Anda di halaman 1dari 9

B.

Jenis – Jenis Tes


Jenis-jenis tes dapat di bagi berdasarkan tujuan penyelenggaraan,waktu
penyelenggaraan, cara penyusunan, dan bentuk jawaban.
1 .Jenis tes berdasarkan tujuan penyelenggaraan antara lain:
a . Tes Seleksi (Selection Test)
Tes seleksi diselenggarakan untuk memilih peserta guna diikutsertakan dalam
kegiatan yang menuntut kemampuan tertentu. Penentuan jenis kemampuan dan tingkat
penguasaan pada tes seleksi, sepenuhnya tergantung pada kebutuhan akan kemampuan yang
dibutuhkan untuk dapat mengikuti kegiatan.
b . Tes penempatan
Dilakukan sebelum siswa memulai pendidikan pada tingkat tertentu. Tes
dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa untuk kemudian menempatkannya
pada tingkat kemampuan yang sesuai. Dimana, lebih condong pada suatu kedudukan
beradasrakan bakat, minat dan kecocokan.
c . Tes hasil belajar
Sebagai tes yang memfokuskan pada hasil yang telah dapat dicapai oleh suatu bentuk
pengajaran, tes hasil belajar memiliki kaitan yang erat dengan yang telah diajarkan
(kurikulum). Kaitan itu terutama dalam hal isi tes. Isi tes harus secara jelas mencerminkan isi
pengajaran yang secara nyata telah diselenggarakan.
d . Tes diagnostic
Tes diagnostik dilakukan sebelum atau selama berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar. Tes diagnostik dimaksudkan untukmenemukan bahan-bahan pelajaran tertentu
yang masih menyulitkan siswa. Informasi tentang kelemahan siswa dijadikan dasar
penyusunan program remedial.

2 . Jenis tes berdasarkan waktu penyelenggaran antara lain:


a . Tes masuk (Enterence Test)
Tes masuk diselenggarakan sebelum dan menjelang suatu program pengajaran dimulai. Sama
dengan tes seleksi, tes masuk diselenggarakan untuk menentukan apakah seorang calon dapat
diterima sebagai peserta program pengajaran karena ia memiliki jenis dan kemampuan yang
dipersyaratkan. Tes masuk dirancang secara khusus dan disesuaikan dengan tujuan program
pengajaran. Semakin sesuai isi tes masuk itu dengan tujuan pokok program pengajaran, maka
akan semakin tinggi tingkat relevansi serta efektivitas dari tes masuk tersebut.
b . Tes Formatif (Formative Test)
Tes formatif dilakukan pada saat program pengajaran sedang berlangsung (progress),
tujuannya untuk memperoleh informasi tentang jalannya pengajaran sampai tahap tertentu.
Informasi tersebut penting untuk mengetahui apakah program pengajaran berjalan sesuai
dengan format yang ditentukan sehingga dipertahankan atau program pembelajaran
memerlukan perubahan atau penyesuaian, hasilnya berguna untuk memperbaiki strategi
mengajar.
Tes ini dilakukan secara periodik sepanjang rentang proses pembelajaran, materi tes dipilih
berdasarkan tujuan pembelajaran tiap pokok bahasan atau subpokok materi. Jadi tes untuk
menentukan keberhasilan belajar dan untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran.
c. Tes Sumatif (Summative Test)
Tes sumatif dilakukan setelah semua kegiatan belajar mengajar atau seluruh program yang
direncanakan. Tes sumatif pada dasarnya dimaksudkan untuk mengukur kadar pencapaian
tujuan umum pengajaran.

3. Jenis Tes berdasarkan cara mengerjakan antara lain:


a . Tes Buatan Guru
Tes buatan guru adalah tes yang dirancang dan dipersiapkan oleh guru, tetap dengan mengacu
pada karakteristik tes yang baik dan dilakukan secara cermat, untuk tetap menjamin validitas
maupun reliabilitasnya.
b . Tes Tersandar
Tes standar adalah tes yang dikembangkan dengan mengikuti prosedur serta prinsip
pengembangan tes secara ketat. Semua prosedur pengembangan tes diikuti sehingga ciri-ciri
tes sebagai alat ukur yang baik senantiasa dapat dipenuhi. Dengan demikian, tingkat validitas,
reliabilitas, kepraktisan, maupun daya beda sudah dapat dipertanggungjawabkan.

