Anda di halaman 1dari 14

Secara kodrati semua individu terlahir secara unik.

Unik berarti individu terlahir


dengan kondisi yang berbeda-beda satu sama lainnya. Akibat adanya perbedaan yang
mendasar antar manusia satu dengan yang lainnya, maka secara otomatis tugas seorang guru
atau pendidik sebagai subyek evaluasi memerlukan bentuk alat ukur untuk mendiagnosis atau
mengukur keadaan individu (peserta didik). Alat ukur yang dimaksud adalah suatu penilaian
dalam hal ini bisa dengan penilaian berbasis kelas. Penilaian Berbasis Kelas adalah penilaian
yang dilakukan oleh guru dalam rangka proses pembelajaran (Surapranata dan Hatta, 2004:
5). Depdiknas (2002), menjelaskan bahwa Penilaian Berbasis Kelas merupakan salah satu
komponen dalam kurikulum berbasis kompetensi.

Penilaian Berbasis Kelas itu sendiri pada dasarnya merupakan kegiatan penilaian yang
dilaksanakan secara terpadu dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dengan
mengumpulkan kerja siswa (portofolio), hasil karya (produk), penugasan (proyek),
kinerja (performance), dan tes tertulis (paper and pen). Fokus penilaian diarahkan pada
penguasaan kompetensi dan hasil belajar siswa sesuai dengan level pencapaian prestasi siswa.
Dengan demikian akan berhasil memenuhi adanya perbedaan antar individu.

Karena adanya aspek psikis yang berbeda-beda antar satu individu dengan individu
yang lainnya, maka timbul pula bermacam-macam penilaian yang beragam pula. Berbagai
penilaian berbasis kelas yang dimaksud akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Tes tertulis
Istilah tes diambil dari kata testum (Prancis) yang diartikan sebagai piringuntuk
menyisihkan logam-logam mulia. Ada pula yang menyebutkan sebagai sebuah piring
yang terbuat dari tanah. Tes tertulis adalah tes yang soal-soalnya harus dijawab peserta
didik dengan memberikan jawaban tertulis. Jenis tes tertulis secara umum dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1.) Tes Bentuk Uraian
Bentuk uraian dapat digunakan untuk mengatur kegiatan-kegiatan belajar yang
sulit diukur oleh bentuk objektif. Disebut bentuk uraian, karena menuntut peserta
didik untuk menguraikan, mengorganisasikan dan menyatakan jawaban dengan
kata-katanya sendiri dalam bentuk, teknik, dan gaya yang berbeda satu dengan yang
lainnya.
Dilihat dari luas-sempitnya materi yang ditanyakan, maka tes bentuk uraian ini
dapat dibagi menjadi 2 bentuk, yaitu:
a.) Uraian Terbatas (Restricted Respons Items)
Dalam menjawab soal bentuk uraian ini, peserta didik harus
mengemukakan hal-hal tertentu sebagai batas-batasnya. Walaupun kalimat
jawaban peserta didik itu beraneka ragam, tetap harus ada pokok-pokok
penting yang terdapat dalam sistematika jawabannya sesuai dengan batas-
batas yang telah ditentukan dan dikendaki dalam soalnya. Contoh:
 Jelaskan bagaimana prosedur operasional sebuah pesawat waterpass!
 Sebutkan lima komponen dalam pesawat waterpass!
b.) Uraian Bebas (Extended Respons Items)
Dalam bentuk ini peserta didik bebas untuk menjawab soal dengan
cara dan sistematika sendiri. Peserta didik bebas mengemukakan pendapat
sesuai dengan kemampuannya. Oleh karena itu, setiap peserta didik
mempunyai cara dan sistematika yang berbeda-beda. Namun, guru tetap
mempunyai acuan atau patokan dalam mengoreksi jawaban peserta didik
nanti. Contoh:
 Bagaimana perkembangan pendidikanr di Indonesia, jelaskan secara
singkat!
 Bagaimana peranan kurikulum dalam pendidikan!

Dalam menyusun soal bentuk uraian, ada baiknya guru mengikuti petunjuk
praktis berikut ini.

1. Setiap pertanyaan hendaknya menggunakan petunjuk dan rumusan yang


jelas dan mudah dipahami.
2. Jangan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih
beberapa soal dari sejumlah soal yang diberikan, sebab cara demikian tidak
memungkinkan untuk memperoleh skor yang dapat dibandingkan.
3. Instrumen soalnya dapat berupa: menjelaskan, menelaah, mendeskripsikan,
membandingkan, mengemukakan kritik, memecahkan masalah, dan lain
sebagainya.

Terdapat kelebihan dan kekurangan yang dimiliki pada soal bentuk uraian,.
Adapun kelebihan bentuk soal uraian antara lain:

 Proses penyusunan soal relatif mudah.


 Memberikan kebebasan luas kepada peserta didik untuk menyatakan
tanggapannya.
 Dapat mengukur kemampuan mengorganisasikan pikiran.
 Mengurangi faktor menebak dalam menjawab.

Sedangkan kelemahan bentuk soal uraian antara lain:

 Proses pengoreksian membutuhkan waktu yang relatif lama.


 Ada kecenderungan dari guru bersikap subjektif.
 Guru sering terkecoh dalam memberikan nilai, karena keindahan kalimat
dan tulisannya.

2.) Tes Bentuk Objektif

Tes objektif sering juga disebut tes dikotomi (dichotomously scored


item)karena jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0. Tes
objektif terdiri dari beberapa bentuk, antara lain:
a.) Benar-Salah (True-False, or Yes-No)
Bentuk tes benar-salah (B-S) adalah pernyataan yang mengandung dua
kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah. Salah satu fungsi bentuk soal
benar-salah adalah untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam
membedakan antara fakta dengan pendapat. Bentuk soal seperti ini lebih
banyak digunakan unyuk mengukur kemampuan mengidentifikasi informasi
berdasarkan hubungan yang sederhana.
Ada beberapa teknik/petunjuk praktis dalam penyusunan soal bentuk
B-S, yaitu:
(1) Jumlah item yang benar dan salah hendaknya sama.
(2) Berilah petunjuk cara mengerjakan soal yang jelas dan memakai kalimat
sederhana.
(3) Hendaknya jumlah item cukup banyak, sehingga dapat
dipertanggungjawabkan.
Contoh :
 Berat isi tanah adalah perbandingan antara berat tanah seluruhnya
dengan isi tanah seluruhnya. (B/S)
 Pondasi adalah bagian pendukung dari suatu bangunan (B/S)
b.) Pilihan Ganda (Multiple Choice)
Soal tes bentuk pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil
belajar yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian,
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Pilihan jawaban (option) terdiri atas
jawaban yang benar atau paling benar, selanjutnya disebut kunci jawaban dan
kemungkinan jawaban salah yang dinamakanpengecoh (distractor/decoy/fails).
Beberapa petunjuk praktis dalam menyusun soal bentuk pilihan ganda, yaitu:
1. Harus mengacu pada kompetensi dasar dan indikator soal.
2. Jangan memasukkan materi soal yang tidak relevan dengan apa yang
sudah dipelajari peserta didik.
3. Pernyataan dan pilihan hendaknya merupakan kesatuan kalimat yang
tidak terputus.
4. Harus diyakini bahwa hanya ada satu jawaban yang benar.
5. Bila perlu beri jawaban pengecohnya.

Kebaikan soal bentuk pilihan-ganda, antara lain: (1) cara penilaian


dapat dilakukan dengan mudah, cepat, dan objektif, (2) dapat mencakup
ruang lingkup bahan/materi yang luas, (3) mampu mengungkap tingkat
kognitif rendah sampai tinggi, dan (4) dapat digunakan berulang kali.
Sedangkan kelemahannya antara lain: (1) proses penyusunan soal benar-benar
membutuhkan waktu yang lama, (2) memberi peluang siswa untuk menebak
jawaban, dan (3) kurang mampu meningkatkan daya nalar siswa.

Contoh:

 Salah satu alat yang digunakan dalam mengukur tanah yaitu :


a. Meteran c. Total station
b. Penggaris d. termometer
c.) Menjodohkan (Matching)
Soal tes bntuk menjodohkan terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan
jawaban yang keduanya dikumpulkan pada dua kolom berbeda, yaitu kolom
sebelah kiri menunjukkan kumpulan persoalan, dan kolom sebelah kanan
menunjukkan kumpulan jawaban. Bentuk soal seperti ini sangat baik untuk
mengukur kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi hubungan antara
dua hal. Untuk penyusunan soal bentuk ini perlu memperhatikan teknik
berikut:
1. Sesuaiakan dengan kompetensi dasar dan indikator.
2. Kumpulan soal diletakkan di sebelah kiri, dan jawaban di sebelah kanan.
3. Gunakan kalimat singkat dan terarah pada pokok persoalan.
Contoh:
 Salah satu alat ukur tanah  Pondasi
 Bagian utama struktur bangunan
yang berada di bawah tanah  Ujian tertulis
 Salah satu bentuk penilaian
kelas  waterpass

d.) Melengkapi (Completion)


Soal bentuk melengkapi (completion) dikemukakan dalam kalimat yang tidak
lengkap. Contoh:
 Tempat sampah daur ulang dalam komputer disebut . . .
 Program dan data dapat disimpan dalam . . . atau . . .

Beberapa petunjuk teknis dalam penyusunan soal bentuk


melengkapi(completion), antara lain:

1. Hendaknya tidak mengambil pernyataan langsung dari buku (textbook).


2. Titik-titik kosong sebagai tempat jawaban hendaknya diletakkan di akhir
kalimat.
3. Jangan menyediakan titik-titik kosong terlalu banyak.
4. Jika perlu, dapat diberi gambar-gambar sehingga dapat dipersingkat dan jelas

2. Metode penugasan
metode penugasan adalah cara penilaian dengan jalan memberikan tugas kepada
peserta didik.
Kelebihan dari metode ini yaitu:
a. Penilain dapat dilakukan secara berkala
b. Hasil pelajaran lebih tahan lama dan membekas dalam ingatan siswa.
c. Siswa belajar dan mengembangkan inisiatif dan sikap mandiri.
d. Memberikan kebiasaan untuk disiplin dan giat belajar.
e. Dapat mempraktekkan hasil-hasil teori dalam kehidupan yang nyata.
f. Dapat memperdalam pengetahuan siswa dalam spesialisasi tertentu.
Kekurangan dari metode ini yaitu:

a. Siswa dapat melalukan penipuan terhadap tugas yang diberikan (Dikerjakan oleh
orang lain atau menjiplak karya orang lain).
b. Bila tugas diberikan terlalu banyak, maka siswa dapat mengalami kejenuhan
sehingga mengganggu ketenangan batin siswa.
c. Sulit memberikan tugas yang dapat memenuhi sifat perbedaan individunya dan
minat dari masing-masing siswa.
d. Pemberian tugas cenderung memakan waktu dan tenaga serta biaya yang cukup
berar.

Contoh dari metode ini yaitu pemberian tugas membuat makalah tentang materi
mata pelajaran.

3. Pengamatan/observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau
peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Dalam hal ini,
peneliti dengan berpedoman kepada desain penelitiannya perlu mengunjungi lokasi
penelitian untuk mengamati langsung berbagai hal atau kondisi yang ada di lapangan.
Penemuan ilmu pengetahuan selalu dimulai dengan observasi dan kembali kepada
observasi untuk membuktikan kebenaran ilmu pengetahuan tersebut. Pengamatan
didefinisikan sebagai suatu cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan
dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-
fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Kebaikan yang dimiliki oleh
observasi itu misalnya data yang diperoleh secara langsung dilapangan, serta datanya
mencakup berbagai aspek kepribadian masing-masing individu peserta didik.Adapun
dari segi kelemahannya seperti observasi sebagai salah satu alat evaluasi hasil belajar
tidak selalu dapat dilakukan dengan baik dan benar oleh para pengajar, kepribadian
(personality) dari observer atau evaluator juga acapkali mewarnai atau menyelinap
masuk ke dalam penilaian yang dilakukan dengan cara observasi dan data yang diperoleh
dari kegiatan observasi umumnya baru dapat mengungkap “kulit luar” nya saja. Melalui
observasi kita dapat memperoleh gambaran tentang kehidupan sosial yang sukar untuk
diketahui dengan metode lainnya. Observasi dilakukan untuk menjajaki sehingga
berfungsi eksploitasi. Dari hasil observasi kita akan memperoleh gambaran yang jelas
tentang masalahnya dan mungkin petunjukpetunjuk tentang cara pemecahannya. Jadi,
jelas bahwa tujuan observasi adalah untuk memperoleh berbagai data konkret secara
langsung di lapangan atau tempat penelitian. Berdasarkan pelaksanaan, observasi dapat
dibagi dalam dua jenis, yaitu observasi partisipasi dan observasi non partisipasi.
a. Observasi partisipasi adalah observasi yang melibatkan peneliti atau observer secara
langsung dalam kegiatan pengamatan di lapangan. Jadi, peneliti bertindak sebagai
observer, artinya peneliti merupakan bagian dari kelompok yang ditelitinya.
Keuntungan cara ini adalah peneliti merupakan bagian yang integral dari situasi
yang dipelajarinya sehingga kehadirannya tidak memengaruhi situasi penelitian.
Kelemahannya, yaitu ada kecenderungan peneliti terlampau terlibat dalam situasi itu
sehingga prosedur yang berikutnya tidak mudah dicek kebenarannya oleh peneliti
lain.
b. Observasi non partisipasi adalah observasi yang dalam pelaksanaannya tidak
melibatkan peneliti sebagai partisipasi atau kelompok yang diteliti. Cara ini banyak
dilakukan pada saat ini. Kelemahan cara ini antara lain kehadiran pengamat dapat
memengaruhi sikap dan perilaku orang yang diamatinya. Layaknya jenis pengukuran
yang lainnya, observasi memiliki langkah-langkah dalam pelaksanaannya, yaitu: a)
Harus diketahui di mana observasi itu dapat dilakukan. b) Harus ditentukan dengan
pasti siapa saja yang akan diobservasi.
c. Harus diketahui dengan jelas data-data apa saja yang diperlukan. d) Harus diketahui
bagaimana cara mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar. e) Harus
diketahui tentang cara mencatat hasi! observasi, seperti telah menyediakan buku
catatan, kamera, tape recorder, dan alat-alat tulis lainnya.

Kelebihan dari metode observasi :

1) Observasi merupakan alat untuk mengamati berbagai fenomena


2) Observasi cocok untuk mengamati peserta didik yang sedang melakukan
kegiatan
3) Banyak hal yang tidak dapat diukur dengan tes, tetapi justru lebih tepat dengan
observasi
4) Tidak terikat dengan laporan pribadi

Kekurangan metode observasi yaitu:

1) Sering kali pelaksanaan observasi terganggu oleh keadaan cuaca, bahkan ada
kesan yang kurang menyenangkan dari observer maupun dari observi itu
sendiri.
2) Biasanya masalah pribadi sulit diamati.
3) Jika proses yang diamati memakan waktu lama, maka observer sering jenuh.
Contoh:
Peserta didik diberi tugas untuk melakkan observasi tentang keaktifan siswa SMK
dalam kegiatan belajar mengajar.

4. Ujian lisan
Tes lisan yakni tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab
secara langsung antara pendidik dan peserta didik. Tes ini memiliki kelebihan dan
kelemahan. Kelebihannya antara sebagai berikut.
a. Dapat menilai kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki peserta didik,
sikap, serta kepribadiannya karena dilakukan secara berhadapan langsung.
b.Bagi peserta didik yang kemampuan berpikirnya relatif lambat sehingga sering
mengalami kesukaran dalam memahami pernyataan soal, tes bentuk ini dapat
menolong sebab peserta didik dapat menanyakan langsung kejelasan pertanyaan yang
dimaksud.
c. Dapat mengetahui langsung kemampuan peserta didik dalam mengemukakan
pendapatnya secara lisan
d.Tidak perlu menyusun soal-soal secara terurai, tetapi cukup mencatat pokok-pokok
permasalahannya saja.
e. Kemungkinan peserta didik menerka-nerka jawaban dan berspekulasi dapat dihindari

Sedangkan kelemahan dari tes lisan adalah sebagai berikut.

a. Memakan waktu yang cukup banyak, apalagi jika jumlah peserta didiknya banyak
b.Sering muncul unsur subjektivitas bilamana dalam suasana ujian lisan itu hanya ada
seorang guru dan seorang peserta didik.

5. Penilaian portofolio
Portofolio merupakan kumpulan karya (hasil kerja) seorang siswa dalam satu periode.
Kumpulan karya ini menggambarkan taraf kemampuan/ kompetensi yang telah dicapai
seorang siswa. Hal penting yang menjadi ciri portofolio adalah karya tersebut dapat
diperbaiki jika siswa menghendakinya. Dengan demikian, portofolio dapat
memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar siswa. Perkembangan tersebut tidak
dapat terlihat dari hasil pengujian. Kumpulan karya siswa itu merupakan refleksi
perkembangan berbagai kompetensi. Di samping itu, kumpulan karya yang berkelanjutan
lebih memperkuat hubungan pembelajaran dan penilaian.
Pengumpulan dan penilaian karya siswa yang terus-menerus sebaiknya dijadikan titik
sentral program pengajaran, karena penilaian merupakan bagian dari proses pembelajaran.
Karya tersebut harus selalu diberi tanggal sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari
waktu ke waktu. Yang menjadi pertimbangan utama adalah guru seyogianya
menggunakan penilaian portofolio sebagai bagian integral dari proses pembelajaran karena
nilai diagnostik portofolio sangat berarti bagi guru. Portofolio dapat digunakan untuk
menilai perkembangan siswa dalam ilmu-ilmu sosial, seperti menganalisis masalah-
masalah sosial, bahasa, seperti menulis karangan, dan matematika, seperti pemecahan
masalah matematika. Guru bahasa asing dapat menggunakan portofolio audio untuk
membantu siswa mengembangkan keterampilan berbicara. Rekaman contoh-contoh
berbicara siswa yang dikumpulkan secara terus menerus dalam waktu tertentu dapat
dimasukkan dalam portofolio berbicara.
Untuk melihat dan mendiagnosis kesulitan siswa dalam mengarang, guru dapat
mengumpulkan tulisan-tulisan siswa. Untuk mendapatkan hasil terbaik pada pertunjukan
mendatang, seorang guru drama dapat menggunakan ‘videotape’ untuk merekam latihan-
latihan. Berikut ini dikemukakan hal-hal pokok yang perlu diperhatikan dalam membuat
portofolio di dalam kelas.
Pastikan bahwa tiap siswa merasa memiliki portofolio. Dalam hal ini siswa perlu
diberi penjelasan maksud penggunaan portofolio, yaitu tidak semata-mata merupakan
kumpulan hasil kerja sementara siswa yang digunakan hanya oleh guru untuk penilaian,
tetapi digunakan juga oleh siswa sendiri. Dengan melihat portofolionya siswa dapat
mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak akan terjadi secara
spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi siswa untuk belajar meyakini hasil penilaian
mereka sendiri.
Tentukan bersama siswa sampel-sampel karya apa saja yang akan dikumpulkan.
Kemungkinan karya yang dikumpulkan tidak sama antara siswa yang satu dan yang lain.
Misalnya, untuk kemampuan menulis karangan karya yang dikumpulkan adalah karangan-
karangan siswa. Untuk kemampuan menggambar, karya yang dikumpulkan adalah
gambar-gambar buatan siswa.
Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap siswa dalam satu map atau folder.
Tentukan kriteria penilaian sampel-sampel karya siswa beserta pembobotannya
bersama para siswa agar dicapai kesepakatan. Diskusikan dengan para siswa bagaimana
menilai kualitas karya mereka. Contoh; untuk kemampuan menulis karangan, kriteria
penilaiannya misalnya: penggunaan tata bahasa, pemilihan kosa-kata, kelengkapan
gagasan, dan sistematika penulisan. Sebaiknya kriteria penilaian suatu karya dibahas dan
disepakati bersama siswa sebelum siswa membuat karya tersebut. Dengan demikian, siswa
mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha mencapai harapan atau standar itu.
Mintalah siswa menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat membimbing
siswa tentang bagaimana cara menilai dengan memberi keterangan tentang kelebihan atau
kekurangan karya tersebut dan bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan
pada saat membahas portofolio.
Setelah suatu karya dinilai dan ternyata nilainya jelek atau belum memuaskan siswa,
kepada siswa dapat diberi kesempatan untuk memperbaiki lagi. Namun, antara siswa dan
guru perlu dibuat ‘kontrak’ atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya
setelah 2 minggu karya yang telah diperbaiki harus diserahkan kepada guru.
Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika dianggap perlu,
undanglah orang tua siswa. Orang tua perlu diberi penjelasan tentang maksud dan tujuan
portofolio sehingga mereka dapat membantu dan memotivasi anaknya
 Format penilaian Portofolio Proses
Sebagaimana isi dan kriteria penialain, maka format penilaian pun harus
mengacu pada tujuan.format penilaian banyak modelnya. Salah satunya bisa
menggunakan model skala dengan tiga kriteria, seperti: baik, cukup, kurang.

Contoh:

Kompetensi Dasar: Nama: Angga Zalindra

Mengoperasikan pesawat total station Tanggal: 20 November 2017

Indikator PENILAIAN

Baik Cukup Kurang


1. Melakukan pengukuran total
station

2. Melakukan pembacaan ukuran

3. melakukan pengolahan data hasil


pengukuran

4. Membuat table dan gambar

Dicapai melalui: Komentar guru:

- Bantuan guru

- Seluruh kelas

- Perorangan

Komentar orang tua:

6. Penilain proyek
Metode ini berangkat dari pemikiran Jhon Dewey tentang metode pemecahan
masalah dan dikembangkan oleh Kilpatrick dalam bentuk metode proyek. Istilah proyek
telah dipakai dalam latihan kerja tangan pada awal 1920, dan menunjuk pada setiap
masalah praksis yang melibatkan penggunaan fisik untuk menghasilkan suatu produk.
Pada waktu metode proyek digunakan dalam bidang pertanian dan kerajinan keluarga,
metode proyek Kilpatrisk tidak hanya sekedar sebuah teknik canggih, tetapi merupakan
sebuah filsafat pendidikan yang diterjemahkan dalam sebuah metode.
Metode proyek sebagian berakar pada reaksi Kilpatrick terhadap tidak
dipergunakannya metode pemecahan masalah oleh banyak guru, yang lebih ditekankan
dalam pembelajaran dengan menggunakan cara-cara yang konvensional.
Adapun metode pemecahan masalah dari Jhon Dewey, yang mengartikan pendidikan
adalah hidup, pertumbuhan, suatu rekonstruksi terus-menerus dari pengalaman yang
terakumulasi, dan suatu proses sosial. Langkah-langkahnya terdiri atas:
a.) Penyadaran masalah
b.) Perumusan masalah,
c.) Pengumpulan data,
d.) Penyusunan hipotesis, dan
e.) Pembuktian.

Untuk lebih memantapkan pengetahuan yang telah diajarkan, pengetahuan tersebut


hendanknya diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan kata lain, siswa
diminta untuk menghubungkan sebanyak mungkin pengetahuan yang diperolehnya.
Metode yang memungkinkan terlaksananya metode hal-hal itu adalah metode proyek.
Adapun yang dimaksud dengan metode proyek ialah salah satu cara pemberian
pengalaman belajar dengan menghadapakan anak dengan persoalan sehari-hari yang
harus dipecahkan secara berkelompok.

Menurut hasil penelitian terdapat hubungan yang erat antara proses memperoleh
pengalaman yang sebenarnya dengan pendidikan (Kolb, 1985:5).Oleh karena itu,
pendidikan bagi anak didik harus diintegrasikan dengan lingkungan kehidupan anak
yang banyak menghadapkan anak dengan pengalaman langsung. Lingkungan
kehidupan sebagai pribadi dan terutama lingkungan kehidupan anak dalam kelompok,
banyak memberikan pengalaman bagaimana cara melakukan sesuatu yang terdiri atas
serangkaian tingkah laku yang dimaksud.

a. Kelebihan Metode Proyek

1. dapat memperluas pemikiran anak didik yang berguna dalam menghadpi


masalah kehidupan.
2. dapat membina anak didik dengan kebiasaan menerapkan pengetahuan sikap,
dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari secara terpadu.
3. metode ini sesuai dengan prinsip-prinsip didaktik modern yang dalam
pengajaran perlu diperhatikan:
 kemampuan individual siswa danm kerja sama dalam keompok.
 Bahan pelajaran tak terlepas dari kehidupan riil sehari-hari yang penuh
dengan masalah.
 Pengembangan aktivitas, kreativitas dan pengalaman siswa banyak
dilakukan.
 Agar teori dan praktek, sekolah dan kehidupan masyrakat menjadi satu
kesatuan yang tak terpisahkan.

b. Kekurangan Metode Proyek.

1. kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini, baik secara vertical maupun
horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini.
2. pemilihan topic unit yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa, cukup fasilitas
dan sumber-sumber belajar yang diperlukan, bukanlah merupakan pekerjaan
sehari-hari,
3. bahan pelajaran sering menjadi luar sehungga dapat mengaburkan pokok unit
yang dibahas.

Bagaimana guru menilai kegiatan proyek merupakan perwujudan rancangan


penilaian yang sudah ditetapkan. Penilaian proyek merupakan bagian yang tak
terpisahkan dengan kegiatan pemberian pengalaman belajr dengan menggunakan
metode poryek. Tanpa adanya penilaian kegiatan ini, guru tidak dapat mengetahui
apakah tujuan yang ingin dicapai melalui metode proyek itu dapat dicapai secara
memadai, efektif,dan efisien.
Dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode proyek
diharapkan:

a. Anak dapat memecahkan masalah sesuai dengan tugas yang telah diberikan oleh
guru.
b. Anak menyelesaikan tenggung jawabnya secara tuntas.
c. Anak dapat menyelesaikan bagian pekerjaan bersama anak lain.
d. Anak menyelesaikan bagian pekerjaannya secara kreatif.

Berdasarkan hasil kinerja yang dicapai masing-masing anak dalam kelompok


kerja, maka guru dapat menarik kesimpulan apakah penerapan metode proyek itu baik
sekali, baik atau kurang baik.

Berdasarkan kesimpulan penilaian itu, guru dapat membuat keputusan


pengajaran. Apakah kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode proyek
itu harus diperbaiki atau ditingkatkan kualitas pelaksanaannya, atau ditinggalkan
kualitas pelaksanannya?.

7. Penilaian kinerja (performance assestment)


Asesmen Kinerja yaitu penilaian terhadap proses perolehan penerapan pengetahuan
dan keterampilan melalui proses pembelajaran yang menunjukan kemampuan siswa
dalam proses dan produk. Asesmen kinerja pada prinsipnya lebih ditekankan pada proses
keterampilan dan kecakapan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
Asesmen ini digunakan untuk menggambarkan proses, kegiatan, atau unjuk kerja,
proses, kegiatan, atau unjuk kerja dinilai melalui pengamatan terhadap siswa ketika
melakukannya. Penilaian unjuk kerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan
penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Misalnya penilaian terhadap
kemampuan siswa merangkai alat praktikum untuk percobaan sederhana dilakukan
selama siswa merangkai alat, bukan sebelum atau setelah alat dirancang.
Asesmen kinerja bisa digunakan untuk menilai kemampuan siswa dalam penyajian
lisan, pemecahan masalah dalam kelompok, partisipasi dalam diskusi, kemampuan siswa
menari, kemampuan siswa menyanyi, memainkan alat musik, dan sebagainya.
Dalam melakukan asesmen kinerja dapat 2 metode yang dapat digunakan, yaitu:
a. Asesmen kinerja yang berorientasi pada masa lalu (past oriented appraisal
methods). Yaitu penilaian kinerja atas kinerja seseorang dari pekerjaan yang telah
dilakukannya.
b. Asesmen kinerja yang berorientasi ke masa depan (future oriented appraisal
methods). Yaitu penilaian kinerja dengan menilai seberapa besar potensi seseorang
untuk melakukan kinerja di masa yang akan datang.

Penilaian hasil kerja dapat menggunakan daftar cek dan skala. Skala merupakan
alat untuk mengukur sikap, nilai, minat dan perhatian, dll, yang disusun dalam bentuk
pertanyaan untuk menilai responden dan hasilnya dalam bentuk rentangan nilai dengan
kreteria yang telah ditentukan.
Sumber

Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Cet.1. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Kementerian Agama RI

Doni , Sindu, BG Phalguna, Yogi. Evaluasi Pendidikan

https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/05/31/penilaian-berbasis-kelas/

http://atthamimy.blogspot.com/2014/11/metode-teknik-dan-instrumen-penilaian.html

https://cakheppy.wordpress.com/2011/04/09/metode-proyek/

https://lenterakecil.com/metode-penugasan/

https://masithahmahsa.wordpress.com/2014/03/08/penilaian-berbasis-kelas/
EVALUASI PEMBELAJARAN
PENILAIAN BERBASIS KELAS

OLEH:

NADILA SAPHIRA

1621040005

PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2018/2019

Anda mungkin juga menyukai