Penilaian Berbasis Kelas itu sendiri pada dasarnya merupakan kegiatan penilaian yang
dilaksanakan secara terpadu dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dengan
mengumpulkan kerja siswa (portofolio), hasil karya (produk), penugasan (proyek),
kinerja (performance), dan tes tertulis (paper and pen). Fokus penilaian diarahkan pada
penguasaan kompetensi dan hasil belajar siswa sesuai dengan level pencapaian prestasi siswa.
Dengan demikian akan berhasil memenuhi adanya perbedaan antar individu.
Karena adanya aspek psikis yang berbeda-beda antar satu individu dengan individu
yang lainnya, maka timbul pula bermacam-macam penilaian yang beragam pula. Berbagai
penilaian berbasis kelas yang dimaksud akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Tes tertulis
Istilah tes diambil dari kata testum (Prancis) yang diartikan sebagai piringuntuk
menyisihkan logam-logam mulia. Ada pula yang menyebutkan sebagai sebuah piring
yang terbuat dari tanah. Tes tertulis adalah tes yang soal-soalnya harus dijawab peserta
didik dengan memberikan jawaban tertulis. Jenis tes tertulis secara umum dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1.) Tes Bentuk Uraian
Bentuk uraian dapat digunakan untuk mengatur kegiatan-kegiatan belajar yang
sulit diukur oleh bentuk objektif. Disebut bentuk uraian, karena menuntut peserta
didik untuk menguraikan, mengorganisasikan dan menyatakan jawaban dengan
kata-katanya sendiri dalam bentuk, teknik, dan gaya yang berbeda satu dengan yang
lainnya.
Dilihat dari luas-sempitnya materi yang ditanyakan, maka tes bentuk uraian ini
dapat dibagi menjadi 2 bentuk, yaitu:
a.) Uraian Terbatas (Restricted Respons Items)
Dalam menjawab soal bentuk uraian ini, peserta didik harus
mengemukakan hal-hal tertentu sebagai batas-batasnya. Walaupun kalimat
jawaban peserta didik itu beraneka ragam, tetap harus ada pokok-pokok
penting yang terdapat dalam sistematika jawabannya sesuai dengan batas-
batas yang telah ditentukan dan dikendaki dalam soalnya. Contoh:
Jelaskan bagaimana prosedur operasional sebuah pesawat waterpass!
Sebutkan lima komponen dalam pesawat waterpass!
b.) Uraian Bebas (Extended Respons Items)
Dalam bentuk ini peserta didik bebas untuk menjawab soal dengan
cara dan sistematika sendiri. Peserta didik bebas mengemukakan pendapat
sesuai dengan kemampuannya. Oleh karena itu, setiap peserta didik
mempunyai cara dan sistematika yang berbeda-beda. Namun, guru tetap
mempunyai acuan atau patokan dalam mengoreksi jawaban peserta didik
nanti. Contoh:
Bagaimana perkembangan pendidikanr di Indonesia, jelaskan secara
singkat!
Bagaimana peranan kurikulum dalam pendidikan!
Dalam menyusun soal bentuk uraian, ada baiknya guru mengikuti petunjuk
praktis berikut ini.
Terdapat kelebihan dan kekurangan yang dimiliki pada soal bentuk uraian,.
Adapun kelebihan bentuk soal uraian antara lain:
Contoh:
2. Metode penugasan
metode penugasan adalah cara penilaian dengan jalan memberikan tugas kepada
peserta didik.
Kelebihan dari metode ini yaitu:
a. Penilain dapat dilakukan secara berkala
b. Hasil pelajaran lebih tahan lama dan membekas dalam ingatan siswa.
c. Siswa belajar dan mengembangkan inisiatif dan sikap mandiri.
d. Memberikan kebiasaan untuk disiplin dan giat belajar.
e. Dapat mempraktekkan hasil-hasil teori dalam kehidupan yang nyata.
f. Dapat memperdalam pengetahuan siswa dalam spesialisasi tertentu.
Kekurangan dari metode ini yaitu:
a. Siswa dapat melalukan penipuan terhadap tugas yang diberikan (Dikerjakan oleh
orang lain atau menjiplak karya orang lain).
b. Bila tugas diberikan terlalu banyak, maka siswa dapat mengalami kejenuhan
sehingga mengganggu ketenangan batin siswa.
c. Sulit memberikan tugas yang dapat memenuhi sifat perbedaan individunya dan
minat dari masing-masing siswa.
d. Pemberian tugas cenderung memakan waktu dan tenaga serta biaya yang cukup
berar.
Contoh dari metode ini yaitu pemberian tugas membuat makalah tentang materi
mata pelajaran.
3. Pengamatan/observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau
peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Dalam hal ini,
peneliti dengan berpedoman kepada desain penelitiannya perlu mengunjungi lokasi
penelitian untuk mengamati langsung berbagai hal atau kondisi yang ada di lapangan.
Penemuan ilmu pengetahuan selalu dimulai dengan observasi dan kembali kepada
observasi untuk membuktikan kebenaran ilmu pengetahuan tersebut. Pengamatan
didefinisikan sebagai suatu cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan
dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-
fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Kebaikan yang dimiliki oleh
observasi itu misalnya data yang diperoleh secara langsung dilapangan, serta datanya
mencakup berbagai aspek kepribadian masing-masing individu peserta didik.Adapun
dari segi kelemahannya seperti observasi sebagai salah satu alat evaluasi hasil belajar
tidak selalu dapat dilakukan dengan baik dan benar oleh para pengajar, kepribadian
(personality) dari observer atau evaluator juga acapkali mewarnai atau menyelinap
masuk ke dalam penilaian yang dilakukan dengan cara observasi dan data yang diperoleh
dari kegiatan observasi umumnya baru dapat mengungkap “kulit luar” nya saja. Melalui
observasi kita dapat memperoleh gambaran tentang kehidupan sosial yang sukar untuk
diketahui dengan metode lainnya. Observasi dilakukan untuk menjajaki sehingga
berfungsi eksploitasi. Dari hasil observasi kita akan memperoleh gambaran yang jelas
tentang masalahnya dan mungkin petunjukpetunjuk tentang cara pemecahannya. Jadi,
jelas bahwa tujuan observasi adalah untuk memperoleh berbagai data konkret secara
langsung di lapangan atau tempat penelitian. Berdasarkan pelaksanaan, observasi dapat
dibagi dalam dua jenis, yaitu observasi partisipasi dan observasi non partisipasi.
a. Observasi partisipasi adalah observasi yang melibatkan peneliti atau observer secara
langsung dalam kegiatan pengamatan di lapangan. Jadi, peneliti bertindak sebagai
observer, artinya peneliti merupakan bagian dari kelompok yang ditelitinya.
Keuntungan cara ini adalah peneliti merupakan bagian yang integral dari situasi
yang dipelajarinya sehingga kehadirannya tidak memengaruhi situasi penelitian.
Kelemahannya, yaitu ada kecenderungan peneliti terlampau terlibat dalam situasi itu
sehingga prosedur yang berikutnya tidak mudah dicek kebenarannya oleh peneliti
lain.
b. Observasi non partisipasi adalah observasi yang dalam pelaksanaannya tidak
melibatkan peneliti sebagai partisipasi atau kelompok yang diteliti. Cara ini banyak
dilakukan pada saat ini. Kelemahan cara ini antara lain kehadiran pengamat dapat
memengaruhi sikap dan perilaku orang yang diamatinya. Layaknya jenis pengukuran
yang lainnya, observasi memiliki langkah-langkah dalam pelaksanaannya, yaitu: a)
Harus diketahui di mana observasi itu dapat dilakukan. b) Harus ditentukan dengan
pasti siapa saja yang akan diobservasi.
c. Harus diketahui dengan jelas data-data apa saja yang diperlukan. d) Harus diketahui
bagaimana cara mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar. e) Harus
diketahui tentang cara mencatat hasi! observasi, seperti telah menyediakan buku
catatan, kamera, tape recorder, dan alat-alat tulis lainnya.
1) Sering kali pelaksanaan observasi terganggu oleh keadaan cuaca, bahkan ada
kesan yang kurang menyenangkan dari observer maupun dari observi itu
sendiri.
2) Biasanya masalah pribadi sulit diamati.
3) Jika proses yang diamati memakan waktu lama, maka observer sering jenuh.
Contoh:
Peserta didik diberi tugas untuk melakkan observasi tentang keaktifan siswa SMK
dalam kegiatan belajar mengajar.
4. Ujian lisan
Tes lisan yakni tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab
secara langsung antara pendidik dan peserta didik. Tes ini memiliki kelebihan dan
kelemahan. Kelebihannya antara sebagai berikut.
a. Dapat menilai kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki peserta didik,
sikap, serta kepribadiannya karena dilakukan secara berhadapan langsung.
b.Bagi peserta didik yang kemampuan berpikirnya relatif lambat sehingga sering
mengalami kesukaran dalam memahami pernyataan soal, tes bentuk ini dapat
menolong sebab peserta didik dapat menanyakan langsung kejelasan pertanyaan yang
dimaksud.
c. Dapat mengetahui langsung kemampuan peserta didik dalam mengemukakan
pendapatnya secara lisan
d.Tidak perlu menyusun soal-soal secara terurai, tetapi cukup mencatat pokok-pokok
permasalahannya saja.
e. Kemungkinan peserta didik menerka-nerka jawaban dan berspekulasi dapat dihindari
a. Memakan waktu yang cukup banyak, apalagi jika jumlah peserta didiknya banyak
b.Sering muncul unsur subjektivitas bilamana dalam suasana ujian lisan itu hanya ada
seorang guru dan seorang peserta didik.
5. Penilaian portofolio
Portofolio merupakan kumpulan karya (hasil kerja) seorang siswa dalam satu periode.
Kumpulan karya ini menggambarkan taraf kemampuan/ kompetensi yang telah dicapai
seorang siswa. Hal penting yang menjadi ciri portofolio adalah karya tersebut dapat
diperbaiki jika siswa menghendakinya. Dengan demikian, portofolio dapat
memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar siswa. Perkembangan tersebut tidak
dapat terlihat dari hasil pengujian. Kumpulan karya siswa itu merupakan refleksi
perkembangan berbagai kompetensi. Di samping itu, kumpulan karya yang berkelanjutan
lebih memperkuat hubungan pembelajaran dan penilaian.
Pengumpulan dan penilaian karya siswa yang terus-menerus sebaiknya dijadikan titik
sentral program pengajaran, karena penilaian merupakan bagian dari proses pembelajaran.
Karya tersebut harus selalu diberi tanggal sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari
waktu ke waktu. Yang menjadi pertimbangan utama adalah guru seyogianya
menggunakan penilaian portofolio sebagai bagian integral dari proses pembelajaran karena
nilai diagnostik portofolio sangat berarti bagi guru. Portofolio dapat digunakan untuk
menilai perkembangan siswa dalam ilmu-ilmu sosial, seperti menganalisis masalah-
masalah sosial, bahasa, seperti menulis karangan, dan matematika, seperti pemecahan
masalah matematika. Guru bahasa asing dapat menggunakan portofolio audio untuk
membantu siswa mengembangkan keterampilan berbicara. Rekaman contoh-contoh
berbicara siswa yang dikumpulkan secara terus menerus dalam waktu tertentu dapat
dimasukkan dalam portofolio berbicara.
Untuk melihat dan mendiagnosis kesulitan siswa dalam mengarang, guru dapat
mengumpulkan tulisan-tulisan siswa. Untuk mendapatkan hasil terbaik pada pertunjukan
mendatang, seorang guru drama dapat menggunakan ‘videotape’ untuk merekam latihan-
latihan. Berikut ini dikemukakan hal-hal pokok yang perlu diperhatikan dalam membuat
portofolio di dalam kelas.
Pastikan bahwa tiap siswa merasa memiliki portofolio. Dalam hal ini siswa perlu
diberi penjelasan maksud penggunaan portofolio, yaitu tidak semata-mata merupakan
kumpulan hasil kerja sementara siswa yang digunakan hanya oleh guru untuk penilaian,
tetapi digunakan juga oleh siswa sendiri. Dengan melihat portofolionya siswa dapat
mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak akan terjadi secara
spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi siswa untuk belajar meyakini hasil penilaian
mereka sendiri.
Tentukan bersama siswa sampel-sampel karya apa saja yang akan dikumpulkan.
Kemungkinan karya yang dikumpulkan tidak sama antara siswa yang satu dan yang lain.
Misalnya, untuk kemampuan menulis karangan karya yang dikumpulkan adalah karangan-
karangan siswa. Untuk kemampuan menggambar, karya yang dikumpulkan adalah
gambar-gambar buatan siswa.
Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap siswa dalam satu map atau folder.
Tentukan kriteria penilaian sampel-sampel karya siswa beserta pembobotannya
bersama para siswa agar dicapai kesepakatan. Diskusikan dengan para siswa bagaimana
menilai kualitas karya mereka. Contoh; untuk kemampuan menulis karangan, kriteria
penilaiannya misalnya: penggunaan tata bahasa, pemilihan kosa-kata, kelengkapan
gagasan, dan sistematika penulisan. Sebaiknya kriteria penilaian suatu karya dibahas dan
disepakati bersama siswa sebelum siswa membuat karya tersebut. Dengan demikian, siswa
mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha mencapai harapan atau standar itu.
Mintalah siswa menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat membimbing
siswa tentang bagaimana cara menilai dengan memberi keterangan tentang kelebihan atau
kekurangan karya tersebut dan bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan
pada saat membahas portofolio.
Setelah suatu karya dinilai dan ternyata nilainya jelek atau belum memuaskan siswa,
kepada siswa dapat diberi kesempatan untuk memperbaiki lagi. Namun, antara siswa dan
guru perlu dibuat ‘kontrak’ atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya
setelah 2 minggu karya yang telah diperbaiki harus diserahkan kepada guru.
Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika dianggap perlu,
undanglah orang tua siswa. Orang tua perlu diberi penjelasan tentang maksud dan tujuan
portofolio sehingga mereka dapat membantu dan memotivasi anaknya
Format penilaian Portofolio Proses
Sebagaimana isi dan kriteria penialain, maka format penilaian pun harus
mengacu pada tujuan.format penilaian banyak modelnya. Salah satunya bisa
menggunakan model skala dengan tiga kriteria, seperti: baik, cukup, kurang.
Contoh:
Indikator PENILAIAN
- Bantuan guru
- Seluruh kelas
- Perorangan
6. Penilain proyek
Metode ini berangkat dari pemikiran Jhon Dewey tentang metode pemecahan
masalah dan dikembangkan oleh Kilpatrick dalam bentuk metode proyek. Istilah proyek
telah dipakai dalam latihan kerja tangan pada awal 1920, dan menunjuk pada setiap
masalah praksis yang melibatkan penggunaan fisik untuk menghasilkan suatu produk.
Pada waktu metode proyek digunakan dalam bidang pertanian dan kerajinan keluarga,
metode proyek Kilpatrisk tidak hanya sekedar sebuah teknik canggih, tetapi merupakan
sebuah filsafat pendidikan yang diterjemahkan dalam sebuah metode.
Metode proyek sebagian berakar pada reaksi Kilpatrick terhadap tidak
dipergunakannya metode pemecahan masalah oleh banyak guru, yang lebih ditekankan
dalam pembelajaran dengan menggunakan cara-cara yang konvensional.
Adapun metode pemecahan masalah dari Jhon Dewey, yang mengartikan pendidikan
adalah hidup, pertumbuhan, suatu rekonstruksi terus-menerus dari pengalaman yang
terakumulasi, dan suatu proses sosial. Langkah-langkahnya terdiri atas:
a.) Penyadaran masalah
b.) Perumusan masalah,
c.) Pengumpulan data,
d.) Penyusunan hipotesis, dan
e.) Pembuktian.
Menurut hasil penelitian terdapat hubungan yang erat antara proses memperoleh
pengalaman yang sebenarnya dengan pendidikan (Kolb, 1985:5).Oleh karena itu,
pendidikan bagi anak didik harus diintegrasikan dengan lingkungan kehidupan anak
yang banyak menghadapkan anak dengan pengalaman langsung. Lingkungan
kehidupan sebagai pribadi dan terutama lingkungan kehidupan anak dalam kelompok,
banyak memberikan pengalaman bagaimana cara melakukan sesuatu yang terdiri atas
serangkaian tingkah laku yang dimaksud.
1. kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini, baik secara vertical maupun
horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini.
2. pemilihan topic unit yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa, cukup fasilitas
dan sumber-sumber belajar yang diperlukan, bukanlah merupakan pekerjaan
sehari-hari,
3. bahan pelajaran sering menjadi luar sehungga dapat mengaburkan pokok unit
yang dibahas.
a. Anak dapat memecahkan masalah sesuai dengan tugas yang telah diberikan oleh
guru.
b. Anak menyelesaikan tenggung jawabnya secara tuntas.
c. Anak dapat menyelesaikan bagian pekerjaan bersama anak lain.
d. Anak menyelesaikan bagian pekerjaannya secara kreatif.
Penilaian hasil kerja dapat menggunakan daftar cek dan skala. Skala merupakan
alat untuk mengukur sikap, nilai, minat dan perhatian, dll, yang disusun dalam bentuk
pertanyaan untuk menilai responden dan hasilnya dalam bentuk rentangan nilai dengan
kreteria yang telah ditentukan.
Sumber
Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Cet.1. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Kementerian Agama RI
https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/05/31/penilaian-berbasis-kelas/
http://atthamimy.blogspot.com/2014/11/metode-teknik-dan-instrumen-penilaian.html
https://cakheppy.wordpress.com/2011/04/09/metode-proyek/
https://lenterakecil.com/metode-penugasan/
https://masithahmahsa.wordpress.com/2014/03/08/penilaian-berbasis-kelas/
EVALUASI PEMBELAJARAN
PENILAIAN BERBASIS KELAS
OLEH:
NADILA SAPHIRA
1621040005
FAKULTAS TEKNIK
2018/2019