B. Metode, Teknik, dan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Ada beberapa teknik dan alat penilaian yang dapat digunakan guru sebagai sarana untuk
memperoleh informasi tentang keadaan belajar siswa. Penggunaan berbagai teknik dan alat itu
harus disesuaikan dengan tujuan penilaian, waktu yang tersedia, sifat tugas yang dilakukan siswa
dan banyaknya/jumlah materi pelajaran yang sudah disampaikan.[1]
Teknik penilaian adalah metode atau cara penilaian yang dapat digunakan guru untuk
mendapatkan informasi mengenai keadaan belajar dan prestasi peserta didik. Teknik penilaian
yang memungkinkan dan dapat dengan mudah digunakan oleh guru antara lain:
1. Teknik Tes
Istilah “tes” berasal dari bahasa Perancis, yaitu “testum”, berarti piring yang digunakan
untuk memilih logam mulia dari benda-benda lain, seperti pasir, batu, tanah, dan sebagainya. Tes
merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan
pengukuran, yang di dalamnya terdapat serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kecerdasan, kemampuan, atau bakat
yang dimiliki oleh sesesorang atau kelompok.
Dilihat dari bentuknya, maka penilaian jenis tes ini dapat diklasifikasikan menjadi 3
bagian, yaitu:
a. Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes yang soal-soalnya harus dijawab peserta didik dengan memberikan
jawaban tertulis. Jenis tes tertulis secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1.) Tes Bentuk Uraian
Bentuk uraian dapat digunakan untuk mengatur kegiatan-kegiatan belajar yang sulit
diukur oleh bentuk objektif. Disebut bentuk uraian, karena menuntut peserta didik untuk
menguraikan, mengorganisasikan dan menyatakan jawaban dengan kata-katanya sendiri dalam
bentuk, teknik, dan gaya yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Dilihat dari luas-sempitnya materi yang ditanyakan, maka tes bentuk uraian ini dapat
dibagi menjadi 2 bentuk, yaitu:
a.) Uraian Terbatas (Restricted Respons Items)
Dalam menjawab soal bentuk uraian ini, peserta didik harus mengemukakan hal-hal
tertentu sebagai batas-batasnya. Walaupun kalimat jawaban peserta didik itu beraneka ragam,
tetap harus ada pokok-pokok penting yang terdapat dalam sistematika jawabannya sesuai dengan
batas-batas yang telah ditentukan dan dikendaki dalam soalnya. Contoh:
Jelaskan bagaimana prosedur operasional sebuah pesawat komputer!
Sebutkan lima komponen dalam sistem komputer!
Kebaikan soal bentuk pilihan-ganda, antara lain: (1) cara penilaian dapat dilakukan
dengan mudah, cepat, dan objektif, (2) dapat mencakup ruang lingkup bahan/materi yang luas,
(3) mampu mengungkap tingkat kognitif rendah sampai tinggi, dan (4) dapat digunakan berulang
kali. Sedangkan kelemahannya antara lain: (1) proses penyusunan soal benar-benar
membutuhkan waktu yang lama, (2) memberi peluang siswa untuk menebak jawaban, dan (3)
kurang mampu meningkatkan daya nalar siswa.
c.) Menjodohkan (Matching)
Soal tes bntuk menjodohkan terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan jawaban yang
keduanya dikumpulkan pada dua kolom berbeda, yaitu kolom sebelah kiri menunjukkan
kumpulan persoalan, dan kolom sebelah kanan menunjukkan kumpulan jawaban. Bentuk soal
seperti ini sangat baik untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi
hubungan antara dua hal.
Untuk penyusunan soal bentuk ini perlu memperhatikan teknik berikut:
(1) Sesuaiakan dengan kompetensi dasar dan indikator.
(2) Kumpulan soal diletakkan di sebelah kiri, dan jawaban di sebelah kanan.
(3) Gunakan kalimat singkat dan terarah pada pokok persoalan.
Catatan:
Pemberian nilai dapat menggunakan angka 1 – 10 atau A, B, C, D
b. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu bentuk alat evaluasi jenis non-tes yang dilakukan
melalui percakapan dan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Ada beberapa teknik atau cara yang harus diperhatikan dalam melaksanakan wawancara,
yaitu:
1.) Pewawancara harus mempunyai background tentang apa yang akan ditanyakan.
2.) Dalam mewawancarai jangan terlalu kaku, tunjukkan sikap yang bersahabat, bebas, ramah,
terbuka, dan dapat menyesuaikan diri.
3.) Hilangkan prasangka-prasangka yang tidak baik.
4.) Pertanyaan hendaknya jelas, tepat, dan denan bahasa yang sederhana.
5.) Hindari kevakuman pembicaraan yang terlalu lama.
6.) Batasi waktu wawancara.
Prinsip dalam penilaian portofolio (portfolio assesment) adalah dokumen atau data hasil
pekerjaan siswa, baik berupa pekerjaan rumah, tugas atau tes tertulis seluruhnya digunakan untuk
membuat inferensi kemampuan dan perkembangan kemampuan siswa. Informasi ini juga
digunakan untuk menyusun strategi dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran.[12]
Contoh Format Penilaian Portofolio:
Format penilaian Portofolio Proses
Sebagaimana isi dan kriteria penialain, maka format penilaian pun harus mengacu pada
tujuan.format penilaian banyak modelnya. Salah satunya bisa menggunakan model skala dengan
tiga kriteria, seperti: baik, cukup, kurang.
Contoh:
Kompetensi Dasar: Nama: Angga Zalindra
Mengoperasikan komputer Nugraha
Berbasis Windows 2007 Tanggal: 20 November 2008
PENILAIAN
Indikator
Baik Cukup Kurang
1. Melakukan pengetikan dengan
Windows 2007
2. Melakukan layout naskah dengan
Word 2007
3. Mencetak naskah yang telah dibuat
4. Membuat table dan gambar
5. Memasukkan gambar ke dalam file
Perorangan
Jumlah 10
C. Kesimpulan
Dari pemaparan materi yang kami sajikan di atas, dapat kami tarik kesimpulan bahwa
dalam mengevaluasi hasil belajar peserta didik diperlukan metode atau teknik atau cara yang di
dalamnya mencangkup instrumen penilaian. Teknik penilaian hasil belajar tersebut dapat kami
sajikan dalam peta konsep sebagai berikut.
1. Teknik Tes
a. Tes Tertulis
1.) Tes Bentuk Uraian
2.) Tes Objektif
a.) Benar-Salah (True False, or Yes-No)
b.) Pilihan Ganda (Multiple Choice)
c.) Menjodohkan (Matching)
d.) Melengkapi (Completion)
b. Tes Lisan
c. Tes Perbuatan
2. Teknik Non-Tes
a. Observasi
b. Wawancara
c. Angket (Quetioner)
d. Daftar Cek (Check List)
3. Asesmen Berbasis Kelas
4. Asesmen Kinerja
5. Asesmen Portofolio
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran; Prinsip, Teknik, dan Prosedur. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Fajar, Arnie. 2004. Portofolio Dalam Pelajaran IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Thamrin. 2009. Penilaian Berbasis Kompetensi. Surakarta: FKIP UNS
Karyadi, Didit. 2011. Penilaian Berbasis Kelas. (http://didot4com.
wordpress.com/2011/01/24/penilaian-berbasis-kelas/)
Alimudin. 2009. Penilaian Berbasis kelas. (http://penilaianhasilbelajar. blogspot.com/)
http://zaenalabidin1357.blogspot.com/2013/04/assesment-kinerja- danassesment.html
http://fuadmje.wordpress.com/2011/11/05/instrumen-evaluasi-hasil-belajar
Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu:
a). Soal dengan memilih jawaban
pilihan ganda
dua pilihan (benar-salah, ya-tidak)
menjodohkan
Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar-salah, isian singkat, dan menjodohkan
merupakan alat yang hanya menilai kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat
(pengetahuan). Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan
memahami. Pilihan ganda mempunyai kelemahan, yaitu peserta didik tidak mengembangkan sendiri
jawabannya tetapi cenderung hanya memilih jawaban yang benar dan jika peserta didik tidak
mengetahui jawaban yang benar, maka peserta didik akan menerka.
Hal ini menimbulkan kecenderungan peserta didik tidak belajar untuk memahami pelajaran tetapi
menghafalkan soal dan jawabannya. Selain itu pilihan ganda kurang mampu memberikan informasi yang
cukup untuk dijadikan umpan balik guna mendiagnosis atau memodifikasi pengalaman belajar. Karena
itu kurang dianjurkan pemakaiannya dalam penilaian kelas.
Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut peserta didik untuk mengingat,
memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah dipelajari. Peserta didik
mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan
menggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini dapat menilai berbagai jenis kompetensi, misalnya
mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini antara lain cakupan
materi yang ditanyakan terbatas.
materi, misalnya kesesuian soal dengan kompetensi dasar dan indikator pencapaian pada
kurikulum tingkat satuan pendidikan;
konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas.
bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/ kalimat yang menimbulkan penafsiran
ganda.
kaidah penulisan , harus berpedoman pada kaidah penulisan soal yang baku dari berbagai
bentuk soal penilaian .
Untuk selengkapnya, bisa anda unduh file teknik penilaian tertulis ini, lengkap dengan Contoh Penilaian
Tertulis, Contoh alat penilaian terlampir. Pada artikel berikut ini: contoh model penilaian kelas