atau suruhan yang
menghendaki jawabanyang berupa uraian-uraian yang relatif panjang Nurkancana dan Sumartana
(1986: 42). Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam sebuah tes uraian, siswa dituntut untuk
dapat mengekspresikan apa yang ada didalam pikirannya dengan menggunakan kata-kata sendiri. Oleh
karena itu, dalam tes uraian sangat mungkinterdapat variasi yang berbeda dalam jawaban yang
diberikan oleh siswa, karena jawaban yang diberikan bersifat subjektif. Tes uraian biasanya digunakan
untuk mengukur kemampuan kognitif yang relative tinggi dankompleks.Soal-soal tes uraian pada
umumnya mengandung permasalahan dan menuntut penguraian sebagai jawaban,sehingga apabila
direncanakan dengan baik, soal berbentuk uraian sangat tepat digunakan untuk menilai cara berpikir
siswa dalam memecahkan sebuah masalah dan cara siswa untuk mengungkapkannya dalam
bentuktulisan. Terdapat tiga faktor yang harus dilihat untuk dapat menentukan apakah butiran soal
tertentu itu baikatau tidak. Pertama, tingkat kesukaran. Kesukaran butiran soal ditentukan oleh
perbandingan antara banyaknyasiswa yang menjawab soal itu benar dan banyaknya siswa yang
menjawab butiran soal itu. Kedua, indeksdiskriminasi atau daya pembeda adalah korelasi antara skor
jawaban terhadap sebuah butiran soal dengan skor jawaban seluruh soal. Ketiga, melihat bagaimana
pilihan jawaban lain dipilih oleh kelompok-kelompok itudibandingkan dengan pilihannya terhadap
pilihan yang benar.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan tes soal uraian. Tes uraian
dapatdigunakan apabila:1. Jumlah siswa atau peserta tes terbatas.2. Waktu yang dipunyai guru untuk
mempersiapkan soal sangat terbatas.3. Tujuan instruksional yang ingin dicapai adalah kemampuan
mengekspresikan pikiran dalam bentuk tertulis,menguji kemampuan dengan baik, atau penggunaan
kemampuan penggunaan bahasa secara tertib.4. Guru ingin memperoleh informasi yang tidak tertulis
secara langsung di dalam soal ujian tetapi dapatdisimpulkan sari tulisan peserta tes, seperti : sikap, nilai,
atau pendapat. Soal uraian dapat digunakan untukmemperoleh informasi langsung tersebut, tetapi
harus digunakan dengan sangat hati-hati oleh guru.5. Guru ingin memperoleh hasil pengalaman belajar
siswanya.Soal uraian (essai) berbeda dengan soal objektif dalam kebenarannya yang bertingkat.
Jawaban tidak dinilaimulai dari 100% benar dan 100% salah. Kebenaran bertingkat tergantung tingkat
kesesuaian jawaban siswadengan jawaban yang dikehendaki yang dituangkan dalam kunci. Jawaban
mungkin mengarah kepada jawabanyang tidak tunggal (divergence). Kebenaran yang dicapai bisa 0%,
20%, 30%, 50%, 70%, atau 100%tergantung ketepatan jawabannya.

2.2.2 Jenis Tes Uraian

Tes uraian dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu, tes uraian bentuk terbuka (extended response) dan
tesuraian terbatas (restricted response). Pembagian jenis tes ini berdasarkan pada kebebasan yang
diberikan pembuat soal kepada penjawab soal atau siswa untuk menuangkan hasil gagasan atau
pemikirannya. Pada tesuraian terbuka setiap peserta tes sepenuhnya memiliki kebebasan untuk
menjawab sesuai dengan yangdipikirkannya. Sedangkan tes uraian terbatas jawaban yang dikehendaki
adalah jawaban yang sifatnya sudahdibatasi.

2.2.3 Kelebihan Tes Uraian

1.Tes uraian dapat dengan baik mengukur hasil belajar yang kompleks.