4 . Jenis tes berdasarkan bentuk jawabannya antara lain:


Tes bentuk jawaban adalah tes yang menuntut siswa mengorganisasikan gagasan-
gagasan tentang sesuatu yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakannya dalam
bentuk tulisan.
a . Tes Jawaban Pendek
Tes jenis ini adalah tes yang mewajibkan siswa untuk mengisi bagian yang kosong dari
sebuah kalimat atau teks. Sehingga diharapkan dapat memberikan jawabannya sesingkat
mungkin.
b . Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang keseluruhan informasi yang diperlukan untuk menjawab tes telah
tersedia. Oleh karenanya sering pula disebut dengan istilah tes pilihan jawaban (selected
response test). Butir soal telah mengandung kemungkinan jawaban yang harus dipilih atau
dikerjakan oleh peserta tes.
Instrumen evaluasi pembelajaran dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
1 . Tes Objektif
Tes Objektif adalah tes tertulis yang menuntut siswa memilih jawaban yang telah disediakan
atau memberikan jawaban singkat dan pemeriksaannya dilakukan secara objektif (seragam)
terhadap semua murid.
Ada beberapa jenis tes bentuk objektif yaitu: pilihan ganda, bentuk pilihan benar
salah, menjodohkan, dan isian singkat.
a . Pilihan ganda
Tes pilihan ganda merupakan bentuk tes objektif yang menyajikan soal dan beberapa pilihan
jawaban yang hanya ada satu jawaban yang benar. Tes pilihan ganda dapat diskor dengan
mudah, cepat, dan memiliki obyektifitas yang tinggi untuk mengukur tingkat kognitif peserta
didik. Bentuk tes ini sangat cocok digunakan pada ujian yang berskala besar dan hasilnya
harus segera diumumkan.
Seperti: ujian akhir sekolah dan ujian nasional. Namun, untuk menyusun tes berbentuk soal
pilihan ganda yang berkualitas membutuhkan waktu yang lama dan penulis soal akan
kesulitan membuat pengecoh yang homogen.1
Sebelum menyusun tes pilihan ganda terdapat hal-hal yang harus diperhatikan dalam
menyusun tes pilihan ganda yaitu:
1) Ada kesesuaian antara soal dan jawaban.
2) Penyusunan kalimat tiap soal harus jelas.
3) Bahasa yang digunakan mudah dipahami.
4) Setiap soal harus mengandung satu masalah.

1
Idrus Alwi, Pengaruh Jumlah Alternatif Jawaban Tes Objektif Bentuk Pilihan Ganda terhadap
Reliabilitas Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda, Jurnal Ilmiah Faktor Exacta, Vol. 3 No. 2010
b . Pilihan Benar-Salah
Bentuk tes Benar-Salah (B-S) adalah soal yang mengandung dua kemungkinan jawaban,
yaitu benar atau salah. Fungsi bentuk soal benar salah adalah untuk mengukur kemampuan
peserta didk untuk membedakan antara fakta dengan pendapat. Agar soal dapat berfungsi
dengan baik, maka materi yang ditanyakan sebaiknya homogen dari segi isi. Bentuk soal ini
banyak digunakan untuk mengukur kemampuan mengidentifikasi informasi berdasarkan
hubungan yang sederhana.2
Cara mengerjakan soal ini dengan melingkari atau menandai pada jawaban yang dianggap
benar.Kelebihan tes benar salah yaitu: mudah disusun dan dilaksanakan, dapat dinilai dengan
cepat dan objektif, dan dapat mecakup materi yang lebih luas. Sedangkan kekurangan dari tes
ini yaitu, peserta didik cenderung menjawab dengan coba-coba, memiliki derajat validitas
danreliabilitas yang rendah, dan sering terjadi kekaburan untuk membuat soal yang benar-
benar jelas.
c . Menjodohkan
Tes menjodohkan yaitu bentuk tes yang terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan jawaban
yang keduanya dikumpulkan pada dua kolom yang berbeda, yaitu kolom pertanyaan sebelah
kiri dan kolom jawaban sebelah kanan. Tugas murid ialah mencari dan menempatkan
jawaban jawaban sehingga sesuai atau cocok dengan pertanyaan. Bentuk tes ini digunakan
untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi informasi berdasarkan
hubungan yang sederhana dan kemampuan menghubungkan antara dua hal.
Semakin banyak hubungan antara premis dengan respon dibuat, maka semakin baik soal yang
disajikan.3
Untuk menyusun soal tes menjodohkan harus memperhatikan teknik berikut:
1 ) menyesuaikan kompetensi dasar dengan indikator.
2 ) kumpulan soal diletakkan dikolom sebelah kiri dan kumpulan jawaban diletakkan di
sebelah kanan.
3 ) menggunakan kalimat singkat dan terarah pada pokok permasalahan.
d . Isian Singkat
Tes Isian Singkat adalah tes yang ditandai dengan adanya jawaban pada tempat kosong yang
disediakan oleh guru untuk menulis jawabannya dengan singkat sesuai dengan petunjuk.
Cara menyusun tes isian singkat yaitu:

