Anda di halaman 1dari 3

Nama: Lusianti

NPM: 2110631080012
Kelas: 5A

Pada pertemuan ke 7 membahas materi tentang prinsip-prinsip tes hasil belajar, bentuk-bentuk
tes hasil belajar, bentuk uraian, petunjuk penyusunan tes uraian, bentuk-bentuk tes objektif,
petunjuk operasional penyusunan tes objektif, manfaat tes objektif, keunggulan dan kelemahan
tes objektif serta kisi-kisi. untuk pertemuan pada hari ini dengan penjelasan yang mudah untuk
dipahami dan adanya diskusi yang aktif. Pemaparan materi yang pertama membahas tentang
prinsip-prinsip tes hasil belajar.

Prinsip-Prinsip Tes Hasil Belajar:


1. Tes hasil belajar harus mengukur secara jelas hasil belajar yang telah ditetapkan dalam
indikator.
2. Butir-butir soal tes hasil belajar harus merupakan sampel yang representatif dari
populas bahan pelajaran yang telah diajarkan dan dapat mewakili seluruh performance
yang dimiliki siswa mengikutu suatu unit pengajaran.
3. Bentuk soal yang dikeluarkan dalam tes hasil belajar harus dibuat bervariasi (tingkatan
C1 sampai C6), sehingga betul-betul cocok untuk mengukur hasil belajar yang
diinginkan sesuai dengan dengan tujuan tes itu sendiri
4. Tes hasil belajar harus didesain sesuai dengan kegunaan untuk memperoleh hasil yang
diinginkan. Kalimat dibuat mudah dipahami, kalimat tidak ambigu.
5. Tes hasil belajar harus memiliki reliabilitas (memiliki ukuran yang jelas) yang dapat
diandalkan
6. Tes hasil belajar disamping harus dapat dijadikan alat pengukur keberhasilan siswa,
juga harus dapat dijadikan alat untuk mencari informasi yang berguna untuk
memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru

Bentuk-Bentuk Hasil Tes Belajar:


1. Tes hasil belajar bentuk uraian
Kerakteristik:
a. Berbentuk pertanyaan atau perintah yang menghendaki jawaban berupa uraian atau
paparan kalimat yang pada umumnya cukup panjang. Harus didasarkan pada kkO
yang disusun
b. Bentuk-bentuk pertanyaan atau perintah itu menuntut siswa untuk memberikan
penjelasan, komentar, penafsiran, membandingkan, membedakan, dan sebagainya
c. Jumlah butir soal umumnya terbatas, biasanya 4-10 soal dan memiliki bobot yang
berbeda, soal semakin mudah nilainya semakin rendah dan soal semakin sulit nilai
semakin tinggi
d. Pada umumnya diawali dengan kata-kata “Jelaskan…Terangkan…Uraikan...
Mengapa...Bagaimana"

Bentuk Tes Uraian:


1. Tes uraian bentuk bebas: sesuai dengan keadaan masing-masing siswa
2. Tes uraian bentuk terbatas: kunci jawaban sudah ada dan ada keterbatasan siswa
untuk menjawab.

Kelebihan Tes Uraian:


1. Pembuatannya mudah dan cepat
2. Dapat dicegah kemungkinan permainan spekulasi/kerja sama dari siswa
3. Dapat mengetahui seberapa jauh tingkat kedalaman dan penguasaan siswa
dalam memahami materi yang ditanyakan karena siswa harus menguraikan
4. Siswa akan terdorong dan terbiasa untuk berani mengamukakan pendapat
dengan menggunakan susunan kalimat dan gaya bahasa yang merupakan hasil
olahannya sendiri sehingga jawaban siswa yang satu dengan yang lain akan
berbeda

Kekurangan Tes Uraian:


1. Kurang dapat menampung atau mencakup dan mewakili isi dan luasnya materi
karena soal terbatas makan tidak bisa mengakomodir semua materi aka dipilih
yang penting-penting untuk dijadikan bahan evaluasi
2. Pengoreksiannya ratif sulit karena tulisan yang berbeda, warna pena tidak jelas
3. Dalam pemberian skor, guru cenderung subjektif karena ketika guru
mengkoreksi soal biasanya guru menggunakan kunci jawaban
4. Pekerjaan mengoreksi tidak dapat diserahkan kepada orang lain karena yang
tahu persis jawabannya adalah guru yang membuat soal
5. Mempunyai validitas dan reliabilitas yang rendah

Petunjuk Penyusunan Tes Uraian:


