Anda di halaman 1dari 24

BAB I PENDAHULUAN

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BENTUK TES SUBJEKTIF (URAIAN) SERTA KEBAIKAN DAN


KELEMAHAN DARI TES SUBJEKTIF
1. Pengertian Tes
Penilaian adalah suatu proses untuk memperoleh informasi yang berkaitan
dengan tujuan pembelajaran. Dalam sistem evaluasi hasil belajar, penilaian
merupakan langkah lanjutan setelah dilakukan pengukuran. Dalam kegiatan
pengukuran dan penilaian terdapat alat yang disebut dengan tes. Menurut (Mardapi,
2018) tes merupakan sejumlah pertanyaan yang perlu dijawab atau sejumlah
pernyataan yang harus diberikan tanggapan guna mengevaluasi tingkat kemampuan
seseorang atau untuk mengungkapkan beberapa aspek dari orang yang diuji.
Sedangkan Johnson & Robert T.Johnson (2002: 62) menyatakan bahwa “tests are
given to assess student learning, to increase student learning, and to guide
instruction”. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa tes adalah
serangkaian butir pertanyaan maupun pernyataan untuk mengungkap karakteristik
atau kemampuan seseorang.
Hasil tes biasanya digunakan untuk mengetahui kemampuan belajar,
meningkatkan aktivitas belajar, dan meningkatkan kegiatan pembelajaran. Tes sebagai
bagian dari kegiatan pengukuran dibedakan dari jenis pengukuran lain (non tes).
Salah satu aspek yang membedakan adalah jawabannya. Tes, pada umumnya,
menuntut jawaban benar atau salah. Sementara itu, non tes tidak selalu dan sangat
tergantung dari karakteristik aspek yang diukur (Ghufron & Sutama).
Terdapat beberapa istilah yang berkaitan dengan tes, yakni testing, testee, dan
tester. Testing merupakan waktu dimana tes itu dilaksanakan. Testee merupakan orang
yang mengerjakan tes itu sendiri. Tester merupakan orang pelaksana tes.
2. Pengertian Tes Subjektif
Bentuk tes secara garis besar dibedakan menjadi dua macam, salah satu
diantaranya adalah tes subjektif atau uraian. Tes subjektif (uraian) adalah tes yang
disusun dalam bentuk soal terstruktur sehingga peserta harus menyusun dan mengatur
sendiri jawaban setiap soal dalam bahasa tulis. Tes subjektif (uraian) memberikan
kebebasan kepada siswa untuk menyusun dan menyajikan jawaban mereka sendiri,
serta memungkinkan mereka untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam
menerapkan pengetahuan untuk menganalisis, menghubungkan dan mengevaluasi
pertanyaan-pertanyaan yang mereka hadapi. Ciri-ciri pertanyaannya didahului dengan
kata-kata seperti jelaskan, mengapa, uraikan, bagaimana, simpulkan, bandingkan, dan
sebagainya. Tes ini mengharuskan peserta ujian untuk memberikan respon kata atau
frasa.
3. Kelebihan dan Kekurangan Tes Subjektif
Tes subjektif atau tes uraian memiliki beberapa kelebihan atau kebaikan, yaitu
sebagai berikut.
1) Tes ini mengukur pemahaman siswa pada tingkat tinggi.
2) Tidak memberikan banyak kesempatan untuk berspekulasi.
3) Dapat mengetahui sejauh mana peserta didik mendalami atau menghadapi
suatu masalah yang diujikan.
4) Mudah dipersiapkan serta disusun.
5) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyampaikan
jawabannya dengan kalimat dan gaya bahasa sendiri.
6) Mendorong peserta didik untuk berlatih mengungkapkan pendapat serta
menyusunnya dalan kalimat yang baik.
7) Tes uraian ini juga dapat digunakan sebagai tes diagnostik, eva;uasi, atau
analisis masalah.