2
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, 2012) hal. 154
3
Zainal Arifin, Evaluasi hal. 160
1) soal yang disusun sebaiknya tidak menggunakan soal yang terbuka sehingga siswa dapat
menjawab dengan terurai.
2) Pernyataan sebaiknya hanya mengandung satu alternatif jawaban.
3) Titik-titik kosong sebagai tempat jawaban hendaknya diletakkan pada akhir atau tengah
kalimat.
4) Dapat menggunakan gambar-gambar sehingga soal dapat dipersingkat dan jelas.4

2 . Tes non-objektif
Tes non-objektif atau disebut tes uraian yaitu tes yang pertanyannya membutuhkan jawaban
peserta didik untuk menguraikan, mengorganisasikan dan menyatakan jawaban dengan kata-
katanya sendiri dalam bentuk, teknik, dan gaya yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Bentuk uraian sering juga disebut bentuk subjektif, karena dalam pelaksanaannya sering
dipengaruhi oleh faktor subjektifitas guru. Tes ini cocok digunakan untuk bidang studi ilmu-
ilmu sosial.
Bentuk tes uraian terbagi menjadi 2 macam yaitu:
a . Uraian terbatas
Peserta didik diberi kebebasan untuk menjawab soal yang ditanyakan namun arah
jawabannya dibatasi sehingga kebebasan tersebut menjadi bebas yang terarah.
Contoh:
1 ) Sebutkan lima komponen dalam komputer!
2 ) Sebutkan lima rukun Islam!

B . Uraian Bebas
Peserta didik bebas untuk menjawab soal dengan cara sistematika sendiri. Bebas
mengungkapakan pendapat sesuai dengan kemampuannya. Namun guru tetap harus
mempunyai acuan atau patokan dalam mengoreksi jawaban peserta didik.5
Contoh :
1 ) Bagaimana peranan komputer dalam pendidikan?
2 ) Jelaskan perkembangan islam di Indonesia!

Tes non-objektif in memiliki kelebihan dan kekuranagan.


4
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 173
5
Zainal Arifan, Evaluasi hal. 137
Kelebihan dari tes ini yaitu:
1) Tes dapat dibuat dengan cepat dan mudah.
2) Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat dengan gaya bahasa sendiri dan
menyusun kalimat dalam bentuk yang bagus.
3) Untuk mengukur tingkat pemahaman siswa.

Sedangkan kelemahan dari tes ini yaitu:


1) kurang bisa mencakup isi materi kesekuruhan.
2) Kadar validitas dan reliabilitas rendah karena pengetahuan siswa yang betul-betul
dipahami sulit diketahui.
3) Cara memeriksanya banyak dipengaruhi unsur-unsur subyektif dan membutuhkan waktu
yang lama untuk mengoreksi.

Cara penyususnan tes non-objektif yaitu:


1) Butir-butir soal tes uraian dapat mencakup materi yang telah diajarkan dan sesuai dengan
indikator.
2) Penyusunan kalimat soal sebaiknya berlainan dengan kalimat yang ada di buku namun
mengandung arti yang sama.
3) Kalimat soal disusun secara ringkas, padat, dan jelas sehingga mudah dipahami peserta
didik.
4) Menyusun jawaban yang dikehendaki pembuat soal (guru) untuk pedoman jawaban yang
betul dan untuk mengurangi faktor subyektifitas
5) Membuat pedoman dalam menjawab tes.