2.Tes bentuk uraian terutama menekankan kepada pengukuran kemampuan dan kemampuan
menguraikan berbagai hasil pemikiran dan sumber informasi kedalam suatu pola berpikir tertentu, yang
disertai denganketerampilan pemecahan masalah.

3.Bentuk tes uraian lebih meningkatkan motivasi peserta didik untuk melahirkan kepribadiannya dan
wataksendiri.

4.Memudahkan guru untuk menyusun butir soal.

5.Tes uraian sangat menekankan kemampuan menulis.

6.Tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk menebak jawaban.

7.Dapat mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap suatu materi

2.2.4 Kelemahan tes uraian

1. Reliabilitasnya rendah artinya skor yang dicapai oleh peserta tes tidak konsisten bila tes yang sama
atau tesyang parallel yang diuji ulang beberapa kali. Menurut Robert L. Ebel A. Frisbie (1986 : 129)
terdapat tiga halyang menyebabkan tes uraian realibilitasnya rendah yaitu pertama keterbatasan
sampel bahan yang tercakupdalam soal tes. Kedua, batas-bayastugas yang harus dikerjakan oleh peserta
tes sangat longgar, walaupun telah diusahakan untuk menentukan batasan-batasan yang cukup ketat.
Ketiga, subjektifitas penskoran yangdilakukan oleh pemeriksa tes.2. Untuk menyelesaikan tes uraian
guru dan siswa membutuhkan waktu yang banyak.3. Jawaban peserta tes kadang-kadang disertai
bualan-bualan.4. Kemampuan menyatakan pikiran secara tertulis menjadi hal yang paling membedakan
prestasi belajar siswa.5. Memeriksa hasil tes relatif sulit dan memerlukan waktu yang lebih lama.6.
Dalam penilaian mudah dipengaruhi unsur subjektivitas dari penilai.7. Kurang representatif dalam
mewakili materi pelajaran, karena hanya terdiri dari beberapa butir soal.8. Pemeriksanya hanya dapat
dilakukan oleh ahlinya.9.Ruang lingkup yang diungkap sangat terbatas.10.Memungkinkan timbulnya
keragaman dalam memberikan jawaban sehingga tidak ada rumusan benar yang pasti. Lebih
memberikan peluang untuk bersifat subjektif.11.Penggunaan soal esai membutuhkan waktu koreksi
yang lama dalam menentukan nilai.

2.2.5 Cara penilaian tes uraian

2.2.5.1 Cara Memeriksa Tes Uraian

- Memeriksa tes bentuk essai lebih sulit dibandingkan dengan bentuk tes objektif. Siapapun yang
menilailembar jawaban tes objektif hasilnya pasti sama. Sedangkan memeriksa tes essay hasilnya bisa
berbeda kalauyang memeriksa orangnya berbeda, sekalipun kriteria jawaban yang tepat sudah
ditetapkan. Itu sebabnya bentuk tes ini disebut dengan tes subjektif.- Untuk menghindari faktor
subjektifitas maka sebaiknya sebelum memeriksa lembar jawaban dipersiapkandulu kriteria jawaban
yang benar. Ada dua cara yang bisa dilakukan dalam memeriksa lembar jawaban tesobjektif.- Lembar
jawaban diperiksa perorang. Maksudnya setelah selesai memeriksa punya si A dan diberi skor
lalumemeriksa punya si B, lalu si C dan seterusnya.- Lembar jawaban diperiksa nomor demi nomor.
Misalnya satu lokal terdiri dari 30 orang, maka pemeriksaanlembar jawaban dilakukan mulai nomor satu
pada seluruh lembar jawaban essay. Setelah selesai dilanjutkandengan nomor dua untuk seluruh lembar
jawaban mahasiswa demikian seterusnya.Bila dibandingkan cara pertama dengan cara kedua maka cara
kedua lebih objektif. Sedangkan cara pertamalebih subjektif. Oleh karena itu sebaiknya untuk
memperoleh hasil yang lebih objektif gunakan cara kedua.

2.2.5.2 Pemberian Skoring pada tes Essai

Pemberian skoring dapat dipilih dari beberapa skala pengukuran, misalnya skala 1-4, 1-10 dan 1-
100.Sebaiknya jangan memberikan skor nol. Mulailah skoring dari angka 1. Semakin tinggi skala
pengukuran yangdigunakan maka hasilnya semakin halus dan akurat. Pemberian skor ini berlaku sama
untuk semua nomor soal.Setelah menetapkan skoring langkah selanjutnya adalah menetapkan
pembobotan sesuai dengan tingkatkesukaran soal. Sebaiknya gunakan skala 1-10. misalnya soal yang
mudah diberi bobot 2, sedang bobotnya 3dan soal yang sulit bobotnya 5.Ada juga yang melakukan
penilaian lembar jawaban tidak mengikuti cara di atas, dimana setiap soallangsung diberi bobot nilai
tanpa mempertimbangkan skala pengukuran. Sehingga skala pengukuran tiap itemtidak sama.Proses
penetapan skornya adalah sebagai berikut:

1. skor setiap Item diperoleh dengan cara nilai setiap item dikali Bobot.2. Jumlahkan total nilai (skor
kerja) setiap item lalu dibagi dengan skor ideal.Untuk lebih jelasnya berikut akan diberikan contoh
perhitungan. Nilai rata-rata sebelum diberi bobot adalah 35/6 = 5,833 Nilai rata-rata setelah diberi
bobot adalah 104/35 = 2,971Pemberian bobot dalam pengolahan lembar jawaban soal essay sangat
penting, karena skor diberikan benar-benar atas dasar kemampuan. Kenyataan juga menunjukkan
bahwa setiap item tes tingkat kesukarannya berbeda.

2.2.6 Soal Uraian


Soal uraian adalah butiran soal yang mengandung pertanyaan atau tugas yang jawaban atau
pengerjaansoal tersebut harus dilakukan dengan cara mengekspresikan pikiran peserta tes secara
naratif. Ciri khas soaluraian ialah jawaban terhadap soal tersebut tidak disediakan oleh orang yang
mengkontruksi butir soal, tetapidipasok oleh peserta tes. Peserta tes bebas untuk menjawab pertanyaan
yang diajukan. Setiap peserta tes dapatmemilih, menghubungkan, dan atau menyampaikan gagasan
dengan menggunakan kata-katanya sendiri.

Contoh:

Jelaskan 2 perbedaan antara pasar tradisional dan pasar modern!Jawaban: pasar tradisional: harga
dapat ditawar dan tidak kena pajak pasar modern: harga pasti dan kena pajak.

Tuliskan dan jelaskan 6 macam hak asasi manusia yang mendapat perlindungan dan pelayanan dalam
UUD1945!

2.3Tes Objektif

2.3.1 Pengertian Tes Objektif

Tes objektif adalah jenis tes yang didalamnya sudah disediakan alternatif atau kemungkinan
jawabanyang dapat dipilih oleh siswa. Oleh karena sifatnya yang demikian Popham (1981 : 235)
menyebutnya denganistilah tes pilihan jawaban (selected response test).

2.3.2 Jenis tes objektif

Bentuk tes objektif secara umum memiliki 3 tipe yaitu:

2.3.2.1Benar-salah (true false)

Tes benar salah adalah bentuk tes yang mengajukan beberapa pernyataan yang bernilai benar atau
salah.Biasanya ada dua pilihan jawaban yaitu huruf B yang berarti pernyataan tersebut benar dan S yang
berarti pernyataan tersebut salah. Tugas peserta tes adalah menentukan apakah pernyataan tersebut
benar atau salah.

Contoh:

“Uap panas termasuk zat cair. (Benar/Salah)

Butir soal benar-salah memiliki kekuatan antara lain :1. Mudah dikontruksi.2. Perangkat soal
dapat mewakili seluruh pokok bahasan.3. Mudah diskor.4. Alat yang baik untuk mengukur fakta dan
hasil belajar langsung terutama berkenaan dengan ingatan.Adapun kelemahan butir soal tipe benar-
salah adalah :1. Mendorong peserta tes untuk menebak jawaban.2. Terlalu menekankan kepada
ingatan.3. Peserta tes harus selalu memberikan penilaian absolut.Beberapa petunjuk yang merupakan
persyaratan dalam penulisan butir soal benar salah yaitu :1. Setiap butir soal harus menguji atau
mengukur hasil belajar peserta tes yang penting dan bermakna, tidakmenanyakan hal yang remeh
(trivial). Misalnya:Lemah : Haji Samanhudi seorang pedagang batik dari soloLebih baik : Haji Samanhudi
adalah pendiri Syarekat Dagang Islam.2. Setiap soal haruslah menguji pemahaman, tidak hanya
pengukuran terhadap daya ingat. Butir soal tidaklahdianjurkan untuk menguji kemampuan mengingat
kata atau frase yang terdapat dalam buku ajar atau bacaanlainya. Misalnya:Lemah : B-S : Bila penawaran
banyak sedangkan permintaan sedikit maka harga akan turun.Lebih baik : B-S : Pak udi membeli pakaian
sangat murah karena di pasar barang itu tersedia banyak sedangkanyang membeli sangat jarang.3. Kunci
jawaban yang ditentukan haruslah benar.4. Butir soal yang baik haruslah jelas bagi seseorang peserta tes
yang belajar dan jawaban yang salah kelihatanseakan-akan benar bagi peserta tes yang tidak belajar
dengan baik.5. Pernyataan dalam butir soal harus dinyatakan secara jelas dan menggunakan bahasa
yang baik dan benar.Butir soal benar-salah dapat dimodifikasi sehingga dapat meningkatkan daya
bedanya dan mengurangikelemahan utamanya yaitu mendorong penerkaan.

2.3.2.2 Mejodohkan (matching)

Tes menjodohkan ini memiliki satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Tugas peserta tes
adalahmencari pasangan setiap pertanyaan yang terdapat dalam seri pertanyaan dan seri jawaban.
Contoh bentuk tesmenjodohkan adalah :

Contoh:

“Pasangkanlah pertanyaan yang ada pada lajur kiri dengan yang ada pada lajur kanan dengan
menempatkan

huruf yang terdapat dimuka pernyataan lajur kiri pada titik-

titik yang disediakan di lajur kanan.”

Cocokanlah kota di bawah ini dengan propinsi kota itu berada :

a.Bandung . . . . . . . . … 1. Jawa Tengah

b.Medan . . . . . . . . . . . . . 2. Jawa Barat

c.Surabaya . . . . . . . . . . . . 3. Jawa Timur

d.Semarang. . . . . . . . . . . 4. Sumatera UtaraKeunggulan tes memasangkan

-Waktunya relatif singkat

-Banyak pertanyaan dapat diajukan sehingga dapat mengukur ruang lingkup bahasan yang lebih luas

-Faktor terka-menerka kecil

-Penilaiannya mudah dan objektif.Kelemahan Tes memasangkan/ menjodohkan

-Sukar untuk menentukan materi/pokok bahasan yang mengukur hal-hal yang berhubungan

-Hanya dapat mengukur hal-hal yang didasarkan pada fakta dan hafalan saja.
2.3.2.3 Pilihan ganda (multiple choice)

Tes bentuk pilihan ganda merupakan tes yang memiliki satu pemberitahuan tentang suatu
materitertentu yang belum sempurna serta beberapa alternatif jawaban yang terdiri dari kunci jawaban
dan pengecoh.Tugas peserta tes adalah memilih jawaban dari pilihan yang tersedia dan paling sesuai
dengan pernyataan yangada dalam soal.Dilihat dari strukturnya bentuk soal pilihan banyak terdiri atas:

-Stem :suatu pertanyaan / pernyataan yang berisi permasalahan yang akan ditanyakan

-Option :sejumlah pilian/alternatif jawaban

-Kunci :jawaban yang benar/paling tepat

-Distractor/pengecoh :jawaban-jawaban lain, selain kunci (Sudjana, 2004:267)

Contoh:

1. Pemilihan Presiden di Indonesia dilaksanakan setiap berapa tahun?a. 3 tahun b. 4 tahunc. 5 tahun d.
6 tahun2. Indonesia beribu kota di?a. Bandung b. Yogyakartac. Jakarta d. Bukitinggi

3. bunti /e/ pada kata enak sama dengan bunyi /e/ pada kata…

a. beras b. bebasc. bela d. bekas

2.3.3 Kelebihan Tes Objektif

-Waktu yang dibutuhkan relative lebih singkat

-Panjang pendeknya suatu tes (banyak sedikitnya butir soal) bisa berpengaruh terhadap kadar reliabilitas

-Proses pensekoran dapat dilakukan secara mudah karena kunci jawaban dapat dibuat secara pasti

-Proses penilaian dapat dilakukan secara objektif karena kunci jawaban sudah dapat ditentukan secara
pasti.

-Faktor terka-menerka relatif lebih kecil

-Dapat dipakai untuk mengukur berbagai tujuan kurikuler

-Tidak mengandung jawaban yang dapat dimaknakan bermacam-macam.

Siswa dapat memperoleh jawaban yang benar tanpa melakukan sesuai dengan yang diminta

-Bagaimanapun fleksibelnya bentuk ini masih sukar untuk dapat mengungkapkan kemampuan
membuktikan,melukis, kreativitas kemampuan membaca, penemuan, pemecahan masalah.

-Lebih representatif mewakili isi dan banyaknya materi/bahan

-Lebih objektif dalam penilaian


-Lebih mudah dan cepat memeriksanya-

Waktu yang diperlukan untuk memeriksa jawaban siswa relatif singkat

-Pemeriksaan hasil tes dapat dibantu oleh orang lain

-Soal-soal lebih mungkin dapat dipakai ulang

2.3.4 Kelemahan Tes Objektif

-Terdapat kemungkinan untuk dapat menebak jawaban dengan tepat. Tidak dapat mengetahui jalan
pikirantesti dalam menjawab suatu pesoalan.

-Membatasi kreativitas siswa dalam menyusun jawaban sendiri.

-Bahan ajar yang diungkap dengan tes objektif, pada umumnya lebih terbatas pada hal-hal yang factual.

-Dibutuhkan persiapan penyusunan tes yang relatif lebih sulit dibandingkan tes uraian

-Proses berpikir anak tidak bisa diukur

-Sifat kreatif siswa akan cenderung menumpul

-Beberapa aspek kemampuan tidak bisa atau sukar diungkapkan

-Banyak kesempatan untuk untung-untungan

-Kerjasama siswa dalam menjawab tes lebih terbuka

2.3.5 Cara Penilaian Tes Obketif

Analisis tes hasil belajar bentuk objektif dapat diketahui dari dua kriteria atau dua parameter,
yaituindeks kesukaran dan indeks daya diskriminasi. Menurut Fernandes (1984) analisis tes meliputi
tingkatkesukaran tes, daya beda, dan efektifitas pengecoh. Analisis juga untuk menguji efektifitas
distraktor padasetiap butir soal untuk menentukan apakah setiap distraktor yang dibuat sudah berfungsi
dengan baik. Hasilanalisis ini akan menghasilkan suatu keputusan apakah butir soal itu nantinya dapat
dipakai, diperbaiki ataudibuang.Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mengetahui tingkat
kesukaran, daya beda dan efektifitasdistraktor pada soal bentuk objektif adalah dengan menggunakan
analisis psikometrik klasik. Teori tes klasikmempunyai beberapa kelemahan, antara lain perhitungan
tingkat kesukaran dan daya pembeda soal sangat bergantung pada sampel yang digunakan dalam
analisis. Kondisi sampel sangat mempengaruhi hasil analisis, bila sampel yang digunakan memiliki
rentang dan sebaran kemampuan yang tinggi maka hasil analisisnya akan berbeda dengan rentang dan
sebaran kemampuan siswa yang rendah. Sebagai contoh daya pembeda soal akantinggi bila tingkat
kemampuan siswa sangat bervariasi atau mempunyai rentang kemampuan yang besar.Sebaliknya daya
pembeda soal akan kecil bila tingkat kemampuan siswa mempunyai rentang kemampuan yangkecil.
Oleh karena itu kondisi sampel sangat mempengaruhi perhitungan statistik yang dihasilkannya.Guna
mengatasi kelemahan dari teori tes klasik, maka langkah yang dapat ditempuh adalah berhati-hatidalam
mengambil sampel. Dengan kata lain sampel yang digunakan harus benar-benar mewakili
(representatif)dari populasi. Bila sampel yang digunakan tidak representatif maka akibatnya hasil analisis
tidak bisadigeneralisasikan pada populasi.

2.3.6 Tingkat Kesukaran

Untuk menghitung tingkat kesukaran (p) cara yang paling mudah dan paling umum digunakan
untukmenentukan tingkat kesukaran adalah jumlah peserta tes yang menjawab benar pada soal yang
dianalisisdibandingkan dengan peserta tes seluruhannya.

2.3.7 Petunjuk Penyusunan

Tes merupakan prosedur sistematis. Dalam Tes uraian Butir-butir tes disusun menurut cara dan
aturantertentu, prosedur administrasi dan pemberian angka (scoring) harus jelas dan spesifik, dan setiap
orang yangmengambil tes harus mendapat butir-butir yang sama dan dalam kondisi yang sebanding.
Kedua, tes berisisampel perilaku. Populasi butir tes yang bisa dibuat dari suatu materi tidak terhingga
jumlahnya. Keseluruhan butir itu mustahil dapat seluruhnya tercakup dalam tes. Kelayakan tes lebih
tergantung kepada sejauh mana butir-butir di dalam tes mewakili secara representatif kawasan
(domain) perilaku yang diukur. Ketiga, tesmengukur perilaku. Butir-butir tes menghendaki subjek agar
menunjukkan apa yang diketahui atau apa yangdipelajari subjek dengan cara menjawab butir-butir atau
mengerjakan tugas yang dikehendaki oleh tes. Responsubjek atas tes merupakan perilaku yang ingin
diketahui dari penyelenggaraan tes.

2.3.8 Soal objektif

Soal objektif adalah soal yang memiliki satu jawaban pasti. Objektif di sini berarti hasil
penilaianterhadap suatu lembar jawaban akan sama walau diperiksa oleh orang yang berbeda asal
memiliki latar belakang pendidikan sesuai dengan mata ujian.

Contoh:

Perhatikan dialog berikut!

Pak Jamari : “Apakah kamu tahu gambar ini ?”

Hasan : “Tahu, Pak ! Itu gambar badak?”

Pak Jamari : “Dan, gambar ini tentu kamu sudah mengenalnya.”

Hasan :

“Gambar komodo, Pak!”

Anto : “Berasal dari manakah komodo itu, Pak ?”


Pak Jamari : “Komodo berasal dari Nusa Tenggara Timur. Oleh karena itu,....

Percakapan di atas dapat dilengkapi dengan pernyataan ....a. pulau itu disebut juga hewan komodo b.
pulau itu disebut juga asal komodoc. pulau itu dinamai juga pulau komodod. pulau itu disebut juga pulau
komodo

Kunci : D

Anda mungkin juga menyukai