Selain kelebihan, adapun kelemahan dari tes subjektif yaitu diantaranya


(Maulid, n.d.):

1) Pemeriksaannya lebih sulit dikarenakan membutuhkan banyak pertimbangan


individual.
2) Terbatasnya jangkauan materi pelajaran yang dinilai dan kesulitan dalam
menyesuaikan jawaban secara objektif.
3) Rendahnya tingkat validitas dan reliabilitas karena sulit mengetahui seberapa
besar pengetahuan yang sebenarnya telah dikuasai peserta didik.
4) Membutuhkan waktu yang lama untuk mengoreksinya dan tidak dapat
diwakilkan kepada orang lain.
5) Kurang representatif dalam mewakili seluruh materi pelajaran yang akan
dites karena soalnya hanya sedikit.
4. Macam-Macam Tes Subjektif
a. Tes Melengkapi atau Jabawan Singkat
Tes ini mengharuskan peserta didik untuk memberikan jawaban singkat
dalam kata atau kalimat. Misalnya: ”Bacalah setiap kalimat dengan cermat.
Lengkapi kata-kata berikut dengan benar.”
Adapun kelebihan dari jenis tes tersebut, yaitu (Lumbantobing, 2021):
1) Jenis tes ini efektif karena mudah ditulis dan jawaban dapat dibuat
serta digunakan untuk lebih dari soal.
2) Berkurangnya efek menebak-nebak karena harus ada jawabannya.
3) Format item ini ideal untuk menilai penguasaan konten yang
memerlukan komputasi serta hasil pengetahuan lainnya.
Selain itu, terdapat pula kekurangan dalam tes ini, diantaranya yaitu:
1) Seringkali ada lebih dari satu jawaban yang “benar” tergantung
pada spesifik soalnya.
2) Pernyataan atau pertanyaan pada tahap yang cukup terfokus untuk
memperoleh tanggapan yang tepat sangatlah sulit.
3) Paling baik digunakan dengan keterampilan kognitif tingkat rendah
seperti pemahaman atau pengetahuan.
4) Tingkat dukungan teknologi untuk menyelesaikan skor dan
menjawab pertanyaan singkat sangat terbatas.
5) Pemberian skor dapat memakan waktu dan berulang.
b. Tes Bentuk Esai
Tes bentuk esai adalah pertanyaan yang jawabannya menuntut siswa untuk
mengingat dan mengorganisasikan ide-ide atau hal-hal yang dipelajari dengan
menyajikan atau mengungkapkan ide-ide tersebut dalam bentuk uraian
tertulis.. Perumusan suatu masalah atau pertanyaan memerlukan seperangkat
jawaban dengan pemahaman/konsep tertentu agar penilaian dapat dilakukan
secara objektif.. Membangun pertanyaan memerlukan seperangkat jawaban
berupa pemahaman/konsep dari sudut pandang masing-masing siswa.
Terdapat kelebihan dalam tes bentuk esai ini, yaitu sebagai berikut.
1) Penyusunan tes lebih mudah.
2) Mengukur kemampuan siswa dalam mengorganisasikan pikiran
dan mengungkapkan pendapat serta gagasan dengan kata atau
kalimat sendiri.
3) Pengurangan menebak jawaban.
4) Selain kelebihan, adapun kelemahan dari tes esai yaitu
diantaranya:
5) Jumlah materi yang dibutuhkan terbatas.
6) Dalam penilaian membutuhkan waktu yang lama.
7) Reliabilitasnya relatif lebih rendah dibandingkan soal pilihan
ganda
Selain kelebihan, adapun kelemahan dari tes esai yaitu diantaranya:
1) Jumlah materi yang dibutuhkan terbatas.
2) Dalam penilaian membutuhkan waktu yang lama.
3) Reliabilitasnya relatif lebih rendah dibandingkan soal pilihan
ganda.
B. KISI KISI EVALUASI SUBJEKTIF
Kisi-kisi atau table of specification adalah deskripsi mengenai informasi serta
ruang lingkup dari materi pelajaran yang digunakan sebagai pedoman untuk menulis soal
atau matriks soal menjadi tes. Pembuatan kisi-kisi memiliki tujuan untuk menentukan
ruang lingkup dalam menulis soal agar menghasilkan perangkat tes yang sesuai dengan
indikator. Kisi kisi tes objektif dibuat berdasarkan tujuan dan ruang lingkup materi serta
bentuk tes objektif yang akan diberikan kepada siswa. Tes objektif dapat berbentuk
benar-salah, benar salah berumpun, menjodohkan, pilihan ganda, pilihan ganda sebab
akibat, pilihan ganda kompleks. Perangkat tes dapat seluruhnya dibuat dalam bentuk
pilihan ganda atau beberapa variasi bentuk tes objektif tergantung kepada kebutuhannya.
Pembuatan kisi-kisi untuk soal uraian, baik untuk uraian objektif maupun uraian
non-objektif pada umumnya sama dengan soal objektif. Terutama tujuan dan syarat-
syarat penulisan kisi-kisi memiliki ruang lingkup untuk menghasilkan perangkat tes yang
sesuai dengan indikator. Indikator dapat dilihat pada kurikulum atau dapat dikembangkan
sendiri sesuai dengan variabel dan sub variabel yang akan dikembangkan menjadi
indikator. Secara umum pembuatan kisi-kisi soal uraian harus memenuhi kemampuan
kognitif yang mengacu kepada teori Bloom tentang kognitif yaitu: Pengetahuan (C1),
Pemahaman (C2), Penerapan (C3), Analisis (C4), Sintesis (C5), Evaluasi (C6).
Kisi-kisi tes yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: setiap item dapat
dilihat apakah tujuan item, isi pokok bahasan yang dites, bentuk tes dan tingkat
kesukarannya.
a. Syarat kisi-kisi
1) Dapat mewakili isi silabus atau kurikulum
2) Komponen-komponen diuraikan secara jelas
3) Materi yang hendak ditanyakan dapat dibuat soalnya
4) Sesuai dengan Indikator
b. Komponen kisi-kisi
1) Jenis sekolah/jenjang sekolah
2) Program/jurusan
3) Bidang studi/mata pelajaran
4) Tahun ajaran
5) Jumlah soal
6) Bentuk soal
7) Standar Kompetensi
8) Materi
9) Indikator
10) Nomor Urut soal
C. CONTOH SOAL BENTUK TES URAIAN
a. Tes Melengkapi atau Jabawan Singkat
Bacalah setiap kalimat dibawah ini dengan cermat. Lengkapi kata-kata berikut
dengan benar.
1. Abu Hurairah meriwayatkan hadits sebanyak 5.374. Nilai ribuah pada angka
tersebut adalah ...
Jawab:
5
2. Zayn memuroja’ah Surah an-Nazi’at sebanyak 3 kali. Maka total jumlah ayat
yang dibaca oleh Zayn adalah ... ayat.
Jawab:
Surah an-Nazi’at terdiri dari 46 ayat. Karena Zayn membaca sebanyak 3 kali
maka:
46 × 3=138 .
Jadi, total jumlah ayat yang dibaca Zayn adalah 138 ayat.
b. Soal Pemecahan Masalah
Sebuah yayasan sedekah memberikan bantuan kepada 120 anak yatim. Jika setiap
anak yatim menerima uang sejumlah Rp 25.000 ,00 , berapa total jumlah uang yang
diberikan oleh yayasan tersebut? Sebutkan juga prinsip-prinsip agama Islam yang
relevan dalam konteks ini.
Jawab :
Untuk menghitung total jumlah uang yang diberikan oleh yayasan kepada 120 anak
yatim, kita dapat menggunakan rumus:
Total uang=Jumlah anak yatim × Jumlah uang per anak yatim
Dalam hal ini, jumlah anak yatim adalah 120 dan jumlah uang per anak yatim adalah
Rp 25.000 ,00 .
Mari hitung:
Total uang=120 anak yatim× Rp25.000 ,00 /anak yatim
Total uang=Rp 3.000.000 ,00
Jadi, total jumlah uang yang diberikan oleh yayasan kepada 120 anak yatim adalah
Rp 3.000.000 , 00
Dalam konteks agama Islam, prinsip-prinsip yang relevan dalam sedekah dan
pemberian termasuk Zakat dan Infaq. Zakat adalah kewajiban membayar sebagian
kekayaan yang dimiliki oleh umat Islam kepada yang berhak menerimanya, termasuk
anak yatim. Infaq, di sisi lain, adalah tindakan memberikan sumbangan atau sedekah
secara sukarela untuk membantu orang lain yang membutuhkan. Dalam kasus ini,
yayasan tersebut telah mengamalkan prinsip-prinsip ini dengan memberikan bantuan
kepada anak yatim.
c. Soal Ekonomi Syariah
Seorang pedagang ingin membeli barang dagangan dengan harga Rp 750.000 ,00 . Dia
memilih opsi pembiayaan syariah dengan sistem murabahah. Jika bank memberikan
margin keuntungan sebesar 15 % , berapa total harga yang harus dia bayarkan setelah
pembiayaan?
Jawaban:
Dalam sistem pembiayaan murabahah, bank membeli barang atas permintaan nasabah
dan menjualkannya kembali kepada nasabah dengan harga yang sudah disepakati
bersama. Bank kemudian menetapkan margin keuntungan sebagai imbalan atas jasa
mereka. Untuk menghitung total harga yang harus dibayarkan oleh pedagang setelah
pembiayaan, kita perlu menambahkan harga beli barang oleh bank dengan margin
keuntungan yang ditetapkan.
Dalam kasus ini, harga beli barang oleh bank (harga asli) adalah Rp 750.000 ,00 .
Margin keuntungan yang ditetapkan adalah 15 % dari harga asli.
Margin keuntungan ¿ 15 % × Rp 750.000 , 00
¿ 0 , 15 × R p750.000 ,00
¿ R p112.500 , 00
Total harga yang harus dibayarkan oleh pedagang setelah pembiayaan adalah:
Harga asli + Margin keuntungan ¿ Rp 750.000 ,00+ R p 112.500 ,00
¿ Rp 862.500 , 00
Jadi, total harga yang harus dia bayarkan setelah pembiayaan adalah Rp 862.500 , 00 .
d. Soal Zakat
Seorang pebisnis memiliki penghasilan bersih setiap bulan sejumlah
Rp 10.000 .000 , 00.Berapakah zakat yang harus dia bayarkan setiap tahunnya jika
besaran zakat adalah 2 , 5 % dari total penghasilannya?
Jawaban :
Untuk menghitung zakat yang harus dibayarkan, kita dapat menggunakan rumus
berikut:
Zakat ¿ Total Penghasilan Bersih× Besaran Zakat
Dalam kasus ini, penghasilan bersih per bulan adalah Rp 10.000.000 , 00 dan besaran
zakat adalah 2 , 5 % atau 0,025 .
Zakat ¿ Rp 10.000.000 , 00 × 0,025
¿ Rp 250.000 ,00
Zakat yang harus dikeluarkan setiap bulannya adalah ¿ Rp 250.000 ,00
Untuk menghitung zakat yang harus dibayarkan setiap tahunnya, kita perlu
mengalikan jumlah zakat per bulan dengan jumlah bulan dalam setahun (12):
Zakat tahunan ¿ 12 × Rp 250.000 ,00
¿ Rp 3.000.000 , 00
Jadi, pebisnis tersebut harus membayar zakat sejumlah Rp 3.000.000 , 00 setiap
tahunnya.
D. CONTOH KISI-KISI

KISI-KISI SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER SEMESTER GASAL

Satuan Pendidikan : Semester/Tahun Ajaran :


Kelas/Peminatan : Nama Guru Penyusun :
Mata Pelajarn : Email/Telp. :

No
Dimensi
. Materi Indikator Bentuk No. Dimensi
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Proses
K Esensial Soal Soal Soal Pengetahuan
Kognitif
D
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 3. Memahami, 3.1 Menginterpretasi Nilai Mendefinisik PG 1 C1 Konseptual
menerapkan, persamaan dan Mutlak an nilai
menganalisis pertidak samaan mutlak suatu
pengetahuan nilai mutlak dari bilangan
faktual, bentuk linear satu Memilih
konseptual, variabel dengan pernyataan
prosedural persamaan dan yang benar
berdasarkan pertidak samaan mengenai PG 2 C1 Konseptual
rasa ingin linear aljabar sifat-sifat
tahunya lainnya. nilai mutlak
tentang ilmu bilangan real
pengetahuan, Menentukan
teknologi, nilai mutlak
PG 3 C3 Prosedural
seni, budaya, suatu
dan bilangan real
humaniora Persama Menentukan
dengan an Nilai persamaan
wawasan Mutlak linear satu
kemanusiaan, variabel yang
kebangsaan, memuat nilai PG 4 C3 Prosedural
kenegaraan, mutlak
dan berdasarkan
peradaban definisi nilai
terkait mutlak
penyebab Menentukan PG 5 C3 Prosedural
fenomena dan persamaan
kejadian, linear satu
serta variabel yang
menerapkan memuat nilai
pengetahuanp mutlak
roseduralpada menggunaka
bidang kajian n sifat-sifat
yang spesifik nilai mutlak
sesuai dengan Menyelesaika
bakat dan n persamaan
minatnya linear satu
untuk variabel yang
PG 6 C3 Prosedural
memecahkan memuat nilai
masalah. mutlak
4. Mengolah, menggunaka
menalar, dan n grafik
menyaji 4.1 Menyelesaikan Pertidaks Mendefinisik
dalam ranah masalah yang amaan an
konkret dan berkaitan dengan Nilai pertidaksama PG 7 C2 Konseptual
ranah abstrak persamaan dan Mutlak an nilai
terkait pertidak samaan mutlak
dengan nilai mutlak. Menentukan PG 8 C3 Prosedural
pengembanga himpunan
ndari yang penyelesaian
dipelajarinya pertidaksama
di sekolah an linear satu
secara variable
mandiri, dan Menentukan
mampu pertidaksama
menggunakan an linear
metode sesuai nilaimutlak
PG 9 C3 Prosedural
kaidah dengan
keilmuan. mengkuadrat
kan
keduaruas
Menentukan ESSAY 1 C3 Prosedural
himpunan
penyelesaian
pertidaksama
an linear nilai
mutlak
menggunaka
n definisi
pertidaksama
an nilai
mutlak
2 3.2 Menjelaskan dan Pertidaks Menentukan
menentukan penyelesaian amaan penyelesaian
pertidaksamaan rasional Rasional pertidaksama
dan irasional satu variabel. an rasional PG 10 C3 Prosedural
satu variabel
yang memuat
bentuk linear
Menentukan
penyelesaian
pertidak
samaan
rasional satu PG 11 C3 Prosedural
variabel yang
memuat
bentuk linear-
kuadrat
Menentukan PG 12 C3 Prosedural
penyelesaian
pertidaksama
an rasional
satu variabel
yang memuat
bentuk
kuadrat-
kuadrat
4.2 Menyelesaikan Menentukan
masalah yang himpunan
berkaitan dengan penyelesaian
PG 13 C3 Prosedural
pertidak samaan pertidak
rasional dan samaan
irasional satuv kuadrat
ariabel. Pertidaks Menentukan
amaan himpunan
Rasional penyelesaian
dari
pertidaksama ESSAY 2 C3 Prosedural
an irasional
satu variabel
yang memuat
bentuk linear
Menentukan PG 14 C3 Prosedural
himpunan
penyelesaian
pertidaksama
an irasional
satu variabel
yang memuat
bentuk
kuadrat
3 4.1 Menyusun system Sistem Menentukan
persamaan linear Persama himpunan
tiga variabel dari an Linear penyelesaian
masalah DuaVaria dari system PG 15 C3 Prosedural
kontekstual. bel persamaan
linear dua
variable
Menentukan PG 16 C3 Prosedural
model
matematika
dari masalah
sehari-hari
yang
berkaitan
dengan
SPLDV
Menentukan
penyelesaian
dari system
PG 17 C3 Prosedural
persamaan
linear dua
variable
4.3 Menyelesaikan Sistem Menentukan
masalah Persama himpunan
kontekstual yang an Linear penyelesaian
berkaitan dengan Tiga dari system PG 18 C3 Prosedural
system persamaan Variabel persamaan
linear tiga variabel. linear tiga
variable
Menentukan PG 19 C3 Prosedural
model
matematika
dari masalah
sehari-hari
yang
berkaitan
dengan
SPLTV
Menentukan
penyelesaian
dari system
PG 20 C3 Prosedural
persamaan
linear tiga
variable
Menyelesaika
n masalah
sehari-hari
yang ESSAY 3 C3 Prosedural
berkaitan
dengan
SPLTV
4 3.4 Menjelaskan dan Sistem Menentukan
menentukan Persama penyelesaian
penyelesaikan an Linear system
sistem pertidak DuaVaria persamaan PG 21 C3 Prosedural
samaan dua bel dua variabel
variabel (linear- (Linear- (linear-
kuadrat dan Kuadrat) kuadrat)
kuadrat-kuadrat ) Menentukan PG 22 C3 Prosedural
system
persamaan
dua
variabel(linea
r-kuadrat)
darigrafik
yang
disajikan
Sistem Menentukan
Persama himpunan
an Linear penyelesaian
Dua system
PG 23 C3 Prosedural
Variabel persamaan
(Kuadrat dua variabel
- (kuadrat-
Kuadrat) Kuadrat)
4.4 Menyajikan dan Menentukan PG 24 C3 Prosedural
menyelesaikan system
masalah yang persamaan
berkaitan dengan dua variabel
system pertidak (kuadrat-
samaan duav kuadrat) dari
ariabel (linear- grafik yang
kuadrat dan disajikan
kuadrat-kuadrat ). Menggambar
kan daerah
himpunan
penyelesaian PG 25 C3 Prosedural
pertidak
samaan linear
Pertidaks
dua variabel
amaan
Menggambar
Dua
kan daerah
Variabel
himpunan
penyelesaian
ESSAY 4 C3 Prosedural
pertidak
samaan
kuadrat dua
variable
Sistem Menentukan PG 26 C3 Prosedural
Pertidak system
samaan pertidaksama
Linear an dua
DuaVaria variabel
bel (linear-
(Linear- kuadrat) dari
Kuadrat) grafik yang
disajikan
Melukiskan
daerah
himpunan
penyelesaian
pertidak PG 27 C3 Prosedural
samaan dua
variabel
(linear-
kuadrat)
Menunjukkan PG 28 C3 Prosedural
daerah
himpunan
penyelesaian
system
pertidak
samaan dua
variabel
(linear-
kuadrat) dari
grafik yang
disajikan
Sistem Menentukan
Pertidaks himpunan
amaan penyelesaian
Linear system
Dua pertidak
Variabel samaan dua
PG 29 C3 Prosedural
(Kuadrat variabel
- (kuadrat-
Kuadrat) kuadrat)
darigrafik
yang
disajikan
Menunjukkan PG 30 C3 Prosedural
daerah
himpunan
penyelesaian
system
pertidak
samaan dua
variabel
(kuadrat-
kuadrat) dar
igrafik yang
disajikan
Menggambar
kan daerah
himpunan
penyelesaian
dari system
ESSAY 5 C3 Prosedural
pertidak
samaan dua
variabel
(kuadrat-
kuadrat)

Anda mungkin juga menyukai