1. Butir soal mencakup ide-ide pokok dari materi pelajaran yang telah diajarkan
2. Susuan kalimat soal dibuat berbeda dengan susunan kalimat yang ada dibuku
pelajaran, pertanyaan atau perintah dibuat tidak beragam
3. Membuat jawaban butir-butis soal
4. Kalimat hendaknya disusun secara ringkas, padat dan jelas
5. Hendaknya dikemukakan pedoman tentang cara mengerjakan atau menjawab
butir-butir soal tersebut

2. Tes Hasil Belajar Bentuk Objektif


Tes objektif adalah tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal yang dapat dijawab oleh
siswa dengan jalan memilih jawaban yang dianggap benar, satu (atau lebih) diantara
beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing-masing butir; atau
dengan jalan menuliskan (mengisikan) jawabannya berupa kata-kata atau simbol-simbol
tertentu pada tempat atau ruang yang telah disediakan untuk masing-masing butir soal yang
bersangkutan.
Penggolongan tes objektif:
a. Tes objektif bentuk benar – salah (true-false test)
b. Tes objektif bentuk menjodohkan (matching test)
c. Tes objektif bentuk melengkapi (completion test)
d. Tes objektif bentuk isian (fill in test)
e. Tes objektif bentuk pilihan ganda (multiple choice item test)09:51

Petunjuk Operasional Penyusunan Tes Objektif


Guru hendaknya sering berlatih membuat tes bentuk objektif, usai tes objektif dilaksanakan,
hendaknya dilakukan penganalisaan butir, dengan tujuan dapat mengidentifikasi butir-butir
soal mana yang sudah termasuk dalam kategori baik, kurang baik, dan tidak baik,
meminimalisir faktor jawaban tebakan, untuk mencegah timbulnya permainan spekulasi dan
kerja sama yang tidak sehat, tes objektif hendaknya memperhatikan aspek hafalan atau
ingatan, analisis maupun sintesis, menggunakan bahasa atau istilah-istilah yang sederhana,
ringkas, jelas, dan mudah dipahami oleh siswa, hendaknya dihindari penafsiran ganda, dan
hendaknya dihindari kesalahan ketik atau cetak hendaknya diberikan cara menjawab secara
ringkas dan jelas.

Manfaat Tes Objektif


Tes objektif dapat dimanfaatkan:
1. Jumlah siswa cukup banyak.
2. Guru telah memiliki kemampuan dan pengalaman yang luas dalam menyusunnya.
3. Guru memiliki waktu yang cukup longgar dalam mempersiapkannya.
4. Guru sudah merencanakan bahwa soal bentuk objektif akan dipergunakan berulang
kali.
5. Guru mempunyai keyakinan penuh bahwa akan dapat dilakukan penganalisaan
kualitas soal tersebut, dilihat dari derajat kesukaran, daya pembeda, dan faktor
distraktor.
6. Guru berkeyakinan bahwa dengan menggunakan tes bentuk objektif maka prinsip
objektivitas memungkinkan untuk diwujudkan.
Keunggulan dan Kelemahan Tes Objektif
Keunggulan Tes Objektif:
1. Representatif,
2. Objektif,
3. Pengoreksiannya mudah dibanding tes uraian.
4. Pengoreksiannya dapat dilakukan oleh orang lain.
5. Lebih mudah dianalisis, baik dari tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas, dan
reliabilitasnya.
Kelemahan Tes Objektif:
1. Tidak mudah dalam penyusunannya.
2. Kurang dapat mengukur dan mengungkap proses berpikir yang lebih tinggi.
3. Siswa mempunyai peluang untuk melakukan spekulasi.
4. Siswa mempunyai peluang untuk melakukan kerja sama dengan siswa lain.

Kisi-kisi adalah suatu format atau matriks yang berisi informasi, yang dapat dijadikan
sebagai pedoman dalam pembuatan atau merakit soal.
Tujuan penyusunan kisi-kisi adalah sebagai pedoman bagi pembuat soal untuk merumuskan
secara tepat dan efektif ruang lingkup, penekanan, dan bagian-bagian yang akan diujikan.
Syarat pembuatan kisi-kisi yaitu:
1. Mencakup isi kurikulum yang akan diujikan.
2. Komponen yang akan diujikan harus jelas, rinci, dan mudah dipahami
3. Bentuk soal harus sesuai dengan kompetensi dasar dan materi yang telah ditetapkan.
4. Pembuatan soal harus sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan.

Bahan yang harus disiapkan sebelum menyusun kisi-kisi adalah silabus, RPP, KKO &
materi.

Anda mungkin juga menyukai