5 . Instrument non-tes
Instrument non-tes adalah instrument selain tes prestasi belajar. Alat penilaian yang
dapat digunakan adalah: lembaran pengamatan/observasi (seperti catatan harian, portofolio,
life skill) dan instrument tes sikap, minat dan lain sebagainya. Meliputi :
a . Tes skala sikap
Tes skala sikap adalah tes yang dilakukan secara sengaja ataupun tidak sengaja. Penilaian ini
dilakukan guru terhadaap peserta didik bukan dilakukan ke dalam kegiatan belajar mengajar,
akan tetapi juga dilakukan diluar belajar mengajar.
b . Tes minat belajar
Tes minat belajar adalah tes yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik untuk
meningkatkan minat peserta didik dalam mata pelajaran, karena dengan adanya tes minat
belajar peserta didik akan sangat bersungguh-sungguh dalam belajar dan membantu guru
untuk bisa membuat peserta didik mampu memahami pelajaran.

c . Tes motivasi berprestasi


Tes motivasi berprestasi adalah tes yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik untuk
mendorong motivasi peserta didik dalam belajar sehingga dapat memperoleh prestasi lebih
baik dari sebelumnya.

d. Tes kreativitas
Tes kreativitas adalah tes yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik untuk mengukur
kreativitas peserta didik dalam belajar, sehingga akan terlihat kemampuan saat melakukan
tugas yang dilakukan oleh guru maupun saat bertingkah laku didalam kelas.

e . Tes lisan
Tes lisan adalah tes yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung
terhadap peserta didik baik satu persatu, berpasangan, dalam kelompok ataupun klasikal.
Aspek yang dapat dinilai dari tes ini yaitu:

1) Proses berfikir peserta didik dalam memecahkan suatu masalah.


2) Penguasaan bahasa dan penguasaan materi pelajaran.
Klasifikasi Tes
Secara umum tes dibedakan berdasarkan obyek pengukurannnya dapat dibagi menjadi dua,
yaitu tes kepribadian (personality test) dan tes hasil belajar
(Achievement test)

a . Tes Kepribadian (Personality Test)


Adalah tes yang dilaksanakan dengan tujuan mengungkap ciri-ciri khas dari seseorang yang
banyak sedikitnya bersifat lahiriyah, seperti gaya bicara, cara berpakaian, nada suara, hobi
atau kesenangan dan lain-lain.Yang termasuk dalam jenis tes ini dan banyak digunakan
dalam kependidikan adalah:
1) Pengukuran sikap.
2) Pengukuran minat.
3) Pengukuran bakat.
4) Tes intelegensi.

b . Tes Hasil Belajar (Achievement Test)

Adalah tes yang dipergunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan oleh
guru kepada murid-muridnya, atau oleh dosen kepada mahasiswanya, dalam jangka waktu
tertentu.

Menurut fungsinya tes hasil belajar dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu:

1). Tes Penempatan (Plecement test)

Tes penempatan adalah tes untuk mengukur kemampuan dasar yang dimiliki oleh
anak didik; kemampuan tersebut dapat dipakai untuk meramalkan kemampuan peserta didik
pada masa mendatang, sehingga kepadanya dapat dibimbing, diarahkan atau ditempatkan
pada jurusan yang sesuai dengan kemampuan dasarnya.

2) Tes Diagnostic

Adalah tes yang dilaksanakan untuk menentukan secara tepat, jenis kesukaran yang
dihadapi oleh para peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu. Dengan diketahuinya
jenis-jenis kesukaran yang dihadapi oleh peserta didik itu maka lebih lanjut akan dapat
dicarikan upaya berupa pengobatan (therapy) yang tepat. Tes diagnostic juga bertujuan untuk
menemukan jawaban atas pertanyaan “Apakah peserta didik sudah dapat menguasai
pengetahuan yang merupakan dasar atau landasan untuk dapat menerima pengetahuan
selanjutnya?”

3) Tes Formatif

Adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sudah sejauh manakah
peserta didik “telah terbentuk” (sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan)
setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Tes formatif
juga bertujuan untuk mencari umpan balik (feedback), yang selanjutnya hasil penilain
tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar yang sedang atau yang
sudah